You are on page 1of 4

Membran Ekstra Embrional Reptil

Ovovivipar
Oleh Admin Situs
Membran Ekstra Embrional Reptil Ovovivipar – Membran ekstra embrional
merupakan perluasan-perluasan berlapis membran dari jaringan-jaringan embrio.
Pada dasarnya membran-membran tersebut adalah lipatan-lipatan yang pada
akhirnya tumbuh mengelilingi embrio dan menghasilkan empat kantung pada
embrio yang sedang tumbuh. Masing-masing membran terbentuk dari sel-sel
yang berasal dari dua lapisan nutfah berbeda. Pada akhirnya, membran ini akan
mati dan tertinggal setelah perkembangan embrional selesai, baik pada saat
kelahiran ataupun pada masa penetasan (Soeminto, 2000).
Reptil merupakan hewan yang memiliki kulit berupa sisik dan bernafas dengan
paru-paru. Reptil pada umumnya bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang
bersifat ovovivipar. Ovovivipar yaitu perkembangbiakan hewan dengan cara
bertelur dan beranak. Reptil ovovivipar melakukan perkembangan embrionya di
dalam tubuh induk betinanya. Embrio hewan ini berkembang di dalam telur yang
masih berada di dalam tubuh induknya. Setelah cukup umur, anak hewan menetas
dan keluar dari tubuh induknya sehingga tampak seperti melahirkan. Saat yolk sac
telah habis, cangkang akan mengelupas dan embrio mengalami proses kelahiran.
Contoh hewan ovovivipar adalah hiu, ular boa, ular garter, dan Membran Ekstra
Embrional Kadal. Membran ekstra embrional yang dimiliki oleh reptil ovovivipar
antara lain berupa amnion, chorion, yolk sac dan allantois.
Terdapat empat macam membran ekstra embrional yang umum terdapat pada
reptil ovovivipar, antara lain:

