You are on page 1of 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di Negara-negara
maju. Di Indonesia prevalensi untuk menderita hipertensi masih rendah persentasinya.
Walaupun demikian bukan berarti ancaman penyakit hipertensi diabaikan begitu saja.
Bagi masyarakat golongan atas hipertensi benar-benar menjadi momok yang
menakutkan ( Sri rahayu: 2000)

Hipertensi di negara maju seperti Amerika Serikat rata-rata 20 % .penyakit hipertensi


merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat. Dinegara Indonesia rata-rata 6-
15%. Presentasi ini mungkin masih tinggi karena jumlah anak mungkin masih tinggi
karena jumlah anak dibawah 15 tahun di Negara Indonesia lebih kurang 15 % dari
populasi ( Rahayu : 2000)

Hipertensi merupakan factor resiko, primer yang menyebabkan penyakit jantung dan
stroke. Hipertensi disebut juga The Shilent Diasease karena tidak di temukan tanda –
tanda fisik yang dilihat oleh fisik ( Gede Yasmin : 2002)

Untuk menghindari perlu pengamatan secara dini. Hipertensi sering ditemukan pada
usia lanjut/ tua kira-kira 65 tahun ke atas ( sri rahayu: 2000)

Untuk mencegah komplikasi diatas sangat diperlukan perawatan dan pengawasan


yang baik. Banyak kasus penderita dan kematian akibat openyakitkardiovaskular
dapat dicegah jika seseorang merubah perilaku kebiasaan nyang kurang sehat dalam
mengkonsumsi makanan yang menyebabkan hipertensi, selalu berolah raga secara
teratur serta merubah kebiasaan hidup lainya yang dapat mencetus terjadinya penyakit
hipertensi seperti meroko, minum-minuman beralkohol. Adapun factor diet kebiasaan
makanan yang mempengaruhi tekan darah yang mempengaruhi tekanan darah yang
meliputi cara mempertahankan berat badan ideal (Dr. Wendra Ali 2000).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga Tn. D di Rt 03 Desa penghulu, dengan penyakit hipertensi

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan ini agar penulis mampu :
a. Mengumpulkan data keluarga Tn. D dengan penyakit Hipertensi
b. Menganalisa data yang telah dikumpulkan.
c. Merumuskan masalah kesehatan keluarga.
d. Menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
e. Menentukan diagnosa keperawatan
f. Menentukan rencana tindakan keperawatan
g. Melaksanakan tindakan keperawatan
h. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
i. Mendokomentasikan hasil asuhan keperawatan.

BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI

A. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan darah
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada populasi
manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg, dan tekanan
diastolic 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, &
gagal ginjal.

Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan, dan rangsangan kopi
yang berlebihan, tembakau, obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini, tapi
penyakit ini sangat dipengaruhi factor keturunan. Tingginya tekanan darah yang lama
tentu saja akan merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, yang paling jelas pada mata,
jantung, ginjal, dan otak. Maka konsekuensi pada hipertensi yang lama tidak terkontrol
adalah gangguan penglihatan, oklusi koroner, gagal ginjal, & stroke.Selain itu jantung
membesar karena dipaksa meningkatkan beban kerja saat memompa melawan tingginya
tekanan darah.Hipertrofi ini dapat diperiksa dengan EKG atau rontgen
thorak.Peningkatan tahanan perifer yang dikontrol pada tingkat arteriola adalah dasar
penyebab tingginya tekanan darah.Penyebab tingginya tahanan tersebut belum banyak
diketahui. Tetapi obat-obatan ditujukan untuk menurunkan tahanan perifer untuk
menurunkan tekanan darah & mengurangi stress pada system vaskuler.

B. ETIOLOGI
Berdasarkan Penyebabnya Hipertensi dibagi dalam 2 Golongan yaitu :
1. Hipertensi primer / essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya berhubungan
dengan faktor keturunan dan lingkungan.

2. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti, seperti
gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.

a. Faktor Pencetus terjadinya Hipertensi


1. Obesitas / kegemukan
2. Kebiasaan merokok
3. Minuman beralkohol
4. Penyakit kencing manis dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress
7. Kurang olah raga
8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak dan tinggi kolesterol

b. Tanda dan gejala:


 Sakit kepala dan pusing
 Nyeri kepala berputar
 Rasa berat di tengkuk
 Marah/emosi tidak stabil
 Mata berkunang – kunang
 Telinga berdengung
 Sukar tidur
 Kesemutan
 Kesulitan bicara
 Rasa mual / muntah

C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke
ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembulih darah terhadap
rangsang vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokontriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, meyebabkan pelepasan renin.Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal.Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.Semua factor tersebut cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.

D. PATHWAY
E. KLASIFIKASI

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik


(mmHg)
Optimal < 120 dan < 80
Normal < 130 dan < 85
Normal tinggi 130 – 139 atau 85 – 89
Hipertensi derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99
derajat 2 160 – 179 atau 100 – 109
derajat 3 180 110
Keterangan: Klasifikasi hipertensi bagi yang berumur 18 th keatas.
Hipertensi sistolik terisolasi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diastoliknya di bawah 90 mmHg.

Tekanan darah pertama kali (mmHg) Observsi yang dianjurkan

Sistolik Diastolik
< 130 < 85 Pemeriksaan ulang dalam 2 th
130 – 139 85 – 89 Pemeriksaan ulang dalam 1 th
140 – 159 90 – 99 Dipastikan dalam 2 th
160 – 179 100 – 109 Evaluasi dalam 1 th
180  110 Evaluasi segera/dalam 1
minggu,
tergantung situasi klinis.
Keterangan: Rekomendasi untuk observasi lebih lanjut setelah pengukuran tekanan
darah pertama kali.
F. Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina
seperti: perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan
pada kasus berat edema pupil dapat terjadi (edema pada diskus optikus). Gejala pada
orang hipertensi biasanya menunjukkan gejala vaskuler, dengan manifestasi yang
khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh system organ yang
bersangkutan.Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang sering
menyertai hipertensi.Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respon peningkatan
beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang
meningkat.Apabila jantung tidak lagi mampu menahan peningkatan beban kerja,
maka dapat terjadi gagal jantung kiri.
Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi seperti nokturia
(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea
darah (BUN) dan kreatinin).Keterlibatan pembuluh darah otak dapat mengakibatkan
stroke atau serangan iskemik transien yang termanifestasi sebagai paralysis
sementara pada satu sisi (hemiplegi) atau gangguan tajam penglihatan.

