You are on page 1of 9

Pembesaran Kelenjar Prostat

Irene Andrea Handaka

102014098/C5

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510


2014/2015

Telp.(012)56942061. Email: Irene.2014fk098@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Pembesaran kelenjar prostat adalah hal yang noral pada kaum laki-laki diatas 50
tahun.Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyabab terjadinya pembesaran
kelenjar prostat. Tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa pembesaran prostat erat
kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging (menjadi
tua). Pembersaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika dan
menghambat aliran urine
Kata Kunci : Kelenjar prostat, bengkak, menghambat urin, hormon
Abstract
Enlargement of the prostate gland is the noral in men above 50 years. Until now still
not known with certainty different causes enlargement of the prostate gland. But some
hypotheses mentioned that prostate enlargement is closely related to elevated levels of
dihydrotestosterone (DHT) and the process of aging (getting old). Pembersaran prostate
causing luminal narrowing prostatic urethra and impede the flow of urine
Key Word : Prostate gland, enlargement, impede the flow of urine, hormone
Skenario 4
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke poliklinik fk ukrida dengan keluhan jika
berkemih tidak tuntas, dan selalu ingin berkemih terutama pada malam hari. Setelah diakukan
pemeriksaan fisik, dokter menduga ada pembesaran kelenjar prostat.
Rumusan Masalah
Laki-laki, 60 tahun mengeluh jika berkemih tidak tuntas dan selalu ingin berkemih
pada malam hari.
MindMap

Makro Kelenjar Prostat


& Vesika Urinaria
Mikro
Urethra

Laki-laki, 60 tahun jika


berkemih tidak tuntas dan Sifat urin dan
selalu ingin berkemih pada komposisi urin normal
malam hari.

Mekanisme kerja miksi

Hipotesis
Pasien mengalami pembesaran kelenjar prostat.
Pembahasan
A. Makroskopis Vesika Urinaria
Merupakan organ muscular berbentuk kantong yang berfungsi sebagaitempat
penyimpanan sementara urin. Peritoneum menutupi bagian cranial dari vesika urinaria,
sementara bagian caudal ditutupi oleh fascia pelvis. Vesika urinaria pada laki-laki terletak di
belakang simfisis pubis dan didepan rectum. Pada wanita organ ini terletak dibawah uterus
dan di depan vagina. Ligamentum umbilicalemedianus yang berasal dari urakus, terdapat
pada anterior, batas superior ke arahumbilicus. Ligamentum umbilicale lateral berjalan
sepanjang tepi vesica urinaria keumbilicus. Selain itu juga terdapat ligamentum umbilicale
mediale (lebih lateral dariligamentum umbilicale medianus) yang berasal dari a. umbilikalis.
Terdapat pulaligamentum pubovesical yang disertai dengan pubouretrhral pada perempuan
dan puboprostatica pada laki-laki.1
Pada vesika urinaria terdapat sebuah trigonum yaitu area halus, triangular dan relative
tidak dapat mengembang yang terletak secara internal dibagian dasar vesika urunaria. Sudut-
sudutnya terbentuk dari tiga lubang. Disudut atas trigonum, dua ureter bermuara ke vesica
urinaria. Uretra keluar dari vesika urinaria di bagian apex trigonum.2
Secara makroskopis ginjal dibagi menjadi 4 bagian yaitu :
1. Apex
Dihubungkan ke cranial oleh urachus ke umbilicusmembentuk ligamentum umbilicale
mediale. Tertutup oleh peritoneum dan berbatasan dengan Ileum.
2. Fundus
Pada laki-laki fundus vesica urinaria dipisahkan dari rectum oleh spatium
rectovesicale. Sedangkan pada perempuan secara langsung berhubungan dengan
vagina dan cervix uteri.
3. Dinding
Seluruh dinding vesika urinaria dilapisi oleh suatu otot yang disebut M.Detrusor. Otot
tersebut mengelilingi dinding vesika urinaria sampai dengan daerah collum.
M.Detrusor ini membentuk suatu otot yang dinamakan M.Sphincter uretra interna.
a. Dasar Vesika urinaria
Berbentuk segitiga ( Trigonum Vesicae Liutaudi).
Pada sudut laterosuperior kiri dan kanan terdapat orificium ureteris yang berjalan
kearah inferior membentuk orificium urethra interna.
b. Permukaan latero inferior
Disebelah cranial berhubungan dengan M.Obturator internus. Sedangkan sebelah
distal berhubungan dengan M.Levator ani.
4. Collum
Berbatasan dengan permukaan atas glandula prostata(padalaki-laki). Difiksasi oleh:
a. Ligamentum puboprostaticus(laki-laki)
b. Ligamentum pubovesicale(perempuan)
Perdarahan3
 Vesicalis superior akan memperdarahi bagian anterosuperior dari vesika
urinaria. Pangkal A. Vesicalis superior merupakan bagian paten A.Umbilicalis
janin.
 A.Vesicalis inferior seringkali muncul bersama A.rectalis media, mendarahi
bagian fundus dan collum dari vesika urinaria.
 Pada perempuan, tidak terdapat A.vesikalis inferior. Arteri ini diganti dengan
A. Uterina, arteri ini akan mempercabangkan A.Vaginalis. A.Vaginalis akan
memperdarahi bagian posteroinferior pada vesika urinaria.
 A.Obturatoria
 A.Glutea inferior
Pembuluh balik
 Laki-laki : Plexus venosus vesicalis plexus venosus prostaticus
Plexus ini akan menerima darah dari V.Doralis penis profunda dan
bermuara melalui V.Vesika inferior V.Iliaca interna.
 Perempuan : Plexus venosus vesikalis menerima darah dari V.Clitoridis
dan berhubungan dangan plexus venosus vaginalis dan bermuara melalui
V.Uterina V.Iliaca interna.
Persarafan

