Professional Documents
Culture Documents
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2010
KATA PENGANTAR
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat kompleks, padat profesi, padat
modal dan padat masalah. Dengan kemajuan IPTEK Kedokteran dan makin tingginya tingkat
pendidikan masyarakat menyebabkan tuntutan terhadap keberhasilan upaya keselamatan
kesehatan makin tinggi untuk mengantisipasi kepadatan masalah tersebut dengan peningkatan
dan perbaikan mutu layanan.
Namun layanan yang bermutu tersebut tidak menjamin terhindarnya Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) yang tidak jarang berakhir dengan tindakan hukum. Oleh karena itu perlu
program untuk lebih memperbaiki proses pelayanan, karena KTD sebagian dapat merupakan
kesalahan dalam proses pelayanan yang sebetulnya dapat di cegah melalui rencana pelayanan
yang komprehensif dengan melibatkan pasien berdasarkan haknya. Program tersebut yang
kemudian dengan istilah program keselamatan pasien (Pasien Safety Program).
Dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien RS. Bumi waras menyusun Pedoman
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dengan harapan kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan RS. Bumi waras dapat meningkat sekaligus memperkecil sengketa medis, tuntutan
dan proses hukum.
Akhirnya kepada semua pihak yang berkepentingan kiranya dapat mempergunakan pedoman
ini sebagai acuan dalam melaksanakan Program Keselamatan Pasien di RS Bumi waras
Bandar Lampung.
PENDAHULUAN
Upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit merupakan suatu proses yang
meliputi program dengan penerapan Quality Assurance, total Quality Manajemen, audit
medis, indikator klinis dan lain-lain, baik aspek struktur proses maupun output. Namun
layanan yang bermutu tersebut tidak menjamin terhindarnya Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) yang tidak jarang berakhir dengan tindakan hukum. Oleh karena itu
perlu program untuk lebih memperbaiki proses pelayanan, karena KTD sebagian dapat
merupakan kesalahan dalam proses pelayanan yang sebetulnya dapat di cegah melalui
rencana pelayanan yang komprehensif dengan melibatkan pasien berdasarkan haknya.
Program tersebut yang kemudian dengan istilah program keselamatan pasien (Pasien
Safety Program).
Dengan meningkatnya keselamatan pasien rumah sakit diharapkan kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit dapat meningkat. Selain itu keselamatan
pasien juga dapat mengurangi KTD, yang selain berdampak pada peningkatan biaya
pelayanan juga dapat mengurangi KTD, yang selain berdampak terhadap peningkatan
biaya pelayanan juga dapat menimbulkan konflik antara dokter / petugas kesehatan
pasien, menimbulkan sengketa medis, tuntutan dan proses hukum, tuduhan mal praktek,
Blow Up ke mass media yang akhirnya menimbulkan opini negatif tehadap pelayanan
rumah sakit, selain itu rumah sakit dan dokter berusaha melindungi dirinya dengan
asuransi, pengacara dan sebagainya. Tetapi pada akhirnya tidak ada pihak yang menang,
bahkan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit.
1.2. Pengertian
Keselamatan pasien (Patien Safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi assessmen resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lajutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
1.3. Tujuan
Mengingat pelaksanaan keselamatan pasien di RS. Bumi Waras merupakan masalah yang
perlu di tangani segera di RS. Bumi Waras yang merupakan acuan bagi RS. Bumi Waras
untuk melaksanakan kegiatan KPRS (Keselamatan Pasien Rumah Sakit).
Adapun standar keselamatan pasien terdiri dari 7 (tujuh) standar yaitu :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarganya
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Kriteria :
1.1. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan;
1.2. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan;
1.3. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan pelayanan secara
jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil
pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan
terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD);
Standar 2.Mendidik Pasien dan Keluarga
Rumah Sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Kriteria :
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan keterlibatan pasien
yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di rumah sakit harus
ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban
dan tangung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur;
2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga;
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti;
4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan;
5. Mematuhi intruksi dan menghormati peratuan rumah sakit;
6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa;
7. Memenuhi kewajiban financial yang disepakati.
Rumah Sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis
secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), dan melakukan perubahan
untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
Kriteria :
Setiap Rumah Sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik, mengacu pada
Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah
klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi resiko bagi
pasien sesuai dengan 7 (tujuh) langkah menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS);
Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain terkait
dengan : pelaporan insiden, akreditasi, manajemen info, utilisasi, mutu pelayanan, keuangan.
Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), dan secara pro aktif melakukan evaluasi satu proses kasus resiko tinggi;
Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis untuk
menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin.