Faktor risiko utama Kerusakan organ target


Merokok Penyakit jantung:
Dislipidemia *Hipertrofi ventrikel kiri
DM *Angina/riwayat AMI
Umur diatas 60 th *Riwayat revaskularisasi koroner.
*Gagal jantung
Jenis kelamin (pria & wanita Stroke & serangan iskemik selintas
pasca menopause)
Riwayat penyakit kardiovaskuler Nefropati
dalam keluarga.
Wanita < 65 th atau pria < 55 th. Penyakit arteri perifer, retinopati.
Keterangan: Faktor risiko kardiovaskuler dan kerusakan organ target pada pasien
hipertensi.
G. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah
dibawah 140/90 mmHg.Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi,
komplikasi, biaya perawatan, dan kualtas hidup sehubungan dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis termasuk:
penurunan berat badan, pembatasan alcohol, natrium, tembakau, latihan dan relaksasi
merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi.
Apabila penderita ringan berada dalam resiko tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan
darah diastoliknya menetap diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya di atas 130 – 139
mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan.
Derajat Kelompok resiko A Kelompok risiko B Kelompok Risiko C
hipertensi (Tak ada factor (Minimal 1 faktor (Kerusakan organ
(mmHg). resiko, tak ada risiko, tak termasuk target dan atau
kerusakan organ diabetes, tak ada diabetes, dengan
target). kerusakan organ atau tanpe factor
target). risiko lain).
Normal tinggi Perubahan gaya Perubahan gaya Terapi obat
(130–139/85– hidup hidup
89) Perubahan gaya Perubahan gaya Terapi obat
Derajat 1 hidup (sampai 12 hidup (sampai 6
(140-159/90- bulan) bulan).
99) Terapi obat Terapi obat Terapi obat

Derajat 2&3
(160/ 100)
Keterangan: Stratifikasi risiko dan pengobatan hipertensi.

H. Cara Pencegahan
Ada beberapa cara untuk menghindari dari penyakit hipertensi ini, antara lain :
Capai Dan Pertahankan Berat Badan Ideal
Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan ideal,
sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori dengan kebutuhan energi
total dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi dan atau
makanan yang kandungan gula dan lemaknya tinggi. Disamping itu, agar melakukan
aktifitas fisik yang cukup untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik.
i. Capai Dan Pertahankan Kadar Kolesterol
Lemak jenuh adalah penentuan utama peningkatan kadar kolesterol, sehingga
dianjurkan untuk menurunkan asupan lemak jenuh < 10% asupan total energi dengan
membatasi asupan makanan kaya asam lemak jenuh (susu tinggi lemak dan
produknya, daging berlemak serta minyak kelapa). Pada orang dengan kadar
kolesterol LDL tinggi atau dengan penyakit kardiovaskuler, lemak jenuhnya harus
lebih rendah (< 7% total energi).
ii. Pertahankan Tekanan Darah Normal
Asupan garam (Natrium Chlorida) dapat meningkatkan tekanan darah. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penurunan asupan natrium + 1,8 gram/hari
dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmHg dan diastolik 2 mmHg pada
penderita hipertensi dan penurunan lebih sedikit pada individu dengan tekanan darah
normal. Respons perubahan asupan garam terhadap tekanan darah bervariasi diantara
individu yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan juga faktor usia. Disarankan asupan
garam < 6 gram sehari atau kurang dari 1 sendok teh penuh. Dari berbagai penelitian,
terbukti bahwa kenaikan berat badan dapat meningkatkan tekanan darah dan
terjadinya hipertensi, walaupun pada program penurunan berat badan. Penurunan
tekanan darah dapat terjadi sebelum tercapai berat badan yang diinginkan. Penurunan
sistolik dan diastolik rata-rata per kg penurunan berat badan adalah 1,6 / 1,1 mmHg.
Sehingga dianjurkan untuk selalu menjaga berat badan normal, untuk menghindari
terjadinya hipertensi. Dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi alkohol atau bahan
makanan yang mengandung alkohol karena dapat meningkatkan tekanan darah.
Disamping itu alkohol juga dapat menyebabkan kecanduan. Dari penelitian-penelitian
klinis memperlihatkan pemberian suplemen kalium dapat menurunkan tekanan darah.
Dengan suplementasi diet kalium 60-120 mmol/hari dapat menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolik 4,4 dan 2,5 mmHg pada penderita hipertensi dan 1,8 serta 1,0
mmHg pada orang normal. Diet kaya kalium juga dihubungkan dengan penurunan
risiko stroke. Asupan diet kalium, Mg dan kalsium sebaiknya bersumber pada bahan
makanan alami. Pemberian suplemen harus dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu.
iii. Hentikan Minum Alkohol Dan Berhentilah Merokok
iv. Meningkatkan Aktivitas Fisik Aerobik (30-45 Menit/Hari)
RENCANA ASUHAN KEPERWATAN

1.1 Penurunan curah jantung berhubungan dengan :


 Peningkatan afterload, vasokontriksi
 Iskemia miokardia
 Hipertrofi/rigiditas (kekakuan) ventricular

Intervensi :
Mandiri :
a. Pantau tekanan darah. Ukur pada kedua tangan untuk evaluasi awal.
Gunakan ukuran manset yang tepat dan tehnik yang akurat
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
e. Catat edema umum atau tertentu
f. Berikan lingkungan nyaman, tenang dan kurangi aktivitas keributan
lingkungan
g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur atau
kursi dan bantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri sesuai
kebutuhan
h. Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung
dan leher, meninggikan kepoala ditempat tidur
i. Anjurkan tehnik relaksasi dan panduan imajinasi aktivitas pengalihan
j. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
Kolaborasi :
Berikan obat-obat sesuai indikasi, cointoh :
a. Diuretik tiazid mis. Klorotiazid (diuril) hidrok lorotiazid (esidrix/
hidroDIURIL); bendroflumentiazid (NATURETIN).
b. Diuretik loop, mis. Furusemid (l;asik) asam ewtakrinic (edecrin); bumetanid
(burmex).
c. Iretik hemat kalium, spinolakton (aldaktone); triamterene (direnium);
amilioride (midamor).
d. Ihibitor simpatis mis. Propanolol (inderalk); metoprolol (lopressor) atenolol
(tenormin); nadolol (corgard) metildopa (aldomet); reserpine (serpasil);
klonidin (catapres).
e. Aodilator mis. Minokasidil (loniten) hidralazin (apresoline); bloker saluran
kalsium, mis. Nifedipin (peocardia)verapamil(calan).
f. Agen-agen anti adrenergik α-1 bloker prazosin (minipres); tetazosin hitrin).
g. Blokewr nuron adrenergic: guanadrel (hiloree): quanetidin (ismelin)reserpin
(serpasil).
h. Inhibitor adrenergic yang bekerja secara sentral: klonidin ; (catapres)
guanabenz (wytension) metaldopa (aldomet); Vasodilator kerja langsung :
hidralazin (Apresoline) minoksidil; (linoten)
i. Vasodilator oral yang bekerja langsung :diagzosid (hiperstat); nitropusid;
(nipride, Nitopress).
j. Bloker ganglion mis. Guanetidin (ismelin); trimetapan (arfonad); ACE inhibitor
, mis. Kaptropil (capoten)
k. Berikan pembatasan cairan dan diet natrium sesuai indikasi.
l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi.
m. Siapkan pembedahan bila ada indikasi

