Teknologi pengecatan mobil telah berkembang dari sistem manual, celup, elektrostatik, aliran hingga elektro depoisi. Pengecatan sistem manual menggunakan kompresor udara dan spray gun, sedangkan celup mencelupkan bagian ke dalam tangki cat. Elektrostatik mengarahkan butiran cat dengan medio elektrostatis, aliran melewatkan bagian di atas tirai aliran cat, dan elektro depoisi cocok untuk lapisan primer karena
Teknologi pengecatan mobil telah berkembang dari sistem manual, celup, elektrostatik, aliran hingga elektro depoisi. Pengecatan sistem manual menggunakan kompresor udara dan spray gun, sedangkan celup mencelupkan bagian ke dalam tangki cat. Elektrostatik mengarahkan butiran cat dengan medio elektrostatis, aliran melewatkan bagian di atas tirai aliran cat, dan elektro depoisi cocok untuk lapisan primer karena
Teknologi pengecatan mobil telah berkembang dari sistem manual, celup, elektrostatik, aliran hingga elektro depoisi. Pengecatan sistem manual menggunakan kompresor udara dan spray gun, sedangkan celup mencelupkan bagian ke dalam tangki cat. Elektrostatik mengarahkan butiran cat dengan medio elektrostatis, aliran melewatkan bagian di atas tirai aliran cat, dan elektro depoisi cocok untuk lapisan primer karena
2018 PERKEMBANGAN SISTEM PENGECATAN MOBIL TEKNIK PENGECATAN
1. Pengecatan Sistem Manual
Komponen penting dari pengecatan sistem manual adalah Kompresor udara sebagai alat penghasil udara bertekanan, transformer udara sebagai pengatur tekanan udara yang akan digunakan untuk proses pengecatan dan juga berfungsi untuk menyaring minyak dan air yang masuk ke selang yang akan mempengaruhi kualitas pengecatan. Spray gun berfungsi sebagai pengkabut cat, mendorong dan mengarahkan cat pada benda kerja, mengontrol bentuk dan pola pengecatan serta beberapa fungsi lain. Prinsip dasar dari pengecatan manual adalah: a. Posisi tangan saat memegang spay gun; pada saat melakukan pengecatan, posisi tangan kiri memegang slang untuk mencegah slang menyentuh benda kerja dan tangan kanan memegang spray gun, ini sih tergantung klo orangnya kidal dibalik aja. b. Sudut spray gun pada permukaan benda kerja; Posisi pengecatan yang baik harus tegak lurus terhadap permukaan benda kerja untuk menghasilkan ketebalan permukaan cat yang merata. c. Jarak pengecatan; jarak pengecatan akan mempengaruhi kualitas pengecatan. Semakin dekat sray gun terhadap permukaan part yang akan dicat akan mengakibatkan ketebalan cat yang tidak merata, bila semakin jauh jarak pengecatan akan mengakibatkan penempelan cat pada part tidak maksimal. Jarak pengecatan yang ideal sebesar 25-30 cm untuk logam dan 15-20 cm untuk cat plastik. d. Lebar pattern; merupakan daerah permukaan yang terkena cat pada saat penyemprotan. Semakin besar sudut semprot maka semakin lebar pattern yang dihasilkan sebaliknya semakin kecil sudut semprot maka semakin sempit pattern yang dihasilkan. Lebar pattern dapat diatur secara vertikal atau horisontal. e. Over lapping; merupakan teknik pengecatan pada pemukaan benda kerja sehingga penyemprotan yang pertama akan menyambung dengan penyemprotan yang kedua. 2. Pengecatan dengan sistem celup (dipping) Pengecatan sistem dipping merupakan proses pencelupan part ke dalam tangki cat, kelebihan cat akan kembali ke dalam tangki cat saat diangkat. Beberapa keuntungan untuk sistem dipping ini: a. Peralatan sederhana b. Tidak diperlukan keahlian khusus operator c. Dapat diotomatisasikan d. Cat yang terbuang sedikit Kerugian untuk sistem dipping: a. Tebal cat berbeda, dimana pada bagian bawah akan cenderung lebih tebal. b. Terjadi pemisahan pigmen dan resin bila didiamkan dalam waktu lama. c. Kemungkinan kontaminasi besar, sehingga part yang masuk harus dalam keadaan bersih dan kering. d. Bentuk part yang komplek sulit terlapisi semua. 