Professional Documents
Culture Documents
JUDUL PROGRAM
“BIOPROSPEKSI TUMBUHAN PERKARANGAN RUMAH SEBAGAI
OBAT TRADISIONAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT KOTA
LANGSA”
BIDANG KEGIATAN
PKM – ARTIKEL ILMIAH
Diusulkan oleh :
Boike Sopiani Tumangger NIM. 160602009 (Anggatan 2016)
Lipaccoi Turnip NIM 160602009 (Anggatan 2016)
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2017
PENGESAHAN PKM-ARTIKEL ILMIAH
1. Judul penelitian : “BIOPROSPEKSI TUMBUHAN
PERKARANGAN RUMAH
SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT KOTA LANGSA”
ABSTRAK
Tanaman sebagai makhluk hidup memiliki banyak manfaat untuk
kehidupan manusia sebagai makanan dan obat-obatan.Tujuan penelitian ini
menunjang pendapatan dan pengetahuan keluarga masyarakat setempat tentang
pemanfaatan tanaman pekarangan sebagai obat tradisonal.Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan November-Desember 2018.Metode yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan menghitung nilai
ICS. Hasil penelitian didapatkan 36 jenis tanaman obat di pekarangan rumah
masyrakat kota Langsa. Kesimpulan penelitian ini yaitu Tanaman obat yang
ditanam oleh masrakat langsa merupakan tanaman yang dapat mengobati penyakit
yang tidak menular dan penyakit yang tergolong bukan penyakit akut.
Kata kunci: tanaman obat, jenis penyakit,manfaat tanaman,tananaman
pekarangan rumah
ABSTRACT
Plants as living things have many benefits for human life as food and
medicine. The purpose of this study is to support the income and knowledge of
the local community about the use of garden plants as traditional medicine. The
study was conducted in November-December 2018. Methods used in this research
is the method of observation, interviewing and calculating the value of ICS. The
results of the study found 36 types of medicinal plants in the yard of a community
house in the city of Langsa. The conclusion of this study is that medicinal plants
grown by langsa masrakat are plants that can treat non-communicable diseases
and diseases that are classified as not acute diseases.
Keywords: medicinal plants, types of diseases, benefits of plants, plantations
of home gardens
PENDAHULUAN
Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan
dikenal sebagai Negara megabiodiversity Keanekaragaman hayati yang tinggi
tersebut merupakan kekayaan alam yang dapat memberikan manfaat serbaguna
dan mempunyai manfaat yang vital dan strategis, sebagai modal dasar
pembangunan nasional serta merupakan paru-paru dunia yang mutlak dibutuhkan
baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang (Suhartini, 2009).
Studi tentang hubungan manusia dan tumbuhan atau tanaman adalah domain
ethnobotani yang mempelajari peranan manusia dalam memahami hubungannya
dengan lingkungan-tempat mereka tinggal, baik di lingkungan masyarakat
tradisional maupun masyarakat industri.Dalam konteks hubungan manusia dan
alam, lingkungan alam pada dasarnya menyediakan sumber daya agar dapat
dimanfaatkan oleh penghuninya untuk kelangsungan hidup. Manusia sebagai
bagian dari penghuni alam itu diketahui paling mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan dimana ia tinggal dibandingkan dengan makluk lainnya. Tanpa
disadari bahwa manusia, baik sebagai individu atau dalam berkelompok secara
bertahap tumbuh dan saling bergantung dengan perkembangan sosial dan
budayanya.Ini semua disebabkan karena manusia memiliki daya cipta, rasa dan
karsa.Berkat daya tersebut, manusia mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan dimana mereka tinggal.Melalui daya itu pula maka manusia berupaya
memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan berdasarkan pengalaman dan
pengetahuannya. Pada gilirannya pengetahuan mereka lambat laun juga
mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan pola berfikir, perubahan
lingkungan sosial, ekonomi dan ekologinya.(Eko Baroto Walujo,2011)
Tumbuhan (tanaman) sebagai makhluk hidup memiliki banyak mamfaat
untuk kehidupan manusia sebagai makanan dan obat-obatan.(hafizuddin,2015).
Abdiyani (2008) mengatakan pengobatan mengunakan tumbuhan pada manusia
telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, seiring meningkatnya pengetahuan
jenis penyakit, semakin meningkat juga pengetahuan tentang pemanfaatan
tumbuhan untuk obat-obatan.ada juga tumbuhan dijadikan sebagai sandang
pangan.
