Professional Documents
Culture Documents
OLEH
BAB 1
0
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Hal ini
bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
2
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membuat
uraian yang jelas tentang pelaksanaan menerapkan pengawasan tata tertib
penunggu dan pengunjung di Ruang arjuna RSJD dr Arif Zainudin. Hal ini
penting untuk mengantisipasi dampak negatif dari pelaksanaan pengawasan
tata tertib penunggu dan pengunjung yang belum maksimal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengawasan peraturan dan tata tertib pasien dan
pengunjung di RSJ Dr Arif Zainudin
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mampu :
a. Mengerti dan memahami definisi manajemen keperawatan
b. Mengerti dan memahami peraturan dan tata tertib
c. Memberikan pemahaman kepada pasien dan atau keluarga tentang
peraturan dan tata tertib
d. Menganalisis gambaran umum ruangan
e. Merencanakan solusi yang diberikan atas masalah-masalah yang
ditemukan.
C. Manfaat
1. Bagi Perawat Ruangan
a. Melalui praktek manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-
3
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
4
Gulick dalam Wijayanti (2008) mendefinisikan manajemen sebagai
suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis
untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama-
sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem ini lebih bermanfaat
bagi kemanusiaan.
Sedangkan menurut G.R Terry (2010) menjelaskan bahwa
manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian untuk
menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lain.
B. Konsep Pengarahan dan Pengawasan
Menurut Douglas didalam Swansburg (2000), pengarahan adalah
pengeluaran penugasan, pesanan dan instruksi yang memungkinkan
pekerja memahami apa yang diharapkan darinya dan pedoman serta
pandangan pekerja sehingga ia dapat bekerja dan berperan secara efektif
dan efisien untuk mencapai objektif organisasi. Pada pengarahan yang
harus dipertimbangkan adalah komunikasi dalam hubungan
interpersonal. Pengarahan itu dapat terjadi apabila seorang pemimpin
mendapatkan masukan yang optimum dari bawahannya untuk
kepentingan semua masalah oleh karena itu seorang pemimpin harus
benar-benar mengerti keterbatasan bawahannya.
Di dalam manajemen keperawatan, yang dimaksud dengan
pengarahan adalah tindakan fisik dari manajemen keperawatan, proses
interpersonal dimana personil keperawatan mencapai objektif
keperawatan (Swansburg, 2000). Sebagai seorang pemimpin dalam
manajemen keperawatan, ia harus mempunyai kemampuan untuk
membujuk bawahan bersama-sama bekerja keras untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dalam pelayanan keperawatan.untuk mencapai hal
tersebut pimpinan keperawatan seharusnya telah dibekali ilmu dasar yang
kuat tentang kebijaksanaan organisasi, tujuan, program-program baru dan
5
rencana untuk perubahan. Selain itu pimpinan keperawatan juga harus
mempunyai perilaku yang dapat diterima secara sosial, kualitas personal
yang dapat diterima bawahan, keterampilan dalam memimpin, serta
kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Jika semua ini ada pada
seorang pimpinan keperawatan maka pengarahan yang efektif dapat
dilaksanakan sehingga dukungan bawahan untuk mencapai tujuan
manajemen keperawatan optimal. Secara operasional keefektifan
pengarahan dapat dilihat dari kesamaan komando dan terciptanya
tanggung jawab bawahan secara penuh kepada satu pimpinan.
Fungsi aktuasi memusatkan perhatian pada sumber daya manusia,
sehingga ilmu tentang perilaku manusia harus mampu dikuasai oleh
pimpinan. Sikap kerja sama, motivasi, objektifitas dan peka terhadap
lingkungan harus dimiliki. Selain itu peranan kepemimpinan (leadership)
serta aspek komunikasi dalam organisasi perlu mendapat perhatian para
manajer organisasi.Agar nantinya mampu untuk actuating (memberi
bimbingan), motivating (membangkitkan motivasi), directing
(memberikan arah), influencing (mempengaruhi) dan commanding
(memberikan perintah atau komando) kepada anggota dan staf organisasi.
Tujuan fungsi aktuasi adalah;
a. Menciptakan kerja sama yang efektif dan efisien.
b. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf.
c. Menumbuhkan rasa memiliki dan mencintai pekerjaan.
d. Menciptakan suasana lingkungan yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja.
e. Membuat organisasi berkembang secara praktis.
Proses pengarahan dan implementasi program agar dapat
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses
memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang
tinggi.
6
a. Pengarahan :
1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
2. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik
3. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungnan dengan askep pasien
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksankan tugasnya
7. Meningktakan kolaborasi dengan anggota tim lain
b. Pengawasan :
1. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksanaan mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien
2. Melalui supervisi :
a) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara
lisan, dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan
yang ada saat itu juga
b) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir
ketua tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan
serta catatan yang dibuat selama dan esudah proses
keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas
c) Evaluasi
d) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama
ketua tim
e) Audit keperawatan
7
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit
adalah bagian integral dari suatu rganisasi sosial dan kesehatan
dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan
pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
a. Pelayanan medis.
