You are on page 1of 12

Peranan Kelenjar Tiroid pada Manusia

Aaron Angga Kusuma Putra (102013385) (C4)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara, No.6, Jakarta Barat, 11510,Telp.(021)5694-2061, Fax.(021) 563-1731

Abstrak

Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar
ini juga mempunyai peran penting dalam memetabolisme zat-zat nutrien seperti karbohidrat,
protein, dan lemak. Kelenjar ini mensekresi hormone tiroid yang merupakan hormon regulator
utama dalam tubuh. Sekresi hormone ini dipengaruhi oleh konsentrasi zat iodium yang masuk
dalam tubuh melalui konsumsi makanan dan juga oleh hormone TSH (Thyroid Stimulatory
Hormone )yang disekresikan dihipofisis anterior. Hormon tiroid ini memilki fungsi sangat
kompleks yang berhubungan dengan segala aspek metabolisme yang terjadi dalam tubuh. Selain
itu sintesis yodium dibutuhkan harus tetap seimbang dimana apabila terjadi kekurangan ataupun
kelebihan dari zat ini dapat menyebabkan terjadinya suatu gangguan.

Kata Kunci: Kelenjar Tiroid, Hormon Tiroid, Sintesis Iodium

Abstrack

The thyroid gland is one of the largest endocrine glands in the human body. This gland is also
have an important role in metabolizing nutrients substances such as carbohydrates, proteins,
and fats. This gland is secretes thyroid hormone which is the main regulator of hormone in the
body. The secretion of this hormone is influenced by the concentration of iodine that enters the
body through the consumption of food and also by the hormone TSH (Thyroid stimulatory
hormone) which is secreted in the anterior pituitary. The thyroid hormone has an extremely
complex functions which deal with all aspects of metabolism that occurs in the body. Other than
that the synthesis of Iodine needed must stay balanced which in case of a shortage or excess of
these substances may cause a disturbance.

Keyword: Thyroid Gland, Thyroid Hormone, Synthesis of Iodine

1
Pendahuluan

Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.
Kelenjar ini juga penting peranannya dalam metabolisme zat-zat nutrien seperti karbohidrat,
protein, dan lemak. Kelenjar ini mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan agar
optimal sehingga berfungsi normal.
Kelenjar tiroid merupakan regulator penting bagi laju metabolisme basal keseluruhan,
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, fungsi saraf, serta untuk mensintesis hormone tiroid.
Pada skenario di ceritakan bahwa seorang perempuan usia 45 tahun didapat adanya
pembesaran pada kelenjar tiroidnya, serta mengeluh ia berkeringat dan nafsu makannya
meningkat tapi berat badan malah menurun. Berdasarkan skenario tersebut maka dalam makalah
ini akan di bahas mengenai kelenjar tiroid dan hal-hal yang berkaitan dengan kasus.

Kelenjar Tiroid

Struktur Makroskopis

Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan tepat dibawah kertilago krikoid
disamping kiri dan kanan trakea. Kelenjar ini terdiri atas 2 lobus yaitu lobus kanan dan lobus kiri
pada C5 – T1 dan dipisahkan dengan istmus digaris tengah yang biasa menutupi cincin trakea 2-
3, sehingga bentuknya menyerupai huruf H.
Kelenjar tiroid menempati ruangan dibagian dorso medialnya yang terdapat laring trakea,
carotis sheath sedangkan bagian ventralnya oleh m.sternokleidomastoideus, m.sternohyoideus,
v.jugularis anterior.
Vaskularisasi kelenjar tiroid oleh sepasang a.tiroid superior yang berasal dari a.carotis
comunis ( a.carotis eksterna ), a.tiroid inferior cabang dari a.subclavia dan a.tiroid ima yang
berasal dari a.brakhiosefalik salah satu cabang dari arcus aorta. Inevarsi kelenjar tiroid berasal
dari ganglion servikal superior dan n.laringeus superior yang merupakan cabang dari n.vagus,
kedua saraf ini akan bergabung dan berjalan didalam kelenjar tiroid dan disepanjang a.tiroid
superior.1

