You are on page 1of 14

Macam-macam HAMA & PENYAKIT IKAN, Karakteristik dan Pengelompokannya

Diterbitkan June 30, 2017 dalam kategori Hama & Penyakit Ikan oleh azzamy

A. Pengertian, Identifikasi dan Pengelompokan Hama Penyakit pada Ikan

Foto : Mohh Ananda Arcadya


Hama & Penyakit Ikan – Dalam usaha budidaya perikanan pengenalan jenis-jenis dan
karakteristik hama dan penyakit pada ikan mutlak diperlukan untuk mendukung kelancaran usaha
budidaya. Secara umum, hama dan penyakit ikan diartikan sebagai semua hewan atau makhluk
hidup yang berada dalam areal budidaya ikan yang mana keberadaannya dapat menimbulkan
kerugian. Hama ikan dapat mengakibatkan kerugian secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam artian hama ikan dapat membunuh atau memangsa ikan secara langsung maupun
mengganggu sehingga menyebabkan pertumbuhan ikan yang dibudidayakan terganggu. Biawak
dan ular adalah contoh hama ikan yang memangsa ikan secara langsung, sedangkan yuyu atau
kepiting seringkali membuat lubang-lubang pada dinding kolam atau tambak sehingga
menyebabkan kebocoran. Keberadaan kepiting/yuyu dapat menimbulkan beberapa kerugian
diantaranya kerusakan pada tanggul atau pematang sehingga menyebabkan kebocoran. Kepiting
biasanya membuat lubang-lubang pada tanggul sehingga kedalaman air sulit dipertahankan dan
dapat mengakibatkan masuknya hama pemangsa dan penyaing dalam petakan kolam atau tambak.
Selain itu menyebabkan udang atau ikan yang dipelihara akan lolos melalui lubang kepiting
tersebut.

B. Pengertian, Identifikasi dan Pengelompokan Hama Ikan


Definisi atau pengertian hama ikan adalah semua makhluk hidup (hewan) baik yang berukuran
tubuh lebih kecil, sama ataupun lebih besar dari tubuh ikan yang keberadaannya tidak diinginkan
karena mampu menimbulkan gangguan pada ikan. Dengan kata lain hama ikan adalah semua
makhluk hidup yang dapat memangsa, mengganggu ataupun menjadi pesaing hidup dalam suatu
habitat ikan. Secara umum, berdasarkan sifat hidupnya hama pada ikan dibedakan menjadi 3
kelompok, yaitu predator, kompetitor dan pengganggu. Berikut ini karakteristik hama ikan
berdasarkan pengelompokan tersebut ;
1. Hama Predator
Predator adalah hama ikan yang bersifat memangsa atau sebagai pemangsa ikan. Umumnya
predator adalah binatang karnivora (pemakan daging) yang memburu dan menyantap ikan sebagai
targetnya. Predator tidak selalu memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari mangsanya, ada juga
predator yang ukuran tubuhnya lebih kecil dari mangsa. Biasanya predator yang ukuran tubuhnya
lebih kecil dari mangsa memiliki senjata khusus yang mematikan, misalnya bisa atau racun.
Predator dengan ukuran tubuh lebih besar dari mangsa biasanya memangsa ikan dalam jumlah
banyak dan dilakukan berkali-kali. Predator ini biasanya menetap di kolam ikan dan lingkungan
sekitar kolam, dan ada juga yang sengaja datang dari jauh untuk mencari makan.
Jenis-jenis predator ikan bermacam-macam, yaitu dapat berupa ikan yang lebih besar, hewan air
jenis lain, hewan darat, serangga atau insekta air. Contoh jenis ikan yang dapat menjadi predator
adalah ikan tagih (Mystus nemurus), ikan lele (Clarias batrachus), ikan kakap (Lates calcalifer),
ikan bulan-bulan (Megalops cyprinides), belut dan ikan gabus. Predator ikan lainnya adalah
linsang, ular, kura-kura, labi-labi, biawak, burung bangau, burung kuntul, burung blekok, burung
ibis, burung raja udang, anjing dan katak.
Sedangkan predator dari golongan serangga/insekta air umumnya ditemukan di kolam pembenihan
ikan. Predator jenis ini menyerang dan memangsa larva dan benih ikan. Karakteristik predator
benih ikan bermacam-macam, ada yang langsung memangsa, membunuh kemudian memangsa
bangkai ikan setelah beberapa waktu dan ada juga predator yang hanya menghisap cairan tubuh
benih ikan.

