You are on page 1of 8

Volume 30 Nomor 1 Januari – Juni 2018

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK SEPATU


KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT
PLANNING (MRP)
(STUDY KASUS CV. KOTAMA SHOES)

Erni Yusnita(1), Derlini(2)


(1)
Jurusan Teknik Industri-Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Medan
Email: erniyusnita28@yahoo.com
(2
)Jurusan Teknik Industri-Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Medan
Email: derlini_zyad@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemesanan bahan baku yang efisien, meminimalkan biaya
persediaan bahan baku dan mengetahui metode alternatif pengendalian persediaan bahan baku yang dapat
digunakan oleh perusahaan. Penelitian ini dilakukan di CV. Kotama Shoes yang beralamat di Jalan A.R. Hakim
No. 112/206 C Medan, Sumatera Utara. Perusahaan ini bergerak di bidang produksi pembuatan sepatu kulit.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Material Requirement Planning (MRP) dengan
menggunakan 3 (tiga) teknik yaitu Lot For Lot (LFL), Economic Order Quantity (EOQ) dan Period Order
Quantity (POQ). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada
pemilik perusahaan dan melihat langsung kondisi di perusahaan yang datanya berhubungan dengan penelitian
ini. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa metode MRP dengan teknik LFL, EOQ dan POQ efektif dalam
menghemat biaya persediaan yang dilakukan oleh perusahaan. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
dengan metode perusahaan lebih besar dibandingkan dengan metode MRP teknik LFL, EOQ dan POQ.

Kata Kunci : Material Requirement Planning, Bahan Baku.

ABSTRACT

This study aims to find out the ordering of efficient raw materials, minimize the cost of raw material
inventory and know the alternative methods of controlling raw material inventory that can be used by the
company. This research was conducted at CV. Kotama Shoes having address at Jalan A.R. Judge no. 112/206 C
Medan, North Sumatera. The company is engaged in the production of leather shoe manufacture. The method
used in this research is Material Requirement Planning (MRP) method using 3 (three) techniques, namely Lot
For Lot (LFL), Economic Order Quantity (EOQ) and Period Order Quantity (POQ). Data collection in this
research is done by direct interview to company owner and see direct condition in company whose data relate
to this reserch. Based on the analysis result obtained that MRP method with technique of LFL, EOQ and POQ
effective in saving inventory cost conducted by company. Costs incurred by firms with larger firm methods
compared to MRP methods of LFL, EOQ and POQ techniques.

Keywords: Material Requirement Planning, Raw Materials.

PENDAHULUAN Masalah penentuan besarnya


Masalah produksi merupakan persediaan merupakan masalah penting bagi
masalah yang sangat penting untuk ditangani perusahaan, karena persediaan mempunyai
dikarenakan produksi sangat mempengaruhi efek langsung terhadap keuntungan
terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Kesalahan dalam menentukan
perusahaan tersebut. Didalam kelancaran besarnya investasi dalam persediaan akan
proses produksi sendiri dipengaruhi oleh ada menekan keuntungan perusahaan. Oleh
atau tidaknya bahan baku yang tersedia karena itu diperlukan pengendalian
sehingga bahan baku tersebut dapat diolah di persediaan bahan baku, agar proses produksi
dalam proses produksi. tetap berjalan dengan lancar dan diperoleh
biaya persediaan yang rendah.

