You are on page 1of 13

LAPORAN 3 PRAKTIKUM

PEMETAAN TEMATIK - GT3105

Analisis Medan (Terrain Analysis)

Disusun Oleh :

Ovalta Buari Saka (23116019)

TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak akhir tahun 1950, metode komputerisasi telah berhasil melakukan permodelan
permukaan bumi ke dalam bentuk digital atau angka – angka numerik, hingga kemudian hal ini
telah berkembang menjadi salah satu disiplin ilmu baru yang sekarang kita kenal dengan Digital
Terrain Modelling (DTM). Sejak kemunculannya pertama kali hingga saat ini, DTM telah banyak
dimanfaatkan pada banyak kegiatan, seperti militer, perencanaan wilayah, pemetaan,
penginderaan jauh, teknik sipil, pertambangan, geologi, geomorfologi, dan juga aksesibilitas (Li
et al, 2005).
Digital Terrain Modelling (DTM) dalam perkembangannya dalam 3 dasawarsa terakhir ini
juga dikenal sebagai Digital Elevation Model (DEM), yakni sebuah representasi digital dari variasi
relief yang kontinyu di atas permukaan bumi (Burrough, 1986), walaupun terminologi DEM lebih
sering dipakai. Disamping itu, di banyak negara terminologi untuk mengistilahkan DTM ini juga
berbeda – beda, seperti di Amerika yang mengunakan DEM, Jerman yang menggunakan DHM
(Digital Height Model), DGM (Digital Ground Model) yang digunakan oleh Inggris dan DTEM
(Digital Terrain Elevation Model) yang diperkenalkan dan dipakai oleh USGS dan DMA (Defense
Mapping Academy), (Petrie and Kennie (1987) dalam Li et al (2005)).
Terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk membuat DEM, diantaranya adalah
TIN dan Topo to Raster. Masing – masing metode tersebut mempunyai algoritma dan struktur
data tersendiri dalam membuat DEM. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui DEM bentukan
metode manakah yang paling mendekati nilai acuan dengan menggunakan rumus statistik dan
guna melihat DEM manakah yang lebih baik dalam menampilkan visualisasi 3D. Dengan
demikian para pengguna salah satu dari kedua metode tersebut diatas dapat mengetahui alasan
pemakaian metode tersebut.

1.2 Tujuan
1) Meningkatkan pemahaman tentang analisis karakteristik medan yaitu slope dan aspect
2) Menerapkan teknik analisis spasial untuk memperoleh data spasial lereng (slope)
3) Menerapkan teknik analisis spasial untuk memperoleh data spasial aspect
4) Menerapkan teknik analisis spasial untuk memperoleh data spasial visibilitas lokasi

1.3 Waktu dan Lokasi


Hari/Tanggal : Kamis, 22 November 2018
Lokasi : Ruang GeoSains
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Medan adalah analisis dan interpretasi fitur topografi melalui sistem informasi
geografis. Fitur-fitur tersebut termasuk slope, aspect, viewshed, elevasi, garis kontur, flow, flowlines
upslope dan flowlines dowslope. Tujuannya adalah untuk membangun abstraksi matematis dari
medan permukaan untuk menggambarkan atau menyusun lanskap dan menciptakan pemahaman
tentang hubungan antara proses ekologis dan fitur fisik. Analisis medan sering digunakan dalam
operasi militer untuk memahami bagaimana geografi fisik mempengaruhi pertempuran.

 Slope
Lereng mengukur perubahan elevasi terhadap perubahan posisi horizontal.

 Aspect
Aspect didefinisikan sebagai arah horizontal kemiringan fitur topografi.

 Viewshed
Viewshed adalah area yang terlihat oleh mata manusia dari lokasi tertentu. Ini dapat
diterapkan untuk line-of-sight untuk menara seluler atau radio dan stasiun pengamatan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat
1) Laptop yang sudah ter-install ArcGIS.

3.2 Bahan
1) DEM (Digital Elevation Model) hasil praktikum modul 2
2) Data SHP daerah batas administrasi.

3.3 Prosedur Praktikum


1) Buka program ArcGIS.
2) Buka ArcCatalog, lalu koneksikan dengan folder yang telah didownload.
3) Buat Geodatabase dengan nama ‘3’.
4) Atur Sistem Proyeksinya.
5) Masukkan data DEM yang telah dikerjakan pada modul 2.

6) Ketik pada tool search “Slope” lalu pilih yang “Slope (3D Analys Tool). Muncul kotak dialog,
input dengan data DEM lalu simpan dengan nama “slope”.
7) Tunggu sampai hasil selesai.

8) Masukkan hasil hillshade DEM.


9) Pada layer slope klik kanan Properties→Display buat Transparency 60% lalu OK.
10) Klik menu Customize→Toolbars→Effect. Ganti effect “slope” lalu klik “Swipe : slope” untuk
menggeser tampilan.
11) Lalu untuk melihat derajat kemiringan lereng klik tool “Identify”.

