You are on page 1of 5

TEKNOLOGI PENGECATAN

PERKEMBANGAN SISTEM PENGECATAN MOBIL


TEKNIK PENGECATAN

Disusun oleh :

Rino Suasono Edi

( 16504241014 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
PERKEMBANGAN SISTEM PENGECATAN MOBIL
TEKNIK PENGECATAN

1. Pengecatan Sistem Manual


Komponen penting dari pengecatan sistem manual adalah Kompresor
udara sebagai alat penghasil udara bertekanan, transformer udara sebagai
pengatur tekanan udara yang akan digunakan untuk proses pengecatan dan
juga berfungsi untuk menyaring minyak dan air yang masuk ke selang yang
akan mempengaruhi kualitas pengecatan. Spray gun berfungsi sebagai
pengkabut cat, mendorong dan mengarahkan cat pada benda kerja,
mengontrol bentuk dan pola pengecatan serta beberapa fungsi lain.
Prinsip dasar dari pengecatan manual adalah:
a. Posisi tangan saat memegang spay gun; pada saat melakukan pengecatan,
posisi tangan kiri memegang slang untuk mencegah slang menyentuh
benda kerja dan tangan kanan memegang spray gun, ini sih tergantung
klo orangnya kidal dibalik aja.
b. Sudut spray gun pada permukaan benda kerja; Posisi pengecatan yang
baik harus tegak lurus terhadap permukaan benda kerja untuk
menghasilkan ketebalan permukaan cat yang merata.
c. Jarak pengecatan; jarak pengecatan akan mempengaruhi kualitas
pengecatan. Semakin dekat sray gun terhadap permukaan part yang akan
dicat akan mengakibatkan ketebalan cat yang tidak merata, bila semakin
jauh jarak pengecatan akan mengakibatkan penempelan cat pada part
tidak maksimal. Jarak pengecatan yang ideal sebesar 25-30 cm untuk
logam dan 15-20 cm untuk cat plastik.
d. Lebar pattern; merupakan daerah permukaan yang terkena cat pada saat
penyemprotan. Semakin besar sudut semprot maka semakin lebar pattern
yang dihasilkan sebaliknya semakin kecil sudut semprot maka semakin
sempit pattern yang dihasilkan. Lebar pattern dapat diatur secara vertikal
atau horisontal.
e. Over lapping; merupakan teknik pengecatan pada pemukaan benda kerja
sehingga penyemprotan yang pertama akan menyambung dengan
penyemprotan yang kedua.
2. Pengecatan dengan sistem celup (dipping)
Pengecatan sistem dipping merupakan proses pencelupan part ke dalam
tangki cat, kelebihan cat akan kembali ke dalam tangki cat saat diangkat.
Beberapa keuntungan untuk sistem dipping ini:
a. Peralatan sederhana
b. Tidak diperlukan keahlian khusus operator
c. Dapat diotomatisasikan
d. Cat yang terbuang sedikit
Kerugian untuk sistem dipping:
a. Tebal cat berbeda, dimana pada bagian bawah akan cenderung lebih
tebal.
b. Terjadi pemisahan pigmen dan resin bila didiamkan dalam waktu lama.
c. Kemungkinan kontaminasi besar, sehingga part yang masuk harus dalam
keadaan bersih dan kering.
d. Bentuk part yang komplek sulit terlapisi semua.
3. Elektrostatik Spaying
Merupakan sistem pengecatan dengan menggunakan media elektrostatis
untuk mengarahkan butiran cat ke seluruh luas permukaan benda kerja. Bila
dibandingkan dengan sistem spraying biasa untuk waktu dan volume cat yang
sama, pada elektrospraying akan didapat jumlah cat yang menempel ke benda
kerja lebih banyak
4. Pengecatan dengan sistem aliran (flow coater)
Dilakukan dengan melewatkan part yang akan dicat pada tirai aliran cat.
Pada umunya sistem pengecatan ini dipakai untuk pengecatan kaca / back
mirror. Pengaturan ketebalan cat dilakukan dengan mengatur viskositas dan
kecepatan aliran tirai cat.
Keterangan
a. Filer e. Pump
b. Coating Head f. Recervoir Tank
c. Infeed Conveyor g. Outfeed Conveyor
d. Catch Basin
5. Elektro Deposition Painting (EDP)
Pada umunya pengecatan dengan sistem ini dipakai untuk keperluan
pengecatan primer (lapisan yang terhubung langsung dengan permukaan
metal yang dilapisi). Pengecatan sistem ini mempunyai daya rekat dan daya
tahan terhadap produksi yang sangat tinggi dan sifat kerataan yang relatif
merata.

AWAL MULA PENGECATAN TEKNIK AIRBRUSH


Pengertian mengecat dengan teknik airbrush adalah cara pengecatan yang
hampir sama dengan melukis yang tujuannya untuk memperoleh hasil akhir yang
indah. Umumya, peralatan yang digunakan dalam teknik ini diantarnya adalah
pompa dan tangki udara (kompresor), spray pen, kertas, dan solatip.
Sejarah Teknik Pengecatan Airbrush
Teknik pengecatan airbrush sudah ada sejak dulu, penemuan pertama tahun
1878 dan penemuan teknik airbrush ke dua yaitu tahun 1893.
1. Temuan pertama, 1879
Dalam catatan sejarah seni lukis modern, airbrush baru berkembang pada
akhir abad ke-19. Tahun 1879 dikenal sebagai tahun penemuan teknik
melukis dengan memanfaatkan tekanan angin yang kini dikenal dengan
airbrush. Alat yang digunakan untuk mentransfer cat ke media lukis awalnya
disebut paint distributor.
Orang yang berjasa menemukan alat ini adalah Abner Peeler, seorang
penemu professional yang sepanjang hidupnya melakukan berbagai
percobaan. Kemudian Peeler menjual patennya kepada Lyberty Walkup dari
perusahaan Walkup brothers pada bulan Agustus 1883. Ketika di Indianapolis
dilakukan kovensi fotografi, paint distributor terjual sebanyak 63 unit pada
1883, Lyberty Walkup mendirikan sebuah pabrik yang dinamakan Airbrush
Manufacturing Company di Rockford, Illinois. Saat itu pula istilah airbrush
diperkenalkan kepada umum. Alat ini banyak digunakan untuk keperluan foto
retouching. Sukses Walkup memicu banyak orang meniru langkahnya.
2. Temuan kedua, 1893
Charles L. Burdick, seorang seniman Amerika yang tinggal di Chicago
menemukan pen bertipe internal mix airbrush. Setelah menemukan alat ini,
pada tahun 1893 ia pindah ke Inggris untuk mendirikan Fountain Brush
Company. Burdick orang yang berjasa dalam memodifikasi alat ciptaan
Peeler sehingga menjadi alat yang mudah digunakan karena bentuknya
menyerupai pena. Ia memperkenalkan sekaligus mematenkan temuannya
yakni needle control system atau system control pengeluaran cat dengan
sebatang jarum.
3. Di Indonesia
Airbrush diperkenalkan oleh para seniman pendatang dari Belanda
bersamaan dengan datangnya mereka ke negeri jajahan. Tetapi tidak ada
catatan sejarah yang akurat akan hal ini. Bahkan perkembangan airbrush
cenderung berjalan jalan ditempat. Para seniman airbrush yang sudah mahir
sangat menjaga kerahasiaan ilmu dan keterampilannya dengan berbagai
alasan agar tekniknya tidak ditiru orang.

You might also like