2
Gambar 1 : Makroskopik Kelenjar Tiroid.1

Struktur Mikroskopis Kelenjar Tiroid

Pada sediaan, mereka hampir bulat dan berdiameter antara 0,2 dampai 0,9 mm. Folikel
dibatasi epitel selapis kuboid. Sel-selnya terpolarisasi terhadap lumen, yang terisi substansi
mirip-gelatin atau semicair yang disebut koloid. Tiroksin dan triiodotironin disimpan dalam
bentuk koloid sebagai unsur pembentuk sebuah glikoprotein sekresi besar disebut tiroglobulin.
Setiap folikel dibungkus lamina basal tipis, yaitu jalinan serat retikular halus, dan sebuah plexus
kapiler.
Epitel folikel tiroid mamalia terdiri atas dua jenis sel, sel principal yang terbanyak pada
epitel itu dan sel parafolikel yang terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil di antara basis

3
sel-sel principal ( Gambar 2). Epitel ini umumnya kuboid rendah namun tingginya bervariasi dari
folikel ke folikel dan pada keadaan aktivitas fisiologik berbeda. Ia dapat terutama gepeng atau
kuboid pada kelenjar yang relatif tenang dan kolumnar pada kelenjar hiperaktif.

Gambar 2. Sel-sel kelenjar tiroid.2

Sel principal memiliki inti bulat atau lonjong, sedikit heterokromatin dan mengandung
satu atau dua nukleoli. Sitoplasma selnya basofilik, sedangkan koloidnya terpulas dengan eosin
dan memberi reaksi kuat terhadap karbohidrat dengan asam periodat Schiff. Pada mikrograf
elektron, permukaan lumen dari sel-sel principal memiliki banyak mikrovili pendek. Membran
pada dasar selnya licin dan duduk diatas lamina basal tipis yang mengelilingi folikel secara
lengkap.
Sel parafolikel besar yang pucat terletak di dalam epitel namun tidak mencapai
permukaan bebasnya, terpisah darinya oleh bagian melengkung sel-sel principal di sebelahnya.
Mereka terdapat satu-satu atau dalam kelompok kecil. Pada mikrograf elektron, semua sel
parafolikel tampak di dalam epitel. Sel-sel parafolikel dua sampai tiga kali lebih besar daripada
sel principal, namun pada manusia mereka hanya merupakan 0,1% dari massa epithelial kelenjar.
Mereka cenderung lebih banyak di bagian pusat lobus tiroid. Intinya bulat atau lonjong dan
mungkin berlekuk pada satu sisinya. Sitoplasmanya berdensitas rendah dan mengandung
reticulum endoplasma dalam jumlah sedang, terutama berbentuk tubular, namun mungkin juga

4
terdapat tumpukan kecil cysterna. Granul sekresi sel-sel parafolikel mengandung kalsitonin,
sebuah hormon peptide dari 32 asam amino yang menurunkan konsentrasi kalsium darah dengan
menekan reabsorpsi tulang.
Sel – sel sekretorik utama tiroid yang dikenal sebagai sel folikel, tersusun membentuk
bola-bola berongga yang masing- masing membentuk satu unit fungsional yang dinamai folikel .
Pada potongan mikroskopik, folikel tampak sebagai cincin sel- sel folikel mengelilingi suatu
lumen dibagian dalam yang terisi oleh koloid, bahan yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan ekstrasel untuk hormone tiroid. Perhatikan bahwa koloid di dalam lumen folikel
bersifat ekstrasel (yaitu diluar sel tiroid) meskipun terletak dibagian di dalam bagian interior
folikel. Koloid tidak berkontak langsung dengan cairan ekstrasel yang mengelilingi folikel
berupa yang mengelilingi folikel, serupa dengan danau di tengah pulau yang tidak berhubungan
langsung dengan lautan yang mengelilingi pulau tersebut.
Konsistuen utama koloid adalah suatu molekul protein besar yang dikenal sebagai
tiroglobulin (Tg) yang berikatan dengan hormon tiroid dalam berbagai stadium sintesis. Sel
Folikel menghasilkam dua hormone yang mengandung iodium yang berasal dari asam amino
tirosin, tetraiodotironin ( T4 atau tiroksin ) dan triiodotironin (T3) Kedua hormone secara
kolektif disebut hormone tiroid yang merupakan regulator penting terhadap laju metabolik basal
keseluruhan.1.2

Sintesis dan Penyimpanan Hormon Tiroid3,4


Sintesis hormone tiroid memerlukan dua bahan dasar yaitu tirosin dan iodium, yang
keduanya harus diserap dari darah oleh sel – sel folikel. Tirosin adalah asam amino yang
disintesis tubuh, sedangkan iodium tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari
makanan.

