Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Dalam istilah elektro, transformator adalah suatu alat yang dapat mengubah
energi listrik menjadi energi listrik dengan frekuensi yang sama. Perubahan energi
listrik yang terjadi adalah perubahan tegangan dan arus. Pada transformator suplai
tegangan dan arus yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC).
Sedangkan tegangan dan arus searah (DC) tidak dapat dikonversikan oleh
transformator.
karena suplai tegangan dan arus yang masuk dari pembangkit tenaga listrik adalah
mengalami kerusakan. Contoh kerusakan yang bisa terjadi adalah kerusakan pada
salah satu belitan fasanya, sehingga menyebabkan penyaluran tegangan dan arus
terputus. Hal ini akan mengakibatkan kerugian baik di pihak produsen listrik maupun
1
konsumen yang memakai listrik. Oleh karena itu harus dilakukan suatu tindakan
sementara agar transformator yang rusak tersebut dapat terus bekerja melayani beban
keadaan terjadi kerusakan pada salah satu belitan fasanya dan hanya dua belitan fasa
yang dapat bekerja untuk menyalurkan tegangan dan arus tiga fasa. Pengujian ini
dengan keadaan ketika terjadi kerusakan seperti diatas. Oleh karena itu perlu
keadaan darurat, ketika terjadi kerusakan pada salah satu fasanya dan hanya
dua fasa yang dapat bekerja untuk menyalurkan tegangan dan arus tiga fasa.
Agar tujuan penulisan tugas akhir ini sesuai dengan yang diharapkan serta
terfokus pada judul dan bidang yang telah disebutkan di atas, maka penulis
2
1. Pengujian efisiensi transformator dalam keadaan normal hubungan
hubungan Open-Delta.
daya.
Delta.
3
dalam menemukan suatu metode untuk mengetahui atau meningkatkan
A. Metode Penulisan
topik tugas akhir ini dari buku-buku referensi baik yang dimiliki oleh
penulis atau di perpustakaan dan juga dari artikel-artikel, jurnal, internet dan
lain-lain
3. Studi bimbingan yaitu dengan melakukan diskusi tentang topik tugas akhir
ini dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak departemen
mahasiswa.
4
B. Sistematika Penulisan
berikut.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TRANSFORMATOR
hubungan delta dan hubungan open delta, arus dan tegangan serta daya
5
BAB IV PERBANDINGAN EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA
HUBUNGAN OPEN-DELTA
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil percobaan.
6
BAB II
TRANSFORMATOR
II.1 UMUM
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang
lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet.
Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis,
dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer, dan kumparan sekunder. Rasio
perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan pada kedua kumparan
itu. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga yang dibelit seputar “kaki” inti
transformator.
satu alasan penting dalam pemakaiannya dalam penyaluran tenaga listrik arus bolak-
balik, karena arus bolak – balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan
penyaluran tenaga listrik. Pada penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik terjadi
kerugian energi sebesar I2R watt. Kerugian ini akan banyak berkurang apabila
transmisi tenaga listrik senantiasa mempergunakan tegangan yang tinggi. Hal ini
dilakukan terutama untuk mengurangi kerugian energi yang terjadi, dengan cara
7
transmisi ke tegangan saluran transmisi antara 100 kV sampai 1000 kV, kemudian
menurunkannya lagi pada ujung akhir saluran ke tegangan yang lebih rendah.
transformator tenaga. Disamping itu ada jenis – jenis transformator lain yang banyak
dipergunakan, dan yang pada umumnya merupakan transformator yang jauh lebih
tegangan dari lemari es dengan tegangan yang berasal dari jaringan listrik umum.
Atau transformator yang lebih kecil, yang dipakai pada lampu TL. Atau, lebih kecil
Pada dasarnya transformator terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang
dibelitkan pada inti ferromagnetik. Transformator yang menjadi fokus bahasan disini
Konstruksi transformator daya ada dua tipe yaitu tipe inti ( core type ) dan tipe
cangkang ( shell type ). Kedua tipe ini menggunakan inti berlaminasi yang terisolasi
satu sama lainnya, dengan tujuan untuk mengurangi rugi-rugi arus eddy.