2. Hama Kompetitor
Kompetitor adalah hewan atau organisme yang sama-sama berada dalam satu habitat ikan dimana
keberadaannya tidak diinginkan karena menimbulkan persaingan dalam mendapatkan makanan,
oksigen maupun ruang gerak ikan. Kompetitor dapat berupa ikan maupun jenis hewan lain yang
berada dalam suatu areal habitat ikan. Contoh kompetitor yang sering menimbulkan persaingan
memperoleh makanan adalah ikan mujair. Keberadaan ikan ini dalam suatu habitat ikan budidaya
cukup berbahaya, ikan mujair dikenal sangat rakus dan mudah berkembang biak sehingga
populasinya cepat meningkat. Oleh karena itu keberadaan ikan mujair dapat menimbulkan
persaingan dalam mendapatkan makanan, oksigen maupun ruang gerak. Jenis hama kompetitor
lainnya yaitu yuyu (Saesarma spp.), kepiting (Scylla serrata), katak (pada fase berudu), keong dan
sebagainya. Keberadaan hewan kompetitor tersebut menyebabkan pertumbuhan ikan yang
dibudidayakan terganggu, seprti lambatnya pertumbuhan dan bahkan menimbulkan kematian.

3. Hama Pengganggu/Pencuri
Pengganggu adalah makhluk hidup atau organisme atau aktifitas lain diluar ikan budidaya yang
keberadaannya dapat mengganggu kehidupan ikan budidaya. Perlakuan manusia yang kurang baik
dalam mengelola ikan dapat dikategorikan sebagai pengganggu, misalnya saat sampling yang
kurang baik atau cara panen yang kurang baik.

C. Pengertian dan Penyebab Penyakit pada Ikan


Definisi atau pengertian penyakit ikan adalah suatu gejala fisiologis ikan yang disebabkan oleh
suatu parasit atau faktor lingkungan yang tidak sesuai. Munculnya penyakit pada ikan selain
dipengaruhi kondisi ikan yang lemah juga cara penyerangan dari organisme yang menyebabkan
penyakit tersebut. Beberapa faktor ynag menyebabkan timbulnya penyakit pada ikan antara lain
sebagai berikut :
a. Adanya serangan organisme parasit
b. Lingkungan yang tercemar (ammonia, sulfide atau bahan-bahan kimia beracun)
c. Lingkungan dengan fluktuasi suhu, pH, salinitas, dan kekeruhan yang besar
d. Pakan yang tidak sesuai atau gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan
e. Kondisi tubuh ikan yang lemah karena faktor genetic (kurang kuat menghadapi perubahan
lingkungan).
Penyakit ikan terjadi jika ikan (inang), hidup dalam lingkungan perairan yang kurang sesuai untuk
kehidupan ikan, tetapi mendukung patogen untuk memperbanyak diri atau berkembang biak. Ini
akan menyebabkan perubahan secara patofisiologi pada organ-organ tubuh ikan. Timbulnya
serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi
lingkungan dan organisme penyakit.
Interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme
pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit. Jika
pertahanan tubuh inang lemah dan patogen yang terdapat dalam tubuh inang banyak, tetapi
lingkungan tetap sesuai dan mendukung untuk meningkatkan ketahanan tubuh inang maka
penyakit tidak akan muncul karena patogen tidak dapat berkembang biak.
Hubungan antara parasit, ikan (inang) dan faktor lingkungan terhadap terjadinya penyakit (yang
disebut Interaksi Tripel) digambarkan dalam diagram Venn pada Gambar 5 di bawah ini.
Penjelasan dari “Interaksi Tripel” diatas adalah sebagai berikut ;
1. Ikan
Ikan merupakan sasaran atau inang dari penyakit. Ikan sehat memiliki kemampuan
mempertahankan diri dari serangan berbagai penyakit dengan adanya mekanisme pertahanan diri.
Kemampuan ikan mempertahankan diri dari serangan penyakit tergantung pada kesehatan ikan
dan lingkungan. Jika kesehatan ikan menurun atau kondisi lingkungan kurang menunjang, maka
ikan akan mengalami stres, sehingga menurunkan kemampuannya mempertahankan diri dari
serangan penyakit.

