You are on page 1of 5

ARTIKEL ASLI

MEDICINA 2017, Volume 48, Number 1: 49-53


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

Status hiperosmolar hiperglikemik

Gede Semarawima*

ABSTRAK CrossMark

Krisis hiperglikemia merupakan komplikasi akut yang dapat terjadi hingga beberapa minggu. Pemeriksaan fisik biasanya pasien dengan
pada diabetes melitus (DM), baik tipe 1 maupun tipe 2. Keadaan status mental stupor atau koma disertai dengan dehidrasi sangat berat
tersebut merupakan komplikasi serius yang mungkin terjadi sekalipun dan pada pemeriksaan penunjang dijumpai glukosa plasma lebih
pada DM yang terkontrol baik. Status hiperosmolar hiperglikemik dari 600 mg/dL, pH arteri lebih dai 7,3, keton urine ringan dengan
(SHH) merupakan gangguan metabolik akut yang dapat terjadi osmolalitas serum melebihi 320 mOsm/kg. Tujuan dari terapi SHH adalah
pada pasien diabetes melitus, yang ditandai dengan hiperglikemia, untuk memastikan volume sirkulasi dan sirkulasi jaringan, penurunan
hiperosmolaritas, dan dehidrasi tanpa adanya ketoasidosis. Krisis secara bertahap kadar glukosa serum dan osmolalitas plasma,
hiperglikemia pada diabetes tipe 2 biasanya terjadi karena ada keadaan koreksi ketidakseimbangan elektrolit, mengatasi faktor pencetus dan
yang mencetuskannya. Faktor pencetus krisis hiperglikemia ini antara melakukan monitoring serta intervensi terhadap gangguan fungsi
lain infeksi, penyakit vaskular akut, trauma, luka bakar, kelainan kardiovaskular, paru, ginjal dan susunan saraf pusat. Komplikasi pada
gastrointestinal (pankreatitis akut, kholesistitis akut), obat-obatan. krisis hiperglikemik akibat SHH oleh karena efek samping proses
Patofisiologi SHH ditandai dengan defisiensi konsentrasi insulin yang pengobatan adalah hipoglikemia dalam kaitanya dengan pemberian
relatif, namun cukup adekuat untuk menghambat terjadinya lipolisis insulin yang berlebihan, hipokalemia dalam kaitan dengan pemberian
dan ketogenesis. Diagnosis ditegakkan dari hasil anamnesis poliuria, insulin. Edema serebral adalah komplikasi SHH yang ditandai dengan
polidipsi dan penurunan berat badan berlangsung beberapa hari penurunan tingkat kesadaran, nampak lemah dan sakit kepala.

Kata kunci: Diabetes melitus, hiperosmolar, hiperglikemik


Cite Pasal Ini: Semarawima., G. 2017. Status hiperosmolar hiperglikemik. Medicina 48(1): 49-53. DOI:10.15562/medi.v48i1.25

ABSTRACT

Hyperglycemia crisis is an acute complication that can occur in several weeks. Physical examination usually patients with mental
diabetes mellitus (DM), type 1 and type 2. The condition is a serious status stupor or coma accompanied by severe dehydration and in the
complication that may occur even in well-controlled diabetes. investigation found plasma glucose of more than 600 mg/dL, more
Condition of hyperosmolar hyperglycemic state (HHS) is an acute than arterial pH 7.3, with a mild urinary ketones exceeding osmolality
metabolic disorder that can occur in patients with DM, which is serum of 320 mOsm/kg. The goal of therapy is to ensure that the
characterized by hyperglycemia, hyperosmolar and dehydration volume HHS circulation and tissue perfusion, a gradual decrease in
without ketoacidosis. The crisis of hyperglycemia in type 2 diabetes glucose serum levels and plasma osmolality, correction of electrolyte
usually occurs because of there are circumstances that cause. imbalances, addressing precipitating factors and monitoring and
Hyperglycemia crisis precipitating factors include infection, intervention on cardiovascular function disorders, lung, kidney and
acute vascular disease, trauma, burns, gastrointestinal disorders central nervous system. Complications in a hyperglycemic crisis due to
(acute pancreatitis, acute cholecystitis) and drugs. Hyperosmolar HHS because of side effects of the treatment process is hypoglycemia
hyperglicemic state pathophysiology is characterized by a deficiency in relation to the provision of excess insulin, hypokalemia in
Bagian/SMF Ilmu Anestesi dan
Terapi Intensif Fakultas Kedokteran of insulin concentration relative, but adequate to inhibit lipolysis connection with the administration of insulin. HHS cerebral
Universitas Udayana/Rumah Sakit and ketogenesis. Diagnosis will be found from the anamnesis like edema is a complication that is characterized by decreased level of
Umum Pusat Sanglah Denpasar polyuria, polydipsia, polyphagia and weight loss lasts a few days to consciousness, appear weak and headaches.
Bali