Tipe inti ini dibentuk dari lapisan besi berisolasi berbentuk persegi dan
kumparan transformatornya dibelitkan pada dua sisi persegi. Pada konstruksi tipe inti,
8
Gambar 2.1. Konstruksi transformator tipe inti ( core form )
( Gambar 2.2. )
9
Gambar. 2.2 Konstruksi lempengan logam inti transformator bentul L dan U
Jenis konstruksi transformator yang kedua yaitu tipe cangkang yang dibentuk
dari lapisan inti berisolasi, dan kumparan dibelitkan di pusat inti. Pada transformator
F ( Gambar. 2.4 ).
10
Gambar. 2.4. Konstruksi lempengan logam inti transformator bentuk E, I dan F
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah dan menyalurkan
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian ke rangkaian listrik
yang lain melalui suatu gandengan megnet dan berdasarkan prinsip induksi
keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak
jauh.
Transformator terdiri atas dua buah kumparan ( primer dan sekunder ) yang
bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektrik namun berhubungan
secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi ( reluctance ) rendah. Apabila
bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut
membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di
kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi sendiri ( self induction )
dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari
11
kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama ( mutual induction ) yang
sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer
dφ
e = (-) N (volt)....………………………………..( 2.1 )
dt
N = jumlah lilitan
dφ
= perubahan fluks magnet
dt
Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat
untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara
rangkaian.
magnetic circuit )
tegangan V1 yang sinusoidal, akan mengalirkan arus primer I0 yang juga sinusoid dan
12
dengan menganggap belitan N1 reaktif murni. I0 akan tertinggal 900 dari V1. Arus
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan. Induksi е1 ( Hukum Faraday )
dΦ
e1 = -N 1
dt
dΦ max sin ωt
e1 = -N 1
dt
Φ = Fluks magnet
Harga efektif :
- N 1ωΦ max
E1 =
2
- N1 2πfΦ max
E1 =
2
E1 = 4, 44 N1 f Фmax (volt)....................................................(2.4)
f = Frekuensi
Φ = Fluks magnet
13
Bila rugi tahanan dan adanya fluksi adanya fluksi bocor di abaikan akan terdapat
hubungan
E 1 V1 N 1
= = = a ........................................................... (2.5)
E 2 V2 N 2
a = Faktor transformasi
I1 I2
14
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet ( ggm ) N2 I2 yang
cenderung menentang fluks ( Ф ) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan Im.
I 2' I0 I2
Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus
mengalir arus I2’, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga
I1 = I0 + I2' (ampere)..............................................................(2.6)
sekunder saja ( Ф2 ) dalam model rangkaian ekivalen yang dipakai untuk menganalisis
15
tahanan ditunjukan dengan R1 dan R2, dengan demikian model rangkaian dapat
I1 R1 X1 I2' I2 R2 X2
I0
AC Im Ic Z
Xm Rc
N1 N2
harganya perlu dikalikan dengan faktor a2, dimana a = E1/E2. Sekarang model
I1 R1 X1 I2' a2 R2 a2 X2
I0
Im a2 Z aV2
AC Ic
Xm Rc
16
I1 I 2' R1 X1 a2 R2 a2 X2
I0
Im a2 Z aV2
AC Ic
Xm Rc
I1 I 2' Rek X ek
I0
Im a2Z aV 2
AC Ic
Xm Rc
ekivalen) Rc, Xm, Rek dan Xek dapat ditentukan besarnya dengan dua macam
pengukuran ( test ) yaitu pengukuran beban nol dan pengukuran hubungan singkat.
17
Dalam keadaan tanpa beban bila kumparan primer di hubungkan dengan
sumber tegangan V1, maka hanya I0 yang mengalir dari pengukuran daya yang masuk
( P1).
P A
V V
V1 2
Rc = (ohm)......................................................................(2.9)
P1
V1 jX m R c
Z0 = =
P1 R c + jX m (ohm)...................................................... (2.10)
Dengan demikian, dari pengukuran beban nol dapat diketahui harga Rc dan Xm
sehingga hanya impedansi Zek = Rek + j Xek yang membatasi arus. Karena harga Rek
dan Xek ini relatif kecil, harus dijaga agar tegangan masuk ( Vhs ) cukup kecil,
sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal. Harga I0 akan relatif kecil
18
bila dibandingkan dengan arus nominal, sehingga pada pengukuran ini dapat
diabaikan.