Serat simpatis
Serat simpatis medulla spinalis setinggi lumbal dan thoracica inferior
plexus vesikalis melalui plexus dan n. Hypogastricus.
 Serat parasimpatis medulla spinalis setinggi sacral dibawa oleh
n.splanhicus pelvicus dan plexus hypogastricus inferior.
Serat parasimpatis
B. Makroskopis Urethra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju
lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada
pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual
(berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar
3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos
terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars
membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter
externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).
Perbedaan ureter laki-laki dan perempuan :
a. Laki-laki
Urethra pada pria memiliki panjang sekitar 20-25cm. Selain berfungsi untukmengeluarkan
urin, urethra masculine juga berfungsi untuk mengeluarkan cairan semen. Urethra masculine
terbagi atas 3 bagian , yakni :
 Urethra pars prostatica
Terletak di dalam Prostat. Urethra pars prostatica memiliki panjang
sekitar 3 cm. Di dalam prostat, urethra menerima sepasang ductus
ejaculatorius yang merupakan penyatuanantara ductus
ekskretorius dan ductus vesicular seminalis. Selain itu, urethra pars
prostatica juga mendapatkan muara dari ductus-ductus dari kelenjar
prostat itu sendiri.
 Urethra pars membranosa
Urethra pars membranosa merupakan bagian urethra yang paling
pendek (1-2cm) dan juga paling sempit. Urethra pars membranosa
terbentang dari apex prostat sampai ke bulbus penis. Urethra pars
membranosa terletak di dalam diaphragma pelvis (diaphragma
urogenitalia). Urethra bagian ini berdinding tipis dan dikelilingi
oleh m. sfingter urethra externa dan merupakan bagian yang mudah
robek saat dilakukan kateterisasi urin.
 Urethra pars spongiosa
Urethra pars spongiosa merupakan bagian urethra yang terpanjang (15
cm) terletak di dalam bulbus penis, corpus spongiosum dan glans
penis.Urethra pars spongiosa juga dimuarai oleh ductus glandula
bulbourethralis dan lacuna urethralis yang merupakan muara
dari ductus glandula urethralis. Terdapat 2 buah pelebaran yakni fossa
intrabulbaris (pelebaran pada bulbus penis) dan fossa navicularis
(pelebaran pada glans penis). Urethra pars spongiosa kemudian akan
berakhir pada Orificium (ostium) urethra externum (OUE) pada glans
penis.
Urethra masculine divaskularisasi oleh cabang dari a. vesicalis inferior, a. rectalis media,
dan a. urethralis. Urethra masculine mendapatkan persarafan dari n.pudendus dan plexus
prostaticus.2
b. Perempuan
Urethra pada wanita hanya berukuran 3,75 - 5cm, berbentuk lurus dan mudah
diregangkan. Karena alasan ini pulalah yang menyebabkan wanita sering mengalami Infeksi
Saluran Kemih (ISK). Urethra akan berakhir pada Orificium (Ostium) Urethra Externum
(OUE) pada vestibulum vagina.
.
C. Makroskopis Kelenjar Prostat
Berbentuk limas terbalik. Basis superoanterior antara collum vesicaurinaria. Bagian apex
pada diaphragma urogenitale. Fungsi glandula prostat untuk memproduksi cairan encer putih,
bersifat alkalis yang dapat menetralisir keasaman cairan vagina. Prostat adalah organ genital
yang hanya di temukan pada pria karena merupakan penghasil cairan semen yang hanya
dihasilkan oleh pria. Prostat pada umumnya memiliki ukuran dengan panjang 1,25 inchi atau
kira – kira 3 cm, mengelilingi uretra pria4
Batas-batas pada glandula prostata yaitu :
 Depan atas : vesica urinaria
 Depan bawah : symphisis pubis
 Belakang : pars analis recti
 Lateral : M. Levator ani
D. Mikroskopis Vesika Urinaria
Vesika urinaria ditopang dalam rongga pelvis dengan lipatan-lipatan
peritoneum dan kondensasi fascia.5
Dinding vesika urinaria terdiri dari 4 lapisan :
a. Serosa : Lapisan terluar. Lapisan serosa merupakan
perpanjangan dari lapisan peritoneal rongga abdominopelvis dan hanya
ada di bagian atas pelvis.
b. Otot detrusor : Lapisan tengah. Otot detrusor tersusun dari berkas-
berkas otot polos yang satu sama lain saling membentuk sudut. Hal
tersebut untuk memastikan bahwa selama urinasim vesika urinaria akan
berkontraksi dengan serempak ke segala arah.
c. Submukosa : Lapisan jaringan ikat yang terletak di bawah mukosa
dan menghubungkan dengan muskularis.
d. Mukosa : Merupakan lapisan terdalam. Lapisan ini merupakan
lapisan epitel yang tersusun dari epithelium transisional. Pada vesika
urinaria yang rileks, mukosa membentuk rugae (lipatan-lipatan) yang akan
memipih dan mengembang saat urin berakumulasi dalam vesika urinaria.
E. Mikroskopis Ureter5
a. Lapisan mukosa : Lapisan ini berisi epitel transisional sampai berlapis
gepeng.
b. Lapisan muskularis : Lapisan ini merupakan lapisan otot polos yaitu
M.Sphincter urethra
c. Lapisan adventisia
F. Mikroskopis Kelenjar prostat
Prostat merupakan suatu kumpulan kelanjar yang terdiri dari 30 - 50 kelenjar
tubuloalveolar, dibentuk dari epitel bertingkat silindris atau kuboid yang bercabang.
Duktusnya bermuara ke dalam uretra pars prostatika, menembus prostat5
G. Mekanisme kerja MIKSI
Mikturasi adalah proses pengeluaran urine dari ureter secara konstan masuk kedalam
kantung kemih. Ketika terdapat sampai 300 ml urine di dalam kantung kemih, keinginan
unutk mengeluarkan urine timbul akibat stimulasi saraf sensori karena tegangan dalam
kantung kemih meningkat, impuls motorik menimbulkan suatu kontraksi reflex kantung
kemih dan relaksasis fingter internal. Sfingter ekstrenal dikontrol oleh saraf pudendal.
Ketika anak telah belajar menghambat reflex spinal, miksi dapat ditunda selama waktu
tertentu atau dapat diinduksi secara volunteer.6