1.2 Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan :


Ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen
Intervensi :
Mandiri :
a. Kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 80
kali permenit diatas frekuensi istirahat; peningkatan TD yang nyata selama
atau sesudah aktivitas tekanan sistolik meningkat 40 mmHg atau tekanan
diastoliknya meningkat 20 mmHg; dispnea atau nyeri dada keletihan dan
kelemahan yang berlebihan, diaforesis; pusing atau pingsan.
b. Insuksikan pasien tentang tehnik penghematan energi, missal menggunakan
kursi saat mandi duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan
aktivitas dengan perlahan.

c. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap jika
dapai ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan.

1.3 Nyeri (Akut), sakit kepala berhubungan dengan :


Penimgkatan tekanan vaskuler serebral
Intervensi :
Mandiri :
a. Mempertahan kan tiorah baring selama fase akut
b. Memberikaan tindakan nonfarmakologis untuk menghilangkan sakit
kepala mis. Kompres dingin pada dahi dan pijat punggung dan leher, tenang,
redupkan lampu kamar, tehnik relaksasi, panduan imajinasi, distraksi dan
aktivitas waktu senggang
c. Hilangkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit
kepala mis. Mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk
d. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
e. Berikan cairan atau makanan lunak, perawatan mulut yang teratur,
bila terjadi perdarahan hidung, kompres hidung telah dilakuakan untuk
menghentikan perdarahan
Kolaborasi :
a. Berikan sesuai indikasi :
b. Analgesik
c. Antiansietas mis. Lorazepqam (ativan) diazepam (valium)

1.4 Nutrisi perubahan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :


Masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolic
Pola hidup monoton
Keyakinan budaya
Intervensi :
Mandiri
a. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara
hipertensi dan kegemukan
b. Bicarakan pentingbya menurunkan masukan kalori dan batasi
masukan lemak, garam dan gula sesuai dengan indikasi
c. Tetapka keinginan pasien untuk menurunkan berat badan
d. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diit
e. Tetapkan rencana penurunan berat badan yang realistic dengan
pasien mis. Penurunan berat badan 0.5 kg perminggu
f. Dorong pasien unruk mempertahankan masukan makanan
harian termasuk dimana makan dilakukan dan lingkungan dan perasaan
sekitar saat makanan dimakan
g. Instruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat, hindari
makanan dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, eskrim,
daging) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk kalengan
jeroan)
Kolaborasi :
Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi

1.5 Koping, individual, Inefektif berhubungan dengan :


Krisis situasional
Perubahan hidup beragam
Relaksasi tidak adekuat
Sistem pendukung tidak adekuat
Nutrisi buruk
Harapan yang tak pernah terpenuhi
Kerja berlebihan
Persepsi tak realistic
Metode koping tak efektif
Intervensi :
Mandiri :
a. Kaji keefektivan stategi kopingdengan observasi perilaku mis. Kemampuan
menyatakan persaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana
pengobatan
b. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, peka
rangsang, penurunan toleransi sakit kepala, ketidakmampuan mengatasi masalah
c. Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan stategi
untuk mengatasinya
d. Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi
maksimum dalam rencana pengobatan
e. Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas, tanyakan pertanyaan seperti “Apa
yang anda lakukan merupakan apa yang anda inginkan ?”
f. Bantu pasien untuk mengidentivikasi dan mulai merencanakan perubahan hidup
yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan ketimbang membatalkan tujuan diri atau
keluarga.

1.6 Kurang pengteahuan ( kebutuhan belajar), mengenai kondisi, rencana


pengobatan berhubungan dengan
Kurang pengetahuan atau daya ingat
Misinterpretasi informasi
Keterbatasan kognitif
Menyangkal diagnosa
Intervensi :
Mandiri
a. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar. Termasuk orang terdekat
b. Tetapkan dan nyatakan batas TD normal. Jelaskan tentang hipertensi dan
efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak
c. Hindari mengatakan tekanan darah normal dan gunakan nistilah terkontrol
dengan baik saat menggambarkan TD pasien dalam batas yang diinginkan
d. Bantu pasein dalam mengidentivikasi factor-faktor resiko kardiovaskuler yang
dapat diubah missal obesitas; diet tinggi ;lemak jenuh; dan kolesterol; pola
hidup monotoin; merokok dan minum alcohol (lebih dari 60 cc/hari dengan
teratur) pola hidup penuh stress
e. Atasi masalah dengan pasienb untuk mengidentivikasi cara dimana perubahan
gaya hidup yang tepat dapat dibuat untuk mengurangi factor-faktor diatas
f. Bahas pentingya menghentikan merokok dan Bantu pasien dalam membuat
rencana untuk berhenti merokok
g. Beri penguatan pentingya kerjasama dalam regimen pengobatan dan perjanjian
tindak lanjut
h. Instruksikan dan tehnik pemantauan TD mandiri. Evaluasi pendengaran
ketajaman, penglihatan, dan keterampilan manual serta koordinasi pasien
i. Bantu pasien untuk mengembangkan jadwal yang sederhana, memudahkan
untuk mempertahankan minum obat
KONSEP KELUARGA
A. Definisi
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan
perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai
bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).

Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi,
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan
menciptakan serta mempertahankan budaya.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakay terdiri atas kepala keluarga, serta
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Depkes, 2006).

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak,
bertakwa kepada Tuhan, memiliki hbungan yang selaras dan seimbang antara anggota
keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. (Menurut BKKBN, 1999).

B. Ciri-Ciri Keluarga
Ada beberapa ciri-ciri keluarga menurut Nasrul Effendi (2007) sebagai berikut:
a. Diikat dalam satu perkawinan
b. Ada ikatan batin.
c. Ada tanggung jawab masing anggota
d. Ada pengambilan keputusa
e. Kerjasama di antara anggota keluarga
f. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

C. Tipe dan Bentuk Keluarga


Bentuk-bentuk keluarga antara lain: (Zaidin Ali, 2009: 6-7)
a. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Ekstended Family)
Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misal: nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Single parent family
Adalah satu keluarga yang di kepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama
dengan anak-anak yang masih bergantung kepadanya.
d. Nuclear dyed
Adalah keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu
rumah yang sama.
e. Blended Family
Adalah suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang masing-
masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
f. Three Generation Family
Adalah keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu dan
anak-anak dalam satu rumah.
g. Single adult living alone
Adalah bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa yang hidup dalam
rumahnya.
h. Middle age atau Elderly Couple Adalah keluarga yang terdiri dari sepasang suami
istri paruh baya.

Tipe keluarga non tradisional


a. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya
terdiri dari ibu dan anaknya).
b. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak
c. Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup bersama
sebagai pasangan yang menikah
d. Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan
monogamy dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber dan
mempunyai pengalaman yang sama.

D. Tahap Tumbuh Kembang Keluarga


Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman 1998,
ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
a. Tahap I: Keluarga Pemula Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap
pernikahan.
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling
memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan
keluarga berencana.

b. Tahap II: Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda
sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang
tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan.

c. Tahap III: Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai
mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi
kebutuhan bermain anak.

d. Tahap IV: Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur,
memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.

e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan
anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung
jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
f. Tahap VI: Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama
sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-
anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan
perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.

g. Tahap VII: Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas
perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan
hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak,
memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.

h. Tahap VIII: Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia


Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan
lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan
hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.

E. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya : Fungsi keluarga menurut Friedman (1998)
dalam Setiawati dan Darmawan (2005), yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang
boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi
keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan
kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan
merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan
papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga.
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk
memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa
aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

F. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan


Friedman (2002) membagi 5 peran kesehatan dalam keluarga yaitu:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c. Menberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.;/span>
e. Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan
yang ada.
Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian
a. Identitas kepala keluarga
b. Komposisi keluarga
Komposisi keluarga biasanya nama, jenis kelamin, hubungan dengan kk, dan
imunisasi bagi balita dan disertai genogram keluarga tersebut
c. Tipe keluarga
Tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga
tersebut
d. Suku bangsa (etnis)
Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga, tempat tinggal keluarga, dan
kegiatan keagamaan
e. Agama dan kepercayaan
Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktek keyakinan beragama mereka
f. Status social ekonomi
Status social ekonomi keluarga ditentukan berdasarkan tingkat kesejahteraan
keluarga. Aktifitas rekreasi keluarga Menonton tv bersama, kadang pergi sekeluarga
untuk makan bakso , dll.

2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga adalah mengkaji keluarga berdasarkan tahap
perkembangan keluarga berdasarkan duvall
b. Tahap perkembangan keluarga yang belu terpenuhi
Tahap ini ditentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat ini dan tahap apa
yang belum dilakukan oleh keluarga serta kendalanya
c. Riwayat kesehatan inti
Yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masinganggota
dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Disini diuraikan riwayat kepala keluarga sebelum membentuk keluargasampai saat
ini

3. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal yang lebih luas
c. Mobilitas geografis keluarga, Ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat,
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. System pendukung keluarga, yang termasuk system pendukung keluarga adalah
jumlah anggota keluarga yang sehat

4. Struktur Keluarga
a. Struktur peran
b. Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun informal,
model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga
c. Nilai dan norma keluarga
d. Nilai dan norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
e. Pola komunikasi keluarga
Cara komunikasi antar anggota keluarga, bahasa, frekuensi dan kualitas komunikasi
f. Strukur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga dalam mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk mengubah perilakunya.

5. Fungsi keluarga
a. Ekonomi
b. Fungsi mendapatkan status social
c. Funsi pendidikan
d. Fungsi sosialisasi
e. Fungsi perawatan kesehatan
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
4. Memelihara, memodifikasi lingkungan keluarga yang sehat
5. Menggunakan fasilitas kesehatan atau pelayanan kesehatan di masyaraka
6. Fungsi religious, Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari dan
dijalankan oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan

No. Kriteria Skala Bobot Pembenaran


1. Sifat masalah 3 1 Bila lansia tidak segera diatasi akan
ancaman kesehatan membahayakan lansia, karena setiap
hari lansia tinggal dirumah tanpa ada
pengawasan
2 Kemungkinan 2 2 Penyediaan sarana mudah dan murah
masalah dapat untuk dapat. (missal sandal karet,
diubah:Mudah keset). Perubahan bias dilaksanakan,
missal lantai yang licin
3 Potensial masalah3 1 Keluarga mempunyai kesibukan yang
untuk cukup tinggi, tetapi merawat orang
diubah:cukup tuamerupakan tugas dan pengabdian
seorang anak. Lagi pula mencegah
lebih mudah dan lebih murah dari
pada mengobati.
4 d. Menonjolnya 2 1 Keluarga merasa keadaan tersebut
masalah; masalah sudah berlangsung lama dan lansia
tidak dirasakan tidak pernah jatuh yang menimbulkan
oleh keluarga masalah.

Skoring
Rumus : skor x bobot
Angka tertinggi

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S DENGAN DIAGNOSA MEDIS


HIPERTENSI PADA TN.S DI DESA KOLAM KANAN RT. 00 /RW.00
KECAMATAN BARAMBAI KABUPATEN BARITO KUALA

PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. S
2. Alamat dan Telpon : Desa Kolam Kanan Dusun 00 RT 00
3. Komposisi Keluarga :

Hubungan
Jenis
No Nama Dengan TTL/Umur Pendidikan
Kelamin
keluarga
Kepala
1 Tn. Sulaiman L 52 tahun SD
Keluarga
2 Ny. Bibit P Istri 46 tahun SD
Lestari
Tn. Indra
3 L Anak 21 tahun SMA/Sederajat
Setiawan
Tn. Sigit
4 L Anak 18 tahun SMP
Mulyadi

Genogram :

Keterangan : 8

: Laki-laki : Meninggal 8 : Klien


: Perempuan : Berpisah : Tinggal serumah

4. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn.S adalah tipe keluarga Nuclear family dimana terdapat
keluarga dengan komposisi ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam 1 rumah.