*
Correspondence to: Gede Keywords: Diabetes mellitus, hyperglycemia, hyperosmolar
Semarawima Departments of Cite This Article: Semarawima., G. 2017. Status hiperosmolar hiperglikemik. Medicina 48(1): 49-53. DOI:10.15562/medi.v48i1.25
Anesthesiology and Intensive
Therapy Udayana University Medical
School/Sanglah Hospital Denpasar
Bali PENDAHULUAN
Krisis hiperglikemia merupakan komplikasi akut pada DM yang terkontrol baik. Krisis hiperglikemia
Diterima: 21 mei 2016 yang dapat terjadi pada diabetes melitus (DM), baik dapat terjadi dalam bentuk ketoasidosis diabeti-
Disetujui: 5 juli 2016 tipe 1 maupun tipe 2. Keadaan tersebut merupakan kum (KAD), status hiperosmolar hiperglikemik
Diterbitkan: 2 januari 2017 komplikasi serius yang mungkin terjadi sekalipun (SHH) atau kondisi yang mempunyai elemen kedua

49
ARTIKEL ASLI

keadaan diatas. Ketoasidosis diabetikum adalah gastrointestinal (pankreatitis akut, kholesistitis


keadaan yang ditandai dengan asidosis metabo- akut, obstruksi intestinal), obat-obatan (diure-
lik akibat pembentukan keton yang berlebihan, tika, steroid, agen antipsikotik atipikal, glukagon,
sedangkan SHH ditandai dengan hiperosmolalitas interferon, agen simpatomimetik seperti albuterol,
berat dengan kadar glukosa serum yang biasanya dopamin, dobutamin, dan terbutalin).5
lebih tinggi dari KAD murni.1,2
Salah satu kendala dalam laporan mengenai
PATOFISIOLOGI
insidensi, epidemiologi dan angka kematian KAD
adalah belum ditemukannya kesepakatan tentang Status hiperosmolar hiperglikemik ditandai dengan
definisi KAD. Sindroma ini mengandung trias yang defisiensi konsentrasi insulin yang relatif, namun
terdiri dari hiperglikemia, ketosis dan asidemia. cukup adekuat untuk menghambat terjadinya
Konsensus diantara para ahli dibidang ini menge- lipolisis dan ketogenesis. Beberapa studi mengenai
nai kriteria diagnostik untuk KAD adalah pH perbedaan respon hormon kontra regulator pada
arterial kurang dari 7,3, kadar bikarbonat kurang KAD dan SHH memperlihatkan hasil bahwa pada
dari 15 mEq/L, dan kadar glukosa darah lebih dari SHH pasien memiliki kadar insulin yang cukup
250 mg/dL disertai ketonemia dan ketonuria sedang.3 tinggi, dan konsentrasi asam lemak bebas, kortisol,
Status hiperglikemik hiperosmolar pertama kali hormon pertumbuhan, dan glukagon yang lebih
dilaporkan oleh Sament dan Schwartz pada tahun rendah dibandingkan dengan pasien KAD.5
1957. Status hiperosmolar hiperglikemik didefi- Walaupun patogenesis terjadinya KAD dan SHH
nisikan sebagai hiperglikemia ekstrim, osmolalitas serupa, namun keduanya memiliki perbedaan. Pada
serum yang tinggi dan dihidrasi berat tanpa keto- SHH akan terjadi keadaan dehidrasi yang lebih