Stres terjadi jika suatu faktor lingkungan (stressor) meluas atau melewati kisaran toleransi untuk
ikan dan akan mengganggu fungsi fisiologis pada ikan tersebut. Pengaruh stres terhadap
menurunnya ketahanan ikan terjadi secara hormonal. Ikan stres mempunyai respon hormonal,
contohnya dapat berupa hormon esteorase (hormon yang banyak tertimbun di otak), atau hormon
adrenaline dan respon seluler (phagocytic) relatif rendah, sehingga tidak mempunyai ketahanan
yang memadai terhadap serangan penyakit.
2. Lingkungan
Lingkungan dalam hal ini air, merupakan media paling vital bagi kehidupan ikan. Stressor (faktor
lingkungan) dalam sistem budidaya ikan meliputi stressor 1) fisik (suhu, cahaya, suara, tekanan
air) 2) kimiawi (pH, NH3, NO2, CO2, buangan metabolik, logam berat), 3) biologis (padat tebar,
keberadaan hama) dan 4) prosedural budidaya (penebaran, sampling, pergantian air, pergantian
wadah, pemanenan). Ikan yang mengalami stres akan mengalami rangkaian perubahan morfologi,
biokimia, dan fisiologi yang disebut general adaptive syndrome (GAS). Selain jumlahnya, kualitas
air yang memenuhi syarat merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan.
Parameter air yang biasanya diamati untuk menentukan kualitas air adalah oksigen,
karbondioksida, pH (derajat keasaman), alkalinitas dan sistem buffer, ammonia, dan temperatur.

3. Parasit
Penyakit ikan yang disebabkan oleh organisme parasit umumnya menimbulkan kerugian cukup
besar. Karakteristik khusus yang terdapat pada penyakit ikan yang menyebabkan infeksi adalah
kemampuan untuk menularkan penyakit (transmisi) dari satu ikan ke ikan yang lain secara
langsung dimana organisme parasit sering menyebabkan infeksi sekunder. Tubuh ikan dapat
terluka karena gesekan dengan benda keras atau berhasil meloloskan diri dari serangan hama.
Tetapi jika terlambat mengobatinya, tubuh ikan yang luka akan mengalami infeksi sekunder yang
disebabkan oleh serangan organisme parasit.
Serangan parasit pada suatu usaha budidaya ikan menimbulkan dampak negatif yang cukup tinggi.
Jika tidak ditangani segera tidak tertutup kemungkinan terjadi infeksi sekunder oleh patogen lain
seperti bakteri dan virus misalnya melalui luka yang ditimbulkan olehnya. Dengan demikian,
petani tidak akan membuat kesalahan dalam menduga penyebab timbulnya penyakit tersebut.
Infeksi sekunder yang disebabkan oleh organisme parasit telah terbukti menimbulkan banyak
kematian pada ikan. Faktor-faktor yang menentukan prevalensi dan tingkat serangan dari parasit
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
a). Faktor Biologis meliputi umur, stres, nutrisi dan tingkat kepadatan yang tinggi
b). Faktor Lingkungan meliputi salinitas, kualitas air dan jenis sistem akuakultur
Inang dapat berupa ikan atau hewan air lainnya dimana daya tahan tubuh inang terhadap serangan
penyakit dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain : umur dan ukuran, jenis, daya tahan tubuh dan
status kesehatan ikan. Pada kondisi normal, ketiga faktor yaitu ikan, lingkungan dan patogen akan
mampu menjaga keseimbangan. Ikan yang kita budidayakan akan memanfaatkan makanan yang
berasal dari makanan yang bermutu, sehingga ikan dapat tumbuh berkembang dengan baik,
bereproduksi dalam rangka melanjutkan keturunan, mampu mempertahankan diri dari perubahan
lingkungan sekitarnya dengan baik. Terjadinya serangan penyakit pada ikan merupakan akibat
adanya ketidakseimbangan antara ketiga faktor di atas. Jasad patogen biasanya akan menimbulkan
gangguan sehingga terjadi perubahan pada kondisi lingkungan yang mengakibatkan penurunan
daya tahan tubuh ikan (ikan menjadi stress).