5. Suku
Keluarga Tn.S bersuku bangsa Jawa, Indonesia

6. Agama
Keluarga Tn.S beragama Islam. Masing-masing anggota keluarga beribadah
sesuai keyakinan. Anggota keluarga taat beribadah dan menjalankan
perintah Tuhan Yang Maha Esa.

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Status ekonomi keluarga Tn.S yaitu menengah, dengan keadaan rumah
permanen. dinding rumah terbuat dari semen dan lantai beralaskan tekel.
Pendidikan Tn.S hanya sampai SD saja, kini Tn.S dan anaknya bekerja
sebagai petani jika musim untuk bertani sudah tida, tiap hari Tn.S bekerja dari
pagi sampai sore sebagai buruh bangunan dan bertani saat musim tani tiba,
sedangkan anaknya ikut membantu bekerja di sawah, penghasilan Tn.S dan
keluarganya kurang lebih Rp. 1.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00 per bulan dan
digunakan sebagian besar untuk keperluan sehari-hari seperti membiayai
tagihan listrik, PDAM, sekolah, makan dan kebutuhan sandang papan lainnya.
Pada saat dilakukan pengkajian keluarga Tn.S mengatakan memiliki simpanan
tabungan di bank.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Aktivitas rekreasi keluarga Tn.S selama ini hanya senang berbincang-bincang
dengan tetangga disekitar rumah dan jarang melakukan rekreasi diluar rumah
ataupun hanya menonton TV bersama sambil cerita atau ngobrol antara
anggota keluarga maupun duduk di teras sambil berbincang dengan tetangga

II. Riwayat & Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tahap perkembangan keluarga, Tn.S yang ditemukan yaitu keluarga Tn.S saat
ini berada dalam tahap perkembangan keluarga dengan School Children yaitu
keluarga dengan anak sekolah.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Terdapat tugas perkembangan dalam keluarga yang belum terpenuhi yaitu .

3. Riwayat Keluarga inti


Dalam keluarga Tn. S memiliki riwayat penyakit gastritis yang didapat Ny. B
dari ayahnya. Dalam keluarga Tn. S tidak meiliki riwayat penyakit menular.
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah sebagai berikut :
 Kepala keluarga :
Pada saat dilakukan pengkajian Tn.S tidak memiliki keluhan apapun

 Ny. B :
Pada saat dilakukan pengkajian Ny.B mengatakan pusing, tengkuk
terasa tegang, Klien mengatakan mengatakan tinggi tensinya pernah
sampai 180/90 mmHg. Klien juga mengatakan memiliki penyakit
berupa hipertensi dan gastritis dan sering mengkonsumsi tape maupun
makanan bersantan. TD = 150/100
 Tn. I :
Pada saat dilakukan pengkajian Tn.I mengatakan tidak memiliki
keluhan apapun
 Tn.S :
Pada saat dilakukan pengkajian Tn. S tidak mengalami keluhan
apapun.

4. Riwayat Keluarga sebelumnya


Dari keluarga Tn.S tidak ada yang menderita hipertensi seperti yang diderita
Tn.S namun di keluaraga NTn. S memiliki riwayat penyakit gastritis yang
didapat dari ayah Tn.S dan di keluarga Tn.S tidak ada yang pernah menderita
penyakit hepatitis, Diabetes Mellitus, jantung, Hipertensi dan Stroke

III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Karakteristik rumah keluarga Tn.S adalah bangunan permanen dengan luas
6x12 m2. Berlantai tekel, terdapat 8 jendela/ ventilasi dan selalu terbuka,
pekarangan didepan rumah dimanfaatkan untuk tanaman atau kebun. Sumber
air yang digunakan untuk memasak dan minum adalah air PDAM yang
terlebih dahulu dimasak. Sumber air yang digunakan untuk mandi dan MCK
yaitu air PDAM. Tempat penampungan air sementara yang digunakan oleh
keluarga adalah gentong/ tajau dan selalu dikuras oleh keluarga. Sistem
pembuangan sampah keluarga Tn.S adalah dengan cara dibakar.

2. Karakteristik tetangga & komunitas RW


Keluarga Tn.S bertempat tinggal di lingkungan yang tidak terlalu padat,
interaksi antar warga dilakukan pada pagi hari, namun lebih sering dilakukan
pada sore harii. Tn.S menempati rumah tersebut sejak tahun 1988 sampai
sekarang. Tetangga klien yang ada disekitar rumah klien ramah-ramah. Klien
tinggal di wilayah pedesaan dimana penduduk setempat mempunyai
perkumpulan dan mengadakan acara keagamaan seperti yasinan, arisan
maupun acara tradisional menyambut perayaan seperti tari kuda lumping
dalam komunitas masyarakat terdapat kesepakatan apabila ada warga baru dan
tamu yang menginap harap lapor pada RT/RW.

3. Mobilitas geografis Keluarga


Sejak Tn. S menikah dengan Ny. B, keluarga Tn.S tinggal di desa Kolam
Kanan dusun 1 dan tidak pernah berpindah tempat

4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat


Setiap hari, baik siang, sore atau malam klien dan keluarga selalu meluangkan
waktu untuk berkumpul. Keluarga juga berinteraksi baik dengan masyarakat
terbukti dengan seringnya tetangga sekitar berkunjung ke rumah Tn. S untuk
berbincang.

5. Sistem Pendukung keluarga


Anggota keluarga dalam kondisi sehat kecuali Tn.S yang mempunyai penyakit
hipertensi. Antara anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain.
Keluarga klien memiliki fasilitas meliputi : saranan MCK, tempat tidur,
sumber air, motor sebagai saranan transportasi. Sedangkan dukungan
psikologi dan spiritual keluarga terpenuhi dengan baik.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola Komunikasi Keluarga :
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat
adalah bahasa Jawa. Komunikasi antar keluarga lebih sering mulai sang hari
setelah keluarga Tn.S pulang kerja. Dan malam hari saat menonton TV
bersama.

2. Struktur Kekuatan Keluarga :


Keluarga Tn.S memberi contoh yang baik untuk anak-anaknya. Kekuatan
keluarga berada pada Tn.S dan Ny.B. Jika ada masalah dalam keluarga, Tn.S
selalu menyelesaikannya bersama dengan keluarga.