Kriteria :
Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien;
Tersedia program proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis kejadian yang
memerlukan perhatian, mulai dari “Kejadian nyaris Cidera” (Near Miss)
sampai dengan kejadian tidak diharapkan (Adverse event);
Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah
sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan pasien;
Tersedia prosedur “cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi resiko pada orang lain dan
penyampaian informasi yang benar untuk keperluan analisis.
Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden
termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang analis akar
masalah (Root Causa Analisis), Kejadian Nyaris Kerja (Near Miss) dan
kejadian sentinel (KS) pada saat program keselamatan pasien mulai
dilaksanakan;
Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya menangani
kejadian “Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif untuk
memperkecil resiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam
kaitan dengan kejadian sentinel;
Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
pengelola pelayanan didalam rumah sakit dengan pendekatan antara disiplin;
Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk
evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut;
Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektivitas kinerja rumah sakit dan keselamat
pasien,termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya.
Standar 6.Mendidik Staf Tentang Keselamatan Pasien
Kriteria :
6.1 Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan
orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai
dengan tugasnya masing-masing;
6.2 Setiap rumah sakit harus mengintegrasikan topik keselamatan dalam setiap
kegiatan inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang
insiden;
6.3 Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerja sama
kelompok ( time work ) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan
kolaboratif dalam rangka melayani pasien.
Kriteria :
Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal yang
terkait dengan keselamatan pasien;
Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yang ada.
BAB III
Langkah Penerapan :
Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien di RS.
Bumi Waras.
Langkah Penerapan :
Langkah Penerapan :
Mengembangkan sistem pelaporan dengan memastikan staf RS. Bumi Waras agar
dengan mudah dapat melaporkan kejadian / insiden, serta rumah sakit mengatur
pelaporan kepada Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Langkah Penerapan :
Langkah Penerapan :
Mendorong staf RS. Bumi Waras untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.
Langkah Penerapan :
Langkah Penerapan :
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Membentuk Tim KPRS dengan susunan organisasi sebagai berikut :
Ketua : Dokter Spesialis
Sekretaris : Sarjana Hukum
Anggota : - Dokter Bedah Umum
- Dokter Bedah Tulang
- Dokter Spesialis Kebidanan
- Dokter Spesialis Anastesi
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Dokter Gigi
- Perawat Gawat Darurat
- Tenaga Kefarmasian
- Tenaga Laboratorium
- Tenaga Radiologi.
BAB V
BAB VI
BAB VII
PENUTUP
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di RS. Bumi Waras,
maka pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien rumah sakit sangatlah penting. Melalui
kegiatan ini diharapkan terjadi penekanan/penurunan insiden sehingga dapat lebih
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap RS. Bumi Waras. Program keselamatan
pasien merupakan nerver ending process, karena itu diperlukan budaya termasuk motivasi
yang cukup tinggi untuk bersedia melaksanakan program keselamatan pasien secara
berkesinambungan dan berkelanjutan.
(logo PERSI)
LAPORAN INSIDEN
(Incident Report)
Laporan ini hanya dibuat jika timbul kejadian yang mengyakut pasien. Laporan ini bersifat
anonim, tidak mencantumkan nama, hanya diperlukan rincian kejadian. Segera kirimkan
laporan ini langsung ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) PERSI.
1. Data Pasien :
Umur : .............. Tahun Jenis Kelamin : Laki- Laki Perempuan
Berat Badan : ........Kg
3. Jenis Kejadian :
Kejadian Tidak Diharapkan (Adverse Event)
Kejadian ”Nyaris Cedera ” (Near miss)
Akibat Penggunaan Alat (Misalnya : alat rusak atau tidak berfungsi)
Akibat Pemberian Obat
Lain – lain
5. Kejadian menyangkut :
Pasien Rawat Inap Pasien Rawat Jalan Pasien UGD
6. Tempat Kejadian :
Unit Kerja/Departemen : ................................... Lokasi Kejadian.............................
11. Faktor – faktor yang berpengaruh (Aspek sistem/staf/pasien apa yang ada sebelum
timbul kejadian?)
a. ..................................................................................................................
b. ..................................................................................................................
c. ..................................................................................................................
14. Catatan Petugas yang bertanggung jawab di lokasi pada saat kejadian
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
16. a. Apakah kejadian ini pernah terjadi di unit kerja yang sama ?
Ya Tidak
Apabila ya, isilah yang dibawah ini
Unit Kerja yang sama yang pernah mengalami kejadian sama (langkah apa yang telah
diambil untuk mencegah terulangnya kejadian )
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
16. b. Apakah kejadian ini pernah terjadi di unit kerja yang lain ?
Ya Tidak