Pada ikan yang dibudidayakan penyakit dapat menyerang pada semua ukuran mulai dari benih,
ikan konsumsi sampai induk. Penyakit yang biasa menyerang benih ikan biasanya karena infeksi
parasit, sedangkan pada ukuran yang besar biasanya yang menyerang adalah jamur, luka borok,
maupun benjolan.

D. Pengelompokan Jenis-jenis Penyakit pada Ikan


Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan suatu
fungsi atau struktur dari alat tubuh atau sebagian alat tubuh, baik secara langsung maupun tidak
lansung. Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak datang begitu saja, melainkan
melalui proses hubungan antara tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan (kondisi di dalam air),
kondisi inang (ikan), dan adanya jasad pathogen (jasad penyakit). Dengan demikian timbulnya
serangan penyakit itu merupakan hasil dari interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan, dan
jasad/ organisme penyakit.
Secara garis besar, jenis-jenis penyakit pada ikan dikelompokkan menjadi 2, yaitu sebagai berikut ;

1. Penyakit Parasiter/Infektif (Infectious disease)


Adalah penyakit yang disebabkan oleh aktivitas organisme parasit. Organisme yang sering
menyerang ikan peliharaan antara lain virus, bakteri, jamur, protozoa, golongan cacing dan udang
renik. Bakteri dan virus akan menyebabkan infeksi pada ikan budidaya, sementara yang
disebabkan oleh parasit akan mengakibatkan investasi pada ikan budidaya.

2. Penyakit Non Parasiter/Non Infektif (Non Infectious disease)


Adalah penyakit yang disebabkan bukan oleh hama maupun organisme parasit. Penyakit ini dapat
dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan faktor penyebabnya yaitu sebagai berikut ;
a). Faktor lingkungan
Penyakit non parasiter yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang menunjang bagi
kehidupan ikan, antara lain pH air terlalu tinggi/rendah, kandungan oksigen terlarut terlalu
tinggi/rendah, perubahan temperatur air secara tiba-tiba, adanya gas beracun hasil penguraian
bahan organik (gas metan, ammonia atau asam belerang), adanya polusi dari pestisida (insektisida
atau herbisida), limbah industri atau limbah rumah tangga.
b). Faktor pakan/nutrisi
Salah satu penyakit non parasiter akibat pakan adalah kelaparan. Kelaparan merupakan
kekurangan nutrisi yang bersifat absolut. Kelaparan pada ikan menunjukkan gejala seperti anemia
dan hambatan pertumbuhan. Contoh lainnya adalah penyakit yang disebabkan karena kualitas
pakan yang diberikan kurang baik (malnutrition) antara lain karena kekurangan vitamin, gizinya
rendah, bahan pakan yang digunakan telah busuk atau mengandung racun.
c). Faktor genetik/turunan
Penyakit yang disebabkan oleh turunan, misalnya bentuk fisik dan kelainan- kelainan tubuh yang
sudah ada sejak lahir, seperti tubuh bengkok, larva ikan yang cacat, sisik tidak lengkap atau sirip
melengkung. Bentuk fisik dan kelainan-kelainan tubuh yang disebabkan oleh keturunan, dimana
faktor keturunan sangat berpengaruh langsung terhadap penampilan fisik ikan. Untuk
mencegahnya harus dilakukan seleksi induk yang ketat pada saat melakukan breeding. Variasi
genetika ini juga dapat menyebabkan terjadinya kanibalisme, tutup insang yang tidak dapat
menutup sempurna, ikan menjadi kerdil dan cacat.
Dalam melakukan pemeliharaan Ikan Hias, kita harus menjaga agar ikan selalu dalam keadaan
sehat. Agar ikan tidak terkena Penyakit-penyakit yang dapat membuat ikan menjadi sakit. Ikan
yang sakit akan menyebabkan beberapa kendala seperti :

Kutu Ikan adalah salah satu jenis hama yang biasa menyerang Ikan Hias

• Pertumbuhan yang lambat


• Perkembangan tubuh tidak sempurna atau cacat
• Warna Ikan tidak menarik
• Gerakan ikan lemah dan lambat
• dan berujung hingga Kematian Ikan
Oleh karena itu selama memelihara ikan dilakukan pengamatan kesehatan ikan. Pengamatan
dilakukan setiap hari dengan memperhatikan jenis penyakit yang menyerang Ikan hias di dalam
wadah pemeliharaan. Jenis-jenis penyakit yang biasa menyerang Ikan Hias antara lain adalah :

1. Penyakit Bintik putih (White Spot)


Penyakit bintik putih atau White Spot merupakan salah satu jenis penyakit yang sering
menyerang ikan dan tergolong sulit diberantas. Penyebab penyakit ini adalah sejenis protozoa
yang diberi nama Ichtyopthirius multifilis sehingga sering pula disebut penyakit Ich. Protozoa
tersebut bersarang dan menyerang lapisan lendir di kulit, sirip, dan insang ikan. Binatang yang
sangat kecil tersebut hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Namun, karena jumlahnya
yang sangat besar dan bergerombol maka akan tampak terlihat bintik-bintik putih yang dalam
bahasa inggris disebut White Spot.

Serangan parasit ini dapat menyebabkan pendarahan pada sirip dan insang ikan. Pada kondisi
yang parah, dapat menyebabkan kematian pada ikan. Penyakit ini dengan sangat mudah menular
kepada ikan-ikan yang lain.

Gejala-gejala yang ditimbulkan


• Adanya bintik-bintik putih pada tubuh
• Frekuensi pernafasan ikan meningkat
• Warna badan pucat
• Sering mengambil udara di permukaan air
• Malas berenang
• Sering menggosok-gosokkan tubuh pada benda-benda keras seperti lantai dan dinding
aquarium.
• Lendir tubuh semakin banyak
• Sering mengapung di permukaaan air
Cara Pemberantasan
Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
• Ikan dipindahkan ke wadah yang terpisah dari ikan-ikan lain ( dikarantina)
• Teteskan Blitz Ich (cairan obat warna biru) sebanyak 1 tetes untuk setiap liter atau Anda
juga bisa menggunakan obat lainnya
• Campurkan Gold 100 sebanyak 5-10 gram untuk setiap 500 liter air.

2. Infeksi Jamur
Jamur Achlya dan Saprolegnia adalah penyebab penyakit ini yang yang menyerang hampir
seluruh jenis ikan. Kedua jamur tersebut berbentuk benang-benang halus yang berwarna putih
kecoklatan. Tumbuh pada lingkungan yang kotor dan mempunyai kandungan bahan organik
tinggi. Jamur ini sering tumbuh disekitar luka pada tubuh ikan.

Serangan awal jamur ini tidak terlalu membahayakan namun apabila dibiarkan maka akan
tumbuh semakin banyak yang dapat menyebabkan ikan kukurangan nutrisi.

Gejala-gejala yang ditimbulkan


• Tubuh ikan kurus
• Tumbuh benang-benang halus disekitar luka yang terdapat pada tubuh ikan.
Cara Pemberantasan
Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
• Menjaga kebersihan lingkungan
• Mengganti air
• Menjaga kualitas air
• Rendam Ikan dalam larutan PK. sedikit PK (kurang lebih seujung korek api) dalam 2 liter
air selama 10 menit
• Pengobatan diulang selama 3 hari berturut-turut.

3. Busuk Sirip

Penyakit busuk sirip ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang bagian sirip yang memang
sudah terluka. Serangannya dapat menyebabkan sirip ekor busuk sehingga yang tertinggal hanya
bagian dekat pangkal ekor. Sering pula serangan bakteri ini di ikuti dengan serangan penyakit
lain yang menyebabkan kondisi ikan semakin parah.
Cara Pengobatan
Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
• Merendam Ikan dengan antibiotik acriflavin 100 ppm (part per million atau bagian per
sejuta (selama 11 menit,
• atau Sulphonamid 50 ppm selama 5 jam

4. Gatal
Protozoa Trichodimiasis domerguei adalah penyebab penyakit gatal pada ikan. Menyerang ikan
daya tahan tubuhnya sedang menurun karena luka, stres, dan juga sakit.

