Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
KELOMPOK 5
Pembimbing:
Dr. Dini Widianti, MKK, DipIDK
Puskesmas
Kecamatan 221 219 99,09 95
Kemayoran
1
Tabel 2. Cakupan Ibu Hamil Anemia Kecamatan Kemayoran Januari –
Oktober 2018
Wilayah Puskesmas Ibu Hamil Anemia
Kecamatan
Jumlah Target (%)
Kemayoran
Sasaran Jumlah Persentase
Puskesmas
Kecamatan 221 53 23,98 0
Kemayoran
2
1.1. Identifikasi Masalah
Dari kedua hasil pencapaian program kegiatan gizi yang dievaluasi di Puskesmas
Kecamatan Kemayoran periode Januari – Oktober 2018 maka didapatkan
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober 2018
sebesar 99,09 %
2. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Selatan Januari – Oktober
2018 sebesar 97,6 %
3. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong Januari – Oktober 2018
sebesar 97,48 %
4. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Serdang Januari – Oktober 2018 sebesar
95,86 %
5. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Harapan Mulia Januari – Oktober 2018
sebesar 98,31 %
6. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Utan Panjang Januari – Oktober 2018
sebesar 90,88 %
7. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru Januari – Oktober 2018
sebesar 95,32 %
8. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Sumur Batu Januari – Oktober 2018
sebesar 90,9 %
9. Persentase ibu hamil anemia Se-Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober
Tahun 2018 sebesar 12,13%
3
meliputi 4 W 1 H (What, Where, When, Whose, How much) Rumusan masalah dari
program gizi Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja puskesmas Kecamatan Kemayoran periode Januari – Oktober
2018 sebesar 99 % lebih dari target 95 %
2. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Selatan periode Januari –
Oktober 2018 sebesar 97,6 % lebih dari target 95 %
3. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja puskesmas Kelurahan Kebon Kosong periode Januari – Oktober
2018 sebesar 97,4 % lebih dari target 95 %
4. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja puskesmas Kelurahan Serdang periode Januari – Oktober 2018
sebesar 95,6 % lebih dari target 95 %
5. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja puskesmas Kelurahan Harapan Mulia periode Januari – Oktober
2018 sebesar 98,3 % lebih dari target 95 %
6. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja puskesmas Kelurahan Utan Panjang periode Januari – Oktober
2018 sebesar 90,88 % kurang dari target 95 %
7. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja puskesmas Kelurahan Cempaka Baru periode Januari – Oktober
2018 sebesar 93,5 % kurang dari target 95 %
8. Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja puskesmas Kelurahan Sumur Batu periode Januari – Oktober
2018 sebesar 90,9 % kurang dari target 95 %
9. Persentase ibu hamil anemia Se-Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober
Tahun 2018 sebesar 12,13% melebihi dari target 0%
4
ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan
masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus
dipecahkan.
Untuk menentukan prioritas masalah digunakan scoring technique. Penentuan
masalah dengan cari ini hanya dapat dilakukan bila datanya tersedia. Terdapat
berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan scoring technique.
1. Metode Bryant
Dengan beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi.
b. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat
dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat
masalah kesehatan tersebut.
c. Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya.
d. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut.
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah
satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk
tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah
sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya.
Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah.
Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari
setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan
prioritas masalah yang akan diambil.
5
didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan
prioritas masalah yang akan diambil.
2. Metode PAHO
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang
ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk
penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah.
Kriteria yang dipakai adalah:
a. Magnitude
Menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit tersebut. Ini ditunjukkan dengan angka prevalensi
b. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate
masing- masing penyakit.
c. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk
mengatasi masalah tersebut.
d. Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau
kegusaran masyarakat dan para politisi.
e. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.
Parameter diletakan pada kolom dan masalah yang ingin dicari prioritasnya
diletakan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya didapat dari
perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi, dijadikan
sebagai prioritas masalah.
3. Metode MCUA
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan
mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin
dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk
penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan
6
dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih
objektif..
Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah.
Kriteria yang dipakai terdiri dari:
a. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam
kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai
berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,
maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun
angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.
b. Greatest Member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang
terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang
berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate.
Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member ditentukan dengan
cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah
program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
c. Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sector
lain di luar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah
seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
d. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa
mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah
ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan,
fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah,
serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.
e. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah
masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah
7
kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal
tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan
pemerintah yang concern terhadap masalah tersebut, apakah ada lembaga
atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut,
serta apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai media.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian masalah
dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan
penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode
ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Dalam
menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang
lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih
tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah
kriteria yang mempunyai bobot lima.
a. Bobot 5 : Paling Penting
b. Bobot 4 : Sangat Penting Sekali
c. Bobot 3 : Sangat Penting
d. Bobot 2 : Penting
e. Bobot 1 : Cukup Penting
8
magnitude ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu
kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
b. Severity
Berdasarkan hasil diskusi, CFR penyakit yang berhubungan dengan program
gizi, yaitu salah satunya suplementasi tablet tambah darah adalah proporsi
9
anemia pada ibu hamil menurut Riskesdas 2013 yaitu sebesar 37,1%
(Balitbangkes, 2013).
