IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.AA
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl. Lahir : 17-08-1940
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Bone
Rumah Sakit : RS Wahidin Sudirohusodo
MR : 856642
Tanggal masuk : 30-10-2018
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Batuk
Anamnesis Terpimpin:
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan batuk sejak 1 bulan yang lalu. Batuk sesekali
dengan lendir warna putih disertai bercak kemerahan. Sesak sesekali bertambah jika
beraktifitas. Nyeri dada ada sebelah kiri. Penurunan berat badan disangkal. Demam tidak
ada,nafsu makan biasa,keringat malam tanpa aktifitas tidak ada. Nyeri pada kedua tungkai ada.
Riwayat di rawat di Palem dengan diagnosa pneumothorax. Riwayat diabetes mellitus ada.
Riwayat Hipertensi dan alergi tidak ada.
Riwayat kontak dengan penderita TB tidak ada
Riwayat terapi OAT sebelumnya ada
Riwayat dirawat di RSWS dan dilakukan pemeriksaan sputum BTA dengan hasil BTA 1
negatif, BTA 2 negatif, BTA 3 negatif
Riwayat DM ada
Riwayat merokok tidak ada
Pemeriksaan fisik
Deskripsi umum
Sakit berat/Gizi kurang/GCS 15 E4M6V5
BB: 49.5 TB: 155 IMT: 20,6 kg/m2
Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Napas : 22 kali/menit
Suhu : 36,7
Skala Nyeri : 0 NRS
Kepala
Ekspresi: Biasa
Muka: Simetris kiri dan kanan
Deformitas: Tidak ada
Rambut: Hitam, tidak mudah dicabut
Mata
Eksoftalmus/Enoftalmus: Tidak ada
Gerakan: Dalam batas normal
Kelopak mata: tidak ada edema
Konjungtiva: Tidak pucat
Telinga
pendengaran: dalam batas normal
Otorhea: tidak ada
Perdarahan: tidak ada
Hidung
Perdarahan: Tidak ada
Rinorhea: Tidak ada
Mulut
Bibir: Tidak pucat, tidak kering
Gigi: Tidak ada caries
Perdarahan gusi tidak ada
Leher
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Kaku kuduk negatif
Thorax
Inspeksi : pergerakan dada simetris saat statis dan saat dinamis
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, vokal fremitus melemah pada hemithorax sinistra
Perkusi : redup setinggi ICS 2 sampai ICS 4 hemithorax sinistra kemudian sonor pada ICS
5 dan redup pada ICS 6
Auskultasi : bunyi napas bronkovesikuler, bunyi napas menurun pada hemithorax
sinistra. Tidak terdapat ronkhi di kedua lapangan paru. Wheezing tidak ada
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak
Palpasi : thrill tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II reguler, bising jantung tidak ada
Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak napas
Auskultasi : peristaltik ada, kesan normal
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, massa tumor (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani, tidak ada ascites
Punggung
Inspeksi : tidak ada skoliosis
Palpasi : nyeri tekan (-), tidak ada gibbus, nyeri ketok tidak ada
Perkusi : batas paru dalam batas normal
Auskultasi : bunyi napas menurun pada hemithorax sinistra
Alat Kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan
Anus dan Rektum : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Edema tidak ada
Akral hangat
Clubbing finger tidak ada
Darah rutin(31-10-2018)
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
RBC 2.94 (10^6/UL) 4.00 – 6.00
10^6/uL
HGB 8.5 (g/dL) 12.0 - 16.0 gr/dl
MCV 86.4 fL 80.0 - 97.0 fL
MCH 28.9 pg 26.5 - 33.5 pg
MCHC 33.5 (g/dl) 31.5-35.0 g/dl
WBC 10.95(10^3/UL) 4.00 - 10.0
10^3/ul
NEUT 67.4% 52.0 - 75.0 %
LYMP 11.0% 20.0 - 40.0 %
MONO 7.5% 2.00 - 8.00 %
EOS 13.8% 1.00 - 3.00 %
BASO 0.3% 0.00 - 0.10 %
HCT 25.4% 37.0 - 48.0 %
PLT 190(10^3/UL) 150 - 400 10^3/ul
Analisa Gas Darah
Pemeriksaan Hasil Normal
pH 7.433 7.35-7.45
