Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
pelindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan, untuk melaksanakan Program
Indonesia Sehat diperlukan pendekatan keluarga, yang mengintegrasikan upaya kesehatan
perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan,
dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga,
sehingga berdasarkan pertimbangan tersebut perlu ditetapkannya Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
inilah yang menjadi latar belakang ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
Tujuan
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga bertujuan untuk:
Sudah sesuai dengan nilai Pancasila dan nilai Undang-undang Dasar 1945
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 telah menggunakan tata Bahasa
yang baku dan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
Daya guna
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 merupakan Pedoman bagi
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga dan terdiri atas 4
(empat) area prioritas yang meliputi penurunan angka kematian ibu dan bayi; penurunan
prevalensi balita pendek (stunting); penanggulangan penyakit menular; dan penanggulangan
penyakit tidak menular, dan dilaksanakan dengan pendekatan upaya promotif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensi
dan kewenangannya serta dilaksanakan sesuai dengan standar, pedoman, dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Rekomendasi
Komitmen yang tinggi Pendekatan Keluarga sangat tepat untuk dilakukan sekarang,
karena Dukungan SPM UU 23/2014 dan Permenkes 43 tahun 2016 tTeknologi
computer yang sangat memudahkan pendataan dan analisisnya. Ketersediaan SDM
yang lebih baik, Dana operasional yang cukup tersedia DAK fisik dan non fisik,
Kapitasi, APBD, ADD, dll.
Dalam system pengimputan data pastinya sering terjadi kendala seperti Aplikasi KS
dari pusdatin yang belum sempurna atau system jaringan yang tidak memadai
sehingga dapat menghambat kegiatan entry data ke pusat server.