You are on page 1of 24

USULAN PERANCANGAN KAPAL

PERANCANGAN KAPAL IKAN FIBERGLASS


DI DAERAH KABUPATEN SUMENEP, PULAU MADURA

PENGUSUL

KHARISMA WAHYU LESTARI NRP : 0615040003

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA


2018

1
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Perancangan Kapal Ikan untuk Nelayan Lamongan
Kode/Nama Rumpun Ilmu :
Ketua Peneliti:
a. Nama Lengkap : Kharisma Wahyu Lestari
b. NRP : 0615040003
c. Jabatan Fungsional : Mahasiswa
d. Program Studi : Teknik Desain dan Manufaktur
e. Alamat : Keputih gg3c no.62 Surabaya
e. Nomor HP : 083832480282
f. Alamat surel (e-mail) : kharismawahyu22@gmail.com

Anggota Peneliti (1)


a. Nama Lengkap : ……………………………………………………..
b. NIDN :………………………………………………………
c. Perguruan Tinggi : ………………………………………………………

Anggota Peneliti (2)


a. Nama Lengkap : …………………………………………………………
b. NIDN : …………………………………………………………
c. Perguruan Tinggi : …………………………………………………………

Biaya Penelitian : - diusulkan ke DIKTI Rp. …………….


- dana internal PT Rp. ………………
- dana institusi lain Rp. …………….
- inkind sebutkan …………………

Surabaya, 27 – Desember - 2015

Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik Desain dan Manufaktur Ketua Peneliti,

Fais Hamzah, ST, M.T. Kharisma Wahyu Lestari


NIP : 196005171988031003 NRP : 0615040003

Menyetujui,
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat PPNS

Ir. Arie Indartono, M.M.T


NIP : 196601151991031003

2
DAFTAR ISI
Isi Halaman
Sampul ............................................................................................................................. 1
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3
RINGKASAN.................................................................................................................. 4
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 5
1.1. Latar belakang ................................................................................................... 5
1.2. Perumusan masalah ........................................................................................... 6
1.3. Tujuan................................................................................................................ 6
1.4. Manfaat .............................................................................................................. 6
1.5. Batasan masalah ................................................................................................ 7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 8
2.1 Peraturan Tentang Pemadaman Api .................................................................. 8
2.2 Faktor Geografis Sungai ................................................................................... 12
2.3 Kapal Fire Rescue ............................................................................................. 12
2.4 Tahanan Kapal ................................................................................................ 12
2.5 Rencana Umum ............................................................................................... 13
BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................................... 15
3.1 Tahapan-Tahapan Penelitian .............................................................................. 15
3.2 Analisis Kebutuhan Desain ................................................................................ 16
3.2.1 Perangkat Keras (Hardware) .................................................................... 16
3.2.2 Perangkat Lunak (Software)...................................................................... 16
3.3 Desain dan Perencanaan Sistem ......................................................................... 16
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 17
BAB 5. PENUTUP .......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 21

3
RINGKASAN

Besarnya jumlah daerah maritime di Indonesia menjadikan hal yang sangat perlu
untuk dimanfaatkan. Pencaharian penduduk sekitar pesisir sebagian besar sebagai
nelayan. Perahu yang digunakan yaitu kapal ikan tradisional kebanyakan
menggunakan bahan kayu. Sekarang ini, bahan kayu cukup memiliki harga yang
tinggi. Alternative yang dapat ditawarkan yaitu mengubah bahan dari kapal dari
fiberglass. Fiberglass terbuat dari dua paduan bahan dengan harga yang relative
lebih terjangkau. Selain itu, pemakaian fiberglass lebih lama dan lebih tahan
terhadap alam dipadamkan. Hal ini perlu diperhatikan dengan memperhitungkan
faktor geografis, social, dan ekonomis kapal. Sehingga desain menghasilkan kapal
yang efektif dan efisien. Pesisir kabupaten Sumenep Pulau Madura cukup padat
penduduk serta rata – rata pencaharian masyarakat sangat memanfaatkan pesisir
laut.
Keyword : kapal ikan, fiberglass, padat penduduk.