sis dan asidosis yang signifikan. Pada umumnya berat, kadar insulin yang cukup untuk mencegah
keton serum negatif dengan pemeriksaan metoda lipolisis besar-besaran dan kadar hormon kontra
nitroprusid pada dilusi 1 berbanding 2, bikar- regulator yang bervariasi.6
bonat serum lebih dari 20 mEq/L, dan pH arterial
lebih  dari 7,3. Hiperglikemia pada SHH biasanya
DIAGNOSIS KLINIS
lebih berat dari pada KAD, kadar glukosa darah
lebih dari 600 mg/dL biasanya dipakai sebagai Diagnosis secara klinis untuk membedakan antara
kriteria diagnostik. Status hiperosmolar hiperglike- KAD dan SHH tidaklah mudah. Gejala yang
mik lebih sering terjadi pada usia tua atau pada dialami oleh pasien dapat serupa. Anamnesis mani-
mereka yang baru didiagnosis sebagai diabetes festasi klinis dari KAD biasanya berlangsung dalam
dengan onset lambat.2,3 waktu singkat, dalam kurun waktu kurang dari
24 jam. Poliuria, polidipsia dan penurunan berat
badan dapat berlangsung selama beberapa hari,
DEFINISI
sebelum terjadinya ketoasidosis, muntah dan nyeri
Status hipersomolar hiperglikemik merupakan perut. Nyeri perut yang menyerupai gejala akut
gangguan metabolik akut yang dapat terjadi pada abdomen, dilaporkan terjadi pada 40-75% kasus
pasien diabetes melitus, yang ditandai dengan KAD. Dalam suatu penelitian, didapatkan hasil
hiperglikemia, hiperosmolaritas, dan dehidrasi bahwa kemunculan nyeri perut dapat dikaitkan
tanpa adanya ketoasidosis. Istilah SHH merupakan dengan kondisi asidosis metabolik, namun bukan
istilah yang sekarang digunakan untuk menggan- karena hiperglikemia atau dehidrasi. Untuk SHH,
tikan KHH (Koma Hiperosmolar Hiperglikemik) manifestasi klinis dapat terjadi dalam beberapa hari
dan HHNK (Hiperglikemik Hiperosmolar Non hingga beberapa minggu. Pasien dapat mengalami
Ketotik) karena koma dapat terjadi lebih dari 50% poliuria, polidipsia, dan penurunan kesadaran
kasus, dan ketosis ringan juga dapat ditemukan yang progresif akibat osmolalitas darah yang sangat
pada pasien dengan SHH.1,4 tinggi. Nyeri perut juga jarang dialami oleh pasien
SHH. Dari pemeriksaan fisik didapatkan dehidrasi
sangat berat, bau nafas keton tidak ada, status
PENYEBAB
mental sampai koma.6
Krisis hiperglikemia pada diabetes tipe 2 biasanya
terjadi karena ada keadaan yang mencetuskannya.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Faktor pencetus krisis hiperglikemia ini antara
lain infeksi (pneumonia, infeksi saluran kencing, Walaupun diagnosis KAD dan SHH dapat ditega-
sepsis), penyakit vaskular akut (penyakit sere- kkan dari klinis, namun konfirmasi dengan
brovaskular, infark miokard akut, emboli paru), pemeriksaan laboratorium harus dilakukan.
trauma, luka bakar, hematom subdural, kelainan Hasil  laboratorium yang dapat ditemukan adalah

