You are on page 1of 1
Prasarana Kereta Api Perlu Distandardisasi JAKARTA, KOMPAS — Pe- merintah disarankan untuk men- standardisasi prasarana kereta api, seperti rel dan persinyalan. Standardisasi itu diharapkan da- pat meningkatkin keandalan perkeretaapian di Indonesi:. Sejak dua-tahun terakhir, PT Kereta Api Indonesia (PT “KAD mempetsiapkan diri memenuhi prasyarat International Standard Organization (SO) 9001:2008 tentang sistem manajemen mu- tu. Hasilnya, PT KAI berhasil menstandarkan balai yasa, depo kereta api, depo lokomotif, dan stasiun Kereta api. "Langkah PT KAI, yang telah berhasil menstandarkan fasilitas sarana, seperti balai yasa. dan depo, supaya kereta andal, harus diduktung Jangkah pemerintah untuk memastikan prasarana da- lam Rendisi baik,” kata Ketua Tim Pendamping Sertifikasi [50 PT KAI Taufik Hidayat, Sabtu (10/12), saat dihubungi di Ban- dung, Jawa Barat. 69 Pembenahan perkeretaapian tak sekedar bicara tentang pembangunan fisik. Taufik Hidayat Dalam banyak kasus, kata Tau- fik, selalu dipertentangkan apa- Jah sebuah anjlokan atau bahian tabrakan kereta api disehabkan oleh “kesalahan” di sarana’ atau "kelemahan” di prasarana, “Jadi, tak cukup apabila hanya sarana yang dibenahi,” ujarnya. Menurut Taufik, Tim Pen- damping Sertifikasi SQ PT KAl berencana menstandarkan pra- sarana meski baru di jaringan kereta rel listrik di Jakarta, Bo- gor, Depok, Tangerang, dan Be- kasi (Jabodetabek). “Ketika Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 201 tentang Penugasan kepada PT KAL untuk Menyelenggarakan __ Prasarana a = yaad aly dan Sarana Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta dan Jalur Ling- kar Jabodetabek telah optimal, prasarana langsung kami stan- dardisasi,” ujar Taufil. Pekan lulu. di Bandung, di se- la-sela rapat penyusuman Indi- kator Performansi Stasiun Ke- reta Api, Direktur Utama PT KAT Tgnasitis Jonan mendukung stan- dardisasi bagi prasarana kereta, "Butuh wakti, tetapi pembenal- an perkeretaapian akan terus di- kerjakan, Semua pihak harus mendukung," ujar Jonan, Ketua Yayasan Lembaga Kon- sumen Indonesia Sudaryatmo, dihubungi terpisah, juga men- dukung standardisasi demi pe- layanan yang lebih baik bagi pe- numpang, “Inti dari standardisasi manajemen mutu adalah admi- nistrasi: yang lebih baik bagi tiap proses, Kemudian, segala hal da- pat dilacak oleh sistem yangtelah terbangun,” ujar Sudaryatme, Berdasarkan husil pengamat- an, Kompas, misalnya, [SO 900L2008 telah diberikan bagi Balai Yasa Pengok di Yogyakarta, yang membuat sarana lokomotif mili PT KAT lebih andal. Apabila tahun 2010 ada 1.101 kali gangouan lokomotif, tahun ini diprediksi menjadi 900 gang- guan. Harus dipaharmi, produsen lokomotif General Electric pun memberi toleransi hayi nogok- nya lokomotif. Namun, dengan manajenen mutu yang telah terstandardisasi, kini ada catatan terperine! bagi tiap lokomotif, yang sedang di- upayakan untuk dikomputerisa- si. Jadi, nanti, ketika ada pang- Suan pada sebuah lokorotif da- | pat cepat ditelusuri. Tahun depan, kata Taufil, di- rencinakan pemenuhan ISO 9001: 2008 Untuk tiap Kantor | Daerah Operasi (Daop) PT KAL | Mulai dari Daop | Jakarta hingysa Daop 8 di Surabaya, juga kantor Divisi Regional 3 di Sumatera Utara. "Namun, standardisasi ba- | Bi stasiun, yang kini telah me- masuld tahapan penyusunan in- | dikator performansi, menegas- kan, pelayanan adalah hal pen- ting, Fembenahan perkeretaapi- an tak sekadar bicara tentang pembangunan fisik,” ujarnya.

You might also like