You are on page 1of 6

Case Report

FRAKTUR RADIUS ULNA

Preseptor:

dr. Erinaldi, Sp. OT, M. Kes

BAGIAN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

2013

TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifise, baik yang bersifat
total maupun parsial. Tulang lengan bawah terdiri dari radius dan ulna. Oleh karena pembentukan tulang l
engan bawah yang dihubungkan kuat oleh membrane interosseous, sehingga fraktur salah satu tulang ters
ebut akan menyebabkan dislokasi pada tulang lainnya. Umumnya fraktur pada radius ulna terjadi pada ba
gian tengah, jarang terjadi fraktur pada salah satu tulang tapi tidak menyebabkan dislokasi pada tulang lai
nnya.
II. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan penelitian di rumah sakit di Australia pada tahun 1997. Pada tahun 1997 jumlah pasien yang
mengalami fraktur terutama daerah lengan bawah bagian distal yaitu laki – laki 12.357 dan wanita 19.319
pasien, sedangkan insidennya pada laki – laki yaitu 152 per 100.000 pasien laki-laki dan 157 per 100.000
pasien perempuan. Insiden tertinggi dan faktor resiko yaitu pada usia 10-14 tahun pada pasien laki-laki d
an diaatas 85 tahun pada wanita. Insiden fraktur diperkirakan pada usia 50 tahun keatas akan meningkat 8
1%, dibandingkan dengan 11% untuk usia dibawah 50 tahun. Pada kelompok usia tua, jumlah wanita yan
g beresiko lebih tinggi 4,7 kali dibandingkan dengan pria. Pada kecelakaaan kendaraan bermotor, pengem
udi lebih sering mengalami fraktur radius ulna dibandingkan dengan penumpangnya, terutama tanpa airba
g depan. Pada anak anak fraktur radius ulna terjadi karena bermain skateboard, roller skating, dan mengen
darai skooter. Pada usia tua biasanya menderita trauma minimal dan mempunyai faktor resiko osteoporosi
s
III. ETIOLOGI
- Trauma dengan kekuatan besar, contohnya kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari tempat yan
g tinggi, crushing injury.
- Trauma dengan kekuatan kecil, contohnya jatuh.
Tulang lengan bawah terdiri dari radius dan ulna. Ulna relative lebih stabil, sedangkan radius memutar se
kitar ulna. Bagian proximal radius disokong oleh ligament annular. Persendian dari radius dan ulna pada b
agian pergelangan tangan dikenal dengan distal radioulnar joint (DRUJ). Dua tulang tersebut dihubungka
n oleh jaringan fibrous. Karena saling keterhubungan yang kompleks ini, energy bisa disalurkan diantara
atas dan bawah dari daerah yang trauma. Sehingga persendian diatas dan dibawah daerah trauma harus di
perhatikan saat ahli radiology mengevaluasi lengan bawah.Antebracjii terdiri dari dua tulang parallel yang
bereda panjang bentuknya yaitu os radius dan os ulna. Disebelah proksimal membentuk tiga persendian s
edangkan sebelah distal dua persendian. Tulang radius lebih pendek dari pada tulang ulna. Bentuk lebih m
elengkung dan bersendi dengan os ulna pada bagian distal dan proksimal radius ulnar joint yang bersifat r
otator. Ligamentum yang penting pada radius ulna terlihat pada gambar dibawah ini. Kedua tulang terseb
ut diikat oleh kapsul sendi pada elbow dan wrist. Selanjutnya, perlekatan pada ujung proximal keduanya o
leh anterior and posterior radioulnar ligament. Pada bagian ujungnya, ligamentum radioulnar dibentuk ole
h sendi fibrocartilago triangularis. Pada bagian Pada seluruh bagian diafise kedua tulang tersebut dihubun
gkan dengan kuat oleh membrane interosseous, yaitu suatu jaringan fibrous yang berjalan obliq dari ulna
ke radius. Sehingga hal inilah yang menyebabkan jarangnya patah hanya mengenai satu tulang saja, hamp
ir selalu juga mengenai sendi radio ulana yang berdekatan dengan daerah patahan. Membrane ini berfungs
i merotasikan os radius terhadap ulna yang menghasilkan gerakan pada lengan bawah.Permukaan radius u
lna dikelilingi oleh empat kelompok otot primer, yaitu:

Proximal : biceps brachialis, supinator memasuki pada bagian proximal radius xzdan berfungsi untuk supi
nasi
Midshaft : Pronator teres memasuki radial shaft dan berfungsi untuk pronasi
Distal : dua grup otot yang memasuki distal radius,
Pronator quadratus mengarahkan tenaga untuk melakukan pronasi, dimana dapat menyebabkan dislokasi
Brachioradialis dan abductor policis longus dan brevis (8)