50 Medicina; 48(1): 49-53 | doi: 10.15562/Medicina.v48i1.25


ARTIKEL ASLI

glukosa plasma lebih dari 600 mg/dL, pH arteri lebih 5-10% secara intravena. Pemberian  insulin tetap
dari 7,3, bikarbonat serum lebih dari 15  mEq/L, diberikan untuk mempertahankan glukosa darah
keton urin derajat ringan, keton serum derajat pada nilai tersebut sampai keadaan ketoasidosis
ringan, osmolalitas serum lebih dari  320  mOsm/ dan hiperosmolalitas teratasi.8-10
kg.6,9 Ketika protokol KAD atau SHH berjalan, evalu-
asi terhadap glukosa darah kapiler dijalankan setiap
1-2 jam dan darah diambil untuk evaluasi elektro-
TATA LAKSANA
lit serum, glukosa, BUN, kreatinin, magnesium,
Tujuan dari terapi KAD dan SHH adalah peng- fosfos, dan pH darah setiap 2-4 jam.8-10
gantian volume sirkulasi dan perfusi jaringan,
penurunan secara bertahap kadar glukosa serum
TERAPI KALIUM
dan osmolalitas plasma, koreksi ketidakseimban-
gan elektrolit, perbaikan keadaan ketoasidosis Secara umum, tubuh dapat mengalami defisit
pada KAD, mengatasi faktor pencetus, melakukan kalium sebesar 3-5 mEq/kg BB. Namun kadar
monitoring dan melakukan intervensi terhadap kalium juga bisa terdapat pada kisaran yang normal
gangguan fungsi kardiovaskular, paru, ginjal dan atau bahkan meningkat. Peningkatan kadar kalium
susunan saraf pusat.8 ini bisa dikarenakan kondisi asidosis, defisiensi
insulin dan hipertonisitas. Dengan terapi insulin
dan koreksi keadaan asidosis, kadar kalium yang
TERAPI CAIRAN
meningkat ini dapat terkoreksi karena kalium akan
Pasien dengan SHH memerlukan rehidrasi dengan masuk ke intraseluler. Untuk mencegah terjadinya
estimasi cairan yang diperlukan 100 ml/kgBB. hipokalemia, pemberian kalium secara intravena
Terapi cairan awal bertujuan mencukupi volume dapat diberikan. Pemberian kalium intravena
intravaskular dan restorasi perfusi ginjal. Terapi (2/3 dalam KCl dan 1/3 dalam KPO4) bisa diberikan
cairan saja dapat menurunkan kadar glukosa darah. jika kadar kalium darah kurang dari 5 mEq/L.7,10
Salin normal (NaCl 0,9%) dimasukkan secara Pada pasien hiperglikemia dengan defisit kalium
intravena dengan kecepatan 500 sampai dengan yang berat, pemberian insulin dapat memicu terjad-
1000 ml/jam selama dua jam pertama. Perubahan inya hipokalemia dan memicu terjadinya aritmia
osmolalitas serum tidak boleh lebih dari 3 mOsm/ atau kelemahan otot pernafasan. Oleh karena itu,
jam. Namun jika pasien mengalami syok hipovo- jika kadar kalium kurang dari 3,3 mEq/L, maka
lemik, maka cairan isotonik ketiga atau keempat pemberian kalium intravena harus segera diber-
dapat digunakan untuk memberikan tekanan darah ikan dan terapi insulin ditunda sampai kadarnya
yang stabil dan perfusi jaringan yang baik.8-10 lebih atau sama dengan 3,3 mEq/L.7,10

TERAPI INSULIN TERAPI BIKARBONAT


Pemberian insulin dengan dosis yang kecil dapat Pemberian bikarbonat pada pasien SHH tidak diper-
mengurangi risiko terjadinya hipoglikemia dan lukan, penggunaan larutan bikarbonat pada KAD
hipokalemia. Fungsi insulin adalah untuk mening- masih merupakan kontroversi. Pada pH lebih dari
katkan penggunaan glukosa oleh jaringan perifer, 7,0, aktifitas insulin memblok lipolisis dan ketoasido-
menurunkan produksi glukosa oleh hati sehingga sis dapat hilang tanpa penambahan bikarbonat.
dapat menurunkan konsentrasi glukosa darah. Beberapa penelitian prospektif gagal membuktikan
Selain itu, insulin juga berguna untuk menghambat adanya keuntungan atau perbaikan  pada angka
keluaran asam lemak bebas dari jaringan adiposa morbiditas dan mortalitas dengan pemberian
dan mengurangi ketogenesis.8,9 bikarbonat pada penderita KAD dengan pH antara
Pada pasien dengan klinis yang sangat berat, 6,9 dan 7,1. Pemberian bikarbonat dapat diberikan
insulin reguler diberikan secara kontinyu intravena. secara bolus atau intravena dalam cairan isotonik
Bolus insulin reguler intravena diberikan dengan dengan dosis 1-2 mEq/kg BB.3,4
dosis 0,15 U/kgBB, diikuti dengan infus insulen
regular dengan dosis 0,1 U/kg BB/jam (5-10 U/jam).
TERAPI FOSFAT
Hal ini dapat menurunkan kadar glukosa darah
dengan kecepatan 65-125 mg/jam. Jika glukosa Pada KAD serum fosfat biasanya normal atau
darah telah mencapai 250 mg/dL pada KAD atau meningkat. Konsentrasi fosfat berkurang dengan
300 mg/dL pada SHH, kecepatan pemberian insu- pemberian terapi insulin. Beberapa penelitian
lin dikurangi menjadi 0,05 U/kg BB/jam (3-5 U/ prospektif gagal membuktikan adanya keuntun-
jam) dan ditambahkan dengan pemberian dextrosa gan dengan penggantian fosfat pada KAD, dan

