You are on page 1of 7

BENCANA ALAM DI INDONESIA

OLEH

1. Arsyah Dwiyanti

2. Indah Lestari

3. Asti

Kelas : VA

SD NEGERI 183 PALEMBANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017


BENCANA ALAM DI INDONESIA

1. Banjir
Setiap kali musim penghujan tiba, beberapa daerah di Indonesia menjadi langganan
banjir. Kenapa disebut langganan? Karena hampir setiap tahun daerah- daerah tertentu
mengalami banjir. Terutama di kota besar yang mempunyai sistem drainase yang buruk.
Banjir sendiri ada macam- macam jenisnya. Ada banjir air sungai, banjir rob dan jugabanjir
bandang. Penyebab masing- masing banjir juga berbeda. Sebagian besar penyebabnya
adalah aktivitas manusia yang sering membuang sampah sembarang dan juga karena faktor
alam. Penyebab lain terjadinya banjir yakni :
 Adanya pendangkalan sungai karena sampah yang mengendap di dasar sungai.
Pendangkalan juga bisa disebabkan karena proses sedimentasi material- material
hasil erosi tanah di bantaran atau tepi sungai.
 Letak suatu daerah yang lebih rendah dari permukaan laut. Daerah seperti dataran
rendah biasanya sering mengalami banjir rob akibat pasangnya air laut.
 Penebangan hutan secara membabi buta sehingga tanah tidak mampu menahan air
hujan dan terjadilah banjir bandang.
 Pebuatan tanggul yang tidak sesuai standar dan mudah jebol jika terkena arus air yang
kuat.

Dampak yang disebabkan oleh banjir sangat merugikan karena menimbulkan


berbagai kerusakan. Rumah- rumah penduduk beserta perabotannya mengalami kerusakan
karena terendam air. Lahan pertanian yang terendam banjir juga mengalami gagal panen.
Tak hanya itu, banjir juga sering kali menimbulkan korban jiwa. Anak- anak dan orang tua
yang tidak mahir berenang sering kali terseret arus sehingga nyawanya tidak tertolong.
Begitu banyak kerugian yang diakibatkan oleh banjir. Sebisa mungkin kita harus
berusaha mencegah banjir dengan melakukan beberapa kegitan seperti membuang sampah
pada tempatnya, melakukan pengerukkan terhadap sungai- sungai yang dangkal dan
melakukan penanaman kembali hutan- hutan yang gundul.
2. Tanah Longsor

Bencana selain banjir yang sering terjadi saat musim penghujan adalah tanah
longsor. Tanah longsor ini adalah suatu bencana alam dimana tanah yang berada pada posisi
yang lebih tinggi jatuh atau turun ke bawah secara mendadak. Longsor disebabkan karena
struktur tanah yang lemah. Lemahnya struktur tanah dikarenakan tidak adanya akar- akar
pohon yang mengokohkan tanah. Selain itu, intensitas hujan yang tinggi juga menjadi
faktor penyebab tanah longsor.
Tanah yang longsor akan menimbun dan merusak apa saja yang ditimpanya.
Longsor dapat memutus jalan yang menghubungkan beberapa daerah. Jika longsor terjadi
di daerah pemukiman penduduk, maka sudah dipastikan tanah longsoran akan menimbun
rumah- rumah penduduk. Tak sedikit warga yang masih berada di dalam rumah juga ikut
tertimbun (baca : Akibat Terjadinya Tanah Longsor). Material longsoran berupa tanah yang
jenuh akan air membuat proses evakuasi menjadi sulit. Dibutuhkan alat- alat berat untuk
melakukan evakuasi korban longsor.

