Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Barokah. Pada laporan ini akan dipaparkan mengenai pengetahuan sikap dan
perilaku santri di pondok pesantren Tri Barokah kecamatan kabupaten .
1.2. Rumusan Masalah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SKABIES
2.1 Definisi
Skabies atau yang biasa disebut dengan kudis, gabagan atau gatal agogo
adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes scabiei var, hominis dan produknya dimana penyakit ini menular melalui
kontak langsung.
2.2 Etiologi
A. Morfologi
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, orto
Ackarima, super family Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei
var.hominis. selain yang juga terdapat pada kambing dan babi (Handoko, 2007).
Secara morfologik, merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor,
dan tidak bermata. Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-
350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200
mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai
alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,
sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan
keempat berakhir dengan alat perekat.
3
Gambar.2.1 Tungau Sarcoptes scabiei
(http://www.medicastore/scabies/index.html/)
2.3 Epidemiologi
Prevalensi penyakit skabies di Indonesia adalah sekitar 6-27% dari populasi
umum dan cenderung lebih tinggi pada anak dan remaja (Sungkar, 1997). Penyakit
ini masih menjadi masalah tidak saja di daerah terpencil, tetapi juga di kota-kota
besar bahkan di Jakarta (Tabri, 2003).
Di Indonesia, kasus skabies cukup tinggi ketika zaman penjajahan Jepang
berlangsung. Penduduk kesulitan memperoleh makanan, pakaian dan sarana
pembersih tubuh pada saat itu, sehingga kasus scabies cepat menular dari anak-anak
hingga dewasa (Partosoedjono, 2003). Sebanyak 915 dari 1008 (90,8%) orang
terserang skabies di Desa Sudimoro, Kecamatan Turen, Malang (Poeranto, 1997)
Perbandingan penderita laki-laki dan perempuan adalah 83,7% : 18,3%. Data
penderita skabies yang terhimpun dari klinik Penyakit Kulit dan Kelamin, Rumah
Sakit Palang Merah Indonesia (RS PMI) Bogor dari tahun 2000 - 2004, masing-
masing enam betas pasien (2000); delapan betas pasien (2001); tujuh pasien (2002);
delapan pasien (2003) dan lima pasien (2004). Data-data di atas menunjukkan
bahwa penderita skabies di Indonesia masih cukup tinggi.
2.4 Siklus Hidup
Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan
mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang
digali oleh tungau betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan
dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil
meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50.
Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas,
biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki.
Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari
larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4
pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa
memerlukan waktu antara 8-12 hari (Handoko, 2007).
4
Gambar.2.2 Siklus hidup tungau Sarcoptes scabiei
(http://www.cdc.gov/scabies/index.html/)
Menurut Centers for Disease Control (CDC) tahun 2008, tungau Sarcoptes
scabiei melalui 4 tahap pertumbuhan dalam siklus hidupnya : telur, larva, nimfa,
dewasa.
1. Tungau betina meninggalkan 2-3 telur sehari di bawah kulit. Telur
berbentuk oval dan mempunyai panjang 0,10-0,15 mm. menetas dalam
3-4 hari.
5
3. Kemudian larva berubah menjadi nimfa yang mempunyai 4 pasang kaki.
Perubahan bentuk ini sedikit lebih besar dibanding dengan stadium larva
sebelum nantinya akan berubah ke bentuk dewasa. Larva dan nimfa
sering ditemukan pada molting pouches atau dalam folikel rambut yang
kelihatannya sama dengan bentuk dewasa namun ukurannya lebih kecil.
1. Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur
bersama dan hubungan seksual.
6
2.7 Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga
oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi
terhadap sellkreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan
setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul
erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder (Handoko, 2007).
2.8 Diagnosis
Menurut Handoko tahun 2007 ada 4 tanda cardinal :
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena
aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
7
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan
satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal tersebut. Ada
pendapat yang mengatakan penyakit ini merupakan the great imitator karena dapat
menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding
adalah : prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis dan lain-lain.
2.9 Penatalaksanaan
Syarat obat yang ideal :
1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau.
3. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian.
3) Gama benzena heksa klorida (gameksan) kadarnya 1% dalam krim atau losio,
termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah
digunakan, dan jarang member iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak di
8
bawah 6 tahun dan wanita hamil, karena toksik terhadap susunan saraf pusat.
Pemberiannya cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala diulangi seminggu
kemudian.
4) Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan,
mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal; harus dijauhkan dari
mata, mulut dan uretra.