SO2 93.9 95-98%
pO2 122.6 80-100 mmHg
pCO2 69.3 35-45 mmHg
HCO3 28.8 22-26 mmHg
BE 4.4 -2 sd +2 mmol/L
Fungsi Hati (31/10/2018)
Pemeriksaan Hasil Normal
SGPT 9 U/L <41 U/L
SGOT 29 U/L <38 U/L
Albumin 3.1 gr/dl 3.5-5.0 gr/dl
Fungsi Ginjal (31/10/2018)
Pemeriksaan Hasil Normal
Ureum 52 10-50 mg/dl
Kreatinin 0.7 <1.3 mg/dl
Elektrolit (31/10/2018)
Pemeriksaan Hasil Normal
Natrium 156 136-145 mmol/l
Kalium 3.9 3.5-5.1 mmol/l
Klorida 120 97-111 mmol/l
Foto X-Ray Thorax (18/10/2018)
Kesan :
• Pneumothorax sinistra dengan kolaps pulmo sinistra
• Eventrasio diafragma sinistra
• Dilatatio et atherosclerosis aortae
Mikrobiologi (18/10/2018)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
Jenis spesimen Sputum -
Pewarnaan BTA 1 negatif Tidak ditemukan
Pewarnaan BTA 2 negatif Tidak ditemukan
Pewarnaan BTA 3 negatif Tidak ditemukan
Diagnosis Kerja
Hidropneumothorax Sinistra
MASALAH
• Anemia normositik normokrom
• Diabetes Mellitus tipe II
Assesment : Hidropneumothorax sinistra
Masalah Rencana Diagnostik Rencana Terapi Edukasi
S : Pasien masuk • Darah lengkap • Infus NaCl - Kepatuhan
rumah sakit dengan • Foto thorax 0,9% 20tpm berobat
keluhan batuk sejak kontrol • N-
1 bulan yang lalu. • Pungsi dengan acetilsistein
Batuk sesekali usg guiding 200mg/8ja
dengan lendir warna • Pemasangan m/iv
putih disertai bercak WSD
kemerahan. Sesak
sesekali bertambah
jika beraktifitas.
Nyeri dada ada
sebelah kiri.
Penurunan berat
badan disangkal.
Demam tidak
ada,nafsu makan
biasa,keringat
malam tanpa
aktifitas tidak ada.
Nyeri pada kedua
tungkai ada. Riwayat
di rawat di Palem
dengan diagnosa
pneumothorax.
Riwayat diabetes
mellitus ada.
Riwayat Hipertensi
dan alergi tidak ada.
Riwayat terapi OAT
sebelumnya ada
Riwayat DM ada
O : Sakit berat/Gizi
kurang/GCS 15
E4M6V5
Tekanan darah
: 110/70
mmHg
Nadi : 90
kali/menit
Napas : 22
kali/menit
Suhu : 36,7
Skala Nyeri
: 0 NRS
Thoraks :
Inspeksi :
pergerakan dada
simetris saat statis
dan saat dinamis
Palpasi : nyeri tekan
tidak ada, vokal
fremitus melemah
pada hemithorax
sinistra
Perkusi : redup
setinggi ICS 2 sampai
ICS 4 hemithorax
sinistra kemudian
sonor pada ICS 5 dan
redup pada ICS 6
Auskultasi : bunyi
napas
bronkovesikuler,
bunyi napas
menurun pada
hemithorax sinistra.
Tidak terdapat
ronkhi di kedua
lapangan paru.
Wheezing tidak ada
Radiologi 18/10/18
Kesan :
Hidropneumothorax
sinistra
Assesment : Anemia normositik normokrom
S : Lemas ada,
O : konjungtiva anemis
Darah rutin
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
RBC 2.94 (10^6/UL) 4.00 – 6.00 10^6/uL
HGB 8.5 (g/dL) 12.0 - 16.0 gr/dl
MCV 86.4 fL 80.0 - 97.0 fL
MCH 28.9 pg 26.5 - 33.5 pg
MCHC 33.5 (g/dl) 31.5-35.0 g/dl
WBC 10.95(10^3/UL) 4.00 - 10.0 10^3/ul
Rencana Diagnostik
Apusan Darah Tepi
Rencana Terapi
Suplementasi Besi
Transfusi darah (bila perlu)
Edukasi
Konsumsi Makanan tinggi zat besi
FOLLOW UP HARI I
Tang Subjektif Objektif Assessment Planning Terapi
gal
30 Batuk KU : Sakit sedang/gizi Hidropneumotho Darah Infus NaCl 0,9%
Okt sesekali kurang/ compos mentis rax sinistra lengkap 20tpm
2018 Nyeri TD: 110/70mmHg DM tipe II Foto N-acetilsistein
dada ada N: 84 kali/menit thorax 200mg/8jam/iv
Nyeri P: 22 kali/menit kontrol
tungkai S: 36,40C Pungsi
ada Thorax dengan usg
Inspeksi : pergerakan guiding
dada simetris saat statis Pemasanga
dan saat dinamis n WSD
Palpasi : nyeri tekan
tidak ada, vokal fremitus
melemah pada
hemithorax sinistra
Perkusi : redup setinggi
ICS 2 sampai ICS 4
hemithorax sinistra
kemudian sonor pada ICS
5 dan redup pada ICS 6
Auskultasi : bunyi
napas bronkovesikuler,
bunyi napas menurun
pada hemithorax sinistra.