P A
V A
Dengan mengukur tegangan Vhs, arus Ihs dan daya Phs, akan dapat dihitung
parameter :
Phs
R ek = (ohm).............................................................(2.11)
( I hs ) 2
Vhs
Z ek = = R ek + jX ek (ohm) .............................................(2.12)
I hs
X ek = Z 2 ek R 2 ek (ohm) ...................................................(2.13)
19
Rugi Besi Histeresis
Rugi yang disebabkan arus mengalir pada kawat tembaga dapat ditulis sebagai
berikut :
Karena arus beban berubah – ubah, rugi tembaga juga tidak konstan bergantung pada
beban. Dan perlu diperhatikan pula resistansi disini merupakan resistansi AC.
• Rugi histerisis, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak – balik pada inti
Kh = konstanta
20
• Rugi arus eddy , yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi.
Dirumuskan sebagai :
Ke = Konstanta
Pi = Ph + Pe ............................................................... (2.17)
II.5.3 Efisiensi
Pout
η=
Pin
Pout
η == ..................................................... (2.18)
Pout + Σrugi 2
∑ rugi = Pcu + Pi
BAB III
21
III.1 TRANSFORMATOR TIGA FASA
III.1.1 UMUM
fasa (susunan 3 fasa = 3 phase bank) dengan salah satu cara dari berbagai cara
menghubungkan belitan transformator. Pada tiga buah transformator satu fasa yang
dipakai sebagai transformator tiga fasa setiap kumparan primer dari satu
pada transformator tiga fasa ini besar tegangan antar fasa (VL-L) dan daya
tegangan fasa netral (VL-N) serta arus dari masing-masing transformator tergantung
Ada beberapa jenis hubungan belitan yang terdapat pada transformator tiga
fasa ini. Hubungan Y-Δ biasa digunakan untuk menurunkan tegangan, dari tegangan
tinggi ke tegangan menengah atau rendah. Satu diantara alasannya adalah karena
dengan menggunakan hubungan belitan ini untuk membumikan dari sisi tegangan
tinggi telah tersedia saluran netral. Dapat dibuktikan bahwa hubungan belitan ini
tinggi. Hal ini juga bertujuan sama, agar pada sisi tegangan tingginya apabila akan
Hubungan Δ-Δ adalah salah satu jenis hubungan belitan yang istimewa.
Keuntungannya yaitu salah satu kaki transformator dapat dipindahkan apabila terjadi
22
kerusakan atau apabila akan dilakukan perawatan, sementara dua yang tertinggal
dapat terus beroperasi sebagai bank-3 fasa dengan rating KVA yang turun sampai
dengan 57,7% dari bank yang asli. Hubungan ini dikenal sebagai hubungan belitan
Open-Delta. Hubungan Y-Y paling jarang digunakan karena kesukaran dalam gejala
Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh arus pusar di dalam inti,
rangkaian magnetik itu biasanya terdiri dari setumpuk laminasi tipis. Dua jenis
konstruksi yang biasa dipergunakan diperlihatkan pada gambar 3.1 dan 3.2 berikut
ini.
PRIMER
SEKUNDER
23
TRAFO TIGA FASA TIPE CANGKANG
a b
Φ A/ 2 ΦA/ 2
d c
PRIMER
SEKUNDER
n m
ΦB / 2 ΦB / 2
r q
ΦC / 2 ΦC / 2
Dalam jenis inti (core type) kumparan dililitkan disekitar dua kaki inti
magnetik persegi. Dalam jenis cangkang (shell type) kumparan dililitkan sekitar kaki
tengah dari inti berkaki tiga dengan laminasi silikon-steel. Umumnya digunakan
untuk transformator yang bekerja pada frekuensi dibawah beberapa ratus Hz. Silikon-
steel memiliki sifat-sifat yang dikehendaki yaitu murah, rugi inti rendah dan
permeabilitas tinggi pada rapat fluks tinggi. Inti transformator yang dipergunakan
dalam rangkaian komunikasi pada frekuensi tinggi dan tingkat energi rendah, kadang-
permalloy.
