Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di Negara-negara
maju. Di Indonesia prevalensi untuk menderita hipertensi masih rendah persentasinya.
Walaupun demikian bukan berarti ancaman penyakit hipertensi diabaikan begitu saja.
Bagi masyarakat golongan atas hipertensi benar-benar menjadi momok yang
menakutkan ( Sri rahayu: 2000)
Hipertensi merupakan factor resiko, primer yang menyebabkan penyakit jantung dan
stroke. Hipertensi disebut juga The Shilent Diasease karena tidak di temukan tanda –
tanda fisik yang dilihat oleh fisik ( Gede Yasmin : 2002)
Untuk menghindari perlu pengamatan secara dini. Hipertensi sering ditemukan pada
usia lanjut/ tua kira-kira 65 tahun ke atas ( sri rahayu: 2000)
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan ini agar penulis mampu :
a. Mengumpulkan data keluarga Tn. D dengan penyakit Hipertensi
b. Menganalisa data yang telah dikumpulkan.
c. Merumuskan masalah kesehatan keluarga.
d. Menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
e. Menentukan diagnosa keperawatan
f. Menentukan rencana tindakan keperawatan
g. Melaksanakan tindakan keperawatan
h. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
i. Mendokomentasikan hasil asuhan keperawatan.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
A. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan darah
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada populasi
manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg, dan tekanan
diastolic 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, &
gagal ginjal.
Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan, dan rangsangan kopi
yang berlebihan, tembakau, obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini, tapi
penyakit ini sangat dipengaruhi factor keturunan. Tingginya tekanan darah yang lama
tentu saja akan merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, yang paling jelas pada mata,
jantung, ginjal, dan otak. Maka konsekuensi pada hipertensi yang lama tidak terkontrol
adalah gangguan penglihatan, oklusi koroner, gagal ginjal, & stroke.Selain itu jantung
membesar karena dipaksa meningkatkan beban kerja saat memompa melawan tingginya
tekanan darah.Hipertrofi ini dapat diperiksa dengan EKG atau rontgen
thorak.Peningkatan tahanan perifer yang dikontrol pada tingkat arteriola adalah dasar
penyebab tingginya tekanan darah.Penyebab tingginya tahanan tersebut belum banyak
diketahui. Tetapi obat-obatan ditujukan untuk menurunkan tahanan perifer untuk
menurunkan tekanan darah & mengurangi stress pada system vaskuler.
B. ETIOLOGI
Berdasarkan Penyebabnya Hipertensi dibagi dalam 2 Golongan yaitu :
1. Hipertensi primer / essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya berhubungan
dengan faktor keturunan dan lingkungan.
2. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti, seperti
gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke
ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembulih darah terhadap
rangsang vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokontriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, meyebabkan pelepasan renin.Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal.Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.Semua factor tersebut cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
D. PATHWAY
E. KLASIFIKASI
Sistolik Diastolik
< 130 < 85 Pemeriksaan ulang dalam 2 th
130 – 139 85 – 89 Pemeriksaan ulang dalam 1 th
140 – 159 90 – 99 Dipastikan dalam 2 th
160 – 179 100 – 109 Evaluasi dalam 1 th
180 110 Evaluasi segera/dalam 1
minggu,
tergantung situasi klinis.
Keterangan: Rekomendasi untuk observasi lebih lanjut setelah pengukuran tekanan
darah pertama kali.
F. Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina
seperti: perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan
pada kasus berat edema pupil dapat terjadi (edema pada diskus optikus). Gejala pada
orang hipertensi biasanya menunjukkan gejala vaskuler, dengan manifestasi yang
khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh system organ yang
bersangkutan.Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang sering
menyertai hipertensi.Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respon peningkatan
beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang
meningkat.Apabila jantung tidak lagi mampu menahan peningkatan beban kerja,
maka dapat terjadi gagal jantung kiri.
Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi seperti nokturia
(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea
darah (BUN) dan kreatinin).Keterlibatan pembuluh darah otak dapat mengakibatkan
stroke atau serangan iskemik transien yang termanifestasi sebagai paralysis
sementara pada satu sisi (hemiplegi) atau gangguan tajam penglihatan.
