Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
DEWI RULIANI
C1115005
Disusun Oleh :
DEWI RULIANI
C1115005
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di STIKes Bhakti Mandala
Husada Slawi. Demikian pernyataan ini saya buatdengan sesugguhnya.
Yang menyatakan
Dewi Rulian
Persetujuan Skripsi
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
DEWI RULIANI
C1115005
DEWI RULIANI
C1115005
Ikawati S, S.Kep.,Ns.M.Kep
NIPY. 1986.11.10.15.098
Penguji 2,
Khodijah ,S.Kep,Ns.,M.Kep
NIP. 1980031006040
HUBUNGAN ROTASI KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA
PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT
MITRA KELUARGA TEGAL
Email : raden.ganda@gmail.com
ABSTRAK
Email: raden.ganda@gmail.com
ABSTRACT
Work rotation is the movement of individuals from one job to another with the
same expertise. Motivation is the desire that is in an individual individual that
stimulates it to take action. This study aims to analyze the relationship of work
rotation with work motivation of nurse executor at Mitra Keluarga Keluarga Tegal
Hospital. The type of this research is descriptive correlative with total sample 66
respondents taken in total sampling. The analysis result using chi-square test
shows there is correlation between work rotation with work motivation of nurse
executor at Mitra Keluarga Keluarga Tegal Hospital (p <0.05). This research can
be a more realistic description of the implementation of work rotation of nurses
with work motivation of nurse implementer at Tegal Mitra Keluarga Hospital, and
as a source of input in the field of nursing management to improve the quality and
quality of health service.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat
yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Hubungan rotasi kerja dengan motivasi kerja perawat pelaksana di
Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal”. Skripsi ini penulis ajukan untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi S1 Keperawatan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi. Dalam proses penyelesaian
Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dan bimbingan dari berbagai
pihak terutama kepada yang terhormat Ibu Dwi Budi P, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom
selaku selaku pembimbing I dan Ibu Khodijah,S.Kep,Ns.,M.Kep selaku
pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan tulus dan penuh kesabaran
selama penulis menyelesaikan Skripsi. pada kesempatan ini secara tulus penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Sherley Tjioe selaku Direktur Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal yang
telah memberikan izin penelitian serta bekerjasama dengan STIKes
Bhamada Slawi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan
baik.
2. Firman Hidayat, M.Kep., Ns, Sp.Kep.J Ketua Prodi Ilmu Keperawatan
STIKes Bhamada Slawi yang telah memberikan kesempatan saya untuk
mengikuti penelitian ini.
3. Seluruh Staf Program Studi S1 Keperawatan STIKes Bhamada Slawi dan
seluruh Dosen Program Studi S1 Keperawatan yang telah memberikan
ilmunya dan membantu penulis dalam menyelesaikan studi.
4. Seluruh teman seperjuangan yang telah bersemangat, tidak berputus asa
dan saling memotivasi untuk mempersembahkan yang terbaik selama
proses belajar.
5. Suami dan anak yang selalu memberi dukungan dan doa kepada penulis
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis memohon Allah SWT, agar membalas
segala kebaikan bagi semua pihak yang telah membantu penyusunan Skripsi
ini.Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk bagi kita semua.