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan.
c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis.
d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan.
e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan.
f. Administrasi umum dan keuangan.
8
Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah
sakit, fungsi rumah sakit adalah:
9
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar Rumah Sakit;
9. Mendapatkan prifasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita
termasuk data-data medisnya;
10. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakanmedis, alternatif tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya;
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah
Sakit terhadap dirinya
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah sakit apabila Rumah
Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standart baik secara perdata ataupun pidana dan,
10
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetakdan elektronik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11
3) Pasien wajib mengenakan seragam rumah sakit
4) Pasien wajib mengenakan gelang identitas
5) Pasien di larang meninggalkan ruang perwat tanpa seizin
petugas
b. Keluarga pasien
1) Selama dalam masa perawatan, keluarga dianjurkan
mengunjungi pasien sedikitnya satu kali dalam seminggu untuk
menunjang pengobatan
2) Keluarga bersedia datang, apabila sewaktu-waktu dipinggil
oleh petugas rumah sakit
3) Keluarga bersedia mengambil pasien secepat mungkin, apabila
pasien sudah diperbolehkan pulang
4) Keluarga menyetujui rumah sakit memulangkan pasien, apabila
tidak segera mengambil pasien yang sudah diperbolehkan
pulang
5) Keluarga tidak melibatkan rumah sakit apabila masalah hukum
pada pasien yang tidak ada hubunganya dengan rumah sakit
c. Pengunjung
1) Pengunjung tidak diperkenankan membawa barang- barang
yang dapat membahayakan dirinya ,petugas maupun pasien.
2) Pengunjung diperkenankan mengajak pasien diluar perawatan
namun masih dilingkungan rumah sakit jiwa daerah surakarta
atas seizin petugas
3) Pengnjung harus menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan
rumah sakit
4) Waktu berkunjung:
PAGI : 09.00-12.00
SORE: 15.00-17.00
5) Pengunjung bertanggung jawab atas keamanan barang-barang
pribadi selama di ruamh sakit
6) Anak-anak berusia di bawah 10 tahun dilarang mengunjungi
pasien
d. Penunggu
1. Pasien yang harus di tunggu adalah yang kondisi sakitnya perlu
di dampingi oleh keluarga dan sesuai dengan indikasi medis
12
2. Pasien yang boleh di tunggu adalah pasien kelas I dan VIP
3. Penunggu yang di ijinkan hanya satu orang
4. Penunggu harus memiliki kartu tunggu yang dapat diminta pada
kepala ruang atau perawat di ruangan
5. Penunggu harus memakai pakaian yang rapi , bersih , dan
sopan.
6. Pergantian penunggu dianjurkan pada waktu jam berkunjung
dan memberitahu perawat ruangan
7. Penunggu ikut menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan
rumah sakit
13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ANALISA SWOT
C. PRIORITAS MASALAH
15
b. P S RI PC DU PE IXTXR
N
Keterangan :
I : Importancy (prioritas masalah) PC : public concern(perhatian masyarakat)
P : Prevalence (besarnya masalah) RI : Rate of Increase (kenaikan besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang di timbulkan oleh masalah)
R : Resources availability (sumber daya)
DU : Degree of unmeet need (derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi)
T : Technologi
16
No Penyebab masalah Rencana Penyelesaian Masalah
1 a. Kurangnya kesadaran perawat dalam penerapan a. Kolaborasi dengan kepala ruang memotivasi perawat untuk
dan pengawasan tata tertib pasien dalam sehari- lebih mengoptimalkan pengawasan tata tertib pengunjung
b. Kolaborasi dengan kepala ruang untuk memasang peraturan
hari.
b. Kurangnya motivasi perawat untuk menerapakan dan tata tertib di ruangan.
