Professional Documents
Culture Documents
BAB I
MOTOR DAN RANGKAIAN KONTROL
a. MENJALANKAN MOTOR
Ketika motor akan dijalankan, kecepatan dan tegangan induksi Ea masih sama
dengan nol. Sehingga sesuai dengan persamaan bahwa :
Ia = (Vt – Ea)/Ra,
untuk Ea = 0 dan Ra yang cukup kecil maka arus Ia yang mengalir akan besar sekali.
Oleh karena itu untuk membatasi arus jangkar Ia yang sangat besar pada waktu
motor saat dijalankan maka perlu dipasang tahanan mula yang dipasang seri terhadap
tahanan jangkar. Secara perlahan lahan tegangan induksi dibangkitkan dan rotorpun mulai
berputar. Bersamaan dengan ini tahanan mula pun secara perlahan-lahan diturunkan.
Sehingga besarnya arus jangkar (Ia) adalah :
Ia = (Vt – Ea)/Rx,
M R3 R2 R1
Elektronika Industri 2 1
Motor dan Rangkaian Kontrol
b. PENGATURAN KECEPATAN
Ada tiga metode untuk pengaturan kecepatan shunt wound motor, yaitu ; kuat
medan, tahanan pengaturan dan pengaturan tegangan armatur. Kecepatan motor dapat
dijelaskan pada persamaan berikut :
N = ( Va – Ia.Ra)/φf
Dari persamaan yang ditunjukkan diatas maka kecepatan dapat diubah ubah dengan
mengatur variabel ; Va , Ra dan φf
Jika kuat medan magnit dikurangi, maka kecepatan motor akan naik. Kenaikan
kecepatan ini terjadi dengan pengurangan kuat medan sebab antara tegangan jala-jala dan
cemf yang baru menghasilkan pertambahan arus armatur, sehingga akan terjadi pertambahan
torsi keluaran. Torsi T dikaitkan dengan flux (φ.f) dan arus armatur (Ia) adalah sesuai dengan
persamaan berikut :
T = K.φf.Ia
Elektronika Industri 2 2
Motor dan Rangkaian Kontrol
Rmak
speed
medan
Vdc Rmin
Torsi
Gambar 1.2
Pengaturan kecepatan motor shunt yang di dasarkan pada penguatan medan
Elektronika Industri 2 3
Motor dan Rangkaian Kontrol
Metode tahanan dengan melemahkan medan dan pengurangan arus armatur adalah
sangat sederhana dan murah. Dan akan berguna untuk pengaturan kecepatan shunt wound dc
motor dibawah nilai ratenya. Metode ini masih sangat banyak digunakan pada aplikasi
industri di lingkungan industri. Kedua rheostat seri dan rheostat paralel digunakan untuk
memperbaiki pengaturan kecepatan shunt wound motor. Operasi kecepatan dapat
dipengaruhi oleh perubahan torsi beban. Paralel armatur yang mempunyai variabel tahanan
paralel dengan armatur dan menambah arus yang melalui tahanan seri dan akan mengurangi
perbedaan antara tanpa beban dan arus beban penuh. Tahanan seri digunakan untuk
mengatur tegangan armatur, seperti metode pengaturan armatur pada motor shunt.