Apabilaindividumengidapsuatupenyakit, miksidapatdipengaruhidenganberbagaicara.
Sfingterdapatmengalamikelumpuhanpadasaatsedangkontraksi, sehinggatidakdapatrileks.
Hal iniakanmenyebabkanretensi urine dankantungkemihakansangatpenuh.
Apabilatidakdiatasidengankateter, distensiakanberlanjutdanakanmenekanorifisium yang
dijagasfingter, membuatsedikit urine menetessecarakontinu,
sedangkankantungkemihakanberlanjutdanakanmenekanorifisium yang dijagasfingter,
membuatsedikit urine menetessecarakontinu, sedangkankantungtetappenuh. Hal
inidisebutretensiakibataliranberlebih. Hal iniburukuntukkantungkemihdanginjal,
menyebabkan tonus kantungkemih yang
meregangdanmenimbulkantekananbalikpadaginjal.

Sfingterdapatmengalamiparalisissaatrelaksasi. Padakondisiini urine


akanmenetessecarakonstandarikantungkemih yang kosong,
dimanakantungkemihtidakdapatmenahannya. Padakasuspenyakitsaraf lain danpada
anesthesia, control otakterhadapamiksidapathilang,
sehinggakerjakontrolsekalilagiterjadisecara reflex, sepertipadahewantingkatrendah.
Kantungkemihterisidanmengosongkandirisecara reflex,
tanpaindividumerasakanpenuhdantanpamampumengontrolrelaksasisfingter.6

H. Sifat urin dan komposisi urin normal


I. Sifat-sifat urin :
a. Volume : Dewasa 600ml – 2500ml
Tergantung dari
 Intake air : intake air maka urin
 Temperature lingkungan : panas berkeringat volume
urin
 Makanan/ diet : kopi, teh, alkohol urin
 Keadaan mental dan fisik : 1. Volume urin <600ml/24jam :
oliguria
2. Volume urin >2500ml/24jam :
poliuria


Volume urin yang dibentuk selama tidur kira-kira ½ volume urin yang
dibentuk selama aktivitas.
b. Berat jenis : 1.003 – 1.030
c. pH (normal : 4,7 – 8,00) Rata-rata < 6,0
d. Warna urin : Urin normal jernih, kuning muda seperti warna bir.
Volume urin sedikit maka warna urin akan menjadi lebih pekat/tua.
e. Bau : khas
f. Kejernihan : Normalnya urine jernih, mengandung fosfat.
J. Komposisi urin normal
a. Urea
b. Kreatinin dan kreatin
c. Amoniak (NH3) dan garam amonium
d. Asam urat
e. Asam amino
f. Aliatonin
g. Klorida
h. Sulfat
i. Fosfat
j. Oksalat
k. Mineral
l. Vitain, hormon, enzim
K. Pembahasan kasus
Timbulnya hiperplasia prostat hampir merupakan suatu fenomena universal pada laki-
laki berusia lanjut. Berat prostat hanya beberapa gram saat lahir. Pada masa pubertas
prostat mengalami pertumbuhan yang diperantarai oleh androgen dan mencapai ukuran
dewasa sekitar 20 gram pada usia 20 tahun. Ukurannya tetap stabil selama sekitar 25
tahun, dan selama dekade kelima pada sebagian besar laki-laki terjadi percepatan
pertumbuhan kedua. Dengan demikian penyakit ini mengenai laki-laki berusia di atas 45
tahun dan frekuensinya meningkat seiring dengan pertambahan usia sehingga pada
dekade kedelapam lebih dari 90% laki-laki mengalami hiperplasia prostat.
Secara keseluruhan, pembedahan prostat dilakukan pada sekitar 10% laki-laki pada
suatu saat. Penyakit ini terdapat pada semua populasi tetapi lebih jarang dibelahan timur
dunia. Usia rerata timbulnya gejala adalah sekitar 65 tahun untuk orang berkulit putih dan
sekitar 60 tahun untuk orang berkulit hitam.

L. Kesimpulan
Pembesaran kelenjar prostat pada laki-laki diatas umur 50 tahun adalah hal yang
wajar. Pembesaran kelenjar prostat akan menekan ureter sehingga terjadi penyempitan di
saluran kemih. Hal ini yang menyebabkan jika berkemih sedikit-sedikit dan tidak lapias.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan Fisiolofi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;
2004.h.322-36.
2. Irianto K.Stuktur dan fungsi tubuh manusia. Bab 7 sistempengeluaran. Bandung:
YramaWidya; 2008. H. 224-8.
3. Moore KL, Agur AMR, Dalley AF. Essential clinical anatomy. 4th Edition . Canada:
Lippincott Williams &Wilkins, 2011

4. Snell SR. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC, 2006.
5. Junqueira, Carlos L, Carneiro J. Histologi dasar, teks dan atlas. Edisi ke-12 Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2012

6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC.2011

You might also like