Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
dr. Diana Zahrawardani
BAB I
LATAR BELAKANG
1
muka dan lengan terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah dicurigai adanya
pre eklamsi.
2
Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah 23,5 cm hal
ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi
BBLR. Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan
mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan
perkembangan anak. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum
kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya
dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Apabila LILA ibu sebelum hamil
kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko
melahirkan BBLR. Ibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai resiko
2,0087 kali untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai
LILA lebih dari 23 cm.
3
BAB II
PERMASALAHAN
Dilaporkan oleh bidan pengampu Guntur, seorang ibu hamil usia 27 tahun
dengan kekurangan energi kronis.
Pada kehamilan sebelumnya, pasien mampu melaksanakan ANC rutin
setiap bulan di bidan. Meskipun suami sibuk bekerja, dukungan keluarga besar
cukup untuk melaksanakan kontrol rutin di bidan.
Dilakukan kunjungan ke rumah pasien dan didapatkan informasi sebagai
berikut.
2.2. ANAMNESIS
Riwayat kehamilan sekarang
Pasien seorang wanita G1P0A0 berumur 27 tahun, mual (-), pusing (-),
kaki bengkak (-), gerak janin (+). Riwayat trauma hamil ini (-), konsumsi obat-
obatan selain dari bidan (-), Konsumsi tablet tambah darah dan vitamin (+) 1 kali
sehari, minum jamu (-), terpapar pestisida dan obat nyamuk bakar (-), suntik TT
(+).
Riwayat haid
Menarche : 14 tahun
Siklus haid : 28 hari, teratur, 6-7 hari
HPHT : 15 Februari 2015
HPL : 22 November 2015
Riwayat Perkawinan
4
Pasien menikah satu kali dengan suami sekarang selama 1 tahun.
Riwayat Obstetri
G1P0A0
Anak I : Hamil ini
Riwayat ANC
Pengawasan kehamilan sebanyak 3x di bidan dan 1x di dokter umum, TT 2x, TT
hamil ini (-).
Riwayat KB
Pasien belum pernah menggunakan KB.
Berat badan : 44 kg
BB sebelum hamil: 42 kg
Tinggi badan : 155 cm
LLA: 21 cm
BMI sebelum hamil: 17,5
Mata : Konjunctiva palpebra pucat (-), Sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran nnll (-)
Cor : Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC IV LMCS
Perkusi : konfigurasi jantung dbn
Auskultasi : BJ (+) normal, gallop (-)
Pulmo : Inspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-)
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : SD vesikuler (+/+), ST (-/-)
Mammae : maserasi (-)
Abdomen
5
Inspeksi : tampak tegang
Auskultasi : bising usus (+) normal, DJJ : (-)
Palpasi : TFU 16 cm
Extremitas Superior Inferior
Edema : (-/-) (-/-)
Akral dingin : (-/-) (-/-)
Anemis : (-/-) (-/-)
6
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
7
BAB IV
PELAKSANAAN
8
pada ibu dan janin).
5. Perencanaan persalinan meliputi pembiayaan dan fasilitas persalinan
Meminta ibu untuk siap bersalin di tempat yang memiliki fasilitas
persalinan per abdominam dengan menggunaan jamkesmas. Juga
mempersiapkan berkas-berkas persyaratan yang mungkin dibutuhkan
6. Upaya menjaga dan mengatur pola hidup dan pola makan untuk menjaga
kesehatan dan status gizi ibu dan janin
Meminta ibu untuk makan makanan bergizi, tidak asin, tidak pedas, dan
segar (tidak yang sering dipanaskan berkali-kali).
Menekankan kepada ibu bahwa saat ini ada putra ibu dalam kandungan ibu
sehingga pola hidup atau makan yang tidak baik akan berpengaruh pada
janin ibu. Meminta ibu agar menahan diri untuk berpola hidup atau makan
yang tidak baik setidaknya sampai putra ibu lahir.
7. Meminta kepada pasien untuk periksa urin di puskesmas untuk
mengetahui keadaan tubuh pasien
9
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Komentar/Feedback
10
Temanggung, 10 Agustus 2015
Mengetahui,
Pendamping Dokter Internship Peserta
11