18
Volume 30 Nomor 1 Januari – Juni 2018

Salah satu metode yang biasa 4. Keuangan (finance) menginginkan


digunakan untuk mengendalikan tingkat minimasi semua bentuk investasi
persediaan bahan baku yang sifatnya persediaan karena biaya investasi dan
tergantung pada jumlah produk akhir yang efek negatif yang terjadi pada
diproduksi yaitu sistem Material perhitungan pengembalian aset (return
Requirement Planning (MRP). Tujuan dari of asset) perusahaan.
MRP adalah menyediakan material pada saat 5. Personalia (personal and industrial
dan jumlah yang tepat. relationshop) menginginkan adanya
CV. Kotama Shoes merupakan persediaan untuk mengantisipasi
perusahaan yang bergerak di bidang industri fluktuasi kebutuhan tenaga kerja dan
sepatu. Realisasinya pengalaman perusahaan PHK tidak perlu dilakukan.
dalam memperluas usaha dengan melakukan 6. Rekayasa (engineering) menginginkan
kerjasama pengadaan sepatu dinas untuk persediaan minimal untuk
Pegawai Kokarmar Belawan, Pegawai PT. mengantisipasi jika terjadi perubahan
(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, rekayasa/engineering.
Pegawai DLLAJR Sumut dan pesanan sepatu
dari berbagai Kantor dan Instansi untuk Biaya-biaya Dalam Sistem Persediaan
karyawan/PNS di kota Medan bekerja sama Secara umum dapat dikatakan bahwa
dengan Koperasi Karyawan di kantor biaya dalam sistem persediaan adalah semua
tersebut. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan pengeluaran dan kerugian yang timbul
perencanaan dan pengendalian bahan baku sebagai akibat adanya persediaan. Berikut ini
agar selalu tersedianya bahan baku produk akan diuraikan secara singkat masing-masing
untuk kelancaran proses produksi. komponen biaya [2].
1. Biaya pembelian (purchasing cost = c)
Tujuan Pengendalian Persediaan Biaya pembelian adalah biaya yang
Pengendalian persediaan dilakukan dikeluarkan untuk membeli barang.
dengan tujuan menekan biaya persediaan dan Besarnya biaya pembelian ini tergantung
menjaga kelancaran proses produksi. Divisi pada jumlah barang yang dibeli dan
yang berbeda dalam industri manufaktur harga satuan barang. Biaya pembelian
akan memiliki tujuan pengendalian menjadi faktor penting ketika harga
persediaan yang berbeda [1]: barang yang dibeli tergantung pada
1. Pemasaran ingin melayani konsumen ukuran pembelian. Situasi ini akan
secepat mungkin sehingga menginginkan diistilahkan sebagai quantity discount
persediaan dalam jumlah yang banyak. atau price break dimana harga barang
2. Produksi ingin beroperasi secara efisien. per-unit akan turun bila jumlah barang
Hal ini mengimplikasikan order produksi yang dibeli meningkat.
yang tinggi akan menghasilkan persediaan 2. Biaya pengadaan (procurement cost)
yang besar (untuk mengurangi setup Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis
mesin). Disamping itu juga produk sesuai asal-usul barang, yaitu biaya
menginginkan persediaan bahan baku, pemesanan (ordering cost) bila barang
setengah jadi atau komponen yang cukup yang diperlukan diperoleh dari pihak
sehingga proses produksi tidak terganggu luar (supplier) dan biaya pembuatan
karena kekurangan bahan. (setup cost) bila barang diperoleh
3. Pembelian (purchasing), dalam rangka dengan memproduksi sendiri.
efisiensi, juga menginginkan persamaan - Biaya pemesanan (ordering cost = k)
produksi yang besar dalam jumlah yang Biaya pemesanan adalah semua
banyak. Pembelian juga ingin ada pengeluaran yang timbul untuk
persediaan sebagai pembatas kenaikan mendatangkan barang dari luar. Biaya
harga dan kekurangan produk. ini meliputi biaya untuk menentukan
pemasok (supplier), pengetikan