3. Struktur Peran
 Tn.B
 Peran Formal : Menjadi anggota masyarakat dan perkumpulan
bapak-bapak di lingkungan tempat tinggalnya.
 Peran Informal: Menjadi kepala keluarga, suami dan ayah.
 Ny. S
 Peran Formal : Masih aktif sebagai anggota masyarakat dan
perkumpulan ibu-ibu di lingkungan tempat tinggal.
 Peran Informal: Menjadi ibu rumah tangga, istri dan ibu.
 Tn.I
 Peran Formal : Masih aktif sebagai anggota masyarakat.
 Peran Informal: Menjadi anggota keluarga, anak.
 Tn. S
 Peran Formal : Masih aktif sebagai anggota masyarakat.
 Peran Informal: Menjadi anggota keluarga, anak
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga menyakini bahwa kesehatan sangat penting dan setiap keluarga
anggota keluarga yang sakit di bawa ke Puskesmas sebagai sarana kesehatan
yang paling dekat, mereka juga membiasakan mencuci tangan sebelum makan.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn.S sangat menyayangi keluarganya. mereka mencari nafkah dan
saling menjaga, mereka mendidik anak-anaknya dengan baik supaya besar
nanti bisa menjadi anak yang sholeh dan menghormati kedua orang tuanya.
Keadaan antara anggota keluarga sangat erat dan saling membantu bila ada
kesulitan atau ada masalah.

2. Fungsi Sosialisasi
Interaksi keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga masih
memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan santun dalam berperilaku.
Didalam keluarga ini tampak kepedulian anggota keluaga dengan saling tolong
menolong dalam melaksanakan tugas. Keluarga ini juga membina hubungan
yang baik dengan tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan seringnya
tetangga main ke rumahnya untuk berbincang-bincang dengan anggota
keluarga

3. Fungsi Perawatan Keluarga (Termasuk Pemeriksaan Fisik) :


Pengetahuan keluarga tentang penyakitnya dan penanganannya adalah :
a. Mengenal masalah
Saat dilakukan pengkajian Ny.B mengeluh pusing, tengkuk terasa berat,
mual dan susah tidur pada malam hari. Keluarga klien kurang mengetahui
tentang tanda dan gejala, penyebab dan cara penanganan hipertensi.
b. Mengambil keputusan
1) Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota keluarganya.
Anggota keluarga sangat memperhatikan kesehatan terbukti setiap ada
anggota yang sakit selalu diperiksakan ke klinik terdekat.
2) Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak muncul dan
selalu mencari solusi jika keluarga sakit.
3) Keluarga merasa cemas dengan kemungkinan penyakit yang
menyerang anggota keluarga yang lain.
4) Keluarga mampu menjangkau fasilitas kesehatan yang ada karena
selain tidak terlalu jauh jarak keluarga dengan fasilitas kesehatan,
keluarga juga mempunyai sarana transportasi untuk pergi ke tempat
pelayanan kesehatan.

c. Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit


Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas. Jika keluarga ada yang
sakit dan sekiranya perlu penanganan tenaga kesehatan, maka keluarga
akan mempercayakan perawatan dan penyembuhan kepada tenaga
kesehatan. Namun bila sakitnya masih tergolong ringan, keluarga hanya
membeli obat di warung. Setiap anggota keluarga mengerti akan fungsi
dan tanggung jawab masing-masing. Keluarga memberikan perhatian,
kasih sayang dan semangat agar dapat membantu proses penyembuhan.

d. Memodifikasi lingkungan
Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih
dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit. Keluarga cukup tau
bagaimana cara menjaga hygiene sanitasi untuk menciptakan rumah yang
sehat. Terbukti dengan Ny.B yang mengatakan menyapu dan
membersihkan rumah saat mulai kotor. Lantai rumah terbuat dari tekel
yang tampak bersih dan mengkilat, tempat pertukaran udara dan
pencahayaan cukup. Keluarga kurang mengetahui tentang makanan yang
dapat menyebabkan tekanan darah meningkat terlebih makanan yang dapat
membantu menurunkan tekanan darah agar tekanan darah tidak naik lagi.

e. Menggunakan Fasilitas Kesehatan Yang Ada


Keluarga sudah mengetahui bila ada fasilitas kesehatan yang dekat dengan
rumahnya. Ada posyandu yang dekat dari rumahnya, puskesmas, maupun
Rumah Sakit yang hanya berjerak sekitar 20 menit. Keluarga memahami
dan mengerti keuntungan yang diperoleh jika mereka memanfaatkan
pelayanan kesehatan dengan optimal. Keluarga dapat memanfaatkan
fasilitas tempat pelayanan kesehatan dengan baik, terbukti saat Ny.B sakit,
kelurarga memeriksakannya di tempat pelayanan kesehatan terdekat.

4. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki Tn.S ada 3 anak yang 1 diantaranya sudah menikah
dan tinggal dengan keluarganya sendiri. Keluarga Tn.S merencanakan jumlah
anggota keluarga dengan menjaga jarak kelahiran anak. Keluarga Tn.S
menggunakan metode program KB jenis suntik.
\

5. Tumbuh kembang anak


Tumbuh Kembang Anak Tn.S sudah dijalani dengan tahap yang baik dan
anak-anak Ny.B sudah tumbuh dewasa dan satu anaknyayang tertua sudah
menikah dan memiliki anak.

VI. Stres dan Koping Keluarga


a. Stresor yang muncul dalam keluarga
Dalam keluarga Tn.S mengatakan jika ada keluarga yang bermasalah maka
akan dibicarakan dan diselesaikan dengan cara musyawarah, dipecahkan dan
didiskusikan bersama anggota keluarga yang lain. Dan saat ini Ny.B sedang
sakit hipertensi dan itu merupakan masalah penyakit dan keluarga Tn.S segera
memeriksakan Ny.B ke pelayanan kesehataan.

b. Koping keluarga dalam menghadapi masalah


Keluarga Tn.S mengatakan jika ada masalah dalam keluarga selalu
membicarakan dengan Ny.B. Mekanisme koping yang tidak adaptif. Keluarga
Tn.S mengatakan jika kadang ada keluarga yang sakit dan sakitnya tidak parah
maka akan dibiarkan saja dan apabila jika belum sembuh juga akan dibelikan
obat dari apotik dan jika bertambah parah baru diperiksakan ke mantri, dokter
praktik maupun Rumah Sakit.