Tahap pembentukan hormone tiroid dimulai dari pengangkutan iodida dari darah ke
dalam sel –sel dan folikel ke tiroid. Membran basal sel tiroid mempunyai kemampuan yang
spesifik untuk memompakan iodida secara aktif ke bagian dalam sel. Kemampuan ini
dinamakan penjeratan iodida (iodida trapping). Pada kelenjar tiroid yang normal, pompa iodida
dapat memekatkan iodide kurang lebih 30 kali dari konsentrasinya di dalam darah.
Sintesis, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid terdiri dari langkah – langkah berikut:

5
Semua langkah sintesis hormone tiroid berlangsung di dalam molekul tiroglobulin di dalam
koloid. Tiroglobulin di sintesis oleh reticulum endoplasma sel folikel. Di dalam sel folikel,
tiroglobulin yang disintesis akan menyatu dengan tirosin dan kemudian dikeluarkan ke dalam
koloid dengan cara eksositosis. Sel-sel folikel yang mengelilingi koloid membentuk suatu
glikoprotein yang disebut tiroglobulin dan enzim untuk sintesis hormone tiroid. Protein – protein
ini di kemas kedalam vesikel dan disekresikan ketengah – tengah ruang folikel . Sel –sel folikel
juga secara akif menimbun iodida, I- yang berasal dari makanan dengan menggunakan sodium –
iodide- symporter (NIS).
Iodium dari darah terjerat di membran secara aktif oleh enzim hydrogen peroksidase yang
dihasilkan enzim tiroid peroksidase di sel folikel. Kemudian melalui pompa iodium yaitu pompa
Na – K ATPase terletak di membran luar sel folikel, iodium secara aktif masuk ke dalam sel
folikel menuju ke dalam koloid.
Di dalam koloid, iodium cepat melekat dengan molekul tiroglobulin. Perlekatan sebuah
iodium ke tirosin menghasilkan monoiodotirosin (MIT). Perlekatan dua iodium ke tirosin
menghasilkan diiodotirosin (DIT).
Kemudian terjadi penggabungan antar molekul MIT dan DIT. Penggabungan antar satu
molekul MIT dengan satu molekul DIT menghasilkan triiodotironin (T3). Penggabungan antar
dua molekul MIT menjadi tetraiodotironin (T4 atau tiroksin). Penggabungan tidak terjadi antara
dua molekul MIT.
Sekitar 90% produk sekretorik yang dikeluarkan dari kelenjar tiroid adalah dalam bentuk
T4, walaupun T3 memiliki aktivitas biologis sekitar empat kali lebih poten daripada T3. Namun
sebagian besar T4 kemudian diubah atau diaktifkan oleh enzim deiodinase menjadi T3 melalui
proses pengeluaran satu iodium di hati dan ginjal. Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari
pengubahan T4. Dengan demikian T3 adalah bentuk hormone yang paling aktif di tingkat sel,
meskipun tiroid menghasilkan lebih banyak T4. Dalam kerjanya, T3 memiliki potensial lebih
besar sekitar 2-4 kali dari pada T4, selain itu juga T3 bekerja lebih cepat, mempunyai efek dalam
beberapa jam. Sedangkan T4 membutuhkan waktu beberapa hari untuk mencapai respons
maksimal. Dalam sirkulasi hanya sekitar 20% T3 yang dihasilkan dari kelenjar tiroid. Sekitar
80% T3 dalam darah berasal dari pengubahan T4. Dimana T4 berperan sebagai prohormon
(simpanan).

6
Sebagian besar T4 dan T3 diangkut di darah dalam keadaan terikat ke protein plasma
tertentu. Setelah dikeluarkan ke dalam darah, hormon tiroid yang sangat lipofilik berikatan
dengan beberapa protein plasma. Kurang dari 1% T3 dan 0,1% T4 tetap berada dalam bentuk
tidak terikat (bebas), karena hanya hormone bebas dari keseluruhan hormone tiroid memiliki
akses ke reseptor sel sasaran dan mampu menimbulkan suatu efek.
Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam pengikatan hormone tiroid. Pertama,
globulin pengikat tiroksin ( thyroxine binding globulin ): secara selektif mengikat hormone
tiroid, kurang dari 55% T4 dan 65 % dari T3 dalam sirkulasi. Kedua, albumin: secara non
selektif mengikat banyak hormone hipofilik, termasuk 10 % dari T4 dan 35% dari T3. Ketiga,
thyroxine binding prealbumin: dimana hormon ini akan mengikat sisa 35% T4.
Semua produk ini tetap melekat ke tiroglobulin. Hormon tiroid tetap tersimpan dalam
bentuk ini di koloid sampai terurai dan disekresikan. Jumlah hormone tiroid yang tersimpan
normalnya dapat memenuhi kebutuhan tubuh untuk beberapa bulan. Karena reaksi – reaksi ini
berlangsung di dalam molekul tiroglobulin, semua produk tetap melekat ke protein besar tersebut
sampai kemudian dipecah dan di sekresikan jika diperlukan tubuh.