V. PATOFISIOLOGI
Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kepatahan, kita harus mengetahui kondisi f
isik tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah. Tulang kortikal mempunyai strukt
ur yang dapat menahan kompresi dan tekanan memuntir. Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tul
ang menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan. Fraktur biasanya karena trau
ma langsung , atau sebagai akibat jatuh dimana sisi dorsal lengan bawah menyangga berat badan. Secara i
lmu gaya dapat diterangkan sebagai berikut: Trauma langsung dimana lengan bawah dalam posisi supinas
i penuh yang terkunci dan berat badan waktu jatuh memutar pronasi pada bagian proksimal dengan tanga
n relative terfiksir pada tanah. Putaran tersebut merupakan kombinasi tekanan yang kuat dan berat, akan
menyebabkan mekanisme yang ideal terutama dari penyebab fraktur smith. Trauma lain diduga disebabka
n karena tekanan yang mendadak pada dorsum manus , dimana posisi tangan sedang mengepal. Ini biasa
didapatkan pada penderita yang mengendarai sepeda yang mengalami trauma langsung pada dorsum man
us. Klasifikasi Fraktur Radius Ulna Fraktur dapat terjadi sepanjang tulang radius ulna, fraktur tersebut da
pat diklasifukasikan, yaitu: Fraktur radius, fraktur ulna, dan fraktur radius dan ulna.
1. Fraktur Radius
Fraktur radius dapat diklasifikasikan berdasarkan pelekatan dari otot dan fragmen yang terpisah setelah fr
aktur:Sepertiga proksimal radius, sepertiga tengah radius dan sepertiga distal radius.
2. Fraktur Ulna
Fraktur ulna dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu displacement dan nondisplacement
3. Fraktur Radius dan Ulna Fraktur pada radius dan ulna sering terjadi pada anak – anak. Persentasi nya s
ekitar 45% dari semua fraktur pada anak anak yang juga terjadi pada orang dewasa, walaupun prinsip pen
gobatannya berbeda.
VI. DIAGNOSIS
Gambaran Klinis
- Nyeri atau tenderness pada sekitar distal radioulnar joint
– Pembengkakan atau krepitasi
– deformitas pada lengan bawah
– Pergerakan berkurang pada siku atau pergelangan tangan
Gambaran Radiologis
Bila secara klinis ada atau diduga ada fraktur, maka harus dibuat dua foto tulang yang bersangkutan. Seba
iknya dibuat foto posisi antero posterior(AP) dan posisi lateral. Bila kedua proyeksi ini tidak dapat dibuat
karena kondisi pasien tidak mengizinkan, maka dibuat dua proyeksi yang saling tegak lurus satu sama lai
n. Perlu diingat bila hanya satu proyeksi yang dibuat, maka ada kemungkinan fraktur tidak dapat dilihat. F
raktur Ulna Fraktur ulna bagian proximal Fraktur pada Olecarnon sering terjadi pada usia tua, Pada kasus
tersering Fraktur berbentuk tranversal yang melibatkan trochlear notch. Seperti gambar dibawah ini. Frakt
ur pada proksimal ulna dengan dislokasi pada radial head. Dislokasi paling baik dilihat pada posisi lateral
Fraktur Radial -Fraktur sepertiga distal Merupakan daerah yang paling sering mengalami fraktur pada tula
ng radius Smith’s fracture Fraktur radius bagian distal dengan angulasi atau dislokasi fragmen distal ke vo
lar. Colle’s Fraktur Fraktur radius bagian distal dengan angulasi ke posteriordan deviasi fragmen distal ke
radial. Dapat bersifat komunitiva. Dapat disertai fraktur pada stiloid ulna. - Fraktur Sepertiga Proxi
mal Pada foto radiology rutin mungkin memperlihatkan kesan normal, tapi saat followup 10 sampai14 har
i, mungkin bias memperlihatkan gambaran fraktur. MRI atau CT sacan mungkin digunakan untuk mendet
eksi subtle fracture dan untuk rencana operasi dengan fraktur kompleks

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 18 tahun
Alamat : Tarakan 4/6 Paguyangan
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Tanggal masuk : 25 – 5 – 2009
Tiba di IGD : Pukul 12.50 WIB
II. ANAMNESA
Autoanamnesa :
1. Keluhan utama : Nyeri pada bagian lengan kiri bawah.
2. Keluhan Tambahan : Bengkak dan gerak lengan kiri bawah tidak bebas karena sakit
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RSMS tanggal 25-5-2002 dengan keluhan nyeri pada bagian lengan kiri bawah. Keluhan
tersebut dirasakan sejak pasien habis terpleset di lantai mesjid pada tanggal 25-5-2002 jam 06.00 WIB, w
aktu kejadian pasien dalam keadaan sadar sampai rumah sakit masih sadar. Waktu kejadian pasien terples
et dan jatuh terduduk dan beusaha menahan dengan tangan kiri.
Setelah kejadian pasien mengeluh lengan kiri bawah terasa nyeri dan sulit digerakkan.

