You are on page 1of 7

CRITICAL JURNAL REVIEW

CJR ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah : Manajemen BK
Dosen Pengampu : Tarmizi, M.Pd

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4 (BKI-5 / SEMESTER III)

FADILLA ANNISA PUTRI NIM 0303173213

NORMA WAHANI BULAN NIM 0303171074

NURUL FATIMAH NIM 0303172113

RIANI NIM 0303172153

RIVALDI AKBAR HASIBUAN NIM 0303172089

TENGKU TAN SENA SAPARA NIM 0303162101

UMMI SARTIKA NIM 0303171064

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TP 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan Rahmat,
Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan kritik jurnal
tentang manajemen bimbingan dan konseling dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Saya berterima kasih pada Bapak selaku dosen mata
Manajemen Bimbingan Dan Konseling yang telah memberikan arahan dan ilmu
yang bermanfaat kepada kami, dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada
teman teman dan pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan kritik jurnal
ini.
Kami sangat berharap semoga kritik jurnal ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya dan dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
pengetahuan kita semua. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam kritik
jurnal ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami memohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan kritik jurnal yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Medan, November 2018

Penulis
Identitas Jurnal

Judul Jurnal : Manajemen Bimbingan dan Konseling Berbasis


PERMENDIKBUD Nomor III Tahun 2014

Penulis : Edris Zamroni Dan Susilo Rahardjo

Nama Jurnal : Jurnal Konseling GUSJIGANG

Volume :1

Nomor :1

Tahun Terbit : 2015

ISSN : 2460-1187
Ringkasan Materi

Lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari


dimasukkannya Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan)
pada setiap sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan
salah satu hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat
FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal 20-24 Agustus 1960.
Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang
mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971 berdiri Proyek
Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang,
IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya,
IKIP Malang, dan IKIP Menado.

Lahirnya Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah Atas didalamnya


memuat Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan.Sampai tahun 1993 pelaksanaan
Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas, parahnya lagi pengguna
terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat dengan BP. Muncul
anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan anak yang bermasalah, kalau
orang tua murid diundang ke sekolah oleh guru BP dibenak orang tua terpikir
bahwa anaknya di sekolah mesti bermasalah atau ada masalah. Hingga lahirnya
SK Menpan No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
yang di dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih lanjut melalui SK
Mendikbud No 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya. Dalam SK Mendikbud ini istilah Bimbingan dan
Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling di sekolah dan
dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Disinilah pola pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling di sekolah mulai jelas

Dengan SK Mendikbud No 025/1995 khususnya yang menyangkut


bimbingan dan konseling sekarang menjadi jelas: istilah yang digunakan
bimbingan dan konseling, pelaksananya guru pembimbing atau guru yang sudah
mengikuti penataran bimbingan dan konseling selama 180 jam, kegiatannya
dengan BK Pola-17, pelaksanaan kegiatan melalui tahap perencanaan,
pelaksanaan, penilaian, analisis penilaian dan tindak lanjut. Pelaksanaan kegiatan
bisa dilakukan di dalam dan luar jam kerja.

Bimbingan dan Konseling Komprehensif Bimbingan dan konseling


komprehensif diprogramkan bagi seluruh siswa, artinya bahwa semua peserta
didik wajib mendapatkan layanan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu
bimbingan dan konseling komprehensif perlu memperhatikan: (1) ruang lingkup
yang menyeluruh, (2) dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan, dan (3)
tujuannya pengembangan potensi peserta didik.

Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif dikemas dalam empat


komponen yaitu:

1. Kurikulum bimbingan,
2. Perencanaan incividual,
3. Pelayanan responsif, dan
4. Dukungan sistem.

Empat komponen ini mewadahi berbagai macam layanan dengan tujuan


utama optimalisasi perkembangan peserta didik. Kurikulum bimbingan dan
konseling merupakan seperangkat aktifitas yang dirancang secara sistematis untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik yang mencakup perkembangan
akademis, karir, pribadi dan sosial. Layanan ini bertujuan untuk membantu semua
siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat,
dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya.

Konselor bukanlah guru pada hakikat sebenarnya dalam konteks keilmuan


maka calon konseli di satuan pendidik adalah peserta didik, tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan yang ada di satuan pendidikan tersebut. Maka manajemen
pelayanan konseling di sekolah bukan hanya sekedar menangani peserta didik.
Selain itu, orang tua dari peserta didik juga mendapatkan pelayanan konseling dari
konselor pendidikan dengan topik permasalahan yang berkaitan dengan
permasalahan yang dialami peserta didik tersebut. Selain itu, menurut peraturan
yang berlaku, guru BK mengampu 150 siswa sebagai konseli yang harus diberi
layanan. Dengan rasio tersebut, diyakinitidak akan memenuhi seluruh kebutuhan
konseli untuk mendapatkan pelayanan bimbingan dan konseling.

Setiap konselor berkewajiban melaksanakannya, apa pun polanya, BK


Pola 17 Plus, atau pun BK Komprehensif; bukan mempertajam perbedaan tetapi
bagaimana mencari kesamaan berbagai pola baru dengan yang sudah bisa kita
terapkan di lapangan dari pada secara penuh mengadopsi pola baru tanpa bisa
mengidentifikasi kebutuhan lapangan.
Kelebihan Dan Kelemahan Jurnal

a. Kelebihan

Didalam jurnal ini terdapat kelebihan, diantaranya adalah

1) Gaya penulisan, cara penulisan sudah baik dan tidak ada kata-kata yang salah
dan bahasanya mudah dimengerti dan dipahami. Serta dalam jurnal ini sudag
tersusun secara baik dan sitematis mulai dari judul, abstrak dan isi serta
identitas jurnal yang jelas.
2) Didalam jurnal ini sangat jelas terangkum bagaimana penulis memaparkan
perkembangan mulai dari adanya Bimbingan Konseling atau dulu disebut
dengan Bimbingan Penyuluhan di sekolah sampai bimbingan konseling yang
berdiri sampai sekarang disetiap sekolah.
3) Dalam jurnal ini terdapat tabel yang membedakan dan mecari persamaan dari
pola-pola BK yang brkembang di Indonesia.
4) Referensi pad jurnal ini juga banyak, guna sebagai memperkuat anggapan-
anggapan yang ada dalam jurnal tersebut.
5) Menurut kami jurnal ini sangat mudah dipelajari, mulai dari membaca
abstraknya saja sudah sangat sinkron ke pembahasan pada isi jurnal.

b. Kekurangan
1) Jurnal ini membahas tentang Manajemen BK Berbasis PERMENDIKBUD
Nomor 111 Tahun 2014. Dari pembahasan isi jurnal serta referensi sudah baik,
hanya saja yang perlu ditambahkan agar menjadi lebih baik adalah
pengimplementasian dan contoh dari manajemen BK berbasis Permendikbud
Nomor 111 Tahun 2014.

You might also like