24
Kebanyakan fluks terkurung dalam inti dan karena itu dirangkum oleh kedua
kumparan. Meskipun fluks bocor yang dirangkum salah satu kumparan tanpa
dirangkum yang lain merupakan bagian kecil dari fluks total, ia mempunyai pengaruh
bagi kumparan dalam bagian-bagian yang diletakkan sedekat mungkin satu sama
lainnya. Dalam konstruksi jenis inti (core type), tiap kumparan dari dua bagian, satu
bagian pada setiap kaki dari kedua kaki inti. Kumparan primer dan sekunder
merupakan kumparan yang konsentris. Dalam konstruksi janis cangkang (shell type)
berbagai variasi susunan kumparan konsentris dapat digunakan atau kumparan dapat
terdiri dari sejumlah “apem” (pancake) tipis disusun dalam satu tumpukan dengan
Secara umum hubungan belitan tiga fasa terbagi atas dua jenis, yaitu
hubungan wye (Y) dan hubungan delta (Δ). Masing-masing hubungan belitan ini
dihubungkan wye ataupun delta. Kedua hubungan ini dapat dijelaskan secara
terpisah, yaitu :
25
Hubungan ini dapat dilakukan dengan menggabungkan ketiga belitan
IR
R
Z01
E1
IN
N
E1 E1
Z01 Z01
IS
S
IT
T
Dan,
26
2. Hubungan delta (Δ)
Hubungan delta ini juga mempunyai tiga buah belitan dan masing-masing
IR
R
E1
Z01
E1
IS
S
Z01
E1
IT
T
Dan,
FASA
27
Dalam sistem tenaga listrik transformator tiga phasa digunakan karena
pertimbangan ekonomis dan efisien. Pada transformator tiga phasa terdapat dua
hubungan belitan utama yaitu hubungan delta dan hubungan bintang. Dan ada empat
Hubungan Y-Y pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada Gambar 3.7
berikut ini.
a . . a'
N p1 Ns1
b+ . . + b'
N p2 Ns2
V LP VΦ p VΦ s V
LS
c - . . + c'
N p3 Ns3
Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan
adalah:
VLP 3 VφP
= =a ………………..( 3.10 )
VLS 3 VφS
Pada hubungan Y-Y ini jika beban transformator tidak seimbang maka tegangan pada
28
2. Hubungan Wye-Delta ( Y-Δ )
Hubungan Y- Δ pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada Gambar 3.8
berikut ini.
a . . a'
Np1 Ns1
VΦp
VLP VLS
VΦs
b . . b'
Np2 Ns2
c . . c'
Np3 Ns3
Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan
phasa primer VLP = 3 VφP dan tegangan kawat ke kawat sekunder sama dengan
tegangan phasa VLS = VΦS. Sehingga diperoleh perbandingan tegangan pada hubungan
VLP 3 VφP
= = 3 a …………..( 3.11 )
VLS VφS
Hubungan ini lebih stabil dan tidak ada masalah dengan beban tidak seimbang dan
harmonisa.
29
3. Hubungan Delta – Wye (Δ – Y )
dibawah ini.
a+ . . + a'
Np1 Ns1 VΦ s
V LP VΦ p
b-
VL S
. . c'
Np2 Ns2
c
. . - b'
Np3 Ns3
Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa
primer VLP = VΦP dan tegangan sisi sekunder VLS = 3 VφS . Maka perbandingan
VLP VφP 3
= = ……………( 3.12 )
VLS 3 VφS a
Hubungan ini memberikan keuntungan yang sama dan beda phasa yang sama seperti
pada hubungan Y- Δ.
4. Hubungan Delta-Delta (Δ – Δ )
3.10 berikut :
30
a+ . . + a'
b- - b'
. .
Np2 Ns2
c c'
. .