Metode tahanan untuk pengaturan kecepatan adalah dengan pengaturan loop terbuka
(tanpa feedback). Metode ini masih sering dipakai di industri. Motor sering dikontrol dengan
pengaturan bermacam macam tegangan armatur. Pengaturan tegangan armatur dapat
dengan loop terbuka atau loop tertutup. Gambar 1.3 menunujukkan pengaturan tegangan
armatur dengan open loop. Metode ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :
Elektronika Industri 2 4
Motor dan Rangkaian Kontrol
medan Vdc
Digunakannya UJT oscilator pada gambar 1.4 akan memberikan range yang lebih lebar
dari pengaturan kecepatan. Kedua rangkaian ini tanpa filter arus dc yang digunakan sebagai
sumber power. Tanpa filter sumber ini diperlukan untuk komutasi SCR. Pemulsaan arus dc
juga dipersiapkan untuk meng-OFF-kan UJT oscilator, sehinggan akan dimulai dengan
beban siklus yang baru pada tiap tiap siklus pemulsaan tegangan suppli. Tegangan yang
Elektronika Industri 2 5
Motor dan Rangkaian Kontrol
melalui kapasitor naik secara ekponensial. Jika ini melebihi tegangan yang didasarkan pada
tegangan yang melalui Base1-base2 UJT, maka akan terjadi penyalaan dan pulsa gate Vg
akan terbangkit. Tahanan pengaturan kecepatan menjadi besar, dan terjadi kelambatan pulsa
Vg dan kecepatan menjadi rendah.
Motor seri didisain untuk dioperasikan pada arus dc atau arus ac dan mampu pada
kecepatan dan torsi starting yang tinggi. Kecepatan motor seri dapat diubah dengan
mengubah tegangan yang melalui motor. Hal ini dapat disempurnakan dengan tiga metode,
yaitu : pengaturan tahanan seri, pengaturan tahanan paralel (shunt) dan pengaturan
variabel tegangan. Kurva kecepatan-torsi dapat diperoleh dengan menggunakan rheostat
yang diseri dengan motor, seperti pada gambar 1.5(a). Pengaturan tahanan seri
mempunyai karakteristik starting yang baik ( mempunyai torsi tinggi pada kecepatan
rendah). Tahanan seri akan meyebabkan drop tegangan pada rangkaian yang proporsional
dengan arusnya. Tegangan drop ini melalui resistor yang akan menambah beban motor.
Tegangan yang melalui motor akan berkurang dengan bertambahnya beban dan kecepatan
akan turun secara drastis dengan pertambahan beban. Juga dengan tahanan yang lebih besar,
kecepatan dropnya juga bertambah besar karena bebannya bertambah. Resistor seri akan
mempunyai pengaruh yang sangat besar pada torsi starting. Arus maksimum akan mengalir
bila motor di-start dan nilai tahanannya akan jatuh yang akan menyebabkan nila
tegangannya sangat rendah. Resistor seri biasanya akan diatur untuk starting dengan
tahanan minimum dan penguatan kecepatan motor bertambah. Di dalam teori motor
dapat diatur mendekati berhenti.
Pengaturan tahanan shunt pada motor seri (kurva kecepatan torsi) ditunjukkan pada
gambar 1.5(b). Motor seri dapat juga dikontrol dengan mengatur tahanan paralel yang
melalui armatur. Range pengaturan kecepatan pada metode ini biasanya dibatasi karena
bertambahnya arus harus melalui kumparan medan dan menyebabkan pertambahan panas.
Walaupun range kecepatan dibatasi, metode ini memperbaiki pengaturan kecepatan,
sebagaimana ditunjukkan pada kurva, jika dengan starting torsi yang baik. Ini adalah
metode yang sangat baik untuk menyesuaikan kecepatan pada saat dioperasikan paralel
Elektronika Industri 2 6
Motor dan Rangkaian Kontrol
Jika motor seri dijalankan pada arus ac sebaik dengan arus dc, maka pengaturan dapat
dengan setengah gelombang atau gelombang penuh. Pengaturan setengah gelombang dapat
dengan menggunakan SCR. dan operasinya seperti pada gambar 1.4.
Elektronika Industri 2 7
Motor dan Rangkaian Kontrol
Bila dengan pengoperasian arus ac, maka pengaturan dengan gelombang penuh dapat
dilakukan seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.6. Ini adalah pengaturan dengan open
loop. Waktu pengisian kapasitor dan waktu pentrigeran dilakukan dengan mengatur
tahanan R2. Bila diac di triger maka triac akan ON.
medan
Motor
Seri
DIAC Triacs
c. PENGEREMEN MOTOR
Motor bila tidak dihubungkan dengan sumber daya maka motor akan meluncur berhenti.