Gejala-gejala yang ditimbulkan


• Tampak bintik-bintik putih keabu-abuan pada bagian tubuh ikan terutama kepala dan
punggung
• Nafsu makan hilang
• Ikan kurus dan lemah
• Lendir bertambah banyak sehingga ikan tampak mengkilat
• Pendarahan pada bagian tubuh ikan
• Sering menggantung di permukaan air

Cara Pengobatan
Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
• Merendam ikan dalam larutan formalin 25 ppm selama 5-10 menit, diulangi 2 kali selama
15 hari atau
• Rendam ikan dalam larutan 30 ppm.
5. Busuk Insang
Penyakit busuk insang disebabkan oleh sebangsa jamur. Tergolong penyakit berbahaya yang
menyebabkan kerugian besar karena terjadinya kematian massal pada ikan. Hidup pada
lingkungan kotor dan mengandung bahan organik tinggi. Pengobatannya belum diketahui sampai
sekarang, yang dilakukan adalah menjaga kualitas air agar tetap bersih dan memenuhi
persyaratan hidup ikan.

6. Cacing jangkar
Disebut cacing jangkar karena pada bagian kepalanya terdapat alat yang menyerupai jangkar.
Dengan jangkar ini binatang tersebut dapat menempelkan dirinya ke tubuh ikan. Cacing jangkar
(Lernea sp.) menempel keras dan menghisap cairan tubuh ikan sehingga bagian tubuh yang
tertusuk akan mengalami luka dan pembengkakan. Luka pada tubuh dapat menyebabkan
terinfeksi penyakit lain.

Gejala-gejala yang ditimbulkan


• Tubuh ikan menjadi kurus
• Luka atau pembengkakan bagian tubuh
• Cacing jangkar dewasa yang menempel di tubuh ikan akan terlihat dengan mata telanjang
Cara Pengobatan
Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
• Rendam ikan dalam larutan tetrasiklin 250 miligram/500 liter air selama 2-3 jam
• Ulangi perendaman selama 3-4 hari berturut-turut.
• Apabila ada cacing yang menempel, potong tubuhnya kemudian dibakar.
7. Kutu Ikan
Kutu Ikan mempunyai bentuk oval atau bulat pipih dan berwarna bening. Kutu ikan mempunyai
alat yang dapat digunakan untuk mengaitkan tubuhnya pada insang, kulit, sirip, dan menghisap
sari makanan dari tubuh ikan.

Kutu ikan atau Argulus indicus tidak menyebabkan kematian pada ikan. tetapi lama-kelamaan
ikan akan menjadi kurus dan lemah, sehingga akan mudah terserang penyakit oleh parasit lain.

Kait kutu ikan dapat menimbulkan lubang kecil yang dapat menyebabkan infeksi.

Gejala-gejala yang ditimbulkan


• Tubuh ikan menjadi kurus
• Gerakannya lemah
• Bekas gigitannya terlihat berwarna kemerahan
• Bila dalam jumlah banyak akan terlihat disekitar insang dan sirip ikan
Cara Pengobatan
Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
• Buat Larutan Permanganat Kalium (PK) 1,5 sendok teh PK dicampur dengan 1000 liter
air.
• Rendam ikan selama 30-60 menit
• Ulangi 3-4 hari bila ikan belum sembuh total
8. Penyakit MAS
MAS adalah singkatan dari Motil Aeromonas Septicemia yaitu penyakit yang disebabkan oleh
bakteri yang memiliki nama Aeromonas sp. Penyakit ini masuk dalam golongan penyakit
berbahaya dan mudah menular yang menyebabkan kematian ikan secara massal. Bakteri tersebut
hidup pada air kotor yang mengandung bahan organik tinggi.

Gejala-gejala yang ditimbulkan


• Warna tubuh ikan berubah menjadi gelap
• Timbul luka-luka dan pendarahan pada kulit
• Gerakan ikan menjadi lambat, lemah, dan mudah ditangkap
• Kulit menjadi kasap
• Ikan sering berada di permukaan air
• Ikan tampak sulit bernafas
• Insang berwarna keputihan
Cara Pengobatan
Untuk mengobati dan memberantas jenis penyakit ini, lakukan tindakan-tindakan berikut :
• Rendam ikan dalam larutan oxytetracyclin atau streptomycin dengan dosis 250 gram
untuk 500 liter air. Rendam ikan selama 2 jam.
• Ulangi perendaman selama 5 hari berturut-turut atau sampai ikan benar-benar sembuh

Hama Dan Penyakit


Hama Ikan

Selain penyakit, ikan pun bisa diserang hama. Hama ikan kebanyakan hidup di kolam atau bak
semen. Pada wadah akuarium, hama ini sangat jarang menyerang ikan.
Biasanya hama menyerang anak ikan atau mengganggu lingkungan kehidupan ikan.