Np3 Ns3
Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama untuk primer
dan sekunder transformator VLP = VΦP dan VLS = VΦS. Maka hubungan tegangan
VLP VφP
= =a ……………..( 3.13 )
VLS VφS
Perbedaan phasa pada hubungan ini tidak ada dan stabil terhadap beban tidak
III.2.1 UMUM
hubungan belitan Δ-Δ atau sering juga disebut hubungan delta. Jenis hubungan ini
memang jarang dipergunakan secara umum dalam penyaluran tenaga listrik. Akan
tetapi jenis hubungan belitan ini memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan
dengan jenis hubungan belitan yang lain. Hubungan belitan ini biasa dipergunakan
untuk melayani beban lampu satu fasa yang kecil dan beban daya tiga fasa yang
31
bekerja secara terus menerus. Transformator ini tidak bermasalah dengan tegangan
lebih akibat harmonisa ketiga atau interferensi saluran telekomunikasi. Akan tetapi,
dihubungkan pada tap pengatur yang sama dan memiliki rasio tegangan yang sama.
Akan tetapi jika dua buah belitannya memiliki nilai impedansi yang identik
dan belitan ketiga memiliki nilai impedansi kira-kira, plus atau minus, 25 % dari nilai
mengoperasikan hubungan Δ–Δ, dengan sedikit pembebanan tiga fasa yang tidak
yang tidak seimbang, nilai beban harus dicek dan disesuaikan dengan kemampuan
Hubungan Δ–Δ ini pada transformator tiga phasa ditunjukkan pada Gambar
3.9 berikut :
32
a+ . . + a'
b- - b'
. .
Np2 Ns2
c c'
. .
Np3 Ns3
adalah perbedaan phasa pada hubungan ini tidak ada dan stabil terhadap beban tidak
seimbang dan harmonisa. Selain itu keuntungan lain yang dapat diambil adalah
apabila transformator ini mengalami gangguan pada salah satu belitannya maka
transformator ini dapat terus bekerja melayani beban walaupun hanya menggunakan
dua buah belitan saja. Hubungan belitan yang dimaksud adalah hubungan belitan
Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama untuk
primer dan sekunder transformator VAB = VBC = VAC = VLN. Maka hubungan
33
Dimana : VL-L = Tegangan line to line
Sedangkan arus pada transformator tiga fasa hubungan delta dapat dituliskan
sebagai berikut :
Pout Pout
η= = .....................................( 3.18 )
Pin Pout + Σrugi 2
∑ rugi = Pcu + Pi
34
III.3.1 UMUM
Hubungan belitan delta adalah hubungan belitan yang paling fleksibel jika
keuntungan dari hubungan belitan ini adalah jika salah satu belitannya mengalami
kerusakan atau tidak dapat melayani beban, sisa dua belitan lainnya dapat
Open-Delta.
A a
B b
C
c
A a
B b
C c
Sekalipun besar daya yang diterima pada beban berkurang beberapa persen
dari rating KVA transformator tiga fasa hubungan delta-nya, yaitu 0<cosΦ<0,866
35
pada transformator hubungan Open-Delta dengan memisalkan KVA kedua
transformator adalah sama, hubungan belitan ini mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pengiriman daya ke beban agar kontinuitas beban diperoleh dengan
baik untuk sementara sehingga sistem bekerja terus menerus sampai ada perbaikan
DELTA
kerusakan tersebut akan diperbaiki atau diganti dengan transformator yang baru.
Disamping bersifat sementara (temporer) transformator ini dapat juga bekerja secara
permanen.
1. Temporer
Telah kita ketahui bahwa pada beberapa industri sangat diperlukan kontinuitas
daya yang baik. Tetapi apabila salah satu belitan dari transformator tiga fasa ini
mengalami gangguan dan menyebabkan kedua belitan yang lainnya bekerja tidak
seimbang sehingga fasa-fasa yang tadinya stabil menjadi tidak stabil. Hal ini
menyebabkan pengiriman daya terganggu dan kerugian yang sangat besar akan
peranan penting dalam kejadian ini. Pada kejadian ini perubahan belitan pada inti
36
tidak perlu dilakukan untuk mengurangi lekage impedance untuk memperoleh sistem
lebih seimbang. Hubungan ini dapat dipakai sementara sebelum adanya pergantian
2. Permanen
Open-Delta ini cukup mampu untuk pengiriman daya yang dibuat khusus, karena
industri itu cukup mempunyai tenaga teknis untuk itu dan dipandang lebih ekonomis
paling besar adalah sistem dapat lebih seimbang kalau dibandingkan dengan tidak
dibuat satu transformator khusus untuk melayani beban ini, sebab belitan konduktor
pada inti dapat dibuat sehingga leakage impedance menjadi lebih kecil dan akhirnya
DELTA.
Anggap sebuah beban tiga fasa yang seimbang dengan faktor daya didapat
dari transformator tiga fasa hubungan delta. Pencabutan dari salah satu belitan dari
pelayanan beban akan menghasilkan arus pada dua buah belitan lainnya bertambah
dengan rasio 1,73 kali, walaupun output dari transformator sama dengan faktor daya
sebelum salah satu belitan dilepas. Pada saat ini, masing-masing belitan dari
transformator bekerja pada faktor daya 0,866. Salah satu belitan transformator
37
menyuplai daya mendahului, dan yang satu lagi menyuplai daya tertinggal. Untuk
mengoperasikan sisa belitan dari transformator hubungan delta (atau sekarang adalah
hubungan Open-Delta) dengan aman, beban yang terhubung harus dikurangi sampai
3VL - L IL
SΔ-Δ = (kVA)……………..( 3.19 )
1000
3VL - L IL
S Δ-Δ = (kVA)……………..( 3.20 )
3x1000
SΔ - Δ 1
= = 0.577 or 57 .7% ……………..( 3.21 )
SΔ - Δ 3
IL = arus saluran, A
Perhatikan bahwa dua buah belitan dari transformator dari hubungan Open-
Delta seharusnya dapat menyuplai 66,6 persen dari kapasitas total transformator
hubungan delta, tetapi kedua belitan tersebut hanya dapat menyuplai 57,7 persen dari
= 0,866, adalah faktor utilitas dari kedua belitan transformator ketika dalam keadaan
berbeban. Dengan dioperasikan seperti ini, transformator masih dapat mengirim daya
tiga fasa dengan urutan belitan yang sama, tetapi kapasitas dari transformator
38
berkurang hingga 57,7 persen dari kapasitas total transformator ketika terhubung
delta.
akan berubah. Perubahan nilai efisiensi didapatkan dari berkurangnya daya input
yang masuk ke transformator dan dari terbatasnya beban yang dapat dilayani oleh
Pout Pout
η= = ...........................................( 3.22 )
Pin Pout + Σrugi 2
∑ rugi = Pcu + Pi
39
BAB IV
HUBUNGAN OPEN-DELTA
IV.1 UMUM
khusus pada transformator tiga fasa. Hubungan belitan ini dilakukan apabila pada
menggunakan dua buah belitannya daya tiga fasa dapat terus disalurkan kepada
konsumen. Akan tetapi daya yang dialirkan berkurang jika dibandingkan dengan
pemakaian transformator tiga fasa hubungan Delta dan transformator tiga fasa
hubungan Open-Delta. Dalam percobaan ini digunakan beban jenis lampu pijar 40
40
watt yang dirangkai sedemikian rupa dan dengan menggunakan saklar sehingga besar
data pada Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas
tiga fasa adalah sama dengan analisa karakteristik pada transformator satu fasa, hanya
transformator tiga fasa, terutama adalah rugi-rugi inti transformator tiga fasa tesebut.
Sedangkan arus beban nol yang mengalir ada dua komponen, yaitu :
1. Arus rugi-rugi inti atau arus penguat yaitu arus yang aktif yang dapat
2. Arus yang timbul karena adanya fluks yang menimbulkan arus eddy dan arus
41
Pada keadaan beban nol, Io sangat kecil maka rugi-rugi tembaga pada sisi
primer dapat diabaikan, jadi rugi-rugi yang ada praktis hanya rugi-rugi besi.