Derajat 2&3
(160/ 100)
Keterangan: Stratifikasi risiko dan pengobatan hipertensi.
H. Cara Pencegahan
Ada beberapa cara untuk menghindari dari penyakit hipertensi ini, antara lain :
Capai Dan Pertahankan Berat Badan Ideal
Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan ideal,
sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori dengan kebutuhan energi
total dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi dan atau
makanan yang kandungan gula dan lemaknya tinggi. Disamping itu, agar melakukan
aktifitas fisik yang cukup untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik.
i. Capai Dan Pertahankan Kadar Kolesterol
Lemak jenuh adalah penentuan utama peningkatan kadar kolesterol, sehingga
dianjurkan untuk menurunkan asupan lemak jenuh < 10% asupan total energi dengan
membatasi asupan makanan kaya asam lemak jenuh (susu tinggi lemak dan
produknya, daging berlemak serta minyak kelapa). Pada orang dengan kadar
kolesterol LDL tinggi atau dengan penyakit kardiovaskuler, lemak jenuhnya harus
lebih rendah (< 7% total energi).
ii. Pertahankan Tekanan Darah Normal
Asupan garam (Natrium Chlorida) dapat meningkatkan tekanan darah. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penurunan asupan natrium + 1,8 gram/hari
dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmHg dan diastolik 2 mmHg pada
penderita hipertensi dan penurunan lebih sedikit pada individu dengan tekanan darah
normal. Respons perubahan asupan garam terhadap tekanan darah bervariasi diantara
individu yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan juga faktor usia. Disarankan asupan
garam < 6 gram sehari atau kurang dari 1 sendok teh penuh. Dari berbagai penelitian,
terbukti bahwa kenaikan berat badan dapat meningkatkan tekanan darah dan
terjadinya hipertensi, walaupun pada program penurunan berat badan. Penurunan
tekanan darah dapat terjadi sebelum tercapai berat badan yang diinginkan. Penurunan
sistolik dan diastolik rata-rata per kg penurunan berat badan adalah 1,6 / 1,1 mmHg.
Sehingga dianjurkan untuk selalu menjaga berat badan normal, untuk menghindari
terjadinya hipertensi. Dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi alkohol atau bahan
makanan yang mengandung alkohol karena dapat meningkatkan tekanan darah.
Disamping itu alkohol juga dapat menyebabkan kecanduan. Dari penelitian-penelitian
klinis memperlihatkan pemberian suplemen kalium dapat menurunkan tekanan darah.
Dengan suplementasi diet kalium 60-120 mmol/hari dapat menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolik 4,4 dan 2,5 mmHg pada penderita hipertensi dan 1,8 serta 1,0
mmHg pada orang normal. Diet kaya kalium juga dihubungkan dengan penurunan
risiko stroke. Asupan diet kalium, Mg dan kalsium sebaiknya bersumber pada bahan
makanan alami. Pemberian suplemen harus dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu.
iii. Hentikan Minum Alkohol Dan Berhentilah Merokok
iv. Meningkatkan Aktivitas Fisik Aerobik (30-45 Menit/Hari)
RENCANA ASUHAN KEPERWATAN
Intervensi :
Mandiri :
a. Pantau tekanan darah. Ukur pada kedua tangan untuk evaluasi awal.
Gunakan ukuran manset yang tepat dan tehnik yang akurat
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
e. Catat edema umum atau tertentu
f. Berikan lingkungan nyaman, tenang dan kurangi aktivitas keributan
lingkungan
g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur atau
kursi dan bantu pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri sesuai
kebutuhan
h. Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung
dan leher, meninggikan kepoala ditempat tidur
i. Anjurkan tehnik relaksasi dan panduan imajinasi aktivitas pengalihan
j. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
Kolaborasi :
Berikan obat-obat sesuai indikasi, cointoh :
a. Diuretik tiazid mis. Klorotiazid (diuril) hidrok lorotiazid (esidrix/
hidroDIURIL); bendroflumentiazid (NATURETIN).
b. Diuretik loop, mis. Furusemid (l;asik) asam ewtakrinic (edecrin); bumetanid
(burmex).
c. Iretik hemat kalium, spinolakton (aldaktone); triamterene (direnium);
amilioride (midamor).