4. Riwayat Penyakit Dahulu : - Tidak ada riwayat mengeluh sakit tulang sebelumnya.
5. Riwayat Penyakit Keluarga : -

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Compos mentis.
Vital Sign : T : 120/70 mmHg R : 20 x/menit
N : 84 x/menit S : Afebris

1. Kepala : Simetris, mesochepal, rambut hitam, tidak ada hematom


2. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+), reflek cahaya (+/+)
3. Hidung : Deviasi septum (-), discharge (-)
4. Telinga : Simetris, discharge (-/-)
5. Mulut : Lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis
6. Leher : JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar
7. Thorax : Jantung : S1 > S2, reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru : Suara Dasar : Vesikuler
Suara Tambahan : Ronchi (-)
Wheezing (-)
8. Abdomen : Inspeksi : Datar, tidak tampak gambaran usus
Palpasi : Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Perkusi : Tympani di seluruh lapangan abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
9. Ekstremitas : Superior : Lihat status lokalis
Inferior : gerakan akif pasif dalambatas normal

B. Status Lokalis
1. Regio antebachii Sinistra
Look : Tak tampak luka, oedem (+), deformitas (+)
Feel : Nyeri tekan setempat (+), krepitasi (+)
Move : Gerakan aktif dan pasif terhambat, sakit bila digerakkan, gangguan persarafan tidak ada

IV. RESUME
A. Anamnesis
- Pasien datang ke RSMS dengan keluhan nyeri pada bagian lengan kiri bawah.
- Keluhan tersebut dirasakan sejak pasien habis terpleset di lantai mesjid pada tanggal 25-5-2002 jam 06.0
0 WIB.
- Waktu kejadian pasien dalam keadaan sadar sampai RSU masih sadar.
- Waktu kejadian pasien terpleset dan jatuh terduduk dan berusaha menahan dengan tangan kiri.
- Setelah kejadian pasien mengeluh lengan kiri bawah terasa nyeri dan sulit digerakkan.

B. Pemeriksaan Fisik
- Regio antebachii Sinistra
Look : Tak tampak luka, oedem (+), deformitas (+)
Feel : Nyeri tekan setempat (+), krepitasi (+)
Move : Gerakan aktif dan pasif terhambat, sakit bila digerakkan, gangguan persarafan tidak ada

V. DEFERENSIAL DIAGNOSIS
- Fraktur Radius ulna sinistra, komplit displaced :
• Tedapat riwayat trauma
• Nyeri yang sangat pada gerakan aktif maupun pasif
• Tedapat pembengkakan
• Deformitas (+), pemendekan (+)
- Fraktur radius ulna sinistra, komplit undisplaced.
• Tidak terdapat tanda-tanda pemendekan tulang sedankan pada kasusu ini terdapat tanda-tanda pemendek
an tulang.
- Fraktur radius ulna sinistra, inkomplit :
• Dapat disingkirkan karena pada pasien ini tidak ada gejala fraktur inkomplit yaitu : tidak ada tanda nyeri
sekali, gerakan aktif pasif masih dapat dilakukan.
- Dislokasi siku :
• Tidak terdapat gejala : rasa sendi yang keluar.
Akan tetapi terdapat ejala dislokasi yang lain yang berupa :
• Riwayat trauma
• Nyeri yang sangat
• Gerak terbatas.
- Coles fraktur :
• Tidak ada tanda dinner fork deformity
- Smith fraktur
- Galeazzi fraktur
- Monteggia fraktur

VI. USULAN PEMERIKSAAN


Foto rontgen regio antebrachii sinistra AP-L
Hasil : Terdapat fraktur di radius dan ulna sinistra1/3 distal, komplit displaced.

VII. Diagnosa Klinis


Fraktur Radius Ulna sinistra 1/3 distal, komplit displaced, tertutup.

VIII. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Konservatif
a. Immobilisasi : Bidai.
b. Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips.
2. Terapi Farmakologis
a. Analgetik
b. Roborantia
3. Terapi operatif
a. Reposisi terbuka dan fiksasi interna : ORIF

IX. PROGNOSIS : Dubia ad Bonam.

You might also like