Medicina 2017; 48(1): 49-53 | doi: 10.15562/Medicina.v48i1.25 51


ARTIKEL ASLI

pemberian fosfat yang berlebihan dapat menye- perbaikan, dan pasien menjadi stabil. Hipoksemia
babkan hipokalsemia yang berat tanpa adanya dan edema paru yang nonkardiogenik dapat terjadi
gejala tetani. Bagaimanapun, untuk menghindari saat terapi KAD.
kelainan jantung dan kelemahan otot dan depresi Hipoksemia disebabkan oleh suatu pengu-
pernapasan oleh karena hipofosfatemia, peng- rangan dalam tekanan osmotik koloid yang
gantian fosfat kadang-kadang diindikasikan pada ­mengakibatkan penambahan cairan dalam paru-
pasien dengan kelainan jantung, anemia, atau paru dan penurunan komplain paru-paru. Pasien
depresi pernapasan dan pada mereka dengan dengan  KAD yang mempunyai suatu gradien
konsentrasi fosfat serum kurang dari 1,0 mg/dL. oksigen alveolo-arteriolar yang lebar pada saat
Bila diperlukan, 20-30 mEq/L kalium fosfat dapat pengukuran analisa gas darah awal atau ditemu-
ditambahkan ke larutan pengganti. Tidakada studi kannya ronkhi saat pemeriksaan fisik berisiko lebih
mengenai penggunaan fosfat dalam HHS.3,4 tinggi untuk terjadinya edema paru.5,6

KOMPLIKASI RINGKASAN
Komplikasi pada krisis hiperglikemik dapat terjadi Diabetes melitus yang juga dikenal sebagai penya-
akibat KAD dan SHH adalah komplikasi akibat kit kencing manis adalah golongan penyakit kronis
pengobatan. Penyulit KAD dan SHH yang paling yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa
sering adalah hipoglikemia dalam kaitan dengan dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem
pemberian insulin yang berlebihan, hipokalemia metabolisme dalam tubuh, dimana organ pank-
dalam kaitan dengan pemberian insulin dan terapi reas tidak mampu memproduksi hormon insulin
asidosis dengan bikarbonat, dan hiperglikemia sesuai kebutuhan tubuh. Diabetes melitus dapat
sekunder akibat penghentian insulin intravena menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan
setelah perbaikan tanpa pemenuhan yang cukup berbagai keluhan. Penyakit ini timbul secara perla-
dengan insulin subkutan. Edema serebral adalah han-lahan, sehingga seseorang tidak menyadari
suatu kejadian yang jarang tetapi merupakan komp- adanya berbagai perubahan dalam dirinya. Karena
likasi KAD yang fatal, dan terjadi 0,7-1,0% pada itu, jelas bahwa DM bisa menjadi penyebab terjad-
anak-anak dengan KAD. Umumnya terjadi pada inya komplikasi baik yang akut maupun kronis.
anak-anak dengan DM yang baru didiagnosis, tetapi Status hiperosmolar hiperglikemik terjadi sebagai
juga dilaporkan pada anak-anak yang telah diketa- akibat dari kombinasi penurunan fungsi insulin
hui DM dan pada orang-orang umur dua puluhan. dan peningkatan kontra regulatori hormon, seperti
Kasus yang fatal dari edema serebral ini telah pula glukagon, katekolamin, kortisol, dan hormon
dilaporkan pada SHH. Secara klinis, edema serebral pertumbuhan yang ditandai dengan sindrom
ditandai oleh perubahan tingkat kesadaran, dengan SHH yaitu dehidrasi, hiperglikemia, hiperosmolar
letargi, dan sakit kepala. Gangguan neurologi tanpa disertai adanya ketosis. Hal ini menyebabkan
mungkin terjadi secara cepat, dengan kejang, peningkatan glukoneogenesis dihati dan produksi
inkontinensia, perubahan pupil, bradikardia, dan insulin di ginjal serta gangguan penggunaan insu-
gagal nafas. Gejala ini makin menghebat jika terjadi lin pada jaringan perifer, yang pada akhirnya dapat
herniasi batang otak. Perburukan ini terjadi sangat menyebabkan hiperglikemi dan hiperosmolar pada
cepat walaupun papil edema tidak ditemukan. Bila ruang ekstraseluler tanpa ketosis karena pada SHH
terjadi gejala klinis selain dari kelesuan dan peru- insulin plasma tidak adekuat untuk memfasilitasi
bahan tingkah laku, angka kematian lebih dari 70% penggunaan glukosa oleh jaringan akan tetapi
dengan hanya 7-14% pasien yang sembuh tanpa sangat adekuat untuk mencegah lipolisis dan keto-
kelainan yang permanen. Walaupun mekanisme genesis lewat mekanisme yang belum diketahui.
dari edema cerebral tidak diketahui diduga diaki- Status hiperosmolar hiperglikemik biasanya terjadi
batkan oleh perubahan osmolaritas dari air pada pada orang tua dengan DM, penyakit penyerta,
sistem saraf pusat dimana terjadi penurunan osmo- infeksi, efek pengobatan dan penyalahgunaan
laritas dengan cepat pada terapi KAD atau SHH. obat.1-10
Pencegahan yang mungkin dapat mengurangi
resiko edema serebral pada pasien dengan resiko
tinggi adalah dengan penggantian defisit air dan DAFTAR PUSTAKA
natrium berangsur-angsur dengan perlahan pada 1. Hyperglycemic crises in patients with diabetes mellitus.
pasien yang hiperosmolar.5,6,10 American Diabetes Association. Diabetes Carevol 27 sup-
Pada SHH kadar glukosa darah harus diper- plement; 2006.
2. Umpierrez GE, Murphy MB, Kitabchi AE. Diabetic keto-
tahankan antara 250-300 mg/dL sampai keadaan acidosis and hyperglycemic hyperosmolar syndrome.
hiperosmolrr dan status mental mengalami [serial online] 2006 [diakses 20 Mei 2009]. Diunduh dari:

52 Medicina; 48(1): 49-53 | doi: 10.15562/Medicina.v48i1.25


ARTIKEL ASLI

URL: http://spectrum.diabetesjournals.org/cgi/content/ 8. Gaglia JL, Wyckoff J, Abrahamson MJ. Acute hyperglyce-


full/15/1/28 mic crisis elderly. Med CliNAm. Edisi ke-88. Philadelphia
3. Sergot PB. Hyperosmolar hyperglycemic states. 2005. h. 1063-84.
Emedicine. [serial online] 2008 [diakses 20 Mei 2009]. 9. Kitabchi AE, Fisher JN, Murphy MB, Rumbak MJ. Diabetic
Diunduh dari: URL: http://emedicine.medscape.com/ ketoacidosis and the hyperglycemic hyperosmolar nonke-
article/766804-overview totic state. In Joslin’s Diabetes Mellitus; 2010
4. Kitabchi AE, Fisher JN. Hyperglycemic crises diabetic 10. Kahn CR, Weir GC, Eds. Diabetic ketoacidosis and
ketoacidosis (DKA) and hyperglycemic hyperosmo- the hyperglicemic hyperosmolar. Philadelphia: Lea &
lar state (HHS). Dalam: Berghe GV. ed. Contemporary Febiger.1998. h.738-70
Endocrinology: Acute Cause to Consequence. Edisi ke-23.
New York 2013: Humana Press 2013. h. 119-47.
5. Syahputra MHD. Diabetik ketoasidosis. [serial online]
2006. [diakses 23 Maret 2014]. Diunduh dari: URL: http://
library.usu.ac.id/download/fk/biokimia-syahputra2.pdf
6. Dixon T. Potassium balance. [serial online] 2007. [diakses
23 Maret 2014]. Diunduh dari: URL: http//www.uhmc.
sunysb.edu/internalmed/nephro/webpages/Part_D.htm This work is licensed under a Creative Commons Attribution
7. Rucker DW. Diabetic Ketoacidosis. Emedicine. [serial
online] 2008. [diakses 20 Mei 2009]. Diunduh dari: URL:
http://emedicine.medscape.com/article/766275-overview

Medicina 2017; 48(1): 49-53 | doi: 10.15562/Medicina.v48i1.25 53

You might also like