d. Ihibitor simpatis mis. Propanolol (inderalk); metoprolol (lopressor) atenolol
(tenormin); nadolol (corgard) metildopa (aldomet); reserpine (serpasil);
klonidin (catapres).
e. Aodilator mis. Minokasidil (loniten) hidralazin (apresoline); bloker saluran
kalsium, mis. Nifedipin (peocardia)verapamil(calan).
f. Agen-agen anti adrenergik α-1 bloker prazosin (minipres); tetazosin hitrin).
g. Blokewr nuron adrenergic: guanadrel (hiloree): quanetidin (ismelin)reserpin
(serpasil).
h. Inhibitor adrenergic yang bekerja secara sentral: klonidin ; (catapres)
guanabenz (wytension) metaldopa (aldomet); Vasodilator kerja langsung :
hidralazin (Apresoline) minoksidil; (linoten)
i. Vasodilator oral yang bekerja langsung :diagzosid (hiperstat); nitropusid;
(nipride, Nitopress).
j. Bloker ganglion mis. Guanetidin (ismelin); trimetapan (arfonad); ACE inhibitor
, mis. Kaptropil (capoten)
k. Berikan pembatasan cairan dan diet natrium sesuai indikasi.
l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi.
m. Siapkan pembedahan bila ada indikasi
c. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap jika
dapai ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan.
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi,
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan
menciptakan serta mempertahankan budaya.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakay terdiri atas kepala keluarga, serta
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Depkes, 2006).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak,
bertakwa kepada Tuhan, memiliki hbungan yang selaras dan seimbang antara anggota
keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. (Menurut BKKBN, 1999).
B. Ciri-Ciri Keluarga
Ada beberapa ciri-ciri keluarga menurut Nasrul Effendi (2007) sebagai berikut:
a. Diikat dalam satu perkawinan
b. Ada ikatan batin.
c. Ada tanggung jawab masing anggota
d. Ada pengambilan keputusa
e. Kerjasama di antara anggota keluarga
f. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
b. Tahap II: Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda
sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang
tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan.
c. Tahap III: Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai
mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi
kebutuhan bermain anak.
d. Tahap IV: Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur,
memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan
anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung
jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
f. Tahap VI: Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama
sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-
anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan
perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
g. Tahap VII: Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas
perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan
hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak,
memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.
E. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya : Fungsi keluarga menurut Friedman (1998)
dalam Setiawati dan Darmawan (2005), yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang
boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi
keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan
kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan
merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan
papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga.
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk
memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa
aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.
1. Pengkajian
a. Identitas kepala keluarga
b. Komposisi keluarga
Komposisi keluarga biasanya nama, jenis kelamin, hubungan dengan kk, dan
imunisasi bagi balita dan disertai genogram keluarga tersebut
c. Tipe keluarga
Tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga
tersebut
d. Suku bangsa (etnis)
Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga, tempat tinggal keluarga, dan
kegiatan keagamaan
e. Agama dan kepercayaan
Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktek keyakinan beragama mereka
f. Status social ekonomi
Status social ekonomi keluarga ditentukan berdasarkan tingkat kesejahteraan
keluarga. Aktifitas rekreasi keluarga Menonton tv bersama, kadang pergi sekeluarga
untuk makan bakso , dll.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal yang lebih luas
c. Mobilitas geografis keluarga, Ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat,
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. System pendukung keluarga, yang termasuk system pendukung keluarga adalah
jumlah anggota keluarga yang sehat
4. Struktur Keluarga
a. Struktur peran
b. Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun informal,
model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga
c. Nilai dan norma keluarga
d. Nilai dan norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
e. Pola komunikasi keluarga
Cara komunikasi antar anggota keluarga, bahasa, frekuensi dan kualitas komunikasi
f. Strukur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga dalam mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk mengubah perilakunya.
