You are on page 1of 6

Analisis Sintesis Tindakan Mobilisasi Dini Post SC Hari Pertama

di Ruang Cempaka RSUD dr. Soehadi Prijonegoro


Sragen

Hari : Minggu
Tanggal : 10 desember 2018
Jam : 17.00 WIB

A. Keluhan Utama
Ny.C mengeluh baru bisa miring kanan kiri, belum bisa duduk.
Pasien mengatakan nyeri pada luka post op saat bergerak. Pasien
mengatakan adannya terasa lemah, tapi ingin belajar duduk Hari ini
adalah hari ke 1 post SC
B. Diagnosa Medis
P1A0 Post SC atas indikasi fetal comprised hari pertama
C. Diagnosa Keperawatan
Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan umum
D. Data Fokus
DS: Ny.C mengeluh baru bisa miring kanan kiri, belum bisa duduk.
Pasien mengatakan nyeri pada luka post op saat bergerak, pasien
mengatakan adannya terasa lemah, tapi ingin belajar duduk
DO:
- Pasien tampak miring kanan dan kiri dengan pelan-pelan
- Skala otot
5 5
4 4

E. Dasar Pemikiran
Sectio caesarea adalah tindakan operasi paling konservasif.
Indikasi tindakan operasi obsetric dipertimbangkan dengan melihat
adanya indikasi pada ibu, indikasi pada janin, indikasi profilaks dan

1
indikasi vital ( Manuaba, 2010 ). Perawatan pasien dengan Sectio
Caesarea (SC) merupakan masalah yang rawan karena banyaknya
komplikasi yang didapatkan baik pada ibu dan janin seperti aspirasi
metabolisme pulmonary, infeksi pada luka, infeksi saluran kemih,
cedera bladder atau bowel dan komplikasi akibat anastesi
diantaranya adalah perubahan pola nafas, brakikardi maupun
kelemahan fisik.
Perawatan post operasi adalah perawatan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan setelah tindakan operasi sebagai tindak lanjut.
Memberi latihan mobilisasi dini post partum SC. Mobilisasi adalah
suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu aktivitas /
kegiatan. Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan,
posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa
jam melahirkan dengan persalianan Caesar.

F. Prinsip Tindakan Keperawatan


Prosedur pelaksanaan
a. Fase orientasi
Memberi salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujan tindakan
Menjelaskan langkah prosedur
Menanyakan kesiapan pasien
b. Fase kerja
 Menjaga Privacy Klien
 Mempersiapkan Klien
 Mengatur klien pada posisi terlentang, kedua lutut ditekuk
 Meminta klien meletakkan kedua tangannya pada perut dibawah
iga

2
 Meminta klien tarik nafas dalam dan perlahan melalui hidung
kemudian keluarkan melalui mulut sambil mengencangkan
dinding perut
 Meminta klien tetap berbaring, kedua lengan diluruskan diatas
kepala dengan telapak tangan menghadap keatas
 Meminta klien mengendurkan sedikit lengan ke kiri dan
kencangkan lengan kanan, pada saat yang sama kendorkan
tungkai kiri dan kencangkan tungkai kanan, sehingga seluruh
sisi tubuh yang kanan menjadi kencang seluruhnya. Ulangi hal
yang sama pada sisi tubuh yang berlawanan
 Meminta klien untuk melakukan gerakan tangan membuka &
menggenggam. Lalu gerakan jari tangan dengan gerakan
menjauh dan merapat
 Meminta klien untuk berbaring terlentang kedua tungkai
sedikit dijauhkan, kencangkan dasar panggul,
pertahankan selama 3 detik, dan kemudian lemaskan lakukan
gerakan tersebut 10-20 kali tungkai
 Meminta klien untuk berbaring dengan lutut ditekuk, minta klien
untuk mengontraksikan otot- otot perut dan otot-otit pantat.
Lakukan selama 3 detik kemudian lemaskan. Lakukan gerakan
tersebut 10-20 kali.
 Latih duduk dengan cara miring ke salah satu sisi terlebih
dahulu
c. Fase terminasi
 Mengevaluasi tindakan
 Menyampaikan rencana tindak lanjut
 Berpamitan

3
G. Analisis Tindakan
Menurut klik (2009) mobilisasi dini yang dilakukan secara teratur
menyebabkan sirkulasi di daerah insisi menjadi lancar sehingga
jaringan insisi yang menglami cedera akan mendapat zat esensial
untuk penyembuhan.
Menurut penelitian wahyuni 2018 bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan abtara tingkat kemandirian pasien yang dilakukan
mobilisasi dini dan tidak.
Menurut Penelitian Sri Handayani (2015) bahwa mobilisasi dini
berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri post SC

H. Bahaya Dilakukannya Tindakan


Mobilisasi dini atau latihan gerakan setelah melahirkan jika
dilakukan tidak bertahap dan berlebihan dapat menimbulkan
pendarahan pada luka jahitan SC, dan menimbulkan rasa nyeri.
Anjurkan pasien agar melakukan latihan gerakan secara bertahap
dan dalam mengurangi nyeri dapat menganjurkan atau
mengajarkan manajemen nyeri teknik relaksasi napas dalam.

I. Tindakan Keperawatan Lain yang Dilakukan


- Obs TTV
- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
- Kaji skala otot

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S: pasien mengatakan sudah mampu miring kanan dan kiri serta
duduk tanpa bantuan keluarga atau dengan bantalan, pasien
mengatakan setelah dilakukan mobilisai nyeriny sedikit berkurang
O: pasien tampak miring kanan dan kiri serta duduk sendiri tanpa
dibantu keluarga atau bantalan
Skala otot

4
5 5
5 5

A: Masalah teratasi
P: intervensi dilanjutkan

K. Evaluasi diri
Saya sudah melakukannya sesuai standar operasional yang ada.

L. Daftar pustaka
Klik, S .M. 2009. Early Mobilizarion Influence to Peristaltic’s
Recovery Time Inntestine on Pasca’s Patien Hand Out
Abdomen at ICU bpRSUD Labuang Baji Makasar. STIK
Maranatha Kupang
NANDA. (2018). Diagnosis Keperawatan 2018-20W0. Jakarta :
EGC.
http://repository.unair.ac.id/70062/1/KKC%20KK%20FKP.N%2052
%20-18%20Wah%20p-Abstrak.pdf
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-
srihandaya-1095-1-skripsi-i.pdf

5
Mengetahui,
Mahasiswa Praktikan, Pembimbing Klinik/CI

Jannatun Nikmah H.N.


NIM. P27220018239

You might also like