Bila diperlukan untuk menghentikan motor dengan cepat maka dapat dilakukan dengan
pengereman. Pengereman dapat dilakukan dengan beberapa metode. Ada tiga cara dasar
untuk menurunkan kecepatan motor yaitu secara aksi mekanis, aksi dinamik dan plugging.
Aksi dinamik atau pengereman dengan listrik dapat dilakukan dengan mengubah
hubungan ke motor dengan atau tanpa menggunakan sumber daya bantu. Jika motor sedang
berjalan maka akan berfungsi sebagai generator dan dihungkan dengan beban hasilnya
merupakan pengereman dinamik. Motor itu akan secara cepat. Aksi generator merubah
energi mekanik ke dalam energi listrik dan disipasi energi ini ada pada (tahanan).
Pengereman dinamik hanya ada bila motor sedang berputar, tipe mekanis ini yang
digunakan untuk pemeriksaan beban setelah ber henti.
Elektronika Industri 2 8
Motor dan Rangkaian Kontrol
Pada shunt wound dc motor untuk tujuan pengereman listrik, jika mesin dioperasikan
sebagai motor, cemf (counter electromotive force) akan menentang tegangan jala-jala
armatur. Pengereman dinamik diperbaiki dengan tidak menghubungkan armatur dari sumber
power dan tempat pembatas arus tahanan melalui terminal armatur. Armatur akan diputar
pada medan magnit dan selanjutnya akan membangkitkan cemf yang proporsional dengan
kuat medan. Arus armatur yang melalui resistor akan berlawanan dengan yang dihasilkan
tegangan jala-jala. Pembalikan arus ini pada armatur akan menghasilkan torsi yang
berlawanan dengan aksi motor sebenarnya dan menyebabkan putaran motor turun. Untuk
mengurangi kecepatan maju, tegangan pembangkitan juga dikurangi Cara hubungan
pengereman dinamik dari shunt wound dc motor, ditunjukkan pada gambar 1.7
Run Stop
medan
M E
Resistor dipilih biasanya arus pengereman awal 150 % dari arus normal. Kumparan
medan dapat disambung atau tak disambung ke armatur motor yang telah terhenti. Bila
rheostat medan digunakan, biasanya hubung singkat menambah medan membantu dalam
pengereman. Pengereman dinamik menggunakan motor seri seperti ditunjuk kan pada
gambar 1.8, tetapi hubungannya lebih lengkap. Jika motor tidak dihubungkan ke jala-jala
yang paralel dengan tahanan maka tak akan ada pengereman. Hal ini dikarenakan arus yang
mengalir melalui medan mempunyai arah yang salah ( terjadi demagnetisasi medan ).
Elektronika Industri 2 9
Motor dan Rangkaian Kontrol
Bila motor berjalan dan arus mengalir, cemf dari armatur berlawanan. Arus medan
mengalir dari jala-jala. Supaya terjadi pengereman maka medan harus dihubungkan dalam
arah yang berlawanan sehingga arus mengalir dalam arah yang sama ketika motor
dihubungkan dengan jala-jala. Bila switch pada posisi 2, resistor dihubungkan secara seri
dengan medan dan armatur. Hal yang perlu dicatat adalah hubungan medan dibalik sehingga
arus yang mengalir menyebabkan emf armatur dalam arah yang sama sama seperti pada
saat dihubungkan sebagai motor. Energi akan secara cepat didisipasikan ke resistor dan
armatur akan berhenti berputar.
Run
Stop
Run Stop
E M medan
Stop
Run
Kombinasi pengereman dinamik dan pengereman mekanis dapat digunakan bila beban
sangat besar yang harus dihentikan. Sebab gaya beban akan digunakan sebagai pengereman
mekanis juga secara cepat, pengereman dinamik juga digunakan untuk memperlambat beban
dan kemudian pengereman mekanis dipakai sebagai akhir dari pengereman dan menahan
beban jika diperlukan.