3. Gunung Meletus

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak gunung berapi,
sehingga bencana gunung meletus tidak lagi menjadi sesuatu yang asing. Ketika gunung
tengah meletus, maka semua material yang berada dalam perut bumi akan dikeluarkan.
Material tersebut mempunyai berbagai bentuk seperti lava, awan panas, debu vulkanik,
kerikil dan batu- batuan. Material- material tersebutlah yang merusak apa saja yang
dilewatinya dan menimbulkan berbagai kerugian (baca : Dampak Letusan Gunung Berapi).
Terjadinya gunung meletus saat ini sudah bisa diprediksi dengan melihat ciri- ciri
gunung api akan meletus. Prediksi tersebut sangat membantu mengurangi korban jiwa dan
kerusakan akiba gunung meletus. Ketika gunung akan meletus, maka warga di sekitar
gunung akan diberi peringatan dan dibantu dalam proses evakuasi. Warga di sekitar lereng
gunung berapi seharusnya mematuhi instruksi dari pemerintah daerah dan instansi yang
berwenang agar proses evakuasi berjalan dengan lancar.
Badan penanggulangan bencana biasanya akan menyediakan posko bencana alam,
mendirikan tenda- tenda bagi warga yang mengungsi dan juga mendirikan dapur- dapir
umum untuk memenuhi kebutuhan makan bagi pengungsi. Posko kesehatan juga didirikan
dan akan melayani warga selama terjadi bencana alam.

4. Kekeringan

Musim kemarau juga memiliki potensi bencana. Bencana alam yang sering terjadi
saat musim kemarau adalah kekeringan. Kekeringan merupakan suatu bencana dimana
ketersediaan air tidak mencukupi banyaknya air yang dibutuhkan. Seperti yang kita tahu
bahwa air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup. Ketika kekeringan melanda suatu
daerah, penduduknya harus berjalan sejauh puluhan kilo meter hanya untuk mendapatkan
air guna keperluan sehari- hari.
Pemanfaatan sumber daya air meliputi semua bidang. Selain digunakan untuk
konsumsi dan kebutuhan sehari- hari, air juga dibutuhkan untuk sistem irigasi lahan
pertanian. Jika air tidak tersedia, maka lahan pertanian akan mengalami kekeringan dan
berakhir dengan gagal panen.
Untuk mengatasi kekeringan diperlukan berbagai upaya. Salah satu upaya yang
dapat kita lakukan adalah konservasi sumber daya air, membuat waduk, membuta hujan
buatan di daerah yang kekeringan dan melakukan reboisasi. Reboisasi sangat diperlukan
karena sumber air berada dekat dengan hutan. Akar- akar pohin juga mampu membantu
menahan air di dalam tanah. Jika hutan dijaga kelestariannya, maka bencana kekeringan
dapat dihindari.

5. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan juga merupakan salah satu bencana alam yang terjadi saat musim
kemarau. Penyebab utama kebakaran hutan adalah faktor alam seperti berikut :
 Petir yang menyambar daerah hutan sehingga menyebabkan percikan api.
 Adanya beberapa titik api karena kemarau yang panjang.
 Adanya lelehan lava yang membakar hutan di sekitar gunung berapi.
Meski faktor utama penyebab kebakaran adalah faktor alam. Tapi beberapa tahun
terakhir ini kebakaran hutan sering di Indonesiaterjadi karena ulah manusia. Ulah jahil
manusia yang paling sepele dan menyebabkan kebakaran hutan adalah membuang putung
rokok sembarangan. Putung rokok yang masih hidup akan tertiup angin. Angin membawa
kadar oksigen yang cukup besar sehingga percikan api pada putung rokok bisa berubah
menjadi kobaran api. Hal itu diperparah dengan keringnya tanah dan daun- daun akibat
kemarau panjang.
Manusia yang semakin rakus juga sering membakar hutan dengan sengaja. Mereka
membakar hutan untuk membuka lahan baru yang akan dijadikan perkebunan atau lahan
pertanian. Kebakaran hutan ini sangat merugikan, tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi
hewan- hewan penghuni hutan. Binatang liar kehilangan hutan sebagai tempat tinggal
mereka. Hewan- hewan yang terjebak dalam kobaran api juga akan mati karena terbakar
ataupun kehabisan oksigen.
Dampak kebakaran hutan yang lain adalah timbulnya bencana kabut asap. Hampir
setiap tahun bencana kabut asap ini melanda Provinsi Sumatera. Bahkan negara tetangga
juga terkena dampaknya. Kabut asap akibat kebakaran hutan dapat menimbulkan berbagai
penyakit pernapasan dan iritasi mata. Aktivitas warga yang terkena dampak bencana asap
juga pasti akan terganggu karena jarak pandang menjadi berkurang. Dengan mengetahui
berbagai dampak tersebut, manusia diharapkan mampu melakukan pencegahan kebakaran
hutan.