9
BAB III
METODE
Metode pengumpulan data pada kegiatan mini project ini dilakukan dengan
cara mengumpulkan data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui
kuisioner yang dibagikan sebelum penyuluhan. Kuisioner berisi pertanyaan
mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku serta higienitas mengenai scabies.
Sehingga dapat diketahui bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku serta
higienitas santri pondok pesantren Tri Barokah yang datang mengikuti penyuluhan.
Sedangkan data sekunder didapatkan dari kuisioner post penyuluhan.
10
Jawaban
No Pertanyaan Iya Tidak
Penyakit scabies/gudik/kudis disebabkan oleh
1 bakteri
Apakah anda pernah mengalami gejala seperti gatal
pada malam hari pada sela jari, telapak tangan,
2 pergelangan tangan, dan alat kelamin?
Penyakit scabies/kudis dapat menular lewat
3 sentuhan
Salah satu faktor yang mendukung terjadinya
4 skabies adalah hygiene yang buruk
Menjaga kebersihan diri dapat mencegah terjadinya
5 scabies
Tempat yang beresiko tinggi terjadinya Skabies
dilingkungan seperti asrama, pemondokan atau
6 rumah tahanan
Apakah anda mencuci pakaian anda menggunakan
7 detergen?
8 Apakah anda menyetrika baju anda?
Apakah anda menjemur pakaian dibawah terik
9 matahari?
10 Apakah anda mandi menggunakan sabun sendiri?
Apakah anda mengganti pakaian dalam anda
11 sesudah mandi?
Apakah anda menggunakan handuk dalam keadaan
12 kering tiap hari?
Apakah anda pernah bertukar pakaian sesama
13 teman?
Apakah anda selalu mencuci tangan apabila
bersentuhan dengan teman anda yang menderita
14 gatal-gatal?
Apakah anda pernah tidur bersama teman anda yang
15 menderita gatal-gatal?
11
Dari data kuisioner tersebut terdapat 15 nomer pertanyaan, dimana setiap
nomernya mempunyai skor 1 jika benar semua maka akan mendapatkan skor 15.
Dari kuesioner tersebut telah dibagi perkelompok masing-masing 5 pertanyaan
yaitu mengenai higienitas, pengetahuan serta sikap dan perilaku santri terhadap
skabies. Penilaian nantinya dinilai berdasarkan kelompok pengetahuan, sikap dan
perilaku serta higienitas perorang, dimana nilai maksimal per kelompok yaitu 5.
Sistem penilaian per kelompok dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Baik :>3
2. Cukup :3
3. Kurang :<3
3.2 Sasaran
Sasaran pada mini project ini adalah para santri Pondok Pesantren Tri Barokah
yang hadir pada penyuluhan dengan harapan dapat memberikan pengetahuan
kepada santri mengenai apa itu scabies dan bagaimana cara mencegahnya sehingga
nantinya diharapkan ilmu tersebut dapat diterapkan dan disebarkan kepada santri
pondok pesantren Tri Barokah lainnya.
3.3 Media
12
BAB IV
HASIL PENELITIAN
13
Kerjasama : melaksanakan pekerjaan dan tugas dengan koordinasi
program lain, tidak dilakukan sendiri-sendiri
Bersih : menjaga lingkungan kerja selalu bersih dan rapi
Adapun batas wilayah dari Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri adalah sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Ngasem dan Kelurahan Burengan
Sebelah Selatan : Kecamatan Kandat
Sebelah Timur : Kelurahan Ketami dan Kelurahan Ngeletih
14
Sebelah Barat : Kelurahan Pakunden, Tosaren, dan Ngronggo
Tabel 4.1 Data Sarana Pendidikan dan Kesehatan di UPTD Puskesmas Pesantren I Kota Kediri
Tahun 2016
15
4.5 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pondok Pesantren Tri Barokah merupakan salah satu lembaga pendidikan
keagamaan yang berlokasi di daerah kecamatan Pesantren Kota Kediri, yang
beralamatkan di Kelurahan Bangsal. Letak Pondok pesantren yang strategis
sehingga memungkinkan dicapai dengan kendaraan umum.
1. Umur Responden
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan usia Santri Pondok Pesantren Tri Barokah yang
mengikuti penyuluhan
Variabel Kategori Jumlah (n) Presentase (%)
Usia 15 4 8
16 6 12
17 5 10
18 24 48
19 8 16
20 2 4
22 1 2
Pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 50 santri Pondok Pesantren Tri
Barokah 24 orang berusia 18 tahun.