Dewi Ruliani
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
COVER DALAM
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ............................................................................................... i
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Tujuan Penelitian .............................................................. 4
1.3. Manfaat Penelitian ............................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rotasi kerja........................................................................ 6
2.2. Motivasi kerja.................................................................... 13
2.3. Kerangka teori ................................................................... 19
2.4. Kerangka konsep ............................................................... 20
2.5. Hipotesis penelitian ........................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan rancangan penelitian .......................................... 22
3.2. Alat penelitian dan cara pengumpulan data ...................... 22
3.3. Populasi dan sampel .......................................................... 23
i
3.4. Tempat dan waktu penelitian ............................................ 24
3.5. Definisi operasional variable dan skalapengukuran.......... 24
3.6. Teknik pengolahan data dananalisa data ........................... 25
3.7. Etika penelitian.................................................................. 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil................................................................................... 29
4.2 Pembahasaan...................................................................... 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan........................................................................ 39
5.2 Saran.................................................................................. 40
Daftar Pustaka ............................................................................................. 41
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.4 Definisi operional variable penelitian dan skala pengukuran ..... 24
Tabel 4.1 Distribusi Rotasi Kerja ................................................................ 29
Tabel 4.2 Distribusi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana ............................. 30
Tabel 4.3 Hubungan antara rotasi kerja dengan motivasi kerja perawat
pelaksana di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal ....................... 30
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka teori ......................................................................... 19
Gambar 2.2 Kerangka konsep ..................................................................... 20
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
LAMPIRAN 1 (Surat penyataan persetujuan menjadi responden) ............. 45
LAMPIRAN 2 (Kuesioner penelitian) ........................................................ 46
LAMPIRAN 2 (Tabulasi Data) ................................................................... 49
LAMPIRAN 3 (SPSS Hasil Penelitian) ...................................................... 51
LAMPIRAN 4 (Jadwal Penelitian) ............................................................. 54
LAMPIRAN 5 (Curriculum Vitae) ............................................................ 55
v
BAB I
PENDAHULUAN
Rotasi kerja merupakan salah satu bagian dari kerja dan motivasi yang bertujuan
untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai (Porter, 2012). Selain untuk
kepuasan kerja pegawai, rotasi juga bertujuan untuk memberikan kesempatan
pada karyawan untuk meningkatkan ilmu dan ketrampilannya sehingga tujuan
organisasi dalam meningkatkan mutu pelayanan dapat tercapai (Samsudin, 2006)
1
2
Pelaksanaan rotasi kerja yang terlalu sering akan menjadi sangat tidak efektif
karena terlalu cepat jangka waktu perawat dalam melakukan adaptasi dengan
situasi dan kondisi yang baru (Misdah, 2007). Rotasi kerja perawat paling ideal
dilakukan 3 tahun sekali atau minimal 3 kali dalam 10 tahun (Kodri, 2003). Rotasi
kerja yang tidak dilaksanakan sesuai jadwal dapat menyebabkan kecemburuan
sosial dan akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerja (Kodri, 2003).
Pelaksanaan rotasi kerja sering kali memberikan rasa ketidaknyamanan kepada
perawat yang dirotasi sehingga akan menimbulkan penurunan kinerja dan
motivasi perawat, profesionalisme kerja perawat tidak terlepas dari dorongan atau
semangat dalam diri atau lingkungan tempat ia bekerja, dorongan atau semangat
tersebut sering disebut sebagai motivasi (Marquis & Huston, 2010).
kebutuhan fisiologis, aman dan nyaman, sosial/ cinta, penghargaan dan aktualisasi
diri (Marquis & Huston, 2010). Adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut perawat akan bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai suatu tujuan
yang diinginkannya, dorongan dan keinginan sehingga perawat melakukan
pekerjaan dengan baik disebut sebagai motivasi kerja (Suyanto, 2009).
Sistem rotasi di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal telah diterapkan sejak tahun
2012. Rotasi dilakukan selama 2 tahun sekali. Akan tetapi dalam kenyataannya,
rotasi dilakukan hanya ketika diperlukan atau sesuai kebijakan rumah sakit untuk
menyesuaikan kestabilan kondisi ketenagaan di dalamnya terlebih dahulu.
Menurut manajemen kriteria perawat yang dirotasi adalah perawat yang
kinerjanya sudah tidak optimal, perawat yang mengalami kesusahan dalam
4
komunikasi dan perawat yang bekerja diruangan yang tidak sesuai dengan
keinginanya.
1.3.2 Keilmuan
Sebagai sumber masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan, terutama
dalam bidang manajemen keperawatan untuk memperbaiki mutu dan kualitas
pelayanan kesehatan di Indonesia, seperti kedisiplinan waktu dan kinerja profesi
keperawatan yang professional.
1.3.3 Metodologi
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman bagi pendidikan
keperawatan untuk melakukan riset selanjutnya terkait meningkatkan motivasi
kerja perawat dengan variabel yang berbeda selain rotrasi kerja yaitu dengan
variabel gaya kepemimpinan kepala ruang.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Rotasi kerja dapat diartikan sebagai cross training yang membantu suatu
organisasi mengembangkan area kerjanya melalui pengalaman dan keahlian,
menstimulasi semangat kerja dan mempererat hubungan interpersonal terhadap
unit yang berbeda ataupun sama (Shih & Liang, 2009). Douglas (2010)
mendefenisikan rotasi kerja sebagai pertukaran timbal balik staf antara dua atau
lebih bidang klinis untuk jangka waktu yang telah ditentukan, dimana program
rotasi ini memberikan kesempatan bagi perawat untuk mendapatkan pengalaman
klinis yang lebih luas, meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan
ketrampilan dan keahlian yang dimiliki.