3. Elektrostatik Spaying Merupakan sistem pengecatan dengan menggunakan media elektrostatis untuk mengarahkan butiran cat ke seluruh luas permukaan benda kerja. Bila dibandingkan dengan sistem spraying biasa untuk waktu dan volume cat yang sama, pada elektrospraying akan didapat jumlah cat yang menempel ke benda kerja lebih banyak 4. Pengecatan dengan sistem aliran (flow coater) Dilakukan dengan melewatkan part yang akan dicat pada tirai aliran cat. Pada umunya sistem pengecatan ini dipakai untuk pengecatan kaca / back mirror. Pengaturan ketebalan cat dilakukan dengan mengatur viskositas dan kecepatan aliran tirai cat. Keterangan a. Filer e. Pump b. Coating Head f. Recervoir Tank c. Infeed Conveyor g. Outfeed Conveyor d. Catch Basin 5. Elektro Deposition Painting (EDP) Pada umunya pengecatan dengan sistem ini dipakai untuk keperluan pengecatan primer (lapisan yang terhubung langsung dengan permukaan metal yang dilapisi). Pengecatan sistem ini mempunyai daya rekat dan daya tahan terhadap produksi yang sangat tinggi dan sifat kerataan yang relatif merata.
AWAL MULA PENGECATAN TEKNIK AIRBRUSH
Pengertian mengecat dengan teknik airbrush adalah cara pengecatan yang hampir sama dengan melukis yang tujuannya untuk memperoleh hasil akhir yang indah. Umumya, peralatan yang digunakan dalam teknik ini diantarnya adalah pompa dan tangki udara (kompresor), spray pen, kertas, dan solatip. Sejarah Teknik Pengecatan Airbrush Teknik pengecatan airbrush sudah ada sejak dulu, penemuan pertama tahun 1878 dan penemuan teknik airbrush ke dua yaitu tahun 1893. 1. Temuan pertama, 1879 Dalam catatan sejarah seni lukis modern, airbrush baru berkembang pada akhir abad ke-19. Tahun 1879 dikenal sebagai tahun penemuan teknik melukis dengan memanfaatkan tekanan angin yang kini dikenal dengan airbrush. Alat yang digunakan untuk mentransfer cat ke media lukis awalnya disebut paint distributor. Orang yang berjasa menemukan alat ini adalah Abner Peeler, seorang penemu professional yang sepanjang hidupnya melakukan berbagai percobaan. Kemudian Peeler menjual patennya kepada Lyberty Walkup dari perusahaan Walkup brothers pada bulan Agustus 1883. Ketika di Indianapolis dilakukan kovensi fotografi, paint distributor terjual sebanyak 63 unit pada 1883, Lyberty Walkup mendirikan sebuah pabrik yang dinamakan Airbrush Manufacturing Company di Rockford, Illinois. Saat itu pula istilah airbrush diperkenalkan kepada umum. Alat ini banyak digunakan untuk keperluan foto retouching. Sukses Walkup memicu banyak orang meniru langkahnya. 2. Temuan kedua, 1893 Charles L. Burdick, seorang seniman Amerika yang tinggal di Chicago menemukan pen bertipe internal mix airbrush. Setelah menemukan alat ini, pada tahun 1893 ia pindah ke Inggris untuk mendirikan Fountain Brush Company. Burdick orang yang berjasa dalam memodifikasi alat ciptaan Peeler sehingga menjadi alat yang mudah digunakan karena bentuknya menyerupai pena. Ia memperkenalkan sekaligus mematenkan temuannya yakni needle control system atau system control pengeluaran cat dengan sebatang jarum. 3. Di Indonesia Airbrush diperkenalkan oleh para seniman pendatang dari Belanda bersamaan dengan datangnya mereka ke negeri jajahan. Tetapi tidak ada catatan sejarah yang akurat akan hal ini. Bahkan perkembangan airbrush cenderung berjalan jalan ditempat. Para seniman airbrush yang sudah mahir sangat menjaga kerahasiaan ilmu dan keterampilannya dengan berbagai alasan agar tekniknya tidak ditiru orang.