19
Volume 30 Nomor 1 Januari – Juni 2018

pesanan, pengiriman pesanan, biaya perencanaan produksi merupakan pegangan


pengangkutan, biaya penerimaan dan untuk merancang jadwal induk produksi.
seterusnya. Biaya ini diasumsikan Beberapa fungsi lain perencanaan produksi
konstan untuk setiap kali pesan. adalah [3] :
- Biaya pembuatan (setup cost = k) 1. Menjamin rencana penjualan dan rencana
Biaya pembuatan adalah semua produksi konsisten terhadap rencana
pengeluaran yang timbul dalam strategi perusahaan.
mempersiapkan produksi suatu 2. Sebagai alat ukur performansi proses
barang. Biaya ini timbul di dalam perencanaan produksi.
pabrik yang meliputi biaya menyusun 3. Menjamin kemampuan produksi konsisten
peralatan produksi, menyetel mesin, terhadap rencana produksi.
mempersiapkan gambar kerja dan 4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap
seterusnya. rencana produksi dan membuat
3. Biaya penyimpanan (holding penyesuaian.
cost/carrying cost = h) 5. Mengatur persediaan produk jadi untuk
Biaya simpan adalah semua pengeluaran mencapai target produksi dan rencana
yang timbul akibat menyimpan barang. strategis.
Biaya ini meliputi : 6. Mengarahkan penyusunan dan
- Biaya modal pelaksanaan Jadwal Induk Produksi.
- Biaya gudang
- Biaya kerusakan dan penyusutan Tujuan perencanaan produksi
- Biaya kadaluwarsa adalah[3]:
- Biaya asuransi 1. Sebagai langkah awal untuk menentukan
- Biaya administrasi dan aktivitas produksi yaitu sebagai referensi
pemindahan perencanaan lebih rinci dari rencana
4. Biaya kekurangan persediaan (shortcage agregat menjadi item dalam jadwal
cost = p) induk produksi.
Bila perusahaan kehabisan barang pada 2. Sebagai masukan rencana sumber daya
saat ada permintaan, maka akan terjadi sehingga perencanaan sumber daya
keadaan kekurangan persediaan. dapat dikembangkan untuk mendukung
Keadaan ini akan menimbulkan kerugian perencanaan produksi.
karena proses produksi akan terganggu 3. Meredam (stabilisasi) produksi dan
dan kehilangan kesempatan mendapat tenaga kerja terhadap fluktuasi
keuntungan atau kehilangan permintaan.
konsumen/pelanggan karena kecewa
sehingga beralih ke tempat lain. Biaya Material Requirement Planning (MRP)
kekurangan persediaan dapat diukur dari MRP adalah prosedur logis, aturan
: keputusan dan teknik pencatatan
- Kuantitas yang tidak dapat terkomputerisasi yang dirancang untuk
dipenuhi menterjemahkan “Jadwal Induk Produksi”
- Waktu pemenuhan atau MPS (Master Production Schedulling)
- Biaya pengadaan darurat menjadi “kebutuhan bersih” atau NR (Net
Requirement) untuk semua item. Sistem
Perencanaan Produksi MRP dikembangkan untuk membantu
Perencanaan produksi adalah perusahaan manufaktur mengatasi kebutuhan
pernyataan rencana produksi ke dalam akan item-item dependent secara lebih baik
bentuk agregat. Perencanaan produksi ini dan efisien. Selain itu, MRP didesain untuk
merupakan alat komunikasi antara melepaskan pesanan-pesanan dalam produksi
manajemen teras (top management) dan dan pembelian untuk mengatur aliran bahan
manufaktur. Di samping itu juga, baku dan persediaan dalam proses sehingga

20
Volume 30 Nomor 1 Januari – Juni 2018

sesuai dengan jadwal produksi untuk Metodologi Penelitian


produksi akhir. Hal ini memungkinkan
perusahaan memelihara tingkat minimum Studi Pendahuluan
dari item-item yang kebutuhannya
dependent, tetapi tetap dapat menjamin Identifikasi Masalah
terpenuhinya jadwal produksi untuk produk
akhirnya.
Tujuan utama dari sistem MRP ialah Perumusan Masalah dan
Penetapan Tujuan
merancang suatu sistem yang mampu
menghasilkan informasi untuk melakukan
aksi yang tepat (pembatalan pesanan, pesan Pengumpulan Data
ulang, penjadwalan ulang). Aksi ini
sekaligus merupakan pegangan untuk Pengolahan Data:
melakukan pembelian atau produksi, yang Perhitungan Metode MRP dengan
merupakan keputusan baru atau merupakan Teknik LFL, EOQ dan POQ
perbaikan atas keputusan yang lalu. Ada
empat kemampuan yang menjadi ciri utama Analisa Hasil:
MRP yaitu [4] : Perbandingan Metode Perusahaan
1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat dengan Metode MRP
yang tepat
2. Pembentukan kebutuhan minimal setiap
Kesimpulan dan Saran
item
3. Menentukan pelaksanaan rencana
pemesanan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau Hasil dan Pembahasan
pembatalan atas suatu jadwal yang sudah Tabel 1. Menunjukkan Data
direncanakan. Permintaan Sepatu Kulit Jenis Pantofel.