VII. Harapan Keluarga


Keluarga berharap tidak ada di kelurganya yang mengalami sakit parah dan tetap
sehat semua dan tahu cara pertolongan pertama mengatasi apabila ada salah satu
anggota keluarga yang sakit.

VIII. Pemeriksaan Fisik


1. Pemeriksaan fisik umum (TTV) Ny.B tanggal 07 Oktober 2016
Kesadaran Composmentis,
K/U: klien cukup sedang dengan GCS E4M6V5, klien tampak duduk
TTV:
TD : 150/100 mmHg
N : 97x/m
R : 22x/m
T : 36.1 oC
2. Pemeriksaan fisik Head to Toe
a. Kulit.
Warna kulit sawo matang, turgor mulai > 2 dtk, tidak ada lesi dan kelainan
pada kulit, kulit teraba hangat.
b. Kepala dan Leher.
Bentuk simetris, tidak ada trauma pada kepala dan leher, pergerakan baik,
tidak ada pembesaran vena jugularis pada leher, kebersihan cukup, klien dapat
menggerakkan kepala ke segala arah.
c. Penglihatan dan Mata.
Struktur mata simetris, tidak terdapat peradangan dan pendarahan, sklera tidak
ikterik, fungsi penglihatan mulai menurun, klien tidak menggunakan alat
bantu penglihatan.
d. Penciuman dan Hidung.
Struktur hidung tampak simetris, hidung tampak bersih, fungsi penciuman
cukup baik, dan tidak ada perdangan pada hidung.
e. Mulut dan Gigi.
Kebersihan mulut cukup baik, gigi masih cukup baik, fungsi pengunyahan dan
menelan baik.
f. Dada dan Pernafasan.
Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan saat di palpasi, frekuensi nafas 21
x/menit.
g. Abdomen.
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen bagian tengah atas.
h. Ekstrimitas Atas dan Bawah.
Tidak terdapat keterbatasan gerak pada ekstrimitas atas maupun bawah.

Masalah Kesehatan Dan


Data
Keperawatan
♦ Ny.B mengatakan sering Masalah Kesehatan :
sakit kepala dan tegang ♦ Ny.B menderita penyakit Hipertensi
pada tengkuk. . Masalah Keperawatan :
♦ Ny.B mengatakan tinggi  Ketidak mampuan keluarga
tensinya pernah sampai mengenal adanya masalah
180/90 mmHg berhubungan dengan tanda, gejala
♦ TTV : TD : 150/100 dan penyebab hipertensi.
mmHg ♦ Ketidakmampuan keluarga merawat
♦ Keluarga klien suka yang sakit berhubungan dengan
mengkonsumsi makanan kurangnya pengetahuan tentang
seperti tape, daging prosedur perawatan
maupun makanan yang ♦ Ketidakmampuan keluarga
bersantan memodifikasi lingkungan B.D
kurang pengetahuan tentang makan
yang harus dihindari.

A. Hipertensi.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1 Sifat masalah : 3x1/3 1 Masalah sudah terjadi


♦ Actual harus segera di
tanggulangi agar tidak
2 Kemungkinan 1 x2/2 1 berlanjut
masalah dapat Masalah hanya dapat di
diubah atasi secara bertahap
3 3x1/3 1
Potensial
masalah untuk Masalah mudah di cegah
diubah
4 2x1/2 1
Menonjolnya Keluarga merasa ada
masalah masalah dan perlu di
tanggulangi segera
Total skor 4

Masalah :
1. Anggota keluarga menderita Hipertensi dengan skor 4 .
Rencana Intervensi Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Tn. S

Tujuan Evaluasi
Masalah Masalah Tujuan Jangka
No Jangka Kriteri Intervensi
Kesehatan Keperawatan Pendek Standar
Panjang a
1 Ny.B menderita 1) Ketidak 1) . Keluarga 1) Setelah 4 kali Respon 1) Keluarga dapat 1) Kaji
penyakit mampuan dapat pertemuan Verbal menjelaskan pengetahuan
Hipertensi keluarga mengenal diharapkan dan kembali tentang keluarga
mengenal masalah keluarga psikom tanda, gejala, tentang tanda,
adanya hipertensi mengetahui otor penyebab, serta gejala,
masalah yang tanda, gejala keluarg akibat lanjut penyebab, serta
berhubungan dialami dan penyebab a dari penyakit akibat lanjut
dengan tanda, keluarga serta akibat Hipertensi dari hipertensi.
gejala dan lanjut dari 2) Menjelaskan
penyebab hipertensi kepada keluarga
hipertensi 2) Keluarga dapat tentang akibat
melakukan lanjut dari
perawatan hipertensi.
anggota 3) Berikan pujian
keluarga yang kepada keluarga
sakit dengan
benar
3) Keluarga mulai
Keluarga mengurangi 2) Keluarga dapat
Ketidakmamp mengenal asupan makan menjelaskan 1) Kaji
uan keluarga pengetahuan yang serta dapat pengetahuan
merawat yang untuk meningkatkan melakukan keluarga
sakit melakukan terjadinya ht perawatan tentang tehnik
berhubungan perawatan. sederhana, perawatan dan
dengan sehingga TD pengobatan.
kurangnya normal menjai 2) Diskusikan
pengetahuan di bawah dengan
tentang 160/90 mmHg keluarga
prosedur tentang
perawatan perawatn dan
pengobatan
sederhana,jelas
kan juga
pentinya olah
raga, diet dan
kontrol dengan
rutin.
3) Beri pujian
tentang
melakukan
perawatan
keluarga.
Implementasi Dan Evaluasi

No Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf

1 08 1) Mengkaji Tanggal
Oktober pengetahuan keluarga 08 Oktober 2016
2016 tentang tanda, gejala, Jam 10.45
Jam penyebab, serta akibat S :
10.00 lanjut dari hipertensi. ♦ Keluarga Ny.B cukup
2) Mendiskusikan mengerti tentang
dengan keluarga pengertian, tanda dan
tentang perawatan dan gejala Hipertensi.
pengobatan
sederhana,jelaskan O :
juga pentinya olah ♦ Keluarga cukup
raga, diet dan kontrol mengerti dengan apa
dengan rutin. yang dijelaskan
3) Memberi pujian A :
tentang melakukan ♦ Masalah teratasi
perawatan keluarga. sebagian
P :
♦ Intervensi dilanjutkan