Elektronika Industri 2 10
Motor dan Rangkaian Kontrol
Pengereman dinamik pada permanen magnit (PM) motor dapat menggunakan dengan
cara yang sama dengan shunt wound motor, yaitu : armatur tidak dihubungkan dan terminal
diparalel dengan resistor. Perbedaan yang ada bila dengan shunt wound motor adalah
motor tidak dapat secara dinamik untuk di rem jika power dihilangkan. Arus medan harus
ada untuk membangkitkan untuk pengereman dinamik. Dengan PM motor maka
penghilangan power tidak mempengaruhi kemampuan pengereman sebab medannya tidak
terpengaruh. Relay yang normal tertutup (normally closed relay) melalui armatur akan
secara otomatis fungsi disini power dihilangkan dan beban armatur yang melaluinya
sebagai tahanan pengereman. Karakteristik ini penting dan sangat berguna. Misalnya dapat
digunakan pada driver magnetik tape reel untuk mencegah hal yang tidak diinginkan dalam
peniadaan power.
Kecepatan motor dapat dikontrol dengan mengatur rasio waktu bertambah atau
berkurang sehingga kecepatan dapat bertambah atau berkurang.
Elektronika Industri 2 11
Motor dan Rangkaian Kontrol
Gambar 1.9
Rangkaian transistor untuk kontrol kecepatan dengan menggunakan PWM untuk menjalankanmotor dc.
Gambar 1.10
Bermacam-macam kecepatan motor dc dengan PWM dengan sinyal dari mikroprosessor.
Elektronika Industri 2 12
Motor dan Rangkaian Kontrol
Tabel 1.1
Program untuk membangkitkan sinyal PWM untuk kecepatan variabel untuk menjalankan motor DC
ORG 8500H
;
MAIN ROUTINE
00FD DRIVE EQU 0FDH
8500 01 0100 START: LD BC, 0100H
;
8503 3E 01 ON1: LD A,1
8505 D3 FD OUT (DRIVE),A
8507 50 LD D,B
8508 CD 8530 CALL WIDTH
850B 3E 00 OFF1: LD A,0
850D D3 FD OUT (DRIVE),A
850F 51 LD D,C
8510 CD 8530 CALL WIDTH
8513 04 INC B
8514 OD DEC C
8515 C2 8503 JP NZ, ON1
;
8518 3E 01 ON2: LD A,1
851A D3 FD OUT (DRIVE), A
851C 51 LD D,C
851D CD 8530 CALL WIDTH
8520 3E 00 OFF2: LD A, 0
8522 D3 FD OUT (DRIVE), A
8524 50 LD D,B
8525 CD 8530 CALL WIDTH
8528 04 INC B
8529 OD DEC C
852A C2 8518 JP NZ, 0N2
;
852D C3 8500 JP START
; Pulse Width Subroutine
8530 15 WIDTH: DEC D
8531 00 NOP
8532 00 NOP
8533 00 NOP
8534 00 NOP
8535 C2 8530 JP NZ,WIDTH
8538 C9 RET
END
Elektronika Industri 2 13
Motor dan Rangkaian Kontrol
Elektronika Industri 2 14
Motor dan Rangkaian Kontrol
90 o , 60 o dan 45 o
dan motor ini plikasinya terbatas untuk mesin-mesin ukuran kecil,
misalnya untuk gyro repeater kontrol untuk penerbangan, printer komputer, dan lain-lain.
Motor stepper sudut kecil mempunyai sudut step per pulsa 7,5 o sampai dengan 11,25 o
per pulsa.
Elektronika Industri 2 15
Motor dan Rangkaian Kontrol
Motor ini mempunyai karakteristik torsi yang tinggi, akurasi sudut yang tinggi dan respon
frekwensi yang tinggi. Ukuran motor ini bervariasi, mulai daru ukuran yang kecil (
beberapa ratus g-cm) sampai ukuran besar ( beberapa kg-cm atau 1 Hp). Penampang
melintang motor ini seperti pada gambar 1.12. Dalam hal lain motor ini tidak efisien
energi tetapi mempunyai karakteristik yang baik.