Menurut Fuji dan Nojima (2015) rotasi kerja sebagai perpindahan perawat dari
satu unit ke unit lainya secara terjadwal dalam satu area klinis. Pada perawat
klinik, rotasi kerja tidak hanya pertukaran tempat kerja tetapi juga transisi peran
dalam pengaturan klinis perawat. Rotasi kerja juga merupakan pendekatan yang
efisien untuk melatih perawat dalam memiliki keahlian yang bervariasi serta
menjadikan mereka lebih mampu dalam merawat pasien (Kuo dan Che, 2011).
6
7
rotasi sementara, biasanya dalam jangka waktu 6 bulan, rotasi dilakukan dalam
skala yang besar ke unit yang berbeda.
2.1.4.7 Terkoordinasi
Rotasi kerja menyangkut aktivitas berantai mulai dari direktur, kepala bidang
perawatan, dan kepala-kepala yang berada di bawahnya, maka rotasi harus
dipantau, diawasi dan dievaluasi.
Menurut Budi (2013) indikator rotasi kerja yaitu 1) promosi, perubahan posisi dari
tingkat rendahke tingkat yang lebih tinggi, 2) demosi, berupa penurunan jabatan
ke tingkat yang lebih rendah, 3) penangguhan kenaikan pangkat yaitu
memindahkan pegawai yang seharusnya menduduki pangkat yang lebih tinggi
ke posisi semula, 4) bebas tugas, pembebastugasan seseorang pegawai dari
jabatan tetapi masih memperoleh pendapatan secara penuh, 5) temporary
transfer, memindahkan sementara waktu pegawai pada jabatan tertentu sampai
pejabat yang definitif menempati posnya, 6) prodaction transfer, ditujukan
mengisi kekosongan pegawai pada jabatan tertentu, 7) replacement transfer,
pergantian pegawai untuk mempertahankan tenaga kerja yang berpengalaman
dengan cara mengganti pegawai yang masih baru, 8) verselity transfer, bertujuan
menempatkan pegawai yang memiliki kecakapan pada jabatan yang memang
10
Rotasi kerja juga memberi manfaat secara tidak langsung bagi suatu organisasi.
Perawat yang memiliki banyak ketrampilan akan membuat manajer lebih fleksibel
dalam membuat penjadwalan kerja, beradaptasi dengan perubahan, dan mengisi
lowongan yang tersedia. Rotasi pekerjaan juga menuntun perawat untuk memiliki
pengalaman kerja yang lebih bervariasi, serta mengalami pengembangan dan
peningkatan karir. Bagi rumah sakit rotasi pekerjaan dapat membantu suatu
departemen untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan kepuasan kerja
bagi pegawai (Kuo dan Che, 2011). Rotasi kerja memberikan inspirasi bagi
perawat dalam mencapai kinerja yang tinggi, perkembangan yang
berkesinambungan di tempat kerja, menambah ilmu pengetahuan dan keahlian,
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan serta mengurangi terjadinya burnout
pada perawat (Liang, 2013).
Pendapat lain dikemukakan Douglas (2013) yang menyatakan bahwa rotasi kerja
merupakan cara untuk mendapatkan pengalaman yang lebih luas,
mengembangkan ketrampilan, kesempatan promosi yang lebih baik dan
meningkatkan hubungan dengan unit lain. Pelaksanaan rotasi kerja juga bisa
memperbaiki efisiensi manajemen sumber daya dalam mempersiapkan perawat
11
Selain pengalaman positif rotasi kerja juga bisa menjadi pengalaman negatif bagi
perawat.Rotasi kerja dapat menimbulkan perasaan cemas, stress, bingung, sedih,
dan tidak nyaman dalam bekerja. Hal tersebut bisa terjadi karena perawat belum
memahami dan belum siap untuk dilakukan rotasi sehingga akan berdampak
secara psikologis bagi perawat (Raihan, 2011). Pendapat tersebut didukung oleh
Fujino dan Nojima (2015) bahwa rotasi kerja dapat memberikan aspek yang
negatif.Perawat menyatakan rasa tidak puas dan marah atas rotasi kerja yang
dilakukan, dan menganggap bahwa selama ini tidak ada penilaian serta
penghargaan atas pengembangan karir mereka. Selain itu hubungan interpersonal
dengan rekan kerja yang selama ini sudah ada kemungkinan akan terganggu dan
perawat harus beradaptasi lagi dari awal dengan staf yang baru.