12) Matikan layer “slope”.


13) Klik search ketik “aspect” lalu pilih “Aspect (Spasial Analyst Tool). Keluar kotak dialog input
dengan hasil DEM.
14) Tunggu hasil selesai.
BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil

 Slope

 Aspect
 Viewshed

4.2 Analisis

Pada praktikum ini kami melakukan analisis terrain dengan tools Slope, Aspect dan Viewshed
menggunakan data DEM hasil dari prraktikum modul 2.

 Slope
Fungsi Slope mengindikasikan tingkat kemiringan dari sebuah permukaan (surface). Slope
mengidentifikasikan laju maksimum dari perubahan nilai dari sebuah sel dibandingkan dengan nilai
sel disekelilingnya (neighbor cells). Dalam analisis surface, keluaran dari perhitungan slope dapat
dalam bentuk persen slope atau derajat slope.

Gambar diatas menunjukkan kemiringan lereng sebesar 38,014179˚.


Beberapa aplikasi slope:
1. Menunjukkan semua area datar yang cocok untuk lahan-lahan pertanian/perkebunan.
2. Tentukan area-area yang mempunyai risiko erosi paling tinggi.

 Aspect
Aspect adalah analisis SIG yang berfungsi untuk mengidentifikasi arah kelerengan bagian bawah dari
perubahan maksimal setiap cell terdekat. Aspect diturunkan dari data raster surface. Aspect bisa
diidentifikasi sebagai arah lereng, yang hasilnya berupa arah kemiringan lereng. Arah maksimum dari
aspect berasal dari perubahan nilai Z dalam setiap cell dalam data permukaan. Bentuk ekspresi dari
Aspect dinyatakan dalam derajat 0 hingga 359.9, dan diukur searah jarum jam dari direction utara
atau arah utara. Input cell dalam data rasternya yang flat dengan lereng nol atau datar.

Gambar diatas menunjukkan nilai 359,283569 yang berarti lereng tersebut mengarah ke utara.
Beberapa aplikasi aspect:
1. Mencari semua slope yang menghadap ke selatan pada sebuah landscape sebagai salah satu
kriteria untuk mencari lokasi paling baik untuk membangun sebuah rumah.
2. Menghitung iluminasi matahari untuk masing-masing lokasi pada lokasi penelitian untuk
menentukan keragamanhayati pada lokasi tersebut.
 Viewshed
Viewshed merupakan analisis surface yang menitik beratkan terhadap prosentase pandang
interpreter pada suatu titik yang sudah ditentukan sebelumnya. Namun memang pada dasarnya
suatu titik pandang akan menghasilkan suatu bagian yang dapat dipandang (visible) dan bagian yang
tidak dapat dipandang (not visible). Lebih mudah dikatakan bahwa viewshed adalah analisis visibility.
Sebagai analisisnya dapat diperhatikan pada gambar berikut ini:

Maka dapat dilihat pada gambar diatas bahwa dari satu titik pandang tertentu, maka terdapat
bagian yang tidak dapat dijangkau melalui view point yang sudah ditentukan, yaitu pada bagian
belakang bentukan atau permukaan yang tinggi. Sehingga dapat diasumsikan bahwa apabila kita
menentukan titik yang sangat tinggi, maka yang terjadi adalah jumlah visibility yang dapat nampak
adalah akan jauh lebih besar, namun cenderung terkelompok, namun juga jumlah non visibility akan
mengelompok. Meskipun jumlah visibility lebih besar, sebarannya cenderung rendah, dan pada
bagian shadenya tetap tidak dapat terjangkau, kecuali view pointnya pada ketinggian yang ekstrim
(extremely high cone), maka prespektif akan dapat secara penuh terakumulasi. Sedangkan apabila
kita menentukan titik tidak terlampau tinggi, maka jumlah visibility akan lebih sedikit, namun
sebarannya cenderung lebih banyak karena banyak titik yang cenderung miss atau tidak nampak.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

 Slope berfungsi untuk melihat seberapa besar kemiringan suatu permukaan (surface).
 Aspect berguna untuk mengidentifikasi arah kelerengan bedasarkan arah mata angin.
 Viewshed merupakan analisis surface yang mempertimbangkan suatu sudut pandang utama
dan menentukan luas area yang terlihat di atas DEM

5.2 Saran
Sebaiknya pembelajaran dilangsungkan lebih efektif lagi. Dan sebelum memulai praktikum lebih
menekankan kepada fungsi-fungsi dari setiap perintah yang terdapat di ArcGIS sehingga praktikan
lebih memahaminya. Serta praktikan lebih memperhatikan pada saat penyampaian materi.

Referensi :

 http://wiki.gis.com/wiki/index.php/Terrain_Analysis
 https://www.academia.edu/27953268/3D_ANALYZE-
DIGITAL_ELEVATION_MODEL_DIGITAL_TERRAIN_MODEL_AND_DIGITAL_SURFACE_MODEL

You might also like