• Eksitasi 1-phasa
Eksitasi ini untuk mendapatkan karakteristik yang terlihat jelas akurasi
susdut stepnya, seperti pada tabel berikut :
Phasa
Step P1 P2 P3 P4
1 1 0 0 0
2 0 1 0 0
3 0 0 1 0
4 0 0 0 1
Elektronika Industri 2 16
Motor dan Rangkaian Kontrol
• Eksitasi 2-phasa
Eksitasi ini untuk mendapatkan karakteristik motor berhenti setimbang
antara dua phasa A dan B dan dengan cara ini torsi outputnya akan
bertambah 20% sampai 40%. Eksitasinya seperti pada tabel berikut :
Phasa
Step P1 P2 P3 P4
1 1 1 0 0
2 0 1 1 0
3 0 0 1 1
4 1 0 0 1
Phasa
Step P1 P2 P3 P4
1 1 0 0 0
2 1 1 0 0
3 0 1 0 0
4 0 1 1 0
5 0 0 1 0
6 0 0 1 1
7 0 0 0 1
8 1 0 0 1
Elektronika Industri 2 17
Motor dan Rangkaian Kontrol
VCC+12v
Untuk menjalankan motor stepper 3-phasa dengan mikroprosesor maka dapat dilihat
flowchart pada gambar 1.14, dan sebagai contoh menggunakan eksitasi 1-phasa dan
programnya dapat dilihat pada tabel 1.2.
Elektronika Industri 2 18
Motor dan Rangkaian Kontrol
START
OUTPUT
00000001B
TIMER
OUTPUT
00000010B
TIMER
OUTPUT
00000100B
TIMER
Elektronika Industri 2 19
Motor dan Rangkaian Kontrol
ORG 8400H
MAIN ROUTINE ;
;
00FD DRIVE EQU OFDH
;
8400 3E 02 LOOP: LD A,01H
8402 D3 FD OUT (DRIVE),A
8404 CD 8418 CALL TIME
8407 3E 08 LD A,02H
8409 D3 FD OUT (DRIVE),A
840B CD 8418 CALL TIME
840E 3E 20 LD A,04H
8410 D3 FD OUT (DRIVE),A
8412 CD 8418 CALL TIME
8415 C3 8400 JP LOOP
;
TIME SUBROUTINE ;
;
8418 06 64 TIME: LD B,100
841A 0E 64 LOOPA: LD C,100
841C 0D LOOPB: DEC C
841D C2 841C JP NZ,LOOPB
8420 05 DEC B
8421 C2 841A JP NZ,LOOPA
8424 C9 RET
END
Elektronika Industri 2 20
Motor dan Rangkaian Kontrol
a. CYCLOCONVERTER
Cycloconverter digunakan untuk mengubah arus ac frequensi tinggi ke frequensi rendah.
Rangkaian dasar ditunjukkan pada gambar 1.15, yang mempunyai dua pulsa fasa konverter
kontrol. Satu grup positip dan satu grup yang lain negatip, yang disebut dengan dual
konverter. Arus output tiap grup hanya mengalir melalui satu arah. Untuk menghasilkan arus
ac pada beban, kedua grup dihubungkan secara paralel. Grup positip (SCR1 dan SCR3) arus
beban mengalir positip setengah siklus, bila V(AN) dan V(BN) positip, dan grup negatip
(SCR2 dan SCR4) arus beban mengalir negatip setengah siklus, bila V(AN) dan V(BN)
negatip. Bentuk gelombang seperti pada gambar 1.16 dan diasumsikan sebagai beban
induktif. Tegangan V(AN) dan V(BN) mempunyai fasa keluaran 180 derajad. Dengan
bermacam-macam titik penyulutan thyristor (t1 sampai t4) dan tegangan output beban dapat
bervariasi seperti ditunjukkan pada gambar 1.16.
