Professional Documents
Culture Documents
Pusat pencegahan kanker, Institusi obat-obatan preventif Wolfson, Studi ilmu kedokteran
London dan Bart’s, Universitas Queen Mary London, Charterhouse Square, London,
United Kingdom
secara prospektif di Inggris dan Wales, kami melakukan studi kontrol kasus
yang kondisional dilakukan untuk memberikan odds ratio (OR) dan 95%
interval kepercayaan (CI) pada 12.418 wanita dengan kanker serviks yang
didiagnosis antara usia 30 dan 69 tahun dan 24.453 wanita dengan usia yang
kejadian terkini 44,3% dengan skrining dan 14,6% tanpa skrining. Secara
akan menurun secara signifikan (OR: 0,22, 95% CI: 0,15-0,33) pada wanita
1
buruk, tetapi tidak untuk wanita dengan adenokarsinoma Stadium 1A yaitu
dua kali lipat dengan skrining (OR: 2,35, CI 95%: 1,52-3,62) dibandingkan
pada tes sitologi negatif (OR: 0,08, 95% CI: 0,05-0,13); Namun,
kemungkinannya akan meningkat dua kali lipat 3-5 tahun setelah tes negatif
Distribusi dari beberapa jenis morfologi kanker serviks telah banyak berubah
skuamosa tetap menjadi jenis yang paling sering terjadi di seluruh dunia,
Inggris, proporsi kanker serviks tipe karsinoma skuamosa menurun dari 82,6% pada
tahun 1989 menjadi 70,4% pada tahun 2009. Sebaliknya, proporsi adenokarsinoma
2
meningkat dari 13,2% pada tahun 1989 menjadi 22,1% pada tahun 2009, sebaliknya
pencegahan kanker serviks hanya terjadi pada karsinoma skuamosa.9 Sejak saat itu
muncul sejumlah literatur yang menunjukkan bahwa skrining kurang efektif dalam
dengan lesi prakanker glandular (adenokarsinoma in situ) dianggap lebih sulit untuk
didiagnosis pada stadium lanjut dan memiliki prognosis yang lebih buruk daripada
karsinoma skuamosa.14
skuamosa.15
Kami memiliki pendapat bahwa skrining serviks oleh sitologi sering gagal
dengan data pada 9.372 wanita dengan kanker serviks, untuk mencari tahu
3
BAHAN DAN METODE
Studi Populasi
berusia 25-49 untuk dilakukan tiga tahun pemantauan, dan wanita berusia 50-64
untuk lima tahun pemantauan. Di Wales, selama masa studi, wanita berusia 25-64
diundang untuk tiga tahun pemantauan. Program ini diselenggarakan melalui sistem
call / recall nasional dimana orang-orang yang melakukan tes negatif (dan mereka
yang tidak mengikuti) diundang lagi setelah 3 atau 5 tahun tergantung usia (kode
tindakan recall rutin), pada mereka yang memiliki kelainan tingkat rendah diperiksa
menggunakan tes HPV dan mereka yang memiliki kelainan tingkat tinggi dilakukan
kolposkopi. Sebelum tahun 2012, wanita dengan kelainan tingkat rendah diundang
untuk skrining ulang pada waktu 6-12 bulan (kode aksi recall dini).
Sejak April 2007, pengumpulan data di Inggris dan Wales telah diaudit secara
nasional, dan diperkirakan bahwa 96% kanker serviks pada wanita berusia 30-69
tahun diikut sertakan.16 Data tentang riwayat penyaringan dipisahkan dari catatan
sitologi serviks yang tercatat secara rutin yang dilihat pada system call/ recall
skrining serviks dan karena itu tidak dikenai prasangka recall. Catatan ini mencakup
semua perangkat lunak NHS (dan banyak penyedia swasta) yang diambil di Inggris
sejak tahun 1988. Setelah staf NHS setempat menghubungkan data penyaringan ke
kasus dan kontrol, data tersebut dianonimkan secara lokal sebelum dipindahkan
untuk pembersihan dan analisis. Pedoman pengumpulan data untuk audit ini dan
4
Dalam penelitian kami, pada kasus wanita berusia 30-69 tahun ketika mereka
didiagnosis menderita kanker serviks (ICD-10 C53) di Inggris (antara Januari 1990
dan Juli 2014) dan Wales (antara Januari 1999 dan Mei 2013) (data diambil dari
database terkunci pada bulan Juli 2014), terdaftar dengan dokter umum NHS.