Untuk menghitung faktor daya beban nol pada transformator tiga fasa dapat dihitung
sebagai berikut :
P0
Cos φ o = .................................................( 4.2 )
V1 I 0
V1 V1
Rc = = ......................................( 4.3 )
Ic I o Cos φ o
V1 V1
Xm = = ......................................( 4.4 )
Im I 0 Sin φ 0
V0
Dimana Physteresis = K h = , dan Peddy current = Kc V02
f
Tujuannya agar didapat karakteristik daya hubung singkat yang merupakan rugi-rugi
42
tembaga kumparan belitan transformator. Dan juga karakteristik tegangan jatuh yang
Sehingga
Vsc
Z 01 = R 01 2 + X 01 2 = ................................................( 4.5 )
I1
Daya input
Daya output
43
= Pin – Pcu-Pinti
Berarti daya output lebih rendah daripada daya input, dikarenakan adanya rugi-rugi
Pout
η= × 100% ................................................................( 4.10 )
Pin
V1 ¬V2
VR = × 100 % ........................................................( 4.11 )
V2
44
6. Kabel Secukupnya
P
P
T V V
A
C
A
P
T P
V A
A
C
A
45
P
T P P
V V
Z
A
C
A A
P
P
T V V
A
C
A
P
T P
V A
A
C
A
46
P
T P P
V V
Z
A
C
A A
sesuai yang diinginkan. Rangkaian beban dapat dilihat dalam gambar 4.7 berikut
ini :
x x x x x x
x x x x x x
x x x x x x
x x x x x x
x x x x x x
x x x x x x
47
- Hubungan Δ-Δ
1. Rangkai peralatan percobaan seperti gambar 4.1 diatas. Atur range alat ukur
4. Untuk setiap kenaikan tegangan V1 catat pembacaan alat ukur A1, W1 dan V2.
6. Percobaan selesai.
- Hubungan Δ-Δ
1. Rangkai peralatan percobaan seperti gambar 4.2 diatas. Atur range alat ukur
4. Untuk setiap kenaikan tegangan V1 catat pembacaan alat ukur A1, W1 dan V2.
6. Percobaan selesai.
48
IV.5.2 Percobaan Hubung Singkat
- Hubungan Δ-Δ
1. Rangkai peralatan percobaan seperti gambar 4.3 diatas. Atur range alat ukur
Power Supply.
4. Untuk setiap kenaikan arus I1 catat pembacaan alat ukur V1, W1 dan I2.
5. Turunkan kembali arus I1 dan matikan kembali Power Supply, multimeter dan
wattmeter.
6. Percobaan selesai.
- Hubungan Δ-Δ
1. Rangkai peralatan percobaan seperti gambar 4.4 diatas. Atur range alat ukur
Power Supply.
4. Untuk setiap kenaikan arus I1 catat pembacaan alat ukur V1, W1 dan I2.
49
5. Turunkan kembali arus I1 dan matikan kembali Power Supply, multimeter dan
wattmeter.