TRAFO
CT SCR1
Grup
positip
V(AN) SCR3
BEBAN
V(BN) SCR2
Grup
negatip
SCR4
Elektronika Industri 2 21
Motor dan Rangkaian Kontrol
b. INVERTER
Gambar 1.17 menjelaskan prinsip pembangkitan tegangan phasa tunggal dari dc ke
ac dengan menggunakan rangkaian H-bridge. Arus dc dialirkan ke beban melalui switch S1
dan S2. Pada kondisi (1), S1 pada A dan S2 pada B, oleh karena itu tegangan positip
dialirkan ke beban. Pada kondisi (3), S1 pada B dan S2 pada A, oleh karena itu tegangan
negatip dialirkan ke beban. Pada kondisi (2) dan (4) kedua switch pada B dan pada A. Bila
kondisi (1) dan (3) pembalikannya diulang, maka gelombang tegangan segi empat akan
melalui beban, seperti pada gambar 1.17(a). Jika kondisi (2) atau (4) maka potensial
beban nol, dan bentuk elombang (b) akan diperoleh. Pada tabel A yang atas untuk inverter
dengan switch S1 dan S2. Jika dua switch diganti kembali dengan transistor, skema dasar
dari H-bridge inverter ditunjukkan pada gambar 1.12.
Elektronika Industri 2 22
Motor dan Rangkaian Kontrol
S1 S2 S1 S2
E BEBAN E BEBAN
(1) (2)
S1 S2 S1 S2
E BEBAN E BEBAN
(3 (4)
Gambar 1.17
Prinsip dasar phasa tunggal bridge inverter
Tr1 Tr3
E BEBAN
Tr2
Tr4
Gambar 1.18
Bridge inverter dengan menggunakan empat transistor dan empat diode
Elektronika Industri 2 23
Motor dan Rangkaian Kontrol
Empat transistor juga empat diode diperlukan. Bila Tr1 ON dan Tr2 OFF maka
terminal A pada potensial C. Sebaliknya bila Tr1 OFF dan Tr2
ON maka potensialnya GND. Kesamaannya bila Tr3 ON dan Tr4 OFF maka
terminal B pada C. Bila kondisi switching berlawanan maka akan berada pada GND. Bila
kondisi switching diubah dari satu keadaan ke keadan lain antara dua pasang transistor
maka kedua transistor harus di OFF kan untuk waktu yang singkat. Hal ini untuk
menghindari adanya short circuit pada keadaan transien dimana dua transistor secara
simultan akan menutup. Disini switching dari keadaan ON ke keadaan OFF pada transistor
secepat mungkin, sementara itu switching dari OFF ke ON harus dibawah keluar dengan
kelambatan tertentu.
Untuk mode lanjutan, jika urutan switching dipakai untuk menghasilkan petak
ON/OFF seperti ditunjukkan pada gambar 1.19 (a) dan (b), bentuk gelombang tegangan
timbul melalui beban seperti pada gambar 1.19(c). Teknik ini dikaitkan sebagai PWM
sinusoidal. Komponen dasar pada beban tegangan ditunjukkan oleh kurva garis patah
patah (c) dan komponen harmonis yang lebih tinggi sedikit berbeda untuk komponen
pulsa. Penggunaan dua H-bridge inverter (gambar 1.20) inverter dua phasa dapat
direalisasikan. Dan digunakan untuk menjalan kan motor induksi atau motor sinkron.
Elektronika Industri 2 24
Motor dan Rangkaian Kontrol
Gambar 1.19
Bentuk gelombang PWM untuk memperoleh gelombang sinusoidal dengan H-bridge inverter.