Kontrol yang layak untuk setiap kasus adalah semua wanita yang terdaftar pada
dokter umum NHS pada saat didapatkan diagnosis kasus. Kontrol diberi tanggal
dari diagnosis kasus yang sesuai. Dua kontrol dicocokkan secara individu dalam
waktu satu tahun kejadian untuk setiap kasus dan tempat tinggal: satu kontrol
dengan dokter umum yang sama dengan kasus tersebut, dan kontrol kedua dengan
dokter umum yang berbeda namun berada dalam wilayah administratif yang sama.
Kontrol kedua dipilih dari dokter yang berbeda untuk menghindari kemungkinan
umum untuk skrining serviks. Kontrol dipilih secara acak (menggunakan program
pada semua kontrol yang dipilih, untuk menghilangkan kemungkinan bias dari
partisipan. Staging dicatat sesuai dengan staging dari the Federation Internationale
pernah diskrining, (ii) di skrining saat ini atau (iii) telah diskrining di masa lalu,
namun gagal pada saat diagnosis. Seorang wanita dianggap lapas jika pada smear
terakhir memiliki kode tindakan rutin (yaitu mereka diminta untuk kembali
menjalani skrining pada interval normal, selama 3 atau 5 tahun tergantung usia)
5
selama 3,5 (umur <50) atau 5.5 (usia 50) tahun sebelum diagnosis, diberi kode
tindakan penarikan awal lebih dari 1,25 tahun sebelum diagnosis atau diberi kode
"up to date dengan skrining" dalam artikel ini, mereka harus menghadiri skrining
pada 3,5 atau 5,5 tahun terakhir tergantung pada usia. Wanita berusia 66 ke atas
perlu diskrining antara usia 60-64 tahun karena skrining tidak ditawarkan di luar
usia 64 tahun.
Waktu sejak skrining negatif terakhir ditetapkan sebagai waktu antara smear
negatif jika memiliki hasil negatif dan kode tindakan rutin, yang menyiratkan
Wanita tanpa hasil smear negatif sebelum diagnosis digabungkan dengan wanita
Analisis Statistik
oleh perbedaan dalam distribusi usia untuk setiap jenis kanker, kami melakukan
analisis karsinoma skuamosa (standar) yang ditentukan oleh usia sebagai berikut:
untuk setiap wanita dengan adenokarsinoma, kami secara acak memilih dua usia
yang cocok (dalam usia 24 bulan saat diagnosis) wanita dengan karsinoma
6
dengan usia dan kontrol mereka, sehingga memberi distribusi usia yang sama pada
lain (N5330) atau morfologi yang tidak diketahui dalam dataset (N51,347).
HASIL
didiagnosis pada usia 30-69 tahun dan 24.453 wanita lainnya sebagai kontrol. Dari
7
stadium 1A (38,8%) dibandingkan dengan adenokarsinoma (24,2%) dan karsinoma
dan 22,4%). Catatan khusus berupa proporsi yang sangat rendah (7%) dari
lebih rendah dari proporsi yang diamati untuk dua jenis histologis lainnya (28,3%
untuk Skuamosa dan 26,2% untuk adenosquamous) (Tabel 1). Odds ratio
dengan skrining terkini dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah diskrining
(OR: 0,71, 95% CI: 0,46-1,09) (Tabel 2). Odds ratio tersebut dua kali lipat pada
wanita dengan skrining yang terlambat dibandingkan dengan yang tidak pernah
diskrining (OR: 2,35, 95% CI: 1,52-3,62). Sebaliknya, Odds ratio pada
adenokarsinoma serviks stadium 1B (OR: 0,54, 95% CI: 0,41-0,71) atau stadium 2
dan yang lebih buruk (OR: 0,22, 95% CI: 0,15-0,33) secara signifikan menurun
pada wanita dengan Skrining terkini dibandingkan dengan yang tidak pernah
pada penderita yang mengikuti penelitian (OR: 1,31, 95% CI: 1,13-1,52)
8
dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah diskrining, hal tersebut secara
signifikan menurun pada wanita dengan skrining terkini dan terlambat dengan
kanker stadium 2 atau kanker yang lebih buruk (Tabel 2). Kemungkinan diagnosis
oleh perbedaan dalam distribusi usia untuk setiap jenis kanker, kami
dengan distribusi usia yang sama dengan wanita dengan adenokarsinoma (Tabel 2).
Perkiraan standar usia ini serupa pada semua kanker skuamosa, yang menunjukkan
tes sitologi negatif dalam 3 tahun (OR: 0,08, 95% CI: 0,05 - 0,13); Namun,
kemungkinan adenokarsinoma stadium 1A menjadi dua kali lipat pada 3-5 tahun
berikutnya setelah tes negatif (OR: 2,30, 95% CI: 1,67-3,18) (Tabel 3). Demikian
pula, risiko perburukan rendah pada adenokarsinoma stadium 1B dari tes sitologi
negatif dalam 3 tahun (OR: 0,19, 95% CI: 0,15-0,23) dibandingkan dengan wanita
yang tidak pernah skrining, namun peningkatan risiko diamati pada wanita dengan
hasil sitologi negatif terakhir pada 3-5 tahun sebelumnya (OR: 1,32, CI 95%: 1,07-
9
setelah tes negatif. Sekali lagi, besarnya efek yang diamati untuk kanker
Tabel 2. Odds ratios (OR) dan 95% interval kepercayaan (CI) pada perkembangan kanker
1
Dua jenis kanker skuamosa dipilih sesuai dengan usia pada setiap adenokarsinoma,
sehingga didapatkan distribusi usia yang sama pada kanker skuamosa dan adenokarsinoma.
Tabel 3. Odds Ratio (OR) dan 95% interval kepercayaan (CI) perkembangan kanker serviks
melalui morfologi, waktu sejak uji negatif terakhir dan stadium kejadian
10
1
Hanya ada 24 wanita dengan karsinoma adenosquamous stadium 1A.
DISKUSI
tidak mungkin didiagnosis dalam 3 tahun dari tes negative awal, dan penurunan
kanker stadium akhir Tahap 1B atau yang lebih buruk. Ini menunjukkan bahwa,
buruk berkurang pada wanita dengan skrining yang up to date. Efek skrining
11
terhadap karsinoma adenosquamous serupa dengan yang diamati pada karsinoma
Kekuatan dari penelitian ini adalah penggunaan data yang rutin direkam pada
saat skrining, terkait dengan diagnosis kanker dalam rancangan case-control yang
menghindari bias seleksi dan recall. Sepengetahuan kami, ini adalah studi terbesar
yang menilai dampak skrining pada adenokarsinoma serviks. Studi kami mencakup
2.717 wanita (2.216 orang telah mengenal tahap FIGO) yang didiagnosis dengan
Hal tersebut terdokumentasi dengan baik bahwa skrining kurang efektif pada
wanita muda,24 dan ada kekhawatiran bahwa perbedaan efek skrining antara jenis
morfologi dapat disebabkan perbedaan distribusi usia wanita dengan jenis kanker
serviks yang berbeda.10 Kami menemukan bahwa, setelah standarisasi usia internal,
odds ratio perkembangan kanker serviks skuamosa tidak berubah secara signifikan.
bahwa asosiasi tersebut memang kausal. Kami tidak memiliki informasi mengenai
faktor risiko kanker serviks (seperti merokok dan riwayat seksual); Namun,
kemungkinan bahwa perbedaan dalam odds ratio mungkin karena penemuan kecil,
karena faktor risiko skuamous dan adenokarsinoma serviks yang diketahui serupa.26
Hasil yang kami dapatkan sesuai dengan literatur. Beberapa penulis telah
12
daripada karsinoma skuamosa pada serviks.10-11 Hanya satu penelitian kecil,
risiko adenokarsinoma dalam satu tahun tes negatif, dan Nieminen dkk.27
bahwa mereka didiagnosis pada tahap awal dalam kelompok skrining terakhir.