Pengaturan sekresi hormon tiroid


Hormon tiroid diatur oleh sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid. Thyroid-stimulating
hormone (TSH), hormon tropik tiroid dari hipofisis anterior, adalah regulator fisiologis
terpenting bagi sekresi hormon tiroid. Hampir semua langkah dalam pembentukan dan
pengeluaran hormon tiroid dirangsang oleh TSH. Selain meningkatkan sekresi hormon tiroid,
TSH bertanggung jawab untuk mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid. Tanpa
adanya TSH, tiroid mengalami atrofi (ukurannya mengecil) dan sekresi hormonnya berkurang.
Sebaliknya, kelenjar ini mengalami hipertrofi (peningkatan ukuran setiap sel folikel) dan
hiperplasia (peningkatan jumlah sel folikel) sebagai respons terhadap stimulasi TSH yang
berlebihan.

Hormon tiroid, dengan mekanisme umpan-balik negatif, "mematikan" sekresi TSH,


sementara thyrotropin- releasing hormone (TRH) dari hipotalamus secara tropik
"menghidupkan" sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Pada sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid,
inhibisi terutama berlangsung di tingkat hipofisis anterior. Seperti lengkung umpan-balik

7
negatif lainnya, lengkung antara hormon tiroid dan TSH cenderung mempertahankan stabilitas
keluaran (sekresi) hormon tiroid.
Pengaturan sehari-hari kadar hormon tiroid bebas tampaknya dilaksanakan oleh umpan-
balik negatif antara tiroid dan hipofisis anterior, sementara penyesuaian jangka-panjang
diperantarai oleh hipotalamus. Tidak seperti sebagian besar sistem hormonal lain, pada orang
dewasa hormon-hormon di sumbu tiroid secara normal tidak mengalami pergeseran sekresi yang
mendadak dan lebar. Kecepatan sekresi hormon tiroid yang relatif stabil sesuai dengan respons
terhadap hormon yang bersifat lamban dan berlangsung lama; peningkatan atau penurunan kadar
hormon tiroid dalam plasma yang mendadak tidak memiliki nilai adaptif. Satu-satunya faktor
yang diketahui meningkatkan sekresi TRH (dan dengan demikian, TSH dan hormon tiroid)
adalah pajanan ke dingin pada bayi, keadaan ini merupakan mekanisme yang sangat adaptif pada
bayi baru lahir. Peningkatan drastis sekresi hormon tiroid penghasil panas diperkirakan ikut
berperan dalam mempertahankan suhu tubuh dalam menghadapi penurunan mendadak suhu
lingkungan pada saat lahir, sewaktu bayi berpindah dari tubuh ibunya yang hangat ke udara
lingkungan yang lebih dingin. Pada orang dewasa, respons TSH serupa terhadap pajanan dingin
tidak terjadi, walaupun hal ini secara fisiologis masuk akal dan memang terjadi pada beberapa
jenis hewan percobaan.5
Peran katabolisme dan sekresi hormone tiroid3,6
Efek pada plasma dan lemak hati, meningkatnya hormon tiroid akan menurunkan
jumlah kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida dalam darah dan meningkatkan asam lemak bebas.
Sedangkan apabila sekresinya menurun, maka akan meningkatkan konsentrasi kolesterol,
fosfolipid dan trigiserida plasma dan hampir selalu menyebabkan pengendapan lemak secara
berlebihan di dalam hati.
Efek pada laju metabolisme, hormon tiroid adalah penentu utama laju metabolik basal,
dibandingkan dengan hormone lain, kerja hormone tiroid relative “lamban”. Hormon tiroid
meningkatkan laju metabolisme basal keseluruh tubuh. Hormon ini adalah regulator terpenting
laju konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan istirahat. Efek metabolik hormone
toroid berkaitan erat dengan efek kalorgenik “ penghasil panas”.
Efek pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, hormon ini meningkatkan
glikolisis, glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorpsi, peningkatan sekresi insulin. Pada
metabolisme protein, hormone ini akan mempengaruhi sintesis dan penguraian protein. Pada