Rotasi kerja juga dapat diartikan sebagai suatu perubahan terjadwal secara
periodik pada perawat yang berpindah dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya
dalam area klinik (Fujino & Nojima, 2014). Tujuan rotasi kerja dalam pelayanan
keperawatan untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan kinerja perawat
berdasarkan penilaian dan evaluasi. Berdasarkan keunggulan dan kelemahan ini,
maka pimpinan dapat menempatkan stafnya dalam jabatan yang tepat. Dengan
demikian, produktivitas kerja yang bersangkutan akan maksimal pada jabatan
12
barunya, dan pada gilirannya rumah sakit akan mendapatkan manfaat berupa
meningkatnya produksi (outcome). Mengembangkan kepribadian dan
profesionalisme perawat (Fujino &Nojima, 2014). Hasil studi empiris lain yang
dilakukan oleh Praningrum (2012) menunjukkan bahwa rotasi pekerjaan yang
dilakukan dalam suatu organisasi berperan positif dan signifikan dalam
meningkatkan motivasi kerja pegawai. Hasil penelitian tersebut juga di dukung
oleh penelitian Wen et al, (2013) dimana rotasi kerja bagi perawat berpengaruh
positif terhadap motivasi kerja.
Setiap orang tentu menginginkan keberhasilan dalam setiap kegiatan atau tugas
yang dilaksanakan. Pencapaian prestasi atau keberhasilan (achievement) dalam
melakukan suatu pekerjaan akan menggerakkan yang bersangkutan untuk
melakukan tugas-tugas berikutnya (Saydam, 2014). Dengan demikian prestasi
yang dicapai dalam pekerjaan akan menimbulkan sikap positif, yang selalu ingin
melakukan pekerjaan dengan penuh tantangan.
kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan
dimana orang tersebut bekerja, tidak memprioritaskan finansial.
Faktor pendorong (motivasi) untuk berprestasi yang bersumber dari luar antara
lain:
2.2.5.1 Gaji atau Upah (Wages Salaries)
Faktor yang penting untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan
kerja adalah dengan pemberian kompensasi. Kompensasi berdasarkan prestasi
dapat meningkatkan kinerja Seseorang yaitu dengan sistem pembayaran karyawan
17
dengan masyarakat luas. Salah satu manfaat hubungan antar pribadi atau manusia
dalam organisasi adalah pimpinan dapat memecahkan masalah bersama pegawai
baik masalah yang menyangkut individu maupun masalah umum organisasi,
sehingga dapat menggairahkan kembali semangat kerja dan meningkatkan
produktivitas.
19
20
Variabel Pengganggu
1. Prestasi yang diraih
2. Pengakuan orang lain
3. Peluang untuk maju
4. Tanggung jawab
5.
Keterangan :
: Yang berhubungan
: Yang diteliti
: Tidak diteliti
2.5 Hipotesis
22
23
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Dalam mengambil sampel penelitian ini
digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel tersebut dapat
mewakili populasi (Sugiyono, 2012). Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah total sample. Besar sampel berjumlah 66
orang. Supaya hasil penelitian sesuai dengan tujuan, maka penentuan sampel yang
dikehendaki harus sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh
penelitian.
3.7.1 Autonomy
Prinsip autonomy adalah peneliti memberikan kebebasan bagi klien menentukan
keputusan sendiri apakah bersedia ikut dalam penelitian atau tidak, tanpa adanya
paksaan atau pengaruh dari peneliti. Hal yang dilakukan pertama sekali adalah
peneliti mendatangi calon responden. Selanjutnya peneliti memberikan penjelasan
dengan seksama kepada calon responden. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
dari penelitian ini, serta menyampaikan bahwa penelitian ini tidak membahayakan
atau merugikan responden. Peneliti menanyakan kesediaan calon responden untuk
ikut dalam penelitian ini. Peneliti menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada
27
klien, dengan prinsip peneliti akan menghormati dan menghargai apapun yang
telah diputuskan oleh klien. Setelah responden setuju dan menandatangani surat
persetujuan, peneliti menyerahkan lembar kuesioner untuk diisi oleh responden.
3.7.2 Beneficence
Prinsip ini adalah bahwa penelitian yang dilakukan mempunyai keuntungan baik
bagi peneliti maupun responden penelitian. Sebelum pengisian kuesioner
dilakukan, peneliti memberikan penjelasan tentang manfaat penelitian ini serta
keuntungannya bagi responden dan peneliti. Peneliti menyampaikan bahwa
keuntungan dari penelitian ini adalah sebagai suatu upaya bagi peneliti untuk
menjawab pertanyaan penelitian sehingga dengan demikian dapat menjadi dasar
untuk evaluasi terkait program management rumah sakit yaitu program rotasi
kerja perawat pelaksana. Keuntungan penelitian bagi responden yaitu sebagai
gambaran yang lebih nyata mengenai pelaksanaan rotasi kerja perawat sebagai
acuan untuk memotivasi diri dan meningatkan kinerja yang lebih optimal.