1. Kantung yolk (Yolk sac) atau disebut juga Saccus vitelinus merupakan suatu
selaput splanknopleura, sangat erat fungsinya dalam nutrisi pada embrio
kelompok burung dan reptil yang mempunyai yolk sangat banyak. Yolk
sac dibangun oleh splanknopleura dengan endoderm di sebelah dalam dan
mesoderm splanknik di luarnya. Mesoderm splanknik akan terdapat
pembuluh-pembuluh darah vitelin. Terbentuknya yolk sac sejalan dengan
pelipatan lapisan endoderm yang menjadi atap arkenteron untuk
membentuk saluran pencernaan makanan. Fungsi yolk sac adalah sebagai
sumber nutrisi selama perkembangan embrio, dan tempat asalnya sel
kelamin. Mesoderm splankniknya merupakan sumber sel-sel darah dan
merupakan organ hemopoletetik paling awal (Sumantadinata, 1981).
2. Amnion, seperti kantung tipis yang berasal dari somaotopleura, membentuk
suatu kantung menyelubungi embrio dan berisi dengan cairan.
Somatopleura merupakan gabungan antara selaput mesoderma dan
ektoderma. Melipatnya somatopleura ke arah dorsal kanan-kiri kemudian
bersatu pada dorso median sehingga terbentuk kantong yang menyelimuti
embrio (Sumantadinata, 1981). Keberadaan selaput ini sangat khas pada
reptil, burung dan mamalia sehingga kelompok ini sering disebut dengan
kelompok amniota, sedangkan ikan dan amfibia tidak mempunyai amnion
dan disebut anamniota.
3. Chorion merupakan selaput embrio yang terluar. Terbentuk oleh lipatan ke
arah luar dari amnion. Susunan lapisan ektoderm (di luar) dan mesoderm
somatik (di dalam) chorion berlawanan dengan amnion, oleh karena itu
chorion kadang-kadang disebut amnion palsu (false amnion). Chorion akan
membungkus selaput-selaput embrio lainnya.
4. Allantois, merupakan suatu kantung yang terbentuk sebagai suatu evaginasi
dari bagian ventral usus belakang pada tahap awal. Fungsi utamanya adalah
sebagai tempat penampung dan penyimpanan urin dan sebagai organ
pertukaran gas antar embrio dan lingkungan luarnya. Pada reptil, allantois
merupakan suatu sistem tertutup, maka allantois harus memisahkan sisa-
sisa metabolisme nitrogen agar tidak menimbulkan efek toksik terhadap
embrio. Bagian proximal allantois membentuk tangkai allantois yang
pangkalnya akan tetap berada dalam tubuh embrio bagian distal allantois,
membentuk kantung yang tumbuh membesar ke dalam coelum kestrel
embrio, yang hampir memenuhi rongga telur, selain itu allantois berada di
bawah chorion. Allantois berfungsi untuk menampung dan membebaskan
sisa-sisa metabolisme yang berupa urea ataupun asam urat. Urin akan
dinetralisir oleh air yang terkandung dalam albumen telur, sedangkan urin
ditampung dalam selaput cangkang (Soeminto, 2000).
Pembentukan membran ekstra embrional pada reptil diawali dengan
pembentukan kantong yolk (Saccus vitelinus). Dinding-dinding dari kantong yolk
dibentuk dari splanknopleura, yaitu lapisan rangkap mesoderma dan endoderma
yang melipat ke arah ventral embrio. Pembentukan amnion, mula-mula terjadi
lipatan amnion kepala yang juga menerus ke lipatan-lipatan lateral, pada hari
kedua terjadi lipatan-lipatan amnion ekor. Kedua macam lipatan ini akan bertemu
dan membentuk amnion. Lipatan-lipatan amnion dibangun oleh somatopleura
yang dibentuk dari ektoderma dan mesoderma somatis. Lipatan amnion ekor
dibangun oleh dua lapisan terpisah yang disebut serosa (chorion), dibangun oleh
ektoderma dan mesoderma. Ektoderma amnion menerus pada kulit janin diantara
amnion dan chorion terdapat rongga seroamnion (solom ekstra embrional).
Chorion tumbuh sekitar kantong yolk dan membungkus seluruh kantong yolk
tersebut lalu melekat pada cangkanag telur. Allantois terbentuk melalui evaginasi
(pelekukan ke arah luar) spanknopleura. Seiring pertumbuhan embrio, kantung
allantois membesar dan akan mengisi ruang antara amnion dan chorion,
selanjutnya dinding allantois bersatu dengan lapisan mesoderma somatis dari
chorion dan disebut allantochorion (Nishikawa, 2006).

Secara umum membran ekstra embrional memiliki tiga macam fungsi, yaitu
proteksi, nutrisi dan ekskresi. Membran ekstra embrional melindungi embrio dari
goncangan dan gangguan luar. Fungsi proteksi ini dilakukan oleh amnion dan
korion. Dalam masa perkembangannya embrio membutuhkan nutrisi, fungsi
tersebut dilakukan oleh yolk sac (saccus vitellinus). Seiring dalam masa
perkembangannya, embrio melakukan metabolisme tubuh dan hasil sisa
metabolisme tersebut ditampung dalam allantois. Allantois inilah yang merupakan
membran ekstra embrional yang menjalankan fungsinya dalam ekskresi.

Macam-macam membran ekstra embrional pada masing-masing classis itu


berbeda-beda. Pada pisces dan amfibi hanya memiliki membran ekstra embrional
berupa kantong yolk saja. Membran ekstra embrional reptil meliputi: amnion,
korion, yolk sac dan allantois (Sumantadinata, 1981). Aves dan mamalia
mempunyai membran ekstra embrional yang sama dengan reptil, darimana hewan
tersebut berkembang (Djuhanda, 1981).

Djuhanda, Tatang. 1981. Embriologi Perbandingan. Armico. Bandung

Nishikawa, T., Kazuya M., Masahiko M., Yasuhiro T., Kenji K., Akio T. 2006.
Calcification at The Interface Between Titanium Implants and Bone: Observation
With Confocal Laser Scanning Microscopy. Journal of Oral Implantology Vol. 32
(213) : 211-217.

Sumantadinata, K. 1981. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Pemeliharaan di Indonesia.


Sastra Budaya, Bogor.

Soeminto, dkk. 2000. Embriologi Vetebrata. Fakultas Biologi Universitas Jenderal


Soedirman, Purwokerto.

You might also like