8
metabolisme lemak, hornom tiroid akan meningkatkan metabolismenya, dimana lipid akan
diangkut dari jaringan lemak sehingga konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma, serta
mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel.
Efek pada tumbuh kembang, hormone tiroid akan merangsang sekresi dan mendorong
efek dari Growth Hormon (GH) pada sintesis structural, pertumbuhan rangka. Hormon tiroid
penting untuk pertumbuhan anak. Pada anak hipotiroidisme, kecepatan pertumbuhan sangat
tertinggal. Pada anak hipertiroidisme, terjadi pertumbuhan tulang yang sangat berlebihan. Akan
tetapi, epifisis lebih cepat menutup, sehingga anak tersebut mempunyai masa pertumbuhan yang
lebih singkat .Hormon ini juga memberikan efek pada metabolisme tulang dan Ca++. Selain itu
peningkatan produksi hormone tiroid akan menyebabkan berat badan menurun, sebaliknya
apabila produksinya berkurang maka berat badan akan meningkat.
Efek pada kebutuhan vitamin, hormon tiroid meningkatkan metabolisme dalam tubuh
dengan cara meningkatkan jumlah enzim tubuh. Jadi sejumlah vitamin yang berperan sebagai
koenzim diperlukan untuk kerja enzim. Oleh karena itu peningkatan hormone tiroid yang
berlebih, akan menyebabkan defisiensi vitamin.
Efek pada pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat (SSP), hormon tiroid
penting untuk perkembangan SSP pada janin. Sehingga bayi yang kekurangan hormon tiroid
pasca melahirkan yang tidak di beri pengobatan, maka perkembangan SSP khususnya otak akan
terhambat dan terjadi keterbelakangan mental yang menetap selama hidupnya. Pada umumnya,
hormon tiroid meningkatkan kecepatan berpikir, tetapi juga sering menimbulkan disosiasi
pikiran, dan sebaliknya, berkurangnya hormon tiroid menyebabkan kecemasan yang berlebihan,
atau paranoia.
Efek terhadap system kardiovaskular, meningkatnya metabolisme jaringan
mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak pelepasan jumlah produk akhir metabolism
dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi di sebagian besar jaringan tubuh untuk
sehingga meningkatkan aliran darah. Kecepatan aliran darah di kulit juga meningkat untuk
membuang panas dari tubuh. Sebagai meningkatnya aliran darah, maka curah jantung juga
meningkat sampai 60% atau lebih di atas normal dan turun sampai hanya 50% dari nomal jika
hipotiroidisme yang sangat berat. Frekuensi dan kekuatan denyut jantung juga meningkat karena
kebutuhan jaringan untuk proses metabolisme meningkat.

9
Efek pada saluran cerna, selain meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan,
hormon tiroid mempercepat sekresi getah pencernaan dan motilitas saluran cerna.
Hipertiroidisme seringkali menyebabkan diare, dan sebaliknya, hipotiroidisme menyebabkan
konstipasi.
Efek pada kulit, kecepatan aliran darah pada kulit akan meningkat oleh karena
meningkatnya kebutuhan untuk pembuangan panas. Jadi karena adanya efek kalorgenik hormone
tiroid, menyebabkan vasodilatasi perifer.
Efek pada kelenjar kelamin dan kelenjar mammae, sekresi hormon tiroid yang
normal dapat membuat fungsi seksual yang normal. Pada pria, jika terjadi hipertiroidism akan
menyebabkan impotensi, dan sebaliknya jika hipotiroidisme akan menyebabkan hilangnya
libido. Pada wanita hipertiroidisme, biasanya menderita oligomenore, bahkan kadangkala timbul
amenore. Sedangkan pada wanita hipotiroidisme menyebabkan timbulnya menoragia (darah
menstruasi berlebih) dan polimenore (frekuensi menstruasi lebih sering). Namun pada beberapa
wanita kekurangan hormone ini menimbulkan periode menstruasi yang tidak teratur dan bahkan
timbul amenore. Pada wanita hipotiroidsme juga mengalami penurunan libido yang sangat besar.
Efek pada kelenjar endokrin lain, meningkatnya hormon tiroid menyebabkan
meningkatnya kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar endokrin lain. Sebagai contoh
meningkatnya sekresi T4 akan menyebabkan peningkatan metabolisme glukosa menyebabkan
peningkatan sekresi insulin oleh pankreas..