3.8.1 Maleficence
Penelitian ini menggunakan prosedur yang tidak menimbulkan bahaya atau
konflik bagi responden. Peneliti memperhatikan dan menghindari kondisi-kondisi
yang akan menimbulkan konflik bagi responden misalnya menjaga kerahasiaan
identitas responden, karena jawaban responden dapat di khawatirkan
menyinggung atau menimbulkan konflik internal dalam unit ruang keparawatan
responden bekerja. Prosedur berikutnya peneliti menanyakan kepada resonden
apakah ada masalah yang dirasakan saat mengisi kuesioner. Selanjutnya jika tidak
ada masalah, peneliti mempersilakan responden untuk melanjutkan pengisian
kuesioner. Waktu yang digunakan responden untuk mengisi kuesioner 30 menit.
Pada saat pengisian kuesioner responden dikumpulkan di ruang audiotorium
Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal
3.8.2 Anonimity
Peneliti tidak mencantumkan nama responden dan hanya menuliskan kode atau
28
inisial nama responden pada lembar pengumpulan data. Peneliti juga menjamin
kerahasiaan semua informasi hasil penelitian yang telah dikumpulkan dari
responden. Peneliti menyampaikan kepada responden bahwa data yang didapatkan
akan dijaga kerahasiaanya, dimana semua data ini akan dimusnahkan ketika
datanya sudah selesai diambil dan dianalisa.
3.8.4 Justice
Peneliti tidak melakukan diskriminasi saat memilih responden penelitian.
Responden dipilih berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Saat
pemilahan responden, peneliti tidak memberikan perlakuan yang berbeda terhadap
responden yang memenuhi kriteria tersebut. Peneliti memahami bahwa responden
yang masuk kedalam kriteria inklusi mempunyai hak yang sama untuk diikutkan
pada penelitian ini. Begitu juga dengan pemberian reward, peneliti memberikan
perlakuan yang sama kepada seluruh responden, baik dari jumlah dan jenis
rewardnya.
29
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan dan dijelaskan tentang hasil penelitian mengenai
hubungan antara rotasi kerja dengan motivasi kerja perawat pelaksana di Rumah
Sakit Mitra Keluarga Tegal. Penjelasan tersebut meliputi hasil pengolahan data
penelitian.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di Rumah Sakit Mitra
Keluarga Tegal terhadap 66 responden. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Seluruh data yang terkumpul
dan telah memenuhi syarat selanjutnya dilakukan analisis. Hasil penelitian
disajikan dalam bentuk tabel.
4.1 Hasil
4.1.1 Rotasi Kerja
Distribusi berdasarkan rotasi kerja dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi Rotasi Kerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Mitra
Keluarga Tegal (n = 66)
Rotasi kerja Frekuensi (n) Prosentase (%)
Rotasi perawat terprogram 49 74.2
Rotasi perawat tidak terprogram 17 25.8
Total 66 100.0
29
30
Tabel 4.2 Distribusi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Mitra
Keluarga Tegal (n = 66)
Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Frekuensi (n) Prosentase (%)
Baik 38 57.6
Cukup 14 21.2
Kurang 14 21.2
Total 66 100.0
4.1.3 Hubungan antara Rotasi Kerja dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana
di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal
Untuk mengetahui hubungan antara rotasi kerja dengan motivasi kerja perawat
pelaksana di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hubungan antara rotasi kerja dengan motivasi kerja perawat pelaksana
di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal (n=66)
Rotasi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Total X2 P
Kerja Baik Cukup Kurang value
n % n % n % N %
Terprogram 38 75.5 11 24.5 0 0 49 74.2 0.0 0.0
Tidak 0 0 3 17.7 14 82.3 17 25.7
terprogram
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar rotasi perawat
terprogram menunjukan responden mempunyai motivasi kerja baik sebanyak 38
responden (75.5%). Rotasi perawat tidak terprogram menunjukan responden lebih
dominan mempunyai motivasi kerja kurang sebanyak 14 responden (82.3%).
Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara rotasi
31
kerja dengan motivasi kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Mitra Keluarga
Tegal dengan p value 0,0 ≤ 0,05.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Rotasi Kerja
Rotasi kerja merupakan salah satu bagian dari kerja dan motivasi yang bertujuan
untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai (Porter, 2012). Rotasi kerja adalah
perpindahan individu dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dengan keahlian yang
sama untuk menguragi monoton terhadap tugas dan meningkatkan variasi dalam
bekerja (Amstrong, 2014). Douglas (2010) mendefinisikan rotasi kerja sebagai
pertukaran timbal balik staf antara dua atau lebih bidang klinis untuk jangka
waktu yang telah ditentukan, dimana program rotasi ini memberikan kesempatan
bagi perawat untuk mendapatkan pengalaman klinis yang lebih luas,
meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan ketrampilan dan keahlian yang
dimiliki.
Sedangkan hasil yang berbeda diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Prasetyo (2012) sebagian besar responden menunjukan rotasi perawat tidak
terprogram dibandingkan rotasi perawat yang terprogram yaitu sejumlah 43
responden (63,2%). Kebijakan rumah sakit yang berbeda terkait rotasi kerja
memungkinkan menunjukan hasil penelitian yang berbeda, dimana rotasi kerja
dilakukan tidak sesuai dengan prosedur atau waktu yang ditentukan.
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam rotasi kerja adalah kebijakan dan
peraturan manajer. Pelaksanaan rotasi kerja harus berdasarkan perencanaan
sebelumnya sesuai kebijakan dan peraturan manajer. Rotasi dilaksanakan secara
berkesinambungan berdasarkan pedoman yang berlaku, harus tegas, jelas,
dilandasi oleh argumentasi yang rasional, objektif dan ilmiah (Sastrohadiwiryo,
2013).
Penelitian yang sama dilakukan oleh Harjo (2014) hasil analisis berdasarkan
motovasi kerja terlihat bahwa responden terbanyak 84 responden (78.2%) adalah
motivasi kerja baik. Hasil penelitian yang sama kemungkinan dapat dipengaruhi
dari karakteristik responden yang sama serta teknik pengambilan sampel yang
sama-sama menggunakan total sampling. Motivasi kerja yang cukup ditunjukan
pada penelitian ini karena faktor gaji atau upah (Wages salaries) dimana sebagian
responden memiliki pengalaman atau lama kerja yang berbeda sehingga
mempengaruhi dari gaji atau upah yang diterima perawat pelaksana, kondisi ini
yang pada akhirnya cukup mempengaruhi motivasi kerja responden yang berbeda-
beda.
Penelitian dengan hasil yang tidak serupa dilakukan oleh Mahwanto (2013)
menunjukkan motivasi kerja perawat pelaksana lebih dominan kurang baik
sebanyak 74,6%. Hasil ini menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perbedaan
dari hasil penelitian setelah dianalisa karena faktor gaji atau upah (Wages
salaries). Upah setiap ruangan berbeda sesuai dengan kompetensi ruangan.
Berdasarkan kuesioner menyatakan upah merupakan suatu faktor yang dominan.
34
Faktor yang penting untuk meningkatkan motivasi kerja adalah dengan pemberian
kompensasi. Kompensasi berdasarkan prestasi dapat meningkatkan motivasi dan
kinerja seseorang yaitu dengan sistem pembayaran karyawan berdasarkan prestasi
kerja. Kompensasi akan berpengaruh untuk meningkatkan motivasi kerja yang
pada akhirnya secara langsung akan meningkatkan kinerja individu (Frederick,
2012). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling.
Adanya teknik pengambilan sampel yang berbeda memungkinan kriteria dari
responden terkait motivasi kerja menunjukan hasil yang berbeda.
4.2.5 Hubungan antara Rotasi Kerja dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana
di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal
Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan antara rotasi kerja dengan
motivasi kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal. Hal ini
selaras dengan penelitian yang dilakukan Wanda (2013) yang menyatakan ada
hubungan antara rotasi kerja dengan motivasi kerja perawat pelaksana. Persamaan
tersebut kemungkinan terjadi karena jumlah sampel yang tidak jauh beda (66 dan
74 sampel). Selain itu juga karena teknik pengambilan sampel yang sama-sama
menggunakan total sampling.
35
Penelitian tersebut tidak selaras dengan penelitian dilakukan oleh Merlina (2011)
yang menunjukkan rotasi perawat terprogram menunjukan motivasi kerja perawat
pelaksana kurang. Kemungkinan perbedaan hasil dari penelitian yang dilakukan
peneliti dan penelitian sebelumnya karena faktor gaji atau upah (Wages salaries).