5. Fungsi keluarga
a. Ekonomi
b. Fungsi mendapatkan status social
c. Funsi pendidikan
d. Fungsi sosialisasi
e. Fungsi perawatan kesehatan
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
4. Memelihara, memodifikasi lingkungan keluarga yang sehat
5. Menggunakan fasilitas kesehatan atau pelayanan kesehatan di masyaraka
6. Fungsi religious, Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari dan
dijalankan oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
Skoring
Rumus : skor x bobot
Angka tertinggi
BAB III
PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. S
2. Alamat dan Telpon : Desa Kolam Kanan Dusun 00 RT 00
3. Komposisi Keluarga :
Hubungan
Jenis
No Nama Dengan TTL/Umur Pendidikan
Kelamin
keluarga
Kepala
1 Tn. Sulaiman L 52 tahun SD
Keluarga
2 Ny. Bibit P Istri 46 tahun SD
Lestari
Tn. Indra
3 L Anak 21 tahun SMA/Sederajat
Setiawan
Tn. Sigit
4 L Anak 18 tahun SMP
Mulyadi
Genogram :
Keterangan : 8
4. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn.S adalah tipe keluarga Nuclear family dimana terdapat
keluarga dengan komposisi ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam 1 rumah.
5. Suku
Keluarga Tn.S bersuku bangsa Jawa, Indonesia
6. Agama
Keluarga Tn.S beragama Islam. Masing-masing anggota keluarga beribadah
sesuai keyakinan. Anggota keluarga taat beribadah dan menjalankan
perintah Tuhan Yang Maha Esa.
Ny. B :
Pada saat dilakukan pengkajian Ny.B mengatakan pusing, tengkuk
terasa tegang, Klien mengatakan mengatakan tinggi tensinya pernah
sampai 180/90 mmHg. Klien juga mengatakan memiliki penyakit
berupa hipertensi dan gastritis dan sering mengkonsumsi tape maupun
makanan bersantan. TD = 150/100
Tn. I :
Pada saat dilakukan pengkajian Tn.I mengatakan tidak memiliki
keluhan apapun
Tn.S :
Pada saat dilakukan pengkajian Tn. S tidak mengalami keluhan
apapun.
III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Karakteristik rumah keluarga Tn.S adalah bangunan permanen dengan luas
6x12 m2. Berlantai tekel, terdapat 8 jendela/ ventilasi dan selalu terbuka,
pekarangan didepan rumah dimanfaatkan untuk tanaman atau kebun. Sumber
air yang digunakan untuk memasak dan minum adalah air PDAM yang
terlebih dahulu dimasak. Sumber air yang digunakan untuk mandi dan MCK
yaitu air PDAM. Tempat penampungan air sementara yang digunakan oleh
keluarga adalah gentong/ tajau dan selalu dikuras oleh keluarga. Sistem
pembuangan sampah keluarga Tn.S adalah dengan cara dibakar.
3. Struktur Peran
Tn.B
Peran Formal : Menjadi anggota masyarakat dan perkumpulan
bapak-bapak di lingkungan tempat tinggalnya.
Peran Informal: Menjadi kepala keluarga, suami dan ayah.
Ny. S
Peran Formal : Masih aktif sebagai anggota masyarakat dan
perkumpulan ibu-ibu di lingkungan tempat tinggal.
Peran Informal: Menjadi ibu rumah tangga, istri dan ibu.
Tn.I
Peran Formal : Masih aktif sebagai anggota masyarakat.
Peran Informal: Menjadi anggota keluarga, anak.
Tn. S
Peran Formal : Masih aktif sebagai anggota masyarakat.
Peran Informal: Menjadi anggota keluarga, anak
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga menyakini bahwa kesehatan sangat penting dan setiap keluarga
anggota keluarga yang sakit di bawa ke Puskesmas sebagai sarana kesehatan
yang paling dekat, mereka juga membiasakan mencuci tangan sebelum makan.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn.S sangat menyayangi keluarganya. mereka mencari nafkah dan
saling menjaga, mereka mendidik anak-anaknya dengan baik supaya besar
nanti bisa menjadi anak yang sholeh dan menghormati kedua orang tuanya.
Keadaan antara anggota keluarga sangat erat dan saling membantu bila ada
kesulitan atau ada masalah.
2. Fungsi Sosialisasi
Interaksi keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga masih
memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan santun dalam berperilaku.
Didalam keluarga ini tampak kepedulian anggota keluaga dengan saling tolong
menolong dalam melaksanakan tugas. Keluarga ini juga membina hubungan
yang baik dengan tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan seringnya
tetangga main ke rumahnya untuk berbincang-bincang dengan anggota
keluarga
d. Memodifikasi lingkungan
Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih
dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit. Keluarga cukup tau
bagaimana cara menjaga hygiene sanitasi untuk menciptakan rumah yang
sehat. Terbukti dengan Ny.B yang mengatakan menyapu dan
membersihkan rumah saat mulai kotor. Lantai rumah terbuat dari tekel
yang tampak bersih dan mengkilat, tempat pertukaran udara dan
pencahayaan cukup. Keluarga kurang mengetahui tentang makanan yang
dapat menyebabkan tekanan darah meningkat terlebih makanan yang dapat
membantu menurunkan tekanan darah agar tekanan darah tidak naik lagi.
4. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki Tn.S ada 3 anak yang 1 diantaranya sudah menikah
dan tinggal dengan keluarganya sendiri. Keluarga Tn.S merencanakan jumlah
anggota keluarga dengan menjaga jarak kelahiran anak. Keluarga Tn.S
menggunakan metode program KB jenis suntik.
\
A. Hipertensi.
Masalah :
1. Anggota keluarga menderita Hipertensi dengan skor 4 .
Rencana Intervensi Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Tn. S
Tujuan Evaluasi
Masalah Masalah Tujuan Jangka
No Jangka Kriteri Intervensi
Kesehatan Keperawatan Pendek Standar
Panjang a
1 Ny.B menderita 1) Ketidak 1) . Keluarga 1) Setelah 4 kali Respon 1) Keluarga dapat 1) Kaji
penyakit mampuan dapat pertemuan Verbal menjelaskan pengetahuan
Hipertensi keluarga mengenal diharapkan dan kembali tentang keluarga
mengenal masalah keluarga psikom tanda, gejala, tentang tanda,
adanya hipertensi mengetahui otor penyebab, serta gejala,
masalah yang tanda, gejala keluarg akibat lanjut penyebab, serta
berhubungan dialami dan penyebab a dari penyakit akibat lanjut
dengan tanda, keluarga serta akibat Hipertensi dari hipertensi.
gejala dan lanjut dari 2) Menjelaskan
penyebab hipertensi kepada keluarga
hipertensi 2) Keluarga dapat tentang akibat
melakukan lanjut dari
perawatan hipertensi.
anggota 3) Berikan pujian
keluarga yang kepada keluarga
sakit dengan
benar
3) Keluarga mulai
Keluarga mengurangi 2) Keluarga dapat
Ketidakmamp mengenal asupan makan menjelaskan 1) Kaji
uan keluarga pengetahuan yang serta dapat pengetahuan
merawat yang untuk meningkatkan melakukan keluarga
sakit melakukan terjadinya ht perawatan tentang tehnik
berhubungan perawatan. sederhana, perawatan dan
dengan sehingga TD pengobatan.
kurangnya normal menjai 2) Diskusikan
pengetahuan di bawah dengan
tentang 160/90 mmHg keluarga
prosedur tentang
perawatan perawatn dan
pengobatan
sederhana,jelas
kan juga
pentinya olah
raga, diet dan
kontrol dengan
rutin.
3) Beri pujian
tentang
melakukan
perawatan
keluarga.
Implementasi Dan Evaluasi
1 08 1) Mengkaji Tanggal
Oktober pengetahuan keluarga 08 Oktober 2016
2016 tentang tanda, gejala, Jam 10.45
Jam penyebab, serta akibat S :
10.00 lanjut dari hipertensi. ♦ Keluarga Ny.B cukup
2) Mendiskusikan mengerti tentang
dengan keluarga pengertian, tanda dan
tentang perawatan dan gejala Hipertensi.
pengobatan
sederhana,jelaskan O :
juga pentinya olah ♦ Keluarga cukup
raga, diet dan kontrol mengerti dengan apa
dengan rutin. yang dijelaskan
3) Memberi pujian A :
tentang melakukan ♦ Masalah teratasi
perawatan keluarga. sebagian
P :
♦ Intervensi dilanjutkan
.
No Tanggal Implementasi Evaluasi
Guyton, Arthur C, Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit, EGC Penerbit buku
kedokteran, Jakarta, 2007.