2. Hasil Pemeriksaan
16
Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan hasil pemeriksaan Santri Pondok Pesantren Tri Barokah yang
mengikuti penyuluhan
Variabel Kategori Jumlah (n) Persentase (%)
Gambar 4.2 Grafik hasil pemeriksaan Santri Pondok Pesantren Tri Barokah yang mengikuti
penyuluhan
88%
Scabies Normal
3. Higienitas perorang
Penilaian higiene perorang dalam penelitian ini meliputi antara lain frekuensi
mandi, memakai sabun, pakaian, handuk secara bergantian.
Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan higienitas perorang Santri Pondok Pesantren Tri Barokah
sebelum penyuluhan
Variabel Kategori Jumlah (n) Persentase (%)
17
Gambar 4.3 Distribusi Berdasarkan higienitas perorang Santri Pondok Pesantren Tri Barokah
sebelum mengikuti penyuluhan
70
Gambar 4.4 Distribusi Berdasarkan higienitas perorang Santri Pondok Pesantren Tri Barokah
setelah penyuluhan
76
kurang cukup Baik
18
4. Pengetahuan tentang Skabies
Tabel 4.6 Distribusi Berdasarkan pengetahuan Santri Pondok Pesantren Tri Barokah sebelum
penyuluhan
Variabel Kategori Jumlah (n) Persentase (%)
Gambar 4.5 Distribusi Berdasarkan pengetahuan Santri Pondok Pesantren Tri Barokah sebelum
penyuluhan
14
38
48
Tabel 4.7 Distribusi Berdasarkan pengetahuan Santri Pondok Pesantren Tri Barokah setelah
penyuluhan
Variabel Kategori Jumlah (n) Persentase (%)
Gambar 4.5 Distribusi Berdasarkan pengetahuan Santri Pondok Pesantren Tri Barokah sebelum
penyuluhan
19
Tingkat pengetahuan responden tentang
scabies sesudah penyuluhan
0
100
Dikatakan seseorang mempunyai sikap dan perilaku yang baik apabila tidak
kontak dengan penderita skabies (misal berjabat tangan dan tidur bersama secara
berhimpitan).
Tabel 4.8 Distribusi Berdasarkan sikap dan perilaku Santri Pondok Pesantren Tri Barokah sebelum
penyuluhan
Variabel Kategori Jumlah (n) Persentase (%)
Gambar 4.6 Distribusi Berdasarkan pengetahuan Santri Pondok Pesantren Tri Barokah sebelum
penyuluhan
26
64
20
Sikap dan perilaku responden berdasarkan data, sebanyak 5 responden atau
10% adalah kurang, daan 32 responden atau sebesar 64% baik.
Tabel 4.9 Distribusi Berdasarkan sikap dan perilaku Santri Pondok Pesantren Tri Barokah setelah
penyuluhan
Variabel Kategori Jumlah (n) Persentase (%)
Gambar 4.7 Distribusi Berdasarkan pengetahuan Santri Pondok Pesantren Tri Barokah setelah
penyuluhan
30%
70%
21
BAB V
PEMBAHASAN
22
satu faktor yang mendukung perkembangan penyakit kulit skabies adalah higiene
yang buruk.(Handoko, 2007)
Pengetahuan responden mengenai skabies berdasarkan data kuisioner
sebelum dilakukan penyuluhan, sebanyak 7 responden atau 19% adalah kurang
mengenai skabies, hanya 19 responden atau sebesar 38% saja yang baik.
Pengetahuan juga merupakan faktor yang turut berperan dalam berkembangnya
penyakit skabies. Setelah dilakukan penyuluhan, tingkat pengenahuan seluruh
responden tentang scabies berada di kategori baik. Apabila pengetahuan kurang,
tentu saja seseorang tidak dapat melakukan tindakan preventif agar tidak terkena
skabies.
Sikap dan perilaku responden sebelum dilakukan penyuluhan sebanyak 5
responden atau 10% adalah kurang, dan 32 responden atau sebesar 64% baik. Sikap
dan perilaku responden sesudah penyuluhan didapatkan 15 orang atau 30% berada
pada kategori cukup dan 35 orang atau 70% berada pada kategori baik.Dikatakan
seseorang mempunyai sikap dan perilaku yang baik apabila tidak kontak dengan
penderita skabies (misal berjabat tangan dan tidur bersama secara berhimpitan),
Dikatakan buruk apabila tidak memenuhi syarat kriteria yang disebutkan di atas
23
BAB VI
KESIMPULAN & SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Total responden sebanyak 50 peserta, berusia 15-22 tahun dengan usia
terbanyak adalah 18 tahun.
2. Responden yang menderita penyakit skabies sebesar 12% dari total
responden.