Apabila kapasitas yang ada tidak Periode (Bulan) Permintaan (psg)

mampu memenuhi pesanan yang Juni 2016 653


dijadwalkan pada waktu yang diinginkan,
maka MRP dapat memberikan indikasi untuk Juli 2016 578
melakukan rencana penjadwalan ulang (jika Agustus 2016 698
mungkin) dengan menentukan prioritas
pesanan yang realistik. Jika penjadwalan September 2016 365
ulang ini masih tidak memungkinkan untuk Oktober 2016 451
memenuhi pesanan, maka pembatalan atas
suatu pesanan harus dilakukan. November 2016 235
Sehubungan adanya pengontrolan
Desember 2016 563
atas bahan/item, maka MRP sebagai sistem
komputerisasi berfungsi sebagai Januari 2017 679
“Timbangan” yang bertugas
Februari 2017 385
menyeimbangkan antara “Kebutuhan” dan
“Kemampuan” (kemampuan memenuhi Maret 2017 397
kebutuhan) dari setiap item. MRP mampu
April 2017 249
memberikan indikasi apabila terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan Mei 2017 247
kemampuan [4].
Jumlah 5.500

Sumber : Data Perusahaan

21
Volume 30 Nomor 1 Januari – Juni 2018

Data Struktur Produk Tabel 4. Data Persediaan Bahan Baku


Sepatu Kulit
Periode Persediaan
(1 psg)

Kulit Outsole Insole


Sapi (ft) /Tapak (psg)
(psg)
Kulit Sapi Outsole Insole
(4 ft) (1 psg) (1 psg) Juni 2016 528 127 62

Gambar 1. Struktur produk sepatu kulit jenis Juli 2016 716 179 84
pantofel
Agustus 2016 924 201 106

September 2016 1.164 416 121

Tabel 2.Bill Of Material Sepatu Kulit Jenis Oktober 2016 1.460 595 170
Pantofel
November 2016 1.620 810 205
Jenis Komponen Quantity BOM
Desember 2016 1.768 1.017 252
Sepatu kulit 1 Psg
Januari 2017 2.052 1.188 273
Kulit sapi 4 Feet
Februari 2017 2.312 1.333 318
Outsole/tapak 1 Psg
Maret 2017 2.624 1.556 331
Insole 1 Psg
April 2017 2.828 1.647 382
Lem kuning 0,4 Liter
Mei 2017 2.940 1.750 415
Lem fox 0,4 Liter
Total 20.936 10.819 2.719
Benang 2 Meter
Sumber : Data Perusahaan
Sumber : Data Perusahaan
Tabel 5. Biaya Pemesanan Bahan Baku
Tabel 3. Harga Bahan Baku Pembuatan
No. Nama Bahan Biaya Pemesanan
Sepatu Kulit
1. Kulit Sapi Rp. 915.000
Jenis Bahan Baku Harga (Rp)
2. Outsole/Tapak Rp. 915.000
Kulit sapi 37.000/ft
3. Insole Rp. 32.000
Outsole/tapak sepatu 20.000/psg
Sumber : Data Perusahaan
Insole 15.000/psg

Lem kuning 350.000 per 15 kg


Tabel 6. Biaya Penyimpanan Bahan Baku
Jenis Bahan Baku Harga 10% Dari
Bahan Harga
Lem fox 375.000 per 15 kg
Baku Bahan
(Rp) Baku (Rp)
Benang 1000/m
Kulit sapi 37.000 3.700
Sumber : Data Perusahaan
Outsole/tapak sepatu 20.000 2.000

Insole 15.000 1.500

Total 72.000 7.200

Sumber : Data Perusahaan

22
Volume 30 Nomor 1 Januari – Juni 2018

Oktober 4 4 4
Tabel 7. Frekuensi Pemesanan dan 2016 1.804 451 451
Kuantitas Pesanan
November 4 4 4
Periode Kulit Sapi Outsole/Tapak Insole
2016 940 235 235

Frek Kuanti Frek Kuan Frek Kuan


Desember 4 4 4
(kali) tas (kali) titas (kali) titas
2016 2.252 563 563

Januari 2017 4 2.716 4 679 4 679


Juni 2016 8 2.900 6 720 5 670
Februari 4 4 4
Juli 2016 6 2.500 3 630 3 600
2017 1.540 385 385

Agustus 2016 10 3.000 7 720 8 720


Maret 2017 4 1.588 4 397 4 397

April 2017 4 996 4 249 4 249


September 2016 5 1.700 4 580 7 380
Mei 2017 4 988 4 247 4 247
Oktober 2016 6 2.100 4 630 5 500
Total 48 22.000 48 5.500 48 5.500
November 2016 4 1.100 5 450 4 270
Rata-rata 4 1.833 4 458 4 458
Desember 2016 9 2.400 8 770 10 610