Faktor yang penting untuk meningkatkan motivasi kerja adalah dengan pemberian
gaji atau upah. Gaji atau upah berdasarkan prestasi dapat meningkatkan motivasi
dan kinerja seseorang yaitu dengan sistem pembayaran karyawan berdasarkan
prestasi kerja. Gaji atau upah akan berpengaruh untuk meningkatkan motivasi
kerja yang pada akhirnya secara langsung akan meningkatkan kinerja individu.
Selain itu peluang untuk maju (advancement) juga dapat mempengaruhi motivasi
kerja perawat pelaksana. Setiap karyawan tentunya menghendaki adanya
kemajuan atau perubahan dalam pekerjaannya yang tidak hanya dalam hal jenis
pekerjaan yang berbeda atau bervariasi, tetapi juga posisi yang lebih baik.Setiap
karyawan menginginkan adanya promosi ke jenjang yang lebih tinggi, peluang
untuk meningkatkan pengalamannya dalam bekerja. Pengembangan potensi diri
akan menjadi motivasi yang kuat bagi pegawai untuk bekerja lebih baik (Saydam,
2012).
Selain faktor peluang untuk maju, ada faktor lain yang mempengaruhi motivasi
kerja yaitu prestasi. Menurut Sardiman (2012) prestasi adalah kemampuan nyata
yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi baik
dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar. Sedangkan menurut Tabrani
(2010) prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu
36
dari satu kegiatan atau usaha. Setiap orang tentu menginginkan keberhasilan
dalam setiap kegiatan atau tugas yang dilaksanakan. Pencapaian prestasi atau
keberhasilan (achievement) dalam melakukan suatu pekerjaan akan menggerakkan
yang bersangkutan untuk melakukan tugas-tugas berikutnya (Saydam, 2014).
Prestasi yang dicapai dalam pekerjaan akan menimbulkan motivasi positif, yang
selalu ingin melakukan pekerjaan dengan baik dan optimal.
Kondisi kerja adalah tidak terbatas hanya pada kondisi kerja di tempat pekerjaan
masing-masing seperti kenyamanan tempat kerja, ventilasi yang cukup,
penerangan, keamanan, dan lain-lain, akan tetapi kondisi kerja yang mendukung
motivasi kerja positif dalam menyelesaikan tugas yaitu sarana dan prasarana kerja
yang memadai sesuai dengan sifat tugas yang harus diselesaikan. Betapapun
positifnya perilaku manusia seperti tercermin dalam kesetiaan yang besar, disiplin
yang tinggi, dan dedikasi yang tidak diragukan serta tingkat keterampilan yang
tinggi tanpa sarana dan prasarana kerja ia tidak akan dapat berbuat banyak apalagi
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerjanya (Frederick, 2012).
Salah satu faktor yang lain dari motivasi adalah supervisi dimana merupakan
suatu upaya pembinaan dan pengarahan untuk meningkatkan gairah dan prestasi
kerja. Guna menjamin para pegawai melakukan pekerjaan maka para manajer
senantiasa harus berupaya mengarahkan, membimbing, membangun kerja sama,
dan memotivasi mereka untuk bersikap lebih baik sehingga upaya-upaya mereka
secara individu dapat meningkatkan penampilan kelompok dalam rangka
37
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
5.1.3 Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan
antara rotasi kerja dengan motivasi kerja perawat pelaksana di Rumah
Sakit Mitra Keluarga Tegal.
5.2 Saran
5.2.1 Aplikatif
Penelitian ini dapat dijadikan gambaran yang lebih nyata mengenai
pelaksanaan rotasi kerja perawat dengan motivasi kerja perawat pelaksana
di Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal dan dapat menjadi acuan yang dapat
dibaca serta dipelajari lebih lanjut khususnya jajaran pimpinan guna
meningkatkan kinerja pegawainya.
5.2.2 Keilmuan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber masukan dalam
pengembangan ilmu keperawatan, terutama dalam bidang manajemen
keperawatan untuk memperbaiki mutu dan kualitas pelayanan kesehatan di
38
39
5.2.3 Metodologi
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai pedoman bagi pendidikan
keperawatan untuk melakukan riset selanjutnya terkait meningkatkan
motivasi kerja perawat dengan variabel yang berbeda selain rotrasi kerja
yaitu dengan variabel gaya kepemimpinan kepala ruang.
40
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2009). Pedoman uraian tugas tenaga perawat di Rumah Sakit.