3. Sebagian besar responden sebelum dilakukan penyuluhan memiliki
higienitas perorang yang baik yaitu sebesar 70% dan setelah dilakukan
penyuluhan meningkat sebesar 76%
4. Sebagian besar responden sebelum dilakukan penyuluhan memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai skabies, yaitu 48% dan setelah
dilakukan penyuluhan seluruh responden memiliki tingkat pengetahuan
yang baik
5. Sebagian besar responden sebelum dilakukan penyuluhan memiliki sikap
dan perilaku baik, yaitu sebesar 64%.dan setelah dilakukan penyuluhan
memiliki sikap dan perilaku yang baik, yaitu sebesar 70%,
6.2 Saran
1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga pesantren Tri Barokah
mengenai penyakit skabies, baik tanda dan gejalanya, pengobatan serta
pencegahannya dengan cara penyuluhan.
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala di lingkungan pesantren
Tri Barokah serta pesantren lain di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I.
3. Mengadakan penelitian lebih lanjut tentang skabies di pesantren lainnya
yang berada di wilayah Puskesmas Pesantren I.
24
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, R. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 2007. Halaman 122-125.
http://www.scumdoctor.com/Indonesian/disease-revention/infectious-
diseases/parasite/index.html, diakses pada hari Kamis, 22 agustus 2017.
Tabri F. Skabies pada bayi dan anak. Dalam: Boediardja SA, Sugito TL, Kurniati DD,
editor. Infeksi kulit pada bayi dan anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2003.p.62-7
25
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
(PERSETUJUAN RESPONDEN)
Nama : ……………………………………………..
Umur : ……………………………………………..
Alamat : ……………………………………………..
Setelah diberikan penjelasan oleh dokter internsip dan memahami terhadap tujuan
dari penyuluhan tersebut, maka dengan ini saya bersedia untuk menjadi informan
(pemberi informasi) atau responden dalam penelitian ini.
(…………………………………..)
26
Lampiran 2
KUISIONER / WAWANCARA
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU SANTRI TERHADAP
KEJADIAN
SKABIES DI PONDOK PESANTREN TRI BAROKAH KOTA KEDIRI
BULAN AGUSTUS TAHUN 2017
A. Biodata Responden
1. Nama : ...............................................................
2. Umur : ...............................................................
3. Jenis Kelamin : ...............................................................
4. Alamat : ...............................................................
5. No Telpon : ...............................................................
Jawaban
No Pertanyaan Iya Tidak
Penyakit scabies/gudik/kudis disebabkan oleh
1 bakteri
Apakah anda pernah mengalami gejala seperti gatal
pada malam hari pada sela jari, telapak tangan,
2 pergelangan tangan, dan alat kelamin?
Penyakit scabies/kudis dapat menular lewat
3 sentuhan
Salah satu faktor yang mendukung terjadinya
4 skabies adalah hygiene yang buruk
Menjaga kebersihan diri dapat mencegah terjadinya
5 scabies
Tempat yang beresiko tinggi terjadinya Skabies
dilingkungan seperti asrama, pemondokan atau
6 rumah tahanan
Apakah anda mencuci pakaian anda menggunakan
7 detergen?
8 Apakah anda menyetrika baju anda?
Apakah anda menjemur pakaian dibawah terik
9 matahari?
10 Apakah anda mandi menggunakan sabun sendiri?
Apakah anda mengganti pakaian dalam anda
11 sesudah mandi?
Apakah anda menggunakan handuk dalam keadaan
12 kering tiap hari?
27
Apakah anda pernah bertukar pakaian sesama
13 teman?
Apakah anda selalu mencuci tangan apabila
bersentuhan dengan teman anda yang menderita
14 gatal-gatal?
Apakah anda pernah tidur bersama teman anda
15 yang menderita gatal-gatal?