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia memiliki keadaan fisik yang berupa ¾ wilayah berupa laut (5,9 juta km2)
, dengan garis pantai 95.161 km. Berdasarkan UNCLOS 1982, total luas wilayah laut
Indonesia menjadi 5,9 juta km2 sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan
terbesar (lasabuda, 2013). Peranan sumberdaya dan jasa pesisir maupun lautan
diperkirakan akan semakin meningkat. Wilayah pesisir dan laut menyediakan
sumberdaya alam yang produktif baik sebagai sumber pangan, tambang enegi
mapunobyek pariwisata (DR. IR. DIETRIECH G. BENGEN, 2014). Hal tersebut
tentunya membuat pesisir pantai juga ditempati pemukiman penduduk. Sebagian
penduduk dengan tempat tinggal pesisir, lebih memilih menjadi nelayan sebagai mata
pencahariannya.
Nelayan merupakan mata pencaharian prioritas bagi penduduk pemukiman sekitar
pesisir pantai. Sebagian besar nelayan melakukan perikanan tangkap. Perikanan tangkap
adalah kegiatan ekonomi yang mencakup penangkapan/pengepulan hewan di perairan
secara bebas (MONINTJA, 2014). Selain itu, sebagian besar juga ada yang melakukan
pekerjaan produksi kapal ikan tradisional baik pesanan maupun digunakan sendiri.
Ekonimi yang semakin meraja membuat penduduk cenderung memanfaatkan barang –
barang yang ada. Kapal tradisional yang diproduksi biasanya terbuat dari kayu. Dengan
modal perhitungan dari turun temurun.

Gambar 1.1. Salah satu contoh kapal ikan tradisional dari kayu.

5
Di kemajuan teknologi, sebagian masyarakat produksi kapal sudah mulai mencoba
membuat kapal ikan dengan bahan fiberglass. Fiberglass merupakan salah satu bahan
komposit yang merupakan paduan dari dua bahan yang mempunyai sifat fisika dan kimia
yang berbeda dimana perbedaan tersebut masih dapat terlihat secara mikroskopik maupun
makroskopik dalam paduan akhir material komposit tersebut. Pemanfaatan dua bahan
paduan membuat harga serta waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan relative lebih
terjangkau. Selain itu, keungulan yang dapat di jadikan sebgai pertimbangan yaitu
mengenai jangka waktu penggunaan kapal tersebut dimana menggunakan fiberglass akan
lebih tahan lama.

Gambar 1.2. Salah satu contoh kapal ikan ikan dari fiberglass.
Perhitungan ekonomi yang semakin tinggi serta besarnya penduduk yang tinggal
didaerah pessisir pantai dengan memanfaatkan nelayan sebagai mata pencaharian
utamanya, menggerakkan penduduk sekalian untuk lebih cenderung membuat kapal
modern dengan memperhitungkan kelebihan – kelebihan yang dimiliki kapal fiberglass.
Oleh karena itu, perlu di gerakkan penduduk sekitar pesisir pantai memproduksi kapal
ikan dari bahan fiberglass.

1.2. Perumusan Masalah


Beberapa rumusan masalah yang dijabarkan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1. Bagaimana membuat desain kapal ikan fiberglass dengan mempertimbangkan
faktor kecepatan pada kapal?
1.2.2. Berapa kebutuhan bahan bakar saat kapal melakukan penangkapan ikan?

6
1.3. Tujuan
Tujuan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1.3.1. Membuat basic design kapal ikan fiberglass dengan mempertimbangkan faktor
kecepatan yang dapat ditempuh oleh kapal.
1.3.2. Mengetahui daya yang digunakan pada kapal ikan dengan ukuran panjang 30 m.
1.3.3. Mendapatkan jumlah kebutuhan bahan bakar pada saat kapal melakukan operasi
pemadaman.

1.4. Manfaat
Manfaat dari penelitian adalah:
1.4.1. Membuat desain kapal ikan fiberglass dengan kondisi yang sesuai dengan
kebutuhan dan karaktristik di Kabupaten Sumenep, Madura.
1.4.2. Sebagai sarana alternative terhadap tingginya harga kapal trasidional dari kayu.
1.4.3. Pengembangan ilmu pengetahuan untuk menunjang Industri Kemaritiman.