Sumber iodium dalam bahan makanan


Iodium berfungsi dalam sintesis hormone tiroid (iodium diperoleh dari makanan, asam
amino tirosin). Agar bisa menghitung kebutuhan yodium harian, perlu diketahui bahwa dalam
satu sendok makan garam mengandung yodium sebanyak 70 mikrogram. Ada pun kebutuhan
asupan yodium normal bagi orang dewasa sebanyak 100-150 mikrogram per hari. Berikut ini
adalah ambang batas asupan yodium sesuai orang yang mengonsumsinya:

 Bayi di bawah usia 1 tahun: 50-90 mikrogram/hari


 Anak-anak usia 1-11 tahun: 90-120 mikrogram/hari
 Ibu hamil: 220 mikrogram/hari
 Ibu menyusui: 290 mikrogram/hari

10
 Orang dewasa: 1.100 mikrogram/hari.
Laut merupakan sumber utama iodium, dengan demikian makanan laut seperti ikan, kerang-
kerangan serta rumput laut yang dapat dimakan merupakan sumber pangan yang kaya akan
iodium. Siklus ekologis iodium di alam dimulai dalam bentuk uap air laut (yang mengandung
iodium) yang dibawa oleh angin dan awan ke wilayah daratan. Uap air laut ini akan jatuh sebagai
air hujan yang sebagian akan menggantikan iodium yang hilang pada lapisan permukaan tanah
kendati salju, hujan, banjir, dan sungai melarutkan kembali iodium dan membawanya ke laut.
Sebagian iodium yang diperoleh dari tanah akan masuk ke dalam air minum serta sejumlah kecil
iodium masuk ke dalam tanaman, hewan, dan produk pangan yang dihasilkan seperti sereal,
kacang-kacangan, buah, sayuran, daging, susu, serta telur.
Bila masukan iodium dalam makanan rendah, sintesis hormone tiroid tidak adekuat dan
sekresinya menurun. Akibatnya terjadi peningkatan sekresi TSH, sehingga kelenjar tiroid terlalu
aktif memproduksi hormone tiroid dan terjadi hipertrofi tiroid (gondok defisiensi iodium).
Adapun yang namanya hipertiroidisme yang ditandai dengan peningkatan laju metabolik basal,
peningkatan pembentukan keringat sehingga pengeluaran keringat bertambah banyak, penurunan
berat badan, karena tubuh membakar bahan makanan dengan kecepatan abnormal, terjadi
degradasi netto simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga menyebabkan penurunan
massa protein otot rangka, sehingga terjadi kelemahan otot. Hal ini disebabkan oleh bermacam
kelainan, meskipun jarang yaitu adanya tumor pada bagian hipofisis anterior yang meproduksi
hormone TSH atau aktifasi konstitutif reseptor TSH.7

Kesimpulan

• Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme seluruh atau sebagian besar jaringan
tubuh.. Bila produksi hormone tiroid sangat meningkat maka hampir selalu menurunkan
berat badan dan sebaliknya jika produksinya menurun, maka akan menaikan berat badan.
Efek ini selalu terjadi, oleh karena hormone tiroid juga meningkatkan nafsu makan, dan
keadaan ini dapat menyeimbangkan perubahan kecepatan metabolism

11
Daftar Pustaka

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B. IPD. Jakarta; Internapublishing, 2009.h.1993


2. Junqueria LC, Carneiro J.Histologi dasar:teks & atlas. Edisi 6. Jakarta :EGC, 2007.
3. Silverthorn DU. Fisiologi manusia sebuah pendekatan terintegrasi. Edisi 6. Jakarta:
ECG;2013.h.822-30.
4. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta:EGC.h.306-17.
5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta:EGC;2008.h.978-
87.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2012.
7. Gibney MJ. Gizi kesehatan masyarakat.Jakarta: EGC; 2008.h.269-70.

12

You might also like