28
Lampiran 3
Pre Penyuluhan
Sikap Dan
No Nama Santri Pengetahuan perilaku Higienitas
1 Zafis M (15th) 3 4 4
2 Galang H (18th) 2 3 5
3 Aturkey D (18th) 3 4 4
4 Yuslin M (18th) 3 4 4
5 Abdul D (18th) 4 2 2
6 Anang M (18th) 3 3 4
7 M.Nasir (22th) 3 4 5
8 Nasrulloh (20th) 3 4 4
9 Wahyu W (19th) 4 3 5
10 Hendi B (18th) 3 3 4
11 Riki J (18th) 4 4 5
12 Wildan F (16th) 3 3 4
13 M.Irfan (18th) 3 4 3
14 Awaludin F(18th) 4 4 2
15 Naufal A (15th) 3 4 3
16 Mahdi A (16th) 3 4 3
17 Amruna A (17th) 4 3 3
18 Deni P (18th) 3 4 5
19 Aksama S (18th) 4 2 2
20 M.Alim (16th) 2 4 3
21 Naufal A (16th) 3 4 5
M.Ramadhani
22 18th) 4 3 2
23 Wildan R (18th) 3 4 5
24 Hasan A (17th) 3 4 3
25 Agus S (16th) 2 4 4
26 Fikri M (18th) 4 4 4
27 Saiman (15th) 3 2 3
28 Adit C (18th) 3 3 5
29 M.Rizky (18th) 3 4 5
30 Galih H(19th) 2 4 5
31 Sidik S (19th) 4 2 2
32 Tesa A (19th) 2 4 5
29
33 M.Zam (17th) 4 3 4
34 Aming M(18th) 3 4 5
35 Aji W (19th) 3 3 4
36 Aldo R (20th) 3 4 5
37 M.Yusuf (17th) 3 4 3
38 Edo A (18th 2 4 3
39 M.Ary (18th) 4 4 4
40 Rahmat (18th) 2 3 5
Ilham Ansori
41 (19th) 4 4 4
42 Danang H (19th) 4 4 5
43 Izz T (18th) 3 4 3
44 Yunus O (19th) 4 3 4
45 Oki T (18th) 4 4 5
46 Raka K (17th) 4 2 4
47 Irfan C (16tth) 3 4 4
48 M.Ifan (18th) 3 4 4
49 Fadilia A (18th) 4 4 3
50 Didik F (18th) 4 3 4
Rata-rata 3,22 3,54 3,9
kategori skor
Kurang <3
Cukup 3
Baik >3
Pengetahuan
kategori jumlah presentase
Kurang 7 14%
Cukup 24 48%
Baik 19 38%
Higienitas
Kategori jumlah presentase
Kurang 5 10%
30
Cukup 10 20%
Baik 35 70%
Post Penyuluhan
Sikap Dan
No Nama Santri Pengetahuan perilaku Higienitas
1 Zafis M (15th) 5 4 4
2 Galang H (18th) 5 4 5
3 Aturkey D (18th) 5 4 4
4 Yuslin M (18th) 4 4 4
5 Abdul D (18th) 5 3 3
6 Anang M (18th) 5 3 4
7 M.Nasir (22th) 4 4 5
8 Nasrulloh (20th) 5 4 4
9 Wahyu W (19th) 4 3 5
10 Hendi B (18th) 4 3 4
11 Riki J (18th) 5 4 5
12 Wildan F (16th) 5 3 4
13 M.Irfan (18th) 5 4 3
14 Awaludin F(18th) 5 4 4
15 Naufal A (15th) 4 4 3
16 Mahdi A (16th) 5 4 3
17 Amruna A (17th) 5 4 3
18 Deni P (18th) 5 4 5
19 Aksama S (18th) 5 3 4
20 M.Alim (16th) 5 4 3
31
21 Naufal A (16th) 5 4 5
M.Ramadhani
22 18th) 5 3 4
23 Wildan R (18th) 5 4 5
24 Hasan A (17th) 5 4 3
25 Agus S (16th) 5 4 4
26 Fikri M (18th) 5 4 4
27 Saiman (15th) 5 3 3
28 Adit C (18th) 4 3 5
29 M.Rizky (18th) 5 4 5
30 Galih H(19th) 4 4 5
31 Sidik S (19th) 5 3 4
32 Tesa A (19th) 4 4 5
33 M.Zam (17th) 4 3 4
34 Aming M(18th) 5 4 5
35 Aji W (19th) 4 3 4
36 Aldo R (20th) 4 4 5
37 M.Yusuf (17th) 5 4 3
38 Edo A (18th 4 4 3
39 M.Ary (18th) 5 4 4
40 Rahmat (18th) 5 3 5
Ilham Ansori
41 (19th) 5 4 4
42 Danang H (19th) 5 4 5
43 Izz T (18th) 5 4 3
44 Yunus O (19th) 4 3 4
45 Oki T (18th) 5 4 5
46 Raka K (17th) 5 3 4
47 Irfan C (16tth) 5 4 4
48 M.Ifan (18th) 4 4 4
49 Fadilia A (18th) 5 4 3
50 Didik F (18th) 4 4 4
Rata-rata 4,7 3,7 4,08
Kategori skor
Kurang <3
Cukup 3
Baik >3
Pengetahuan
Kategori jumlah presentase
32
Kurang 0 0%
Cukup 0 0%
Baik 50 100%
Higienitas
Kategori jumlah presentase
Kurang 0 0%
Cukup 12 24%
Baik 38 76%
Lampiran 4
33
34
35