Peran dan manfaatan pekarangan bervariasi dari daerah satu kedaerah
lainnya, tergantung pada tingkat kebutuhan,sosial budaya, pendidikan masyarakat
maupun faktor fisik dan ekologi setempat. di indonesia, peran pekarangan belum
mendapat perhatian sepenuhnya, padahal jika dikelola dengan baik akan
menambah penghasilan keluarga. beberapa contoh pekarangan yang dapat
menunjang pendapatan keluarga antara lain di desa taman sari dan pasir eurih di
jawa barat dengan ditanami tanaman sayuran dan hias. (Rahayu,1994)
Pekarangan di kota Langsa dikelola dengan sederhana oleh karena itu sangat
berarti dalam menunjang pendapatan dan pengetahuan keluarga masyarakat
setempat tentang pemanfaatan tanaman pekarangan sebagai obat tradisonal. oleh
karena itu sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut tentang peran tanaman
tersebut.
METODE PENELITIAN
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada awal November-Desember
2018. Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di Kota Langsa Provinsi Aceh. Alat
yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah alat tulis dan kamera.Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar wawancara atau kuisioner
untuk responden terpilih. Pengambilan data jenis tumbuhan di kawasan
perumahan warga di Kota Langsa Provinsi Aceh. Pengambilan data jenis
tumbuhan perkarangan rumah dilakukan secara random dilima rumah setiap desa.
.Dalam setiap rumah dilakukan wawancara dengan pemilik
rumah.Pertanyaan berisi tentang jenis jenis tumbuhan yang narasumber tanam
diperkarangan rumahnya serta sejauh mana narasumber memanfaatkan tanama-
tanaman tersebut sebagai obat.Dari hasil wawancara data yang didapat tumbuhan
perkarangan yang ditanam merupakan tumbuhan tingkat seedling (semai), sapling
(pohon muda atau pancang), pole (tiang) dan pohon. Seedling (semai) adalah
permudaan mulai kecambah sampai setinggi 1,5 m. Sapling (sapihan) adalah
permudaan yang tingginya 1,5 m dan lebih sampai pohon-pohon muda yang
berdiameter kurang dari 10 cm. Pole (tiang) adalah pohon-pohon muda yang
berdiameter 10-20 cm. Pohon dewasa adalah pohon yang mempunyai diameter >
20 cm. Tingkat pohon dan tiang dicatat jenis, jumlah, dan diameter setinggi dada
(setyaningrum, 2009). Tingkat sapihan, semai, dan tumbuhan bawah dicatat jenis-
jenisnya.Pemilihan narasumber dilakukan secara purposive random sampling
dengan 25 narasumber. Narasumber berasal dari latar belakang usia dan profesi
yang berbeda. pemilihan responden dimaksudkan untuk menghindari bias kepada
kelompok tertentu saja misalnya berusia muda saja atau usia tua saja, dan juga
untuk mengetahui tingkat degradasi pengetahuan tentang lingkungan antar
generasi. Masyarakat yang berusia 19-30 tahun dipandang belum banyak
menerima nilai sosial dan budaya berhubungan dengan pemanfaatan tumbuhan di
lingkungan mereka. Sedangkan usia 56-88 tahun merupakan usia yang paling tahu
atau sudah banyak menerima nilai-nilai sosial dan budaya di lingkungan mereka
(setyaningrum, 2009).