6. Gempa Bumi
Gempa bumi termasuk salah satu bencana alam yang sangat sering terjadi di
Indonesia. Baru – baru ini terjadi bencana gempa bumi di Pidji Jaya, Aceh. Getaran yang
terjadi saat gempa mengakibatkan kerusakan dari intensitas ringan sampai intensitas berat.
Contoh kerusakan ringan akibat gempa bumi adalah jatuhnya genteng- genteng rumah dan
juga perabotan di dalam rumah. Sedangkan contoh kerusakan berat seperti robohnya
dinding bangunan, runtuhnya jembatan dan gedung- gedung bertingkat, serta retaknya aspal
di jalan raya.
Indonesia memiliki suatu badan yang disingkat BMKG. BMKG bertugas
melakukan pencatatan gempa dan memperingatkan terjadinya tsunami akibat gempa.
Terdapat beberapa alat pendeteksi gempa bumi seperti seismometer dan seismograf yang
terpasang di seluruh Indonesia. Dengan alat- alat tersebut lokasi titik pusat gempa dan
besaran gempa bisa diketahui dengan mudah sehingga mengurangi kepanikan masyarakat.
Diperlukan pelatihan dan cara melakukan mitigasi gempa bumi bagi masyarakat
yang tinggal di daerah yang sering mengalami gempa. Saat terjadi gempa, hal pertama
adalah tidak boleh panik. Warga harus berlindung di bawah meja dan menjauhi hal- hal
yang menyebabkan luka seperti kaca yang bisa pecah, benda bergantung yang bisa jatuh
dan menghindari pipa gas. Ketika berada di luar ruangan, seseorang harus menghindari
dinding, pohon atau bangunan yang bisa saja runtuh kapan saja. Setelah terjadi gempa,
segera dapat informasi seputar pusat gempa dan bersiaga jika terjadi gempa susulan.
Selain keenam bencana alam yang disebut di atas tadi, masih ada 3 ancaman
bencana alam yang mungkin muncul yakni:
1. Ancaman bencana Tsunami

Gempa bumi yang disebabkan oleh saling bertumbukannya lempeng samudera akan
mengakibatkan gelombang pasang dahsyat yang mampu membawa gulungan ombak
setinggi puluhan meter dengan kecapatan 500 km/jam! Tahun 2015 tidak ada gempa dasar
laut yang menyebabkan tsunami, meski beberapa kali terjadi gempa dengan episentrum
berada di dasar laut sepanjang tahun 2015.
2. Ancaman bencana gelombang ekstrim dan abrasi

Perubahan iklim global yang tak dapat dielak membawa pengaruh juga bagi wilayah
perairan laut yang membujur dari barat hingga timur di Indonesia. Mulai dari gelombang
ekstrim akibat siklon tropis hingga abrasi pesisir laut, sudah jamak terjadi di wilayah
perairan laut Indonesia. Pantai utara pulau Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, Barat dan Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi utara, Maluku, dan Irian Jawa memilki potensi besar terjadinya
gelombang besar dan badai di tengah laut.
3. Ancaman bencana cuaca esktrim

Deretan ancama cuaca ekstrim seperti angin puting beliung, topan, dan badai tropis
juga mulai menjadi masalah pelik di Indonesia. Perubahan iklim global yang
mempengaruhi seluruh fenomena cuaca di dunia turut membawa ancaman baru ini, yang
biasanya terjadi di musim pancaroba atau peralihan musim.
Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mencatat jumlah
korban dan dampak kerugian yang timbul akibat bencana alam di tahun 2015 lalu: dari total
1.582 kejadian bencana kerugian material menurun 20 persen dibandingkan tahun 2014
dan sebanyak 1,18 juta jiwa mengungsi. Berkurangnya jumlah kerugian akibat bencana
alam ini disimpulkan sebagai keberhasilan dari upaya pengurangan risiko bencana atau
mitigasi bencana yang diterapkan oleh lembaga-lembaga kenausiaan dan komunitas-
komunitas masyarakat. Artinya secara perlahan masyarakat lokal Indonesia sudah mulai
siap menghadapi risiko bencana dengan resources yang mereka miliki.

You might also like