You are on page 1of 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya

memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan

sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa

adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah

keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah

salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori

persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan

perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.

Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien

tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu

penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang

bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang

dialaminya.

Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Prof. H.B. Sa’anin

Padang Provinsi Sumatera Barat sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh

karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.


BAB 11

LANDASAN TEORI

A. Defenisi

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang

menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai

stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan

dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau

alternatif penyelesaian masalah.

Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi

dalam 5 sesi, yaitu:

 Sesi I : Klien mengenal halusinasi

 Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

 Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap

dengan orang lain

 Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas

terjadwal

 Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam

kelompok secara bertahap.

2. Tujuan khusus

 Klien dapat mengenal halusinasi.

 Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.


 Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan

orang lain.

 Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas

terjadwal.

 Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

C. Klien

1) Kriteria klien

 Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.

 Klien yang mengalami perubahan persepsi.

2) Proses seleksi

 Mengobservasi klien yang masuk kriteria.

 Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

 Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.

 Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:

menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan

aturan main dalam kelompok.

D. Kriteria Hasil

a) Evaluasi Struktur

 Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan

memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan

 Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan

 Alat yang digunakan dalam kondisi baik

 Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.

b) Evaluasi Proses
 Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

 Leader mampu memimpin acara.

 Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

 Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

 Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung

jawab dalam antisipasi masalah.

 Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada

kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok

 Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

c) Evaluasi Hasil

 Diharapkan 75% dari kelompok mampu:

 Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat

 Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

E. Antisipasi Masalah

a. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas

 Memanggil klien

 Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau

klien lain

b. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin

 Panggil nama klien

 Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan

c. Bila klien lain ingin ikut

 Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah

dipilih
 Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh

klien tersebut

 Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi

pesan pada kegiatan ini.

F. Proses Pelaksanaan

Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

Pengorgnisasian

SESI II

Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : Jumat, 15 Februari 2019

b. Waktu : Pkl. 10.45 – 11.30 (sesi II)

c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)

Terapi kelompok (25 menit)

Penutup (10 menit)

d. Tempat : Ruang TAK Wisma Teratai

e. Jumlah klien : 4 orang

Tim Terapi

a. Leader Sesi II : Aysha Amelia

Uraian tugas :

1). Mengkoordinasi seluruh kegiatan

2). Memimpin jalannya terapi kelompok

3).Memimpin diskusi

b. Co-leader Sesi II : Elfa Dhela Miranda

Uraian tugas :
1). Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan

2). Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang

3). Membantu memimpin jalannya kegiatan

4). Menggantikan leader jika terhalang tugas

c. Observer Sesi II : Nadia Qonita

Uraian tugas :

o Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat

dan jalannya acara

o Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok

dengan evaluasi kelompok

d. Fasilitator Sesi II : Nurfa Rahim Harningsih

Uraian tugas :

 Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok

 Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan

 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan

kegiatan

 Membimbing kelompok selama permainan diskusi

 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan

 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

Metode dan Media

a. Metode

 Diskusi dan tanya jawab

 Bermain peran/stimulasi

b. Media
 Papan nama

 Whiteboard

 Spidol

 Jadwal kegiatan klien

Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

A. Tujuan

1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi

halusinasi

2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi

3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

B. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi I

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1) Salam terapeutik

2) Klien dan terapis pakai papan nama

b. Orientasi

1) Leader menanyakan perasaan klien saat ini

2) Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,


situasi dan perasaan

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi

dengan cara menghardik

2) Menjelaskan aturan main

a) Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin

kepada leader

b) Lama kegiata 45 menit

c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap keja

a. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat

mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya . Ulangi sampai semua

pasien mendapat giliran

b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita

c. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik

halusinasi pada saat halusinasi muncul

d. Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: ”Pergi,

pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu...”

e. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik

halusinasi

f. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan

setiap klien memperagakan menghardik halusinasi

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi
1) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak Lanjut

1) Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari

jika halusinasi muncul

2) Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian

klien

c. Kontrak yang akan datang

1) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya

yaitu cara mengontrol halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap

dengan orang lain

2) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya

G. Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi

Sesi II: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)

Kemampuan Menghardik Halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Menyebutkan cara yang

selama ini digunakan

untuk mengatasi

2 halusinasi

Menyebutkan efektivitas

3 cara yang digunakan


Menyebutkan cara

4 mengatasi halusinasi

dengan menghardik

Memperagakan cara

menghardik halusinasi

Petunjuk:

c. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

d. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa

digunakan untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang digunakan, cara

mengatasi halusinasi dengan menghardik dan memperagakan cara menghardik

halusinasi. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak

mampu.

2. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi

sensori. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien

mengguanakannnya jika halusinasi muncul.


PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK WISMA TERATAI (TAK)

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI :

HALUSINASI SESI : II

RSJ. PROF HB. SA’ANIN PADANG

Disusun Oleh:

Aysha Amelia (1511314014)

Elfa Dhela Miranda (1511314010)

Nadia Qonita (1511314012)

Nurfa Rahim Harningsih (1511314007)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019

You might also like