Tidak terdapat ronkhi di
kedua lapangan paru.
Wheezing tidak ada
FOLLOW UP HARI II
31 Sesak KU : Sakit berat/gizi baik/ Hidropneu Darah Infus NaCl 0,9% 20tpm
Okt napas compos mentis mothorax lengkap N-acetilsistein
2018 sesekali TD: 110/70mmHg sinistra Foto thorax 200mg/8jam/iv
Nyeri N: 92 kali/menit DM tipe II kontrol
dada ada P: 24 kali/menit Pungsi
Batuk S: 37,90C dengan usg
berdahak Thoraks : guiding
Demam Thorax Pemasangan
ada Inspeksi : pergerakan WSD
dada simetris saat statis
dan saat dinamis
Palpasi : nyeri tekan
tidak ada, vokal fremitus
melemah pada
hemithorax sinistra
Perkusi : redup
setinggi ICS 2 sampai ICS
4 hemithorax sinistra
kemudian sonor pada ICS
5 dan redup pada ICS 6
Auskultasi : bunyi
napas bronkovesikuler,
bunyi napas menurun
pada hemithorax
sinistra. Tidak terdapat
ronkhi di kedua lapangan
paru. Wheezing tidak
ada
FOLLOW UP HARI III
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning Terapi
1 Batuk sesekali KU : Sakit sedang/gizi Hidropneumoth Darah lengkap Infus NaCl 0,9%
kurang/ compos mentis orax sinistra 20tpm
Nov Nyeri dada ada Foto thorax
TD: 110/70mmHg DM tipe II kontrol N-acetilsistein
2018 Nyeri tungkai
200mg/8jam/iv
ada N: 84 kali/menit Pungsi dengan
usg guiding
P: 22 kali/menit
Pemasangan
S: 36,40C
WSD
Thorax
Inspeksi : pergerakan
dada simetris saat statis
dan saat dinamis
Palpasi : nyeri tekan
tidak ada, vokal fremitus
melemah pada
hemithorax sinistra
Perkusi : redup setinggi
ICS 2 sampai ICS 4
hemithorax sinistra
kemudian sonor pada ICS
5 dan redup pada ICS 6
Auskultasi : bunyi
napas bronkovesikuler,
bunyi napas menurun
pada hemithorax sinistra.
Tidak terdapat ronkhi di
kedua lapangan paru.
Wheezing tidak ada
Hydropneumothorax
Hydropneumothoraks dimana terdapat udara dan cairan di dalam rongga pleura yang
mengakibatkan kolapsnya jaringan paru. 1 Penyebab hydropneumothorax ini umumnya akibat
trauma, pembedahan atau riwayat terikini thoracosintesis untuk mengeluarkan cairan pleura
sehingga dapat menyebabkan masuknya udara ke ruang pleura. Selain itu, hal ini terjadi apabila
terdapat fistula bronchopleural yaitu hubungan yang abnormal dan tidak biasa antara cabang-
cabang bronchus dan ruang pleura yang sering disebabkan oleh tumor, pembedahan atau
infeksi, yang dapat memproduksi udara dan juga cairan di ruang pleura.2
Klasifikasi Pneumothorax/Hidropneumothorax
• Traumatik (iatrogenik dan non-iatrogenik)
• Spontan
Spontan Primer Spontan Sekunder
- Terjadi tanpa riwayat penyakit paru - Terjadi berkaitan dengan kelainan paru
sebelumnya ataupun trauma atau riwayat penyakit paru sebelumnya
(PPOK dan TB paru)
- Dapat terjadi pada individu yang sehat
Gejala Klinis
• Gejalanya biasanya berupa nyeri dada yang tajam dan timbul secara tiba-tiba
• Ada sesak napas dan dada terasa sempit.
• Batuk iritatif yang disebabkan perangsangan ujung-ujung saraf baik di permukaan pleura
maupun di dinding bronkus yang kolaps.
• Denyut jantung yang cepat.
• Warna kulit biasa menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen
Patomekansime
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyebab tersering pneumothoraks spontan
sekunder. Rupturnya kavitas ke dlam rongga pleura. Kuman Mycobacterium tuberculosis
menginvasi pleura dan menyebabkan nekrosis likuifaktif yang kemudian pecah ke rongga
pleura. Fistula bronchopleural menyebabkan pneumothoraks. Respon inflamasi akan menutup
fistula itu tetapi juga menyebabkan pengumpulan cairan.
Tatalaksana
• Pemasangan selang dada yang kemudian dihubungkan ke water sealed drainage untuk
tujuan evakuasi udara dan cairan dan pengembangan paru.
• Edukasi
Pemasangan selang dada dijaga untuk tidak batuk secara kuat agar tidak timbul
komplikasi emfisema pada pasien. Paru yang mengembang tiba-tiba dapat
menyebabkan perasaan sesak dan batuk, namun akan hilang dengan berjalannya waktu.