1.5. Batasan Masalah


Batasan dari kegiatan penelitian ini adalah:
1.5.1. Basic design kapal yang dibuat hanya sebatas lines plan dan penentuan mesin pada
kapal ikan.
1.5.2. Tidak melakukan survey langsung topography dan hidrology, termasuk kedalaman,
kecepatan arus laut serta kekuatan angin laut, tetapi data memakai data survey dari
beberapa sumber.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kondisi Wilayah geografis pulau Madura


Pulau Madura merupakan pulau pesisir pamntai yang merupakan perairan dengan
garis pantai dan kabupaten lainnya didalamnya. Berkaitan dengan hal tersebut pulau
Madura dihadapkan oleh tantangan yang harus dijawab dimana sebagian wilayahnya ada
perairan (Farid, 2013). Letak dari pulau Madura dipinggir laut merupakan tempat yang
dimanfaatkan sebagai mata pencaharian utama sebagai nelayan. Secara geologis Madura
merupakan kelanjutan bagian utara Jawa, kelanjutan dari pengunungan kapur yang
terletak di sebelah utara dan di sebelah selatan lembah solo. Bukit-bukit kapur di Madura
merupakan bukit-bukit yang lebih rendah, lebih kasar dan lebih bulat daripada bukit-bukit
di Jawa dan letaknyapun lebih bergabung. (Wikipedia , 2015)

Sumber : www. Wikipedia.com

2.2. Kondisi penduduk di Kabupaten Sumenep, Madura

Madura dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu:

Kabupaten Ibu Kota Luas Populasi


Area

Kabupaten Bangkalan Bangkalan 1,260 907,255

8
Kabupaten Sampang Sampang 1,152 876,950

Kabupaten Pamekasan Pamekasan 733 795,526

Kabupaten Sumenep Sumenep 1,147 1,041,915

Sumber : www. Wikipedia.com


Kabupaten Sumenenp merupakan daerah dengan populasi terbanyak dari 3
kabupaten lainnya yang terdapat dalam pulau Madura. Selain itu letak kabupaten
Sumenep ini tepat dipesisir pantai Madura.

2.3. Kapal Fiberglass


Kemajuan teknologi dalam pembuatan ikan berbahan fiberglass mengalami kemajuan
seiring dengan bergaamnya bahan dan komponen pendukudng yang memiliki daya tahan
serta kualitas yang semakin baik. Keunggulan atau kelebihan dari kapal berbahan fiberglass
yaitu : (Produk FIber, 2014)
1. ketahanan 3x lipat lebih kuat daripada kapal kayu.
2. Perawatan lebih mudah.
3. Bahan fiberglass lebih tahan terhadap proses pelapukan.
4. Masa pemakaian lebih lama.
5. Biaya perawatan lebih murah.

Gambar 2.1. Kapal Fiber

9
2.4. Bentuk Lambung serta Halauan Kapal yang Direncanakan
Secara umum, kapal penangkap ikan komersial dapat diklasifikasikan berdasarkan
desain, jenis hewan laut yang ditangkap, metode penangkapan ikan yang digunakan, dan
asalnya. Berdasarkan FAO, kapal penangkap ikan yang beroperasi di seluruh dunia
mencapai empat juta kapal, dengan 1.3 juta merupakan kapal yang dilengkapi dengan
geladak. Hampir seluruh kapal bergeladak memiiki mesin, dan 86%-nya berlabuh Asia.

2.4.1. Bentuk Lambung


Berbagai jenis lambung kapal yang dapat digunakan. Bentuk lambung kapal
akan mempengaruhi dari laju kecepatan kapal. Terdapat 5 variasi bentuk kapal
perikanan : (Setiyano, 2010)
1. Tipe “V” bottom.
2. Tipe round bottom.
3. Tipe round flat bottom.
4. Tipe “U” bottom.
5. Tipe Akatsuki bottom.
6. Tipe hard cin bottom.

