BABIL
HUBUNGAN SINGKAWANG-TAIWAN
Latar belakang sosial budaya WNI keturunan Cina di daerah Singkawang dan
sekitarnya tidak dapat dilepaskan dari awal kedatangan orang Cina ke Provinsi
Kalimantan Barat secara umum, mengingat daerah Singkawang merupakan bagian
dari Provinsi Kalimantan Barat,
A. Sejarah Kedatangan Orang Cina di Singkawang
Secara gatis besar, sejarah kedatangan orang Cina di Kalimantan
Barat berawal pada abad ke 13-14 ketika pelaut Cina dalam rute
perdagangannya ke pesisir Asia Timur dengan mempergunakan angin musim
singgah ke Provi
Kalimantan Barat melalui Laut Cina Selatan. Kedatangan
‘mereka terus berlanjut pada abad ke 17 yang menyebabkan hubungan mereka
antara Provinsi Kalimantan Barat dengan Cina dan Tiongkok semakin erat.
Lambat laun berdatanganlah migran Cina- den Tiongkok ke Provinsi
Kalimantan Barat, khususnya ke Kabupaten Samibas.
Kedatangan orang-orang Cina ke Kabupaten Sambas tidak lepas dari
peran Sultan Sambas, Umar Akamudin, Pada saat itu, orang Cina diundang,
untuk bekerja di pertambangan emas di wilayah kekuasaan Sultan dengan
perjanjian bagi hasil. Periggalian emas ditakukan di daerah Larah dan meluas
ke desa Montrado (Kini Kecamatan Salamantan). Jumlah migran Cina sebagai
penambang emas dan intan cukup besar hingga membentuk beberapa
kelompok permukiman yang dikepalai oleh seorang Kung Se, semacam ketua
perseriketan kerja, Lama kelamaan keberadaan Kung Se menjadi sangat kuat
1sdan berbahaya, Namun di tahun 1984, semua Kung Se dibubarkan sehingga
mereka beralih menjadi pedagang, petani, dan buruh kasar hingga saat ini.
Istilah Kung Se sendiri berasa dari bahasa Khck dan dalam berbagai
Kepustakaan sering disamakan dengan istilah “kongsi” dan wilayah
operasionalnya disebut “perkongsian”.
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan seorang ahli sejarah bahwa
mayoritas penduduk WNI kefurunan Cind“di Kabupaten Sambas dan Kota
Singkawang adalah orang-orang Suku Khek. Migran Cina mengorganisasi
di
aya dengan membentuk kongsi yang berpusat di kerajaan Sambas dan
Kerajaan Mempawah (sekarang ibukota Kabupaten Pontianak). Pada tahun
1750, Sultan Sambas dan Panembahan Mempawah memerlukan banyak
tenaga orang Cina sebagai pekerja di tambang-tambang emas schingga
‘mengundang semakin banyak migran Cina ke Provinsi Kalimantan Barat dan
semakin kuat Kongsi-kongsi tersebut, semakin kuat pula minat orang-orang.
(Cina untuk bermigrasi ke Provinsi Kalimantan Barat., .
‘Usaha kolonisasi Cina merupakan proses yang panjang. Kalaupun
ppada tahun 1750 para penambang emas itu sudah masuk ke Kalimantan Barat,
bisa saja masih terjadi proses perjalanan pulang-pergi ke Cina bagi mercka
‘yang sungguh-sungguh berstatus sebagai pekerja. Di lain pihak, pada tahun
1760, orang-orang Cina sudah mulai tinggal dan menetap di Kalimantan
Barat dan mulai benyak yang hidup mandiri tanpa tergantung pada Sultan
‘Sambas. Pada waktu itu, para penambang emas Cina yang dipekerjakan oleh
16Sultan Sambas memberontsk terhadap Sultan dan mengambil alib
pengelolaan tambang-tambang emas untuk kepentingan mereka sendiri.
Kendati pada waktu itu kemajuan yang sangat pesat telah terjadi,
‘kemiskinan tetap saja melilit kehidupan warga keturunan Cina di Singkawang
dan sekitamya. Kini mereka adalah generasi ke delapan (berdasarkan
hitungan 25 tahun per generasi). Mengkristalnya masyarakat keturunan Cina
ingkawang tidak lepas dari peristiwa meletusnya pemberontakan orang-
orang Cina tethadap Sultan Sambis pada tahun 1760 dan posisi keturunan
‘Cina (yang konon adalah pro'Kuo Min Tang) berada di pedalaman dan dekat
dengan perbatasan Serawak yang berbau komunis. Supaya tidak terancam dan
wggap Komunis puluhan ribu jiwa orang Cina ita diungsikan ke
Singkawang meski sebelumnya di Singkawang sendiri sudah banyak
eturunan Cina yang tinggal. Perpindahan para pengungsi secara besar-
besaran ini membuat masyarakat keturunan Cina di Singkawang bertambah
banyak. Para pengungsi memulai hidupnya dari nol dan itulah sebabnya
kehidupan masyarakat Keturunan Cina di Singkawang menyebar kesegala
fapisan: sebagai buruh kasar, buruh tani, buruh angkut, pembanty rumah
tanga, pedagang dan lain-lain,
Pada umumnya, para pengungsi keturunan Cina dari pedalaman yang
dibawa ke Singkawang ditempatkan di Kecamatan Roban, Kecamatan
Pasiran, dan Kecamatan Tujuh Beles. Para pengungs! itu ditampung di sebuah
kompleks berupa asrama yang sebenamya merupakan barak-barak darurat,
‘Untuk menjamin kchidupan para pengungsi, Pemerintah Kabupaten Sambas,
7