Jakarta: Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik. Jakarta.
Fitri, R. (2009). Perilaku organisasi konsep dasar dan aplikasi. Jakarta: PT Raja
Orafindo Persada.
Fuji, M., & Nojima, Y. (2011). Effects of ward rotation on subsequent transition
processes of Japanese clinical nurses. Jurnal Nursing and Health Sciencee.
Vol 5 Hal 75-77
Harlley, C.L. (2014). Nursing in today’s world: Trend, issues & management.
Eight edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
Kuo, H.Y., & Che, Z.G. (2010). An interactive perspective model based on AHP
and 0-1 IP for the staff job rotation of nurses in Large-scale hospitals.
International Journal of Innovative Computing, Information and Control.
Liang, R. (2013). Effect of job rotation and role stress among nurses on job
satisfaction and organizational commitment.
Mahwanto. (2013). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia (Teori, Aplikasi dan
Penelitian). Jakarta. Salemba Empat.
Porter. (2012). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses & praktik.
Jakarta: EGC.
Robbins dan Judge., (2013). Perilaku organisasi edisi 12. Jakarta. Salemba
medika
Shih, Y., & Liang, R. (2013). Effects of job rotation & role stress among nurses
on job satisfaction & organizational commitment. BMC Health Services
Research
Wen,Eriksson Tor and Jaime . (2013). Human resource management 9th Edition.
New York: Mc.Graw-Hill Irwin
43
Lampiran 1
Nama :
Usia :
Alamat :
Tegal, ………………..2017
( _____________________ )
Nama dan Tanda Tangan
45
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian
1. Isikan jawaban yang menurut andabenar.
2. Berikan jawaban anda atas setiap pernyataan/pertanyaan yang ada
dengan memberi tanda checklist ( √ ) pada kolom pilihan jawaban
yang telahdisediakan.
A. IdentitasResponden
1. No.responden :…………
46
46
47
36 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 39 0
37 3 3 3 3 3 3 1 4 4 4 4 4 3 3 4 1 4 4 4 1 3 3 3 4 2 77 1
38 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 1 4 3 4 3 3 3 3 3 2 78 1
39 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 49 0
40 3 3 4 3 3 3 1 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 1 3 4 3 4 1 79 1
41 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 1 71 1
42 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 49 0
43 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 2 3 4 4 3 2 75 1
44 3 3 4 3 3 3 1 4 4 3 4 4 3 3 4 1 3 4 3 2 3 4 2 4 2 77 1
45 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 76 1
46 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 2 3 4 3 4 1 77 1
47 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 2 3 3 4 3 4 77 1
48 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 49 0
49 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 1 4 3 3 1 4 3 4 3 2 77 1
50 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 4 1 3 3 3 2 3 3 3 4 2 78 1
51 4 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 4 4 2 4 3 4 4 1 76 1
52 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 2 76 1
53 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 3 4 3 3 4 77 1
54 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 48 0
55 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 1 77 1
56 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 4 3 2 4 3 4 4 4 77 1
57 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 2 77 1
58 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 2 3 4 3 4 2 77 1
59 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 4 2 75 1
60 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 74 1
61 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 48 0
62 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 1 74 1
63 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 1 4 3 4 4 2 77 1
64 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 1 77 1
65 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 4 3 3 2 76 1
66 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 49 0
50
Lampiran 4
Rotasi kerja
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid tidak
17 25.8 25.8 25.8
terprogram
terprogram 49 74.2 74.2 100.0
Total 66 100.0 100.0
51
Motivasi kerja
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid baik 38 57.6 57.6 57.6
cukup 14 21.2 21.2 78.8
kurang 14 21.2 21.2 100.0
Total 66 100.0 100.0
52
3. Hubungan rotasi kerja dengan motivasi kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit
Mitra Keluarga Tegal.
Correlations
Motivasi
Rotasi kerja kerja
Rotasi kerja Pearson
1 -.864**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 66 66
Motivasi Pearson
-.864** 1
kerja Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 66 66
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
53
Lampiran 5
JADWAL PENELITIAN
Langkah - langkah Bulan
Penyusunan
proposal
a. Bab 1
b. Bab 2
c. Bab 3
Sidang proposal
Revisi proposal
Permohonan ijin
penelitian
Pengumpulan
data
Pengolahan data
Analisa data
Sidang skripsi
Revisi skripsi
Pengumpulan
skripsi
54
Lampiran 6
CURRICULUM VITAE
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
2. SMPN 10 - Tegal
3. SMAN 3 - Tegal