serviks (terlepas dari stadiumnya) lebih baik di antara mereka yang telah melakukan
simtomatik. Namun, tidak ada perbedaan yang diamati (setelah disesuaikan dalam
berbagai stadium) antara mereka dengan skrining up to date dan mereka yang belum
adenokarsinoma tidak dapat dilihat dengan skrining. Namun, ada bukti hubungan
buruk dalam 3 tahun dari sitologi serviks negatif, dan pada 3-7 tahun setelah negatif
13
sebelumnya, menunjukkan bahwa sitologi baik dalam mendeteksi adenokarsinoma
invasif tahap awal, dan hal ini terutama mengarah pada penurunan adenokarsinoma
secara tidak teratur, di antaranya ada waktu yang cukup untuk terkena kanker Tahap
1A sejak skrining terakhir mereka, namun waktu yang tidak memadai untuk itu
skuamosa harus lebih kuat dan / atau muncul lebih awal dalam proses karsinogenik,
campuran jenis HPV yang ditemukan pada kanker ini (HPV-16 (39%), 218 (32%),
245 (12%), 231 (2% ) Dan 233 (3%)29) dapat diasumsikan bahwa mereka memiliki
14
endoserviks, membuat pengambilan sampel sel abnormal menjadi sulit. Pengenalan
mendukung adenokarsinoma. Analisis gabungan dari uji coba skrining HPV primer
yang memeriksa kanker serviks menunjukkan bahwa pengujian HPV akan memiliki
dampak yang lebih besar pada adenokarsinoma (OR: 0,31, 95% CI: 0,14-0,69)
dibandingkan dengan karsinoma skuamosa (OR: 0,78, 95% CI: 0,49 -1,25) dengan
sitologi.30 Namun, tidak jelas apakah pengujian HPV lebih atau kurang sensitif
Lima jenis HPV berisiko tinggi ditemukan pada 92% adenokarsinoma (HPV-
serviks. Kedua vaksin yang tersedia melindungi dari HPV tipe 16 dan 18, dan
vaksin bivalen (Cervarix) memiliki korelasi kuat pada tipe 45, 31 dan 33.31 Namun
demikian, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa, bahkan setelah diuji
dengan beberapa tes HPV, beberapa jenis kanker memiliki HPV negatif, dan ini
KESIMPULAN
berupa penyakit stadium dini. Di masa depan, kombinasi vaksinasi HPV, pengujian
15
HPV dan teknologi baru akan menghasilkan penurunan angka yang cukup besar
REFERENSI
1. Mathew A, George PS. Trends in incidence and mortality rates of squamous cell
carcinoma and adenocarcinoma of cervix—worldwide. Asian Pac J Cancer Prev
2009;10:645–50.
2. Lonnberg S, Hansen BT, Haldorsen T, et al. Cervical cancer prevented by
screening: long-term incidence trends by morphology in Norway. Int J Cancer
2015;137:1758–64.
3. Vinh-Hung V, Bourgain C, Vlastos G, et al. Prognostic value of histopathology
and trends in cervical cancer: a SEER population study. BMC Cancer 2007;7:164.
4. Adegoke O, Kulasingam S, Virnig B. Cervical cancer trends in the United States:
a 35-year population-based analysis. J Women’s Health (Larchmt) 2012;21:1031–
7.
5. Sherman ME, Wang SS, Carreon J, et al. Mortality trends for cervical squamous
and adenocarcinoma in the United States. Relation to incidence and survival.
Cancer 2005;103:1258–64.
6. Visioli CB, Zappa M, Ciatto S, et al. Increasing trends of cervical adenocarcinoma
incidence in Central Italy despite Extensive Screening Programme, 1985-2000.
Cancer Detect Prev 2004;28: 461–4.
7. Pettersson BF, Hellman K, Vaziri R, et al. Cervical cancer in the screening era:
who fell victim in spite of successful screening programs? J Gynecol Oncol
2011;22:76–82.
8. Trent Cancer Registry, Profile of Cervical Cancer in England: incidence, mortality
and survival, 2012.
9. IARC Working Group on the Evaluation of Cancer Preventative Strategies. Cervix
cancer screening, ed., vol. 10. Lyon, France: IARC Press, 2005. 302 p.
10. Zappa M, Visioli CB, Ciatto S, et al. Lower protection of cytological screening for
adenocarcinomas and shorter protection for younger women: the results of a case-
control study in Florence. Br J Cancer 2004;90:1784–6.