1. Larva capung
Ukuran larva capung atau dragon-fly larvae (Odonata sp.) dapat mencapai 2 cm. Biasanya larva
ini masuk kolam bersama dengan tanaman air karena tempat persembunyiannya di akar tanaman
atau terbenam dalam kotoran kolam. Makanannya berupa larva ikan sehingga sangat merugikan.
Dalam sehari saja bisa kehilangan banyak larva ikan.

Pemberantasan hama ini dengan diserok karena mudah dilihat, lalu dimusnahkan. Bila
jumlahnya terlalu banyak, pemberantasannya dengan pemberian insektisida Sumithion 0,01 ml/l
air. Selain itu, pemberantasan bisa dengan pengurasan kolam hingga bersih. Setelah dikeringkan,
kolam dapat diairi untuk digunakan kembali.

2. Dyticus marginalisDyticus marginalis merupakan serangga yang larvanya dapat menyerang


larva ikan. Tubuhnya panjang kecil, dapat mencapai 7 cm, dan kepalanya berbentuk segi tiga.
Cara pemberantasannya seperti pada larva capung.

3. KeongBiasanya ada beberapa jenis keong yang sering berada di kolam budidaya ikan hias.
Keong-keong tersebut memakan telur ikan sehingga sangat merugikan petani. Kehadiran keong
dalam kolam biasanya karena telurnya terbawa dalam tanaman air (terutama enceng gondok)
atau dalam pakan cacing.
Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dipungut satu per satu, lalu
dibuang atau dimusnahkan. Bila populasinya banyak, tanaman air sebaiknya dibersihkan, lalu
kolamnya dikuras.

4. Katak Keberadaan katak dalam kolam pun dapat merugikan. Biasanya katak muncul terutama
pada musim penghujan. Berudu katak memakan pakan ikan sehingga ikan menjadi kurang
makan. Bahkan, kehadirannya bisa mengotori atau mencemari air. Telur katak pun dapat
meracuni ikan karena mengandung lendir. Ikan yang memakan telur katak ini akan mati.

sumber : Dart S.L dan Iwan D. Penebar Swadaya, 2006


http://hobiikan.blogspot.com/2009/01/penyakit-ikan-hias-hama-ikan.html
Penyakit Ikan - Pencegahan dan Pengobatan

Penyakit ikan telah menjadi sebuah trauma bagi insan perikanan, khususnya pembudidaya.
Penyerangan penyakit bisa merugikan mereka, bahkan bisa membuatnya bangkrut. Agar tidak
terjadi maka harus dilakukan pencegahan. Bagaimana melakukan pencegahan itu tergambar
dalam artikel ini. Penyakit ikandapat diartikan sebagai suatu organisme yang hidup dan
berkembang dalam tubuh ikan sehingga organ tubuhnya terganggu (Arie, 2001). Dengan
terganggunya organ tubuh maka terganggu pula seluruh jaringan tubuh ikan. Bila serangan
penyakit sangat parah, kematian tak bisa dihindarkan dan bisa menimbukan kerugian yang
sangat besar.

Timbulnya suatu penyakit pada ikan dapat disebabkan tiga factor, yaitu kondisi tubuh ikan yang
kurang baik, lingkungan kolam yang kurang baik dan patogen atau hewan lain pembawa
penyakit. Ketiga factor tersebut mempunyai hubungan yang erat sekali sebab bila salah satu
factor terjadi maka serangan penyakit pasti terjadi.

Oleh sebab itu untuk mencegah timbulnya penyakit, maka kondisi tubuh ikan dan lingkungan
hasru di jaga agar tetap baik dan hindarilah masuknya hewan pembawa penyakit. Kondisi tubuh
ikan yang kurang baik dapat terjadi akibat lingkungan yang kurang baik, misalnya kualitas airnya
buruk. Kondisi ini dapat menyebabkan napsu makannya menurun yang akhirnya menjadi loyo.
Dalam kondisi tubuh yang loyo, kemudian ada patogen, maka terjadilah serangan penyakit.