Gambar 2.2 : type lambung kapal


Pada perencanaan kapal ikan pada daerah kabupaten Sumenep, Madura
menggunakan bentuk lambung kapal bottom round. Round bottom hull merupakan type
kapal dengan bentuk blat hamper setengah lingkaran. Bentuk round bottom hull

10
merupakan jenis lambung yang cukup mudah dibuat. Selain itu round bottom hull yang
merupakan type lambung single hull.
 Kelebihan Round Bottom Hull
1. Cocok untuk digunakan pada fungsi dengan kecepatan rendah.
2. Keseimbangan yang dapat stabil.

2.4.2. Bentuk Haluan

Gambar 2.3 : type lambung kapal


Berbagai jenis haluan linggi kapal yang dapat digunakan. Bentuk linggi kapal
akan mempengaruhi dari laju kecepatan kapal juga. Terdapat 5 variasi bentuk kapal
perikanan yaitu : ( Ilmu Bangunan Kapal, Nautik, TEKNIKA, 2016)
1. Jenis haluan kapal tegak lurus (plump bow).
2. Jenis haluan kapal miring (reaked bow).
3. Jenis haluan kapal miring II 9reaked bow II).
4. Jenis haluan kapal gunting (clipper bow).
5. Jenis haluan kapal sendok (spoom bow).
6. Jenis haluan Meier (Meier Bow).
7. Jenis haluan kapal pemecah es 9ice breaker bow).
8. Jenis haluan kapal berumbi/haluan bow (bolbous bow kapal).

11
Pada perencanaan kapal ikan pada daerah kabupaten Sumenep, Madura
menggunakan bentuk linggi haluan kapal sendok (spoom bow). Kapal sendok merupakan
linggi kapal dengan bentuk radius atau menyerupai sendok.

2.2. Tahanan Kapal


Ship Resistance (tahanan kapal) meurpakan salah satu aspek yang sanagt penting
dalam proses perancangan suatu kapal. Karena aspek ini berujung pada kebutuhan
material suatu kapal. Semakin besar nilai tahanan kapal, maka akan semakin besar
kebutuhan daya mesin induk yang dibutuhkan untuk mendorong kapal tersebut. Selain
itu baya operasioanal kapal juga mmeperngaruhi.
Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya tahanan kapal, faktor yang paling
menetukan adalah bentuk lambung kapal.Faktor lainnya antara lainbagian menonjol pada
lambung kapal (appendages), memiliki kekasaran permukaan lambung kapal dan faktor-
faktor lainnya. Bentuk lambung kapal merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar
pada hambatan kapal, oleh karena itu desain bentuk lambung harus didesain sebagus
mungkin agar memiliki hambatan yang kecil.Ada beberapa cara yang digunakan untuk
menghitung hambatan kapal, diantaranya Holtrop, Savitsky, Latiharju, Planning dan
beberapa metode lainnya. setiap metode memiliki karakter yang berbeda-beda, biasanya
tergantung pada jenis kapal dan lambungnya. Dari perhitungan hambatan ini akan
didapatkan juga perkiraan kebutuhan mesin yang digunakan.
Salah satu hasil perhitungan Ship Resistance (tahanan kapal) yang didapatkan
adalah menghasilkan kebutuhan daya mesin dan perkiraan kecepatan kapal.Ini sebagai
dasar untuk pemilihan mesin kapal. Dimana mesin induk kapal akan mempengaruhi
sistem dan peralatan pendukung untuk pengerak kapal.

2.3. Rencana Umum (Pemilihan Mesin, Pembuatan Double Hull)


Kapal merupakan alat transportasi yang penting dalam dunia maritim. Dalam
perkembangannya, kapal dirancang semakin efisien dan hemat bahan bakar serta ramah
lingkungan. Perancangan kapal memerlukan pengaturan yang sedemikian rupa sehingga
kapal yang didapat nantinya dapat memenuhi regulasi-regulasi yang ada dan yang paling
penting adalah memenuhi tuntutan dari owner kapal dengan mempertimbangkan berbagai
aspek pilihan yang ada.
Rencana umum merupakaan penentuan keseluruhan bagian – bagian pada kapal.
Selain itu, yang direncanakan juga termasuk dalam penentuan mesin yang digunakan