10
Target Capaian Proxy Nilai
No. Daftar Masalah (%) (%) (%) Persentase Skor
(a) (b) (c) (a-b)+c
8. Persentase ibu hamil yang 95 90,9 37,1 41,2 4
mendapat Tablet Tambah Darah
minimal 90 tablet wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Sumur
Batu Januari – Oktober 2018
9. Persentase ibu hamil anemia Se- 0 12,13 - 12,13 1
Kecamatan Kemayoran Januari –
Oktober Tahun 2018
c. Vulnerability
Merupakan penilaian terhadap ketersediaan teknologi, sumber daya, ataupun
obat-obatan yang efektif untuk mengatasi permasalahan. Penilaian dibagi
berdasarkan ada dalam jumlah yang mencukupi, ada namun kurang mencukupi,
dan tidak ada sama sekali. Dikatakan cukup apabila dalam proses
berlangsungnya program hal tersebut tidak menjadi suatu hal yang menghalangi
diberi nilai tiga. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlahnya kurang
atau terlambat datang atau ada namun tidak layak digunakan diberi nilai dua.
Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberikan nilai satu.
11
4 Kel. Serdang 12 34.598 1:2883
5 Kel. Harapan Mulia 7 27.071 1:3867
6 Kel. Utan Panjang 10 33.885 1:3389
7 Kel. Cempaka Baru 10 37.734 1:3773
8 Kel. Sumur Batu 10 27.216 1:2722
12
d. Community and Political Concern Score
Menunjukkan sejauh mana permasalahan tersebut menjadi perhatian
masyarakat dan politisi. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa
concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap
permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terdapat pada peraturan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Parameter tersebut diberikan nilai
berdasarkan ada atau tidaknya kebijakan baik dari pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
Selain itu, untuk mengetahui community concern, dapat ditentukan dari
keterlibatan stakeholder atau kelompok masyarakat dalam berlangsungnya
program. Semakin tinggi stakeholder atau kelompok masyarakat yang terlibat
maka masalah tersebut dianggap sebagai masalah yang lebih mendapat
perhatian.
13
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun
2014 mengenai Tablet Tambah Darah Bagi Ibu Hamil
14
Tabel 14. Penentuan Community and Political Concern Score
terhadap Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan Kemayoran
Januari – Oktober 2018
Jumlah
No. Daftar Masalah Kebijakan Masyarakat Jumlah
yang terlibat
1. Persentase ibu hamil yang 2 3 5
mendapat Tablet Tambah
Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Kemayoran
Januari – Oktober 2018
2. Persentase ibu hamil yang 2 2 4
mendapat Tablet Tambah
Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Gunung Sahari
Selatan Januari – Oktober
2018
3. Persentase ibu hamil yang 2 3 5
mendapat Tablet Tambah
Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Kebon Kosong
Januari – Oktober 2018
4. Persentase ibu hamil yang 2 3 5
mendapat Tablet Tambah
Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Serdang Januari –
Oktober 2018
5. Persentase ibu hamil yang 2 2 4
mendapat Tablet Tambah
Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Harapan Mulia
Januari – Oktober 2018
6. Persentase ibu hamil yang 2 2 4
mendapat Tablet Tambah
Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Utan Panjang
Januari – Oktober 2018
7. Persentase ibu hamil yang 2 2 4
mendapat Tablet Tambah
Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Cempaka Baru
Januari – Oktober 2018
8. Persentase ibu hamil yang 2 3 5
mendapat Tablet Tambah
Darah minimal 90 tablet
wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Sumur Batu
Januari – Oktober 2018
9. Persentase ibu hamil anemia 2 3 5
Se-Kecamatan Kemayoran
Januari – Oktober Tahun
2018
15
e. Affordability
Menunjukkan ada atau tidaknya dana yang tersedia
16
Tabel 17. Final Score Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan Kemayoran Januari – Oktober 2018
Community & Political
No Daftar Masalah Magnitude Severity Vulnerability Affordability Jumlah
Concern
1 Persentase ibu hamil yang mendapat 1 4 8 5 1 160
Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Kemayoran Januari –
Oktober 2018
2 Persentase ibu hamil yang mendapat 1 4 7 4 2 224
Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Gunung Sahari Selatan
Januari – Oktober 2018
3 Persentase ibu hamil yang mendapat 1 4 9 5 2 360
Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Kebon Kosong Januari –
Oktober 2018
4 Persentase ibu hamil yang mendapat 1 4 9 5 1 180
Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Serdang Januari – Oktober
2018
5. Persentase ibu hamil yang mendapat 1 4 11 4 1 176
Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Harapan Mulia Januari –
Oktober 2018
6. Persentase ibu hamil yang mendapat 1 4 8 4 1 128
Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Utan Panjang Januari –
Oktober 2018
7. Persentase ibu hamil yang mendapat 1 4 9 4 2 288
Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Cempaka Baru Januari –
Oktober 2018
17
Community & Political
No Daftar Masalah Magnitude Severity Vulnerability Affordability Jumlah
Concern
8. Persentase ibu hamil yang mendapat 1 4 9 5 1 180
Tablet Tambah Darah minimal 90
tablet wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Sumur Batu Januari –
Oktober 2018
9. Persentase ibu hamil anemia Se- 3 1 7 5 2 210
Kecamatan Kemayoran Januari –
Oktober Tahun 2018
18