.
No Tanggal Implementasi Evaluasi

1 09 4) Mengkaji pengetahuan Tanggal


Oktober keluarga tentang tanda, 09 Oktober 2016
2016 gejala, penyebab, serta Jam 10.45
Jam 10.00 akibat lanjut dari S :
hipertensi. ♦ Keluarga Ny.B cukup
5) Mendiskusikan dengan mengerti tentang
keluarga tentang pengertian, tanda dan
perawatan dan gejala Hipertensi.
pengobatan
sederhana,jelaskan juga O :
pentinya olah raga, diet ♦ Keluarga tampak mengerti
dan kontrol dengan rutin. dengan apa yang
6) Memberi pujian tentang dijelaskan
melakukan perawatan A :
keluarga. ♦ Masalah teratasi sebagian
P :
♦ Intervensi dilanjutkan

No Tanggal Implementasi Evaluasi

1 10 7) Mengkaji pengetahuan Tanggal


Oktober keluarga tentang tanda, 10 Oktober 2016
2016 gejala, penyebab, serta Jam 10.45
Jam 10.00 akibat lanjut dari S :
hipertensi. ♦ Keluarga Ny.B dapat
8) Mendiskusikan dengan mengerti tentang
keluarga tentang pengertian, tanda dan
perawatan dan gejala Hipertensi.
pengobatan
sederhana,jelaskan juga O :
pentinya olah raga, diet ♦ Keluarga tampak mengerti
dan kontrol dengan rutin. dengan apa yang
9) Memberi pujian tentang dijelaskan
melakukan perawatan A :
keluarga. ♦ Masalah teratasi sebagian
P :
♦ Intervensi dilanjutkan

No Tanggal Implementasi Evaluasi

1 12 1) Mengkaji pengetahuan Tanggal


Oktober keluarga tentang tanda, 12 Oktober 2016
2016 gejala, penyebab, serta Jam 14.00
Jam 13.00 akibat lanjut dari S :
hipertensi. ♦ Keluarga Tn. A dapat
2) Mendiskusikan dengan mengerti tentang
keluarga tentang pengertian, tanda dan
perawatan dan gejala, penyebab akibat
pengobatan Hipertensi, dpat
sederhana,jelaskan juga menyebutkan sebagian
pentinya olah raga, diet pantangan makan bagi
dan kontrol dengan rutin. orang hipertensi .
3) Memberi pujian tentang O :
melakukan perawatan ♦ Keluarga tampak mengerti
keluarga. dengan apa yang
dijelaskan
A :
♦ Masalah teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan.

No Tanggal Implementasi Evaluasi

1 14 4) Mengkaji pengetahuan Tanggal


Oktober keluarga tentang tanda, 14 Oktober 2016
2016 gejala, penyebab, serta Jam 14.00
Jam 13.00 akibat lanjut dari S :
hipertensi. ♦ Keluarga Tn. A dapat
5) Mendiskusikan dengan mengerti tentang
keluarga tentang pengertian, tanda dan
perawatan dan gejala, penyebab akibat
pengobatan Hipertensi, dpat
sederhana,jelaskan juga menyebutkan sebagian
pentinya olah raga, diet pantangan makan bagi
dan kontrol dengan rutin. orang hipertensi .
6) Memberi pujian tentang O :
melakukan perawatan ♦ Keluarga tampak mengerti
keluarga. dengan apa yang
dijelaskan
A :
♦ Masalah teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan.

No Tanggal Implementasi Evaluasi

1 16 7) Mengkaji pengetahuan Tanggal


Oktober keluarga tentang tanda, 16 Oktober 2016
2016 gejala, penyebab, serta Jam 14.00
Jam 13.00 akibat lanjut dari S :
hipertensi. ♦ Keluarga Ny.B dapat
8) Mendiskusikan dengan mengerti tentang
keluarga tentang pengertian, tanda dan
perawatan dan gejala Hipertensi.
pengobatan
sederhana,jelaskan juga O :
pentinya olah raga, diet ♦ Keluarga tampak mengerti
dan kontrol dengan rutin. dengan apa yang
9) Memberi pujian tentang dijelaskan
melakukan perawatan A :
keluarga. ♦ Masalah teratasi sebagian
P :
♦ Intervensi dilanjutkan

No Tanggal Implementasi Evaluasi

1 18 10) Mengkaji Tanggal


Oktober pengetahuan keluarga 18 Oktober 2016
2016 tentang tanda, gejala, Jam 10.45
Jam 10.00 penyebab, serta akibat S :
lanjut dari hipertensi. ♦ Keluarga Ny.B dapat
11) Mendiskusikan mengerti tentang
dengan keluarga tentang pengertian, tanda dan
perawatan dan gejala Hipertensi.
pengobatan
sederhana,jelaskan juga O :
pentinya olah raga, diet ♦ Keluarga tampak mengerti
dan kontrol dengan rutin. dengan apa yang
12) Memberi pujian dijelaskan
tentang melakukan A :
perawatan keluarga. ♦ Masalah teratasi sebagian
P :
♦ Intervensi dilanjutkan
No Tanggal Implementasi Evaluasi

1 20 13) Mengkaji Tanggal


Oktober pengetahuan keluarga 20 Oktober 2016
2016 tentang tanda, gejala, Jam 14.00
Jam 13.00 penyebab, serta akibat S :
lanjut dari hipertensi. ♦ Keluarga Tn. A dapat
14) Mendiskusikan mengerti tentang
dengan keluarga tentang pengertian, tanda dan
perawatan dan gejala, penyebab akibat
pengobatan Hipertensi, dpat
sederhana,jelaskan juga menyebutkan sebagian
pentinya olah raga, diet pantangan makan bagi
dan kontrol dengan rutin. orang hipertensi .
15) Memberi pujian O :
tentang melakukan ♦ Keluarga tampak mengerti
perawatan keluarga. dengan apa yang
dijelaskan
A :
♦ Masalah teratasi
P :
Intervensi dihentikan.
2.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C, Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit, EGC Penerbit buku
kedokteran, Jakarta, 2007.

Brunner and Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Doengoes 2000. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Smith T. 2005. Tekanan Darah Tinggi. Cetakan V. Arcan.Jakarta

Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, UI Press, Jakarta, 2004.

Sobel, B. J. M. D. and George L. Bakris, M .D .FACP.2009 .Pedoman KLinis


diagnosa dan Terapi Hipertensi. Penerbit Hipokrates

You might also like