Salah satu cara yang sering digunakan oleh para peneliti etnobotani dalam
kuantifikasi data yang berhubungan dengan budaya atau sistem lokal masyarakat
adalah dengan membuat skor atau ranking yang didasarkan pada pernyataan atau
pendapat masyarakat. Angka (skor) hasil penghitungan ICS menunjukkan
pemanfaatan setiap jenis tumbuhan berguna oleh masyarakat. Untuk menghitung
Index of Cultural Significance dilakukan dengan rumus seperti berikut:
n
ICS = Σ (q x i x e)ni
i=1
n
ICS = Σ (qi x i x e)ni + (q2 xi2 x e2)n2 +...........+(q2 x in x en)n
i=1
Keterangan:
ICS = Index of Cultural Significance
q = nilai kualitas (quality value)
i = nilai intensitas (intensity value)
e = nilai eksklusivitas (exclusivity value
1 Diabetes 2
2 Sakit perut 3
3 Diare 4
4 Masuk angin 3
5 Demam 3
6 Sariawan 2
7 Iritasi 2
8 Hypertensi 1
9 Luka bakar 2
10 Pegal linu 1
12 TBC dan 1
13 Obat Batuk 3
14 Luka dalam 1
15 Tonik 1
16 Obat mata 1
17 Diare 4
18 Obat sakit kepala 3
19 Menurunkan kolestrol 3
21 Flu 1
22 Asam urat 1
23 Sesak nafas 1
24 Obat terkilir 1
25 Bisul 1
Grafik berdasarkan fungsi tanaman sebagai obat tradisional
Series 1
6
5
4
3
2
1
0 Series 1
Asam urat
Sakit perut
Sariawan
Diare
Luka bakar
Obat mata
flu
Sesak nafas
Masuk angin
Obat terkilir
Demam
Obat Batuk
Bisul
TBC dan
Diare
Luka dalam
Iritasi
Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di kota Langsa terdapat 36 jenis
tumbuhan yang sering digunakan masyarakat sebagai obat tradisional. Adapun
lokasi penelitianya yaitu setiap kecamatan diambil satu desa dan 5 kk secara acak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanamaman obat yang diperkarangan rumah
penduduk adalah tanaman muda. Bagian tanaman yang sering digunakan
masyarakat Langsa adalah batang,daun, dan ada sebagian ada yang menggunkan
buah.Takoy et al. (2013) menjelaskan bahwa perbedaan jumlah jenis tumbuhan
obat antara desa yang satu dengan desa lainnya disebabkan oleh perbedaan dalam
pengenalan dan pemanfaatan jenis tumbuhan obat pada masing-masing daerah
sehingga suatu jenis tumbuhan obat yang digunakan sebagai obat pada daerah
tertentu belum tentu digunakan oleh kelompok lain pada daerah yang lain untuk
mengatasi penyakit yang sama. Kemudian faktor lain yang mempengaruhi hal ini
adalah ketidaksamaan kondisi lingkungan antara daerah yang satu dengan daerah
yang lain. Suatu jenis tumbuhan mungkin dapat tumbuh pada daerah yang
dimukim kelompok yang satu tetapi tidak dapat ditemukan pada daerah yang lain.
Bagian tumbuhan bermanfaat obat yang paling banyak ditemukan adalah
daun (15 jenis). Bagian lain yang dimanfaatkan adalah buah (5 jenis),kulit batang
(1 jenis),rimpang (2 jenis),bunga (1 jenis) dan batang (7 jenis). Pada umumnya
bagian tumbuhan yang dimanfaatkan untuk mengobati jenis penyakit tertentu
hanya satu bagian saja.Namun, ada jenis tumbuhan yang dimanfaatkan beberapa
bagian organ tumbuhnya seperti jiringau yaitu yang dimanfaatkan adalah daun
dan rimpangnya, bunga tahi ayam yang dimanfaatkan bunga dan daunya.
Berdasarkan grafik data tanaman yang befungsi sebagai tanaman obat
tradisional dapat dijelaskan bahwa fungsi tanamana sebagai obat menurut jumlah
tanamanya adalah nilai tertinggi yaitu penggunaan tanaman sebagai obat gatal
yaitu ada 4 jenis tanaman, sedangkan nilai terendah ada pada fungsi sebagai obat
hifertensi,diare dan pegal linu yaitu hanya dua jenis tanaman yang
digunakan.Tanaman lainya berfungsi sebagai obat masuk angina. Luka bakar,
flu,demam, sariawan,iritasi dan TBC.
Nilai ICS
ICS (index of cultural significance) merupakan hasil analisis etnobotani
kuantitatif yang menunjukkan nilai kepentingan dari tiaptiap jenis tumbuhan
bermanfaat yang didasarkan pada keperluan masyarakat (Muraqmi 2015).
Tabel 1. Kategori ICS dalam penelitian
No Kisaran ICS Keterangan Jumlah
1 44,9 – 56 Sangat tinggi -
2 33,7 – 44,8 Tinggi 4
3 22,5-33,6 Sedang 12
4 11,2-22,4 Rendah 18
5 <11,2 Sangat rendah -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salahsatu persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-P
Langsa, 18 Desember 2018
Pengusul
Lipaccoi Turnip
NIM 170602017
Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-Artikel Ilmiah ini adalah karya
kami dengan judul“BIOPROSPEKSI TUMBUHAN PERKARANGAN
RUMAH SEBAGAI OBAT TRADISIONAL DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT KOTA”yang diusulkan untuk tahun anggaran 2019 bersifat
original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain. Bilamana
dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan seluruh
biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan pihak
manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.