Januari 2017 12 3.000 13 850 11 700


Metode MRP Teknik EOQ
Februari 2017 4 1.800 3 530 5 430
Tabel 9. Frekuensi Pemesanan dan
Maret 2017 6 1.900 4 620 7 410
Kuantitas Pesanan Bahan Baku
April 2017 3 1.200 5 340 2 300 dengan Metode EOQ
Bulan Kulit Sapi Outsole/Tapak Insole

Mei 2017 4 1.100 3 350 5 280 Frek Kuantit Frek Kuan Frek Kuan
(kali) as (kali) titas (kali) titas
Jumlah 77 24.700 65 7.190 72 5.870
Juni 2016 1 3.299 1 2.243 2 968

Juli 2016 1 3.299 - 0 1 484

Agustus 2 6.598 - 0 2 968


Metode MRP Teknik Lot for Lot (LFL) 2016

Selama periode Juni 2016 – Mei


September - 0 1 2.243 - 0
2017, pembelian bahan baku kulit sapi, 2016

outsole/tapak dan insole memiliki frekuensi Oktober 1 3.299 - 0 1 484


pemesanan yang sama yaitu sebesar 48 kali, 2016

sesuai dengan kebutuhan bersih tiap November - 0 - 0 1 484


minggunya. Hasil dari teknik LFL ini terlihat 2016

dari tabel 5.14 berikut. Desember 1 3.299 - 0 1 484


2016

Tabel 8. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Januari 2017 - 0 - 0 1 484

Pesanan Bahan Baku dengan Februari 1 3.299 1 2.243 1 484


Metode LFL 2017
Bulan Kulit Sapi Outsole/Tapak Insole
Maret 2017 - 0 - 0 1 484
Frek Kuantit Frek Kuan Frek Kuan
(kali) as (kali) titas (kali) titas April 2017 - 0 - 0 - 0