11. Mitchell H, Medley G, Gordon I, et al. Cervical cytology reported as negative and
risk of adenocarcinoma of the cervix: no strong evidence of benefit. Br J Cancer
1995;71:894.
12. Mitchell H, Hocking J, Saville M. Improvement in protection against
adenocarcinoma of the cervix resulting from participation in cervical screening.
Cancer Cytopathol 2003;99:336–41.
13. Pimenta JM, Galindo C, Jenkins D, et al. Estimate of the global burden of cervical
adenocarcinoma and potential impact of prophylactic human papillomavirus
vaccination. BMC Cancer 2013;13:553.
14. Davy ML, Dodd TJ, Luke CG, et al. Cervical cancer: effect of glandular cell type
on prognosis, treatment, and survival. Obstet Gynecol 2003;101: 38–45.
15. Sasieni P, Castanon A, Cuzick J. Screening and adenocarcinoma of the cervix. Int
J Cancer 2009; 125:525–9.
16. Sasieni P, Castanon A. NHSCSP audit of invasive cervical cancer: national report
2009-2012, 2013.
16
17. Sasieni P, Adams J, Cuzick J. Benefit of cervical screening at different ages:
evidence from the UK audit of screening histories. Br J Cancer 2003;89: 88–93.
18. Sasieni P, Castanon A, Cuzick J. Effectiveness of cervical screening with age:
population based case-control study of prospectively recorded data. BMJ
2009;339.
19. NHS Cervical Screening Programme. Audit of Invasive Cervical Cancers.
NHSCSP Publication 28, Sheffield, 2006.
20. Statacorp. Stata Statistical Software: Release 12. College Station, TX: StataCorp
LP., 2011.
21. Crocetti E, Battisti L, Betta A, et al. The cytological screening turned out effective
also for adenocarcinoma: a population-based case-control study in Trento, Italy.
Eur J Cancer Prev 2007;16:564–7.
22. Herbert A, Singh N, Smith JA. Adenocarcinoma of the uterine cervix compared
with squamous cell carcinoma: a 12-year study in Southampton and South-west
Hampshire. Cytopathology 2001; 12:26–36.
23. Pak SC, Martens M, Bekkers R, et al. Pap smear screening history of women with
squamous cell carcinoma and adenocarcinoma of the cervix. Aust N Z J Obstet
Gynaecol 2007;47:504–7.
24. Sasieni P, Castanon A, Cuzick J. Effectiveness of cervical screening with age:
population based case-control study of prospectively recorded data. BMJ
2009;339:b2968.
25. Sankaranarayanan R, Nene BM, Shastri SS, et al. HPV screening for cervical
cancer in rural India. N Engl J Med 2009;360:1385–94.
26. Castellsague X, Diaz M, de Sanjose S, et al. Worldwide human papillomavirus
etiology of cervical adenocarcinoma and its cofactors: implications for screening
and prevention. J Natl Cancer Inst 2006;98:303–15.
27. Nieminen P, Kallio M, Hakama M. The effect of mass screening on incidence and
mortality of squamous and adenocarcinoma of cervix uteri. Obstet Gynecol
1995;85:1017–21.
28. Andrae B, Andersson TM, Lambert PC, et al. Screening and cervical cancer cure:
population based cohort study. BMJ 2012;344:e900.
29. de Sanjose S, Quint WG, Alemany L, et al. Human papillomavirus genotype
attribution in invasive cervical cancer: a retrospective crosssectional worldwide
study. Lancet Oncol 2010;11: 1048–56.
30. Ronco G, Dillner J, Elfstrom KM, et al. Efficacy of HPV-based screening for
prevention of invasive cervical cancer: follow-up of four European randomised
controlled trials. Lancet 2014;383: 524–32.
31. Paavonen J, Naud P, Salmeron J, et al. Efficacy of human papillomavirus
(HPV)216/18 AS04adjuvanted vaccine against cervical infection and precancer
caused by oncogenic HPV types (PATRICIA): final analysis of a double-blind,
randomised study in young women. Lancet 2009;374: 301–14.
32. Rodriguez-Carunchio L, Soveral I, Steenbergen RD, et al. HPV-negative
carcinoma of the uterine cervix: a distinct type of cervical cancer with poor
prognosis. BJOG 2015;122: 119–27.
17