12
serta daya yang digunakan dalam sekali berlayar. Setelah menentukan jenis mesin dan
daya yang digunakan maka dalam diketahui pula berapa bahan bakar yang dibutuhkan.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan tersebut adalah :
• Dimensi.
Ukuran dan berat dari peralatan serta ruangan tempat peralatan tersebut harus sesuai dan
diusahakan seminimal mungkin karena ruangan kapal sebesar-besarnya dapat digunakan
untuk payload muatan, dengan tetap mempertimbangkan faktor tata letak dan korelasi
antara muatan serta kesesuaian fungsi dan jalur kerjanya.
• Pengoperasian
Pengoperasian kapal dan segenap peralatannya harus mudah, efektif, efisien, dan nilai
gunanya tinggi serta handal.Disamping itu perlu dipertimbangkan perencanaan system
yang sederhana.Hal ini penting artinya dalam pengurangan personel awak kapal dan
penekanan biaya perawatan serta operasional kapal.
• Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan harus tepat dan cepat serta dalam prosesnya mudah.
Pertimbangan lain adalah suku cadang yang mudah dan murah mendapatkannya.Pada
jenis kapal dan lambungnya. Dari perhitungan hambatan ini akan didapatkan juga
perkiraan kebutuhan mesin yang digunakan.
Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.
2. Metode dari sistem bongkar muat.
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin dan
dimensi mesin.
4. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T).
5. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tahapan – Tahapan Penelitian


Tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini sesuai dengan
flowchart pada gambar dibawah ini.

Mulai

Analisa dan pengumpulan


data

Ukuran Utama Kapal

Perancangaan desain kapal

Lines plan

Tidak Rencana umum

Validasi desain
kapal

Ya

3D Modeling

Selesai

Gambar 3.1. Flowchart tahapan-tahapan penelitian.

14
3.2. Analisis Kebutuhan Desain
Analisa kebutuhan Desain merupakan langkah-langkah untuk mengetahui
kebutuhan system apa sajakah yang akan dibangun dan dibutuhkan untuk menyiapkan
desain yang akan dibuat pada perancangan kapal. Analisis Kebutuhan Desain ini
bertujuan mempermudah proses perancangan desain kapal yang akan dibuat. Disamping
itu, teknologi – teknologi yang dibutuhkan adalah :
3.2.1. Perangkat Keras (Hardware)
Dalam perencanaan desain kapal dan untuk running modeling maka diperlukan
perangkat PC dengan spesifikasi tertentu untuk menunjang proses pengerjaan agar
cepat dan tanpa terkendala waktu running modelingnya, maka kebutuhan perangkat
keras untuk menunjang modeling kapal adalah:
a. Laptop.
b. Mouse
3.2.2. Perangkat Lunak (Software)
Dalam suatu perancangan kapal dibutuhkan beberapa software pendukung untuk
pengerjaan gambar detail drawing, simulasi 3D, dan running modeling. Kebutuhan
perangkat keras untuk menunjang modeling kapal adalah:
a. Maxsurf
b. AutoCAD
c. Microsoft Excel
d. Microsoft Word
e. PDF

3.3. Desain dan Perencanaan Sistem


Pada perencanaan desain kapal travel dengan menggunakan kapal fiber untuk
memenuhi kebutuhan transportasi antar pulau di Kabupaten Sumenep, Madura
,maka dilakukan tahapan tahapan dalam pengerjaan yang sesuai dengan time
linedan harus tepat waktu

15
Maka dilakukan perencanaan kapal yaitu :

3.4.
Analisa dan Memasukkan ukuran Perencanaan
pengumpulan data utama 3.5. desain kapal
desain kapal

Pembuatan rencana Pembuatan Lines


umum plan

Gambar 3.2.Blok Diagram Perencanaan kapal

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa dan Pengumpulan data
Dengan kemajuan zaman yang sangat tinggi angka kebutuhan masyarakat maka
perlu diberikan solusi, baik secara lansgung maupun tidak dalam jangka waktu yang
lama yaitu dengan menggunakan dengan menggunakan kapal berbahan fiberglass.
Memanfaatkan teknologi untuk lebih mudah serta menghemat biaya namun waktu
penggunaan yang relative lebih lama. Penggunaan kapal nelayan yang sudah dimiliki
oleh masyarakat pesisir dinilai sangat ekonomis dan mudah untuk proses pembuatannya