Juni 2016 4 2.612 4 653 4 653 Mei 2017 - 0 - 0 1 484

Juli 2016 4 2.312 4 578 4 578 Total 7 23.093 3 6.729 12 5.808

Agustus 4 4 4 Rata-rata 0,58 1.924 0,25 560,7 1 484


2016 2.792 698 698 5

September 4 4 4
2016 1.460 365 365

23
Volume 30 Nomor 1 Januari – Juni 2018

Berdasarkan tabel 9. kuantitas pesanan dengan kuantitas pemesanan bahan baku


bahan baku kulit sapi tertinggi terjadi pada tertinggi terjadi pada bulan Juni 2016 yaitu
bulan Agustus, dikarenakan pemesanan 942 psg dan untuk insole pemesanan bahan
dilkaukan sebnayak 2 kali yaitu sebesar baku tertinggi yaitu sebesar 1.754,5 psg yang
6.598 ft. Sedangkan untuk bahan baku terjadi pada bulan Juni 2016.
outsole/tapak hanya dilakukan 3 kali
pemesanan bahan baku dengan kuantitas
yang sama yaitu 2.243 psg dan untuk insole Tabel 11. Perbandingan Biaya Persediaan
pemesanan bahan baku tertinggi yaitu Bahan Baku
Bahan Baku Metode Lot for Lot Economic Period Order
sebesar 968 psg. Perusahaan Order Quantity
Quantity (POQ)
(EOQ)
Metode MRP Teknik POQ
Kulit sapi Rp. 192.873.200 Rp.125.072.100 Rp. 13. Rp. 15.344.200
067.700
Tabel 10. Frekuensi Pemesanan dan
Outsole/tapak Rp. 95.781.000 Rp. 54.832.000 Rp. 3.281.000 Rp. 26.225.000
Kuantitas Pesanan Bahan Baku
Insole Rp. 34.671.000 Rp. 9.742.500 Rp. 1.068.000 Rp. 654.250
dengan Metode POQ
Bulan Kulit Sapi Outsole/Tapak Insole
Total Rp. 323.325.500 Rp. 189.646.600 Rp. Rp. 42.223.450
17.416.700
Frek Kuant Fre Kuantitas Fre Kuant
(kali itas k k itas
) (kal (ka
i) li)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
Juni 2016 1 4.436 3 942 1 1.754, metode Economic Order Quantity (EOQ)
5
memiliki total biaya paling rendah, yaitu Rp.
Juli 2016 1 4.100 2 638 - 0 17.416.700 sehingga dengan demikian
Agustus 2016 - 0 2 531,5 1 1.108 terbukti salah satu metode MRP ini dapat
meminimalkan biaya persediaan bahan baku
September 1 2.769 2 405 - 0
2016 pada perusahaan.
Oktober 2016 - 0 1 222,5 - 0
Kesimpulan
November
2016
1 3.401 2 317 1 1.455,
75
Berdasarkan hasil pengolahan data dan
analisa hasil penelitian mengenai
Desember - 0 2 592 - 0
2016 pengendalian dan persediaan bahan baku
dengan menggunakan metode Material
Januari 2017 1 3.577 2 605,5 - 0
Requirement Planning maka dapat
Februari 2017 1 2.355 2 385 1 934,75 disimpulkan bahwa:
Maret 2017 - 0 2 360 - 0
1. Dari ketiga teknik yang ada dalam metode
MRP, 2 (dua) dari 3 (tiga) teknik yang ada
April 2017 1 1.237 2 248,5 1 247
yaitu Economic Order Quantity (EOQ)
Mei 2017 - - 2 185,25 - 0 dan Period Order Quantity (POQ) dapat
Total 7 21.875 24 5.432,25 5 5.500
meminimalkan biaya persediaan bahan
baku pada perusahaan.
Rata-rata 0,58 1.823 2 453 0,4 458
2 2. Perusahaan dapat menentukan metode
alternatif teknik pengendalian persediaan
Berdasarkan tabel 10, frekuensi pesanan bahan baku yaitu metode MRP dengan
bahan baku kulit sapi hanya terjadi 7 kali teknik EOQ dan POQ.
dari 12 periode yang ada, dimana pemesanan
dengan kuantitas tertinggi terjadi pada bulan DAFTAR PUSTAKA
Juni 2016 yaitu sebesar 4.436 ft. Sedangkan 1. Ginting, Rosnani, 2007, Sistem
untuk bahan baku outsole/tapak pemesanan Produksi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
bahan baku dilakukan sebanyak 24 kali

24
Volume 30 Nomor 1 Januari – Juni 2018

2. Haming, Murdifin & Mahfud


Nurnajamuddin, 2007,
ManajemenProduksi Modern, Jakarta:
BumiAksara.
3. Handoko, T Hani, 2010, Dasar-dasar
Manajemen Produksi dan Operasi,
Yogyakarta: BPFE.
4. Hidayat, Arif & Mas’ud
EffendiAnalisisPengendalianPersediaa
nBahan BakuProdukMiKering”, Jurnal,
Malang: Universitas Brawijaya.
5. Jodiawan, Panca & Hendy Tannady,
2016“Pengendalian Persediaan Baha
BakuDengan Pendekatan Teknik Lot
Sizing”,Jurnal, Makassar: Universitas
Bunda Mulia.
6. Ma’arif, M Syamsul & Hendri Tanjung,
2003, ManajemenOperasi, Jakarta:
Grasindo.
7. Meilani, Difana & Ryan Eka Saputra,
2013“Pengendalian Persediaan Bahan
Baku Ban Vulkanisir”,Jurnal,
Padang: Universitas Andalas.
8. Muzayyah, I Ketut Suamba & Ratna
Komala
Dewi“AnalisisPengendalianPersediaan
Bahan Baku
BijiKakaoPadaPabrikDelicacao Bali
diKabupatenTabanan”, Jurnal, Bali:
Universitas Udayana.
9. Nasution, Arman Hakim & Yudha
Prasetyawan, 2008, Perencanaandan
Pengendalian Produksi, Yogyakarta:
Graha Ilmu.
10. Prawirosentono, Suyadi, 2007,
Manajemen Operasi (Operation
Management), Jakarta: BumiAksara.
11. Wahyuni, Asvin & Achmad Syaichu,
2015,“PerencanaanPersediaan Bahan
Baku Dengan Menggunakan Metode
Material Requirement Planning(MRP)
ProdukKacang Shanghai Pada
Perusahaan GangsarNgunut-
Tulungagung”, Jurnal Teknik Industri,
Jawa Timur : STT POMOSDA Nganjuk

25

You might also like