6. Percobaan selesai.
- Hubungan Δ-Δ
1. Rangkai peralatan percobaan seperti gambar 4.5 diatas. Atur range alat ukur
5. Untuk setiap kenaikan arus I2 catat pembacaan alat ukur A1, W1, A2, V2 dan
8. Percobaan selesai.
- Hubungan Δ-Δ
1. Rangkai peralatan percobaan seperti gambar 4.6 diatas. Atur range alat ukur
50
3. Atur tegangan pada sisi primer sebesar 50 Volt konstan.
5. Untuk setiap kenaikan arus I2 catat pembacaan alat ukur A1, W1, A2, V2 dan
8. Percobaan selesai.
Departemen Teknik Elektro FT-USU. Adapun data Name Plate yang tertera di badan
Frekuensi : 50 hz
51
Tegangan sisi sekunder : 127 – 220 Volt
- Hubungan Δ-Δ
P1 1.6
Faktor Daya Transformator Cos φ = = = 0.94
V1 I1 10 × 0.17
V1 10
Tahanan inti besi Rc = = = 62 .5Ω
Ic 0.159
V1 10
Reaktansi magnetisasi Xm = = = 172 .50 Ω
Im 0.057
Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga didapat tabel
52
No Cos Φ Rc (Ω) Xm (Ω) Ic (A) Im(A)
1 0.941 62.51 172.51 0.159 0.057
2 0.675 129.78 117.35 0.154 0.170
3 0.641 167.41 139.52 0.179 0.215
4 0.532 215.63 134.91 0.185 0.296
5 0.635 174.97 143.92 0.283 0.347
6 0.532 185.58 116.16 0.323 0.516
7 0.501 145.83 87.19 0.480 0.831
Grafik
40
35
30
25
P0 (watt)
- Hubungan Δ-Δ
53
Percobaan beban nol diperoleh data sebagai berikut :
Analisa Data :
P1 2.0
Faktor Daya Transformator Cos φ = = = 0.8
V1 I1 10 × 0.25
V1 10
Tahanan inti besi Rc = = = 50Ω
Ic 0.2
V1 10
Reaktansi magnetisasi Xm = = = 66 .67 Ω
Im 0.15
Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga didapat tabel
54
Grafik
35
30
25
P0 (watt)
20
Rugi-rugi Beban Nol
15
10
0
0 20 40 60
V1 (volt)
Analisa Pengukuran
Dari percobaan beban nol terlihat bahwa transformator tiga fasa hubungan
beban nol. Dari grafik daya beban nol terlihat bahwa rugi-rugi beban nol
- Hubungan Δ-Δ
55
Tabel 4.5 Data Percobaan Hubung Singkat Hubungan Delta
Analisa Data :
V1 0.62
Impedansi hubung singkat Z ek = = = 0.72 Ω
I1 0.85
P1 0.5
Tahanan hubung singkat R ek = 2 = = 0.692Ω
I1 0.852
Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga didapat tabel
Grafik
56
Rugi-rugi Hubung Singkat Hubungan Delta
14
12
10
Psc (watt)
8
Rugi-rugi Hubung
6 Singkat
0
0 2 4 6 8
Isc (amp)
- Hubungan Δ-Δ
Analisa Data :
V1 1.46
Impedansi hubung singkat Z ek = = = 0.912 Ω
I1 1.60
P1 2.0
Tahanan hubung singkat R ek = 2 = = 0.781Ω
I1 1.60 2
57
Reaktansi hubung singkat
Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga didapat tabel
Grafik
30
25
20
Psc (watt)
Rugi-rugi Hubung
15
Singkat
10
0
0 2 4 6
Isc (amp)
Analisa Pengukuran
Dari percobaan hubung singkat dapat kita ketahui bahwa baik pada
58
besar jika arus yang mengalir pada kumparan transformator semakin besar
juga.
- Hubungan Δ-Δ
V1 = 50 Volt
Analisa Data :
P2 80
Efisiensi Transformator η= × 100% = × 100% = 97.56%
P1 82
Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga didapat tabel
59
6 10 97.64
Tabel 4.10 Analisa Data Percobaan Berbeban Hubungan Delta
- Hubungan Δ-Δ
V1 = 50 Volt
Analisa Data :
P2 155
Efisiensi Transformator η= × 100% = × 100% = 86.11%
P1 180
Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga didapat tabel
60
6 40 95.23
Tabel 4.12 Analisa Data Percobaan Berbeban Hubungan Open-Delta
Grafik
Losses
45
40
35
Losses (watt)
30
25 Open Delta
20 Delta
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6
Switch Beban
Efisiensi
100
98
96
94
Efisiensi
92
Delta
90
Open-Delta
88
86
84
82
80
1 2 3 4 5 6
Switch Beban
Analisa Pengukuran
1. Dari grafik percobaan berbeban dapat kita ketahui bahwa nilai Losses pada
61
2. Dari grafik dapat juga kita ketahui bahwa nilai efisiensi transformator tiga
BAB V
KESIMPULAN
V.1 Kesimpulan
62
Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pada percobaan beban nol, baik hubungan Delta maupun hubungan Open-
Delta semakin besar harga V0 maka akan semakin besar juga harga I0 dan
3. Pada percobaan hubung singkat, semakin besar harga I1 maka nilai Isc dan
kenaikan harga I1, P1 dan P2 akan semakin besar dengan menjaga tegangan
DAFTAR PUSTAKA
63
1. Chapman, Stephen J, ”Electric Machinery Fundamentals”, 3rd Edition, Mc
Yogyakarta, 1997.
2001.
7. Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”, Edisi ke-5,
64