c. Pemeriksaan benda dan rokok/ lain-lain yang tidak boleh di
pengawasan tata tertib pasien
c. Tidak adanya tata tertib peraturan yang tertempel bawa di dalam ruangan pasien
dalam ruangan
d. Kurangnya kegiatan penertiban di dalam
ruangan pasien yang dilakukan oleh perawat
MATERIAL MANUSIA
Kurangnya kesadaran
Belum terpasangnya perawat dalam
tata tertib peraturan monitoring tata tertib
diruangangan 17
pasien di dalam ruangan
Kurang optimalnya
perawat dalam
menerapkan
pengawasan tata tertib
pasien di ruangan
arjuna
Kurangnya motivasi kepala
ruang dalam memonitoring
peraturan tata tertib pasien
METHOD
F. PLANNING OF ACTION (POA)
18
untuk memasang peraturan desember mahasiswa dan melaksanakan tata tertib
2017
3. Kolaborasi dengan perawat dalam Rabu ,6 Ruang arjuna PA Diskusi Perawat secara berkala
melakukan pemeriksaan di dalam desember melakukan pemeriksaan di ruang
ruangan pasien 2017 pasien untuk mencegah adanya
barang yang tidak diperbolehkan
msuk di ruangan
19
G. LAPORAN PELAKSANAAN
3. Kolaborasi dengan Rabu,6 Ruang arjuna perawat Kegiatan di lakukan oleh Putri
perawat dalam desember perawat di bantu mahasiswa Anggi
melakukan 2017 prasetya
pemeriksaan di dalam
ruangan pasien
H. EVALUASI HASIL
NO Tindakan Waktu Tempat Peserta Keterangan Hasil Pelaksana
1. Kolaborasi dengan 8 desember Ruang Katim Ketua tim Kepala ruang memotivasi
kepala ruang untuk 2017 arjuna dan dan perawat katim,perawat dengan baik, Putri
motivasi perawat perawat asosiet hadir katim dan perawat mengatakan Anggi
dalam pelaksanaan asosiet termotivasi untuk lebih prasetya
pengawasan tata tertib mengoptimalkan penerapan dan
peratuan pasien pengawasan tata tertib pasien
2. Kolaborasi dengan 8 desember Ruang Karu Mahasiswa Masih terpasangnya tata tertib Putri
kepala ruang untuk 2017 arjuna membantu di dalam ruangan Anggi
memasang peraturan dalam prasetya
pemasangan
3. Kolaborasi dengan 8 desember Ruang Perawat Perawat Tidak ditemukaan benda/ rokok Putri
perawat dalam 2017 arjuna melakukan diruangan Anggi
melakukan pemeriksaan prasetya
pemeriksaan di dalam di ruang
ruangan pasien pasien
22
BAB IV
A. Kesimpulan
Sistem MPKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan
unsur standar, proses keperawatan dan pendidikan keperawatan. Definisi
tersebut berdasaran prinsip nilai-nilai yang diyakini dan akan menentukan
meningkatnya jasa pelayanan. Perawat diharapan memiliki nilai-nilai tersebut
sebagai suatu pengambilan keputusan yang independen maka tujuan
pelayanan kesehatan atau keperawatan dalam memenuhi kepuasan klien dapat
terwujud (Nursalam, 2014).
Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan selama 4 minggu di
ruang arjuna RSJ Dr. Arif Zaenudin dari tanggal 19 november 2017 sampai
dengan tanggal 16 november 2017 mahasiswa melakukan pengkajian pada
sistem manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengedalian serta
pengarahan dan pengawasan sesuai dengan hasil pengkajian lima besar
masalah manajemen yang ditemukan di ruang arjuna yaitu ketersedian SAK
dan SOP, pelaksanaan 5 moment cuci tangan ,pelaksaan ronde keperawatan
model tim,pelaksanaan pre dan post conference, pelaksnaan timbang terima,
pengawasan tata tertib pasien di ruang arjuna masalah yang dapatkan yaitu
masalah manajemen pada sistem pengawasan terkait pelaksanaan pengawasan
tata tertib pasien di ruang arjuna.
Dari hasil pengkajian yang di dapatkan bahwa di ruang arjuna kegiatan
pengawasan tata tertib pasien belum terlaksana dengan optimal dengan alasan
kesibukan perawat .
Setelah didapatkan masalah manajemen kemudian disusunlah rencana
kegiatan untuk mengatasi masalah mengenai pelaksanan tata tertib pasien
denga melakukan motivasi kepada perawat dalam mengoptimalkan
pengawasan tata tertib pasien dan pengunjung, memasang tata tertib ruangan,
serta melakukan pemeriksaan di ruang pasien.
Setelah implementasi dilaksanakan kemudian membuat rencana
tindakan selanjutnya untuk mempertahankan perawat dalam pengawasan tata
tertib pasien dan pengunjung. Rencana tindak lanjut yang dilakukan salah
satunya yaitu dengan mendiskusikan dengan kepala ruangan agar melakukan
monitoring pengawasan tata tertib pasien dan pengunjung dilakukan oleh
ketua tim dan perawat asosiet.
Berdasarkan evaluasi proses yang dilakukan selama 2 hari bahwa ketua
tim sudah rutin mengajak teman-teman perawat yang shift untuk selalu
mengawasi tata tertib pasien dan pegunjung.
25
C. RENCANA TINDAK LANJUT
1. Kurang optimalnya perawat dalam 1. Koordinasi dengan kepala Ruang arjuna untuk tetap memotivasi dan
menerapkan pengawasan tata mengingatkan perawat agar dapat meningkatkan kualitas dan
tertib pasien di ruang arjuna menerapkan pengawasan tata tertib penunggu dan pengunjung di
ruang arjuna .
2. Koordinasi dengan perawat dapat melakukan sosialisasi secara
berkala kepada pengunjung dan pasien di Ruang arjuna tentang tata
tertib dan peraturan rumah sakit.
3. Koordinasi Kepala Ruang untuk tetap memasang tata tertib di dalam
ruangan agar bisa diketahui oleh pasien dan pengunjung
4. Koordinasi dengan perawat untuk selalu melakukan supervise di
dalam ruang pasien
DAFTAR PUSTAKA