Tr5 Tr7
Tr1 Tr3
E PHASA 1 PHASA 2
Tr
Tr4
Tr6 Tr8
Elektronika Industri 2 25
Motor dan Rangkaian Kontrol
Tr5
Tr1 Tr3
E U V W
Tr
Tr4
Tr6
Urutan switching pada gambar 1.22 ini ditentukan oleh aturan bahwa satu dari tiga switching
tidak pada terminal positip dan terminal negatip tetapi terbuka. Pada gambar ini distribusi
arus dan resultante medan magnit menunjukkan putaran medan magnit motor. Rotor
ditempatkan pada medan magnit ini untuk memutar dalam arah yang sama. Jika urutan
dibalik, medan magnit dan rotor disini akan berputar searah jarum jam. Ini yang seharusnya
dicatat bahwa pada proses ini switch dihubungkan ke E dan GND untuk tiap tiap interval 120
derajat tiap siklus.
Elektronika Industri 2 26
Motor dan Rangkaian Kontrol
(a) (b)
Gambar 1.22 Urutan switching inverter tipe 180 derajat (a) dan 120 derajad (b)
Elektronika Industri 2 27
Motor dan Rangkaian Kontrol
Pada tipe 180 derajat atau 120 derajat, medan magnit putar intervalnya pada 60 derajat.
Perbedaannya dapat dilihat pada bentuk gelombang tegangan. Gambar 1.23 mengilustrasikan
perbandingan dua metode urutan bila hubungan star dan delta digunakan. Alasan ini bahwa
(1/3)E dan (2/3)E muncul pada terminal tegangan dengan acuan ke netral pada pengoperasian
180 derajat, seperti yang dijelaskan pada gambar 1.24 dan gambar 1.25.
Pada beban induktif seperti motor induksi dijalankan pada 120 derajat maka bentuk
gelombang akan terdeviasi seperti yang digambarkan karena terminal potensial pada perioda
OFF akan dipengaruhi oleh kelakuan arus transien. Pada pengoperasian 180 derajat bentuk
gelombang line-to-line tidak tergantung pada karakteristik beban.
Gambar 1.23
Perbandingan gelombang tegangan antara120 derajat dan 180 derajat pada beban resistif ( dengan
hubungan bintang dan delta )
Elektronika Industri 2 28
Motor dan Rangkaian Kontrol
Gambar 1.24 Perbedaan metode hubungan Star dan Delta dengan metode 180 derajad
Elektronika Industri 2 29
Motor dan Rangkaian Kontrol
Gambar 1.27
Sistem drive motor dc brushless dengan menggunakan
jembatan inverter tiga phase, mikroprocessor dan posisi kontrol
Elektronika Industri 2 30
Motor dan Rangkaian Kontrol
Pada gambar 1.27 ditunjukkan sistem drive motor dc brushless, pada sistem motor dc
brushless ini terdapat sensor hall yang digunakan sebagai sensor posisi.
Baik hubungan delta maupun hubungan bintang dapat digunakan pada sistem drive
motor dc brushless. Tetapi dalam hal ini menggunakan hubungan bintang, mengenai rangkaian
switch dari inverter 6-step metode konduksi 180 derajad merupakan rancangan dasar untuk
sistem pengaturan motor dc brushless. Sistem drive motor dc disini menggunakan sensor
posisi, dan mendapatkan informasi posisi dari sinyal output yang diberikan oleh sensor Hall
Elektronika Industri 2 31
Motor dan Rangkaian Kontrol
Pada dasarnya sensor akan ditempatkan pada 120 derajad untuk motor dua kutup seperti
yang ditunjukkan pada gambar 1.29. Tetapi sensor juga dapat dapat ditempatkan pada interval
60 derajad seperti pada gambar 129. Dari gambar ini dapat diketahui bahwa susunan 120
derajad dan 60 derajad hampir sama dengan motor 4 kutup atau lebih.
Elektronika Industri 2 32
Motor dan Rangkaian Kontrol
Gambar 1.29
Jumlah Kutub Magnet dan Susunan Elemen Hall
Elektronika Industri 2 33