Beda lagi kalau kondisi tubuh ikan baik, bagaimanapun buruknya lingkungan dan ada tidaknya
patogen serangan penyakit tidak akan terjadi, asalkan tidak berlangsung lama. Jadi salah upaya
pencegahan dalam budidaya ikan adalah bila melihat kualitas air yang kurang baik segera
lakukan penggantian air.

Bila dilihat dari sifat penyerangannya, penyakit ikan dapat dibedakan ke dalam dua
golongan,yaitu endotern dan exotern. Endotern adalan jenis-jenis penyakit yang biasa menyerang
tubuh bagian dalam, seperti hati, paru-paru, usus, dan bagian tubuh dalam lainnya. Sementara
exotern adalah jenis-jenis penyakit yang menyerang organ tubuh bagian luar, seperti kaki (pada
bullfrog), perut, kepala dan bagian tubuh luar lainnya.

Serangan penyakit pada ikan dapat terjadi pada fase telur, fase berudu, fase percil dan fase
bullfrog dewasa. Beberapa penyakit bullfrog yang sering terjadi di Indonesia, diantaranya
penyakit kapas, ekor putih, spring plague, tuberculosis, kaki merah (pada bullfrog), kembung
(dropsy pada bullfrog), borok dan mata putih.

Dalam mengendalikan hama dan penyakit, pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif
dibandingkan dengan pengobatan. Selain tidak menimbulkan efek sampingan, tindakan
pencegahan juga tidak mememerlukanbiaya yang besar. Pencegahan senaiknya dilakukan
sebelum kegiatan pemeliharaan dimulai atau pada saat tanda-tanda serangan penyakit mulai
terlihat untuk mencegah meluasnya penyakit.

Inilah kiat untuk mencegah penyakit (1). Mengeringkan kolam untuk memotong siklus hidup
penyakit. (2) Melakukanpengapuran pada waktu persiapan kolam sehingga dapat membunuh
hama dan penyakit, selain itu juga dapat meningkatkan pH. (3) Menjaga lingkungan sesuai
dengan yang dibutuhkan bullfrog. (4). Menjaga kondisi lingkungan kandang agar tetap bersih

(5). Melakukan penebaran dengan padat tebar bullfrog yang optimal. Tujuannya untuk
mengurangi terjadinya kontak badan langsung dan untuk menghindari kanibalisme. (6).
Memberikan pakan tambahan yang cukup, tetapi tidak berlebihan sebab paka yang berlebihan
dapat mencemari lingkungan hidup bullfrog (7). Melakukan penanganan yang baik agar tidak
menimbulkan luka pada tubuh bullfrog.

(8) Menghindari masuknya binatang-binatang pembawa penyakit seperti burung dan


siput. Apabila tindakan pencegahan masih belum berhasil dan bullfrog masih terserang penyakit
maka baru dilakuan pengobatan. Tindakan pengobatan sebaiknya merupakan tindakan terakhir
sebab selain mempunyai efek sampingan juga membutuhkan biaya yang besar. Jangan sampai
harga obatnya melebihi harga jual bullfrog yang akan diobati. Ini sangat tidak ekonomis.

Berikut ini beberapa kiat pengobatan yang bisa dilakukan dalam pengobatan ikan (1).
Pengobatan langsung, yaitu dengan menebarkan bahan kimia atau obat ke wadah pemeliharaan
bullfrog secara langsung dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan. (2). Treatment, yaitu
dengan merendam bullfrog-bullfrog yang terserang penyakit ke dalam suatu larutan bahan kimia
atau obat dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan.

(3) Pengobatan melalui makanan (oral), yaitu dengan memberi pakan yang sudah dicampur obat
dengan dosis tertentu pada bullfrog yang sudah terserang penyakit. (4). Pengobatan langsung
pada bullfrog yang terserang, yakni dengan mengambil bullfrog-bullfrog yang terserang lalu
diolesi obat yang sesuai atau disuntik.

sumber : http://www.iaspbcikaret.org

You might also like