4.2. Data Ukuran Utama


Berdasarkan dengan perencanaan ukuran utama yang dibutuhkan dan sesuai
dengan keadaan geografis pada perairan daerah Madura, telah ditentukan dimensi
utama kapal yaitu :

Gambar 4.1.Ukuran utama Main Hull

17
Gambar 4.2 .Data Frame of References kapal
Dengan B yang kecil serta T setinggi 2,5 m untuk sekala kapal nelayan diharapkan
memiliki stabilitas yang tinggi untuk beroperasi.. Dengan mengutamakan keamanan,
kenyamanan dan efisiensi waktu maka kapal ini dapat dipacu dengan kecepatan 7- 9 Knot.

4.2. Lines Plan


Berikut adalah penampang lambung kapal

Gambar 4.3.penampang lambung kapal


Perancangan lines plan dilakukan dengan menggunakan software Maxsurf yang
kemudian di edit pada AutoCAD untuk memudahkan penggambaran. Berikut adalah hasil
lines plan yang telah dibuat.

18
Gambar 4.4. Lines Plan yang didesain.

Gambar 4.5. Lines Plan yang beserta ukuran setiap station


Berikut adalah tabel informasi hidrostatik yang didapatkan untuk kapal yang didesain:

19
Gambar 4.6 Tabel Hidrostatik kapal yang didesain.

Gambar 4.7. Grafik CSA.

4.3. Rencana Umum


Setelah linesplan selesai didesain dan digambar, selanjutnya dapat dilakukan analisis
kecepatan dan daya mesin yang dibutuhkan dengan menggunakan software Hullspeed.
Berikut adalah hasil analisa yang telah dilakukan:

20
Gambar 4.8. Grafik daya terhadap kecepatan.

Dari daya motor yg didapat dan bentul lambung maka di simulasikan dalam software
Hullspeed akan diketahui bentuk aris air yang dilewati oleh kapal

Gambar 4.9. gambar analisis simulasi gelombang pada kapal

21
Karena kapal ikan tidak terlalu membutuhkan kecepatan yang tinggi, maka dipilih
kecepatan 8 knots dengan daya mesin 153 Hp.

Gambar 4.10. table kecepatan pada kapal

Gambar 4.11. Katalog mesin yang digunakan

22
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berikut spesifikasi kapal Fire Rescue yang telah didesain:
L = 30 m
B = 6,5 m
D=4m
Draft = 2,4 m
Vs = 8 knots

5.2. Saran
1. sebaiknya gambar harus lebih detail untuk memudahkan pembuatan proses fabrikasi.
2. Sebaiknya perencanaan dilakukan lebih matang untuk membuat desain kapal lebih t
terperinci.
3. sebaiknya pemilihan tempat berdasarkan survey lapangan agar mengetahui secara
keadaan secara langsung.

23
DAFTAR PUSTAKA
(2016). Retrieved from Ilmu Bangunan Kapal, Nautik, TEKNIKA:
http://www.maritimeworld.web.id/2010/11/pengertiakontruksi-haluan-dan-buritan.html
DR. IR. DIETRIECH G. BENGEN, D. (2014). EKOSISTEM DAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT SERTA.
Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu, 28.
Farid, F. (2013). Retrieved from Untuk Maritim Madura:
http://ilmukelautan.trunojoyo.ac.id/penelitian-dan-pengabdian/halaman-contoh/
lasabuda, r. (2013). PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN DALAM PERSPEKTIF NEGARA
KEPULAUAN REPUBLIK INDONESIA. Jurnal Ilmiah Platax, II(geografis wilayah Indonesia), 2.
MONINTJA, P. D. (2014). pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. PEMANFAATAN
SUMBERDAYA PESISIR DALAM, 56.
Produk FIber. (2014). Retrieved from http://www.produkfiber.com/berbagai-keunggulan-yang-
dimiliki-oleh-kapal-fiberglass/
Setiyano. (2010). Retrieved from http://www.alamikan.com/2014/12/bentuk-kasko-dan-bagian-
kapal-perikanan.html
Wikipedia . (2015). Retrieved from wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madura

24

You might also like