You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga akan mengganggu aktivitas tetapi mulut merupakan bagian yang
penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari
kesehatan gigi karena banyak penyakit umum mempunyai gejala - gejala
yang dapat dilihat dalam mulut.

Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan,


pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk
pencegahan dan perawatan.Namun sebagian besar orang mengabaikan
kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan.Perawatan gigi dianggap tidak
terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan
dan penampilan.

Kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih perlu diperhatikan oleh tenaga
kesehatan.Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat
Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan karies. Penyakit
karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan
sementum Penyakit ini dialami 90% masyarakat Indonesia, yang bila tidak
dirawat atau diobati akan semakin parah.

Ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies menurut


Langlais, yaitu host (gigi), mikroorganisme, lingkungan dan waktu. Jika tidak
ada interaksi antara keempat faktor tersebut, maka karies gigi tidak akan
terjadi. Selain itu terdapat faktor luar sebagai faktor predisposisi dan
penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan terjadinya karies,

1
antara lain usia, jenis kelamin, letak geografis, tingkat ekonomi, serta
pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kesehatan gigi.

Menurut WHO dalam RISKESDAS (2007) diperkirakan bahwa 90% dari


anak sekolah di dunia dan sebagian besar orang dewasa pernahmenderita
karies gigi sedangkan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia merupakan
penyakit masyarakat yang diderita oleh 38,5% penduduk Indonesia. Menurut
data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi
nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9%, diantaranya sebanyak 14
provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas angka nasional
yaitu DKI Jakarta 29,1%, Jawa Barat 28%, Yogyakarta 32,1%, Jawa Timur
27,2%, Kalimantan Selatan 36,1%, Sulawesi Utara 31,6%, Sulawesi Tengah
35,6%, Sulawesi Selatan 36,2%, Sulawesi Tenggara 28,6%, Gorontalo
30,1%, Sulawesi Barat 32,2% Maluku 27,2%, Maluku Utara 26,9%.

Indonesia merupakan hal yang menarik karena prevalensi karies mencapai


80% dari jumlah penduduk (DEPKES RI, 2003).Hal ini dapat menimbulkan
dampak yang negatif terhadap anak - anak, orang dewasa, bahkan para
manula. Khususnya kepada para usia produktif dapat menurunkan
produktifitas dan kreatifitasnya. Untuk mengatasi hal ini, baik pemerintah
terkait maupun praktisi kesehatan swasta sampai saat ini belum menunjukkan
hasil yang memadai, bila diukur dengan indikator kesehatan gigi masyarakat.

Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam menykat gigi masih kurang baik.


Survei Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 mengungkapkan
bahwa 90,7% masyarakat Indonesia yang menykat gigi setelah makan pagi
hanya 12% dan sebelum tidur hanya 28,7% dengan wanita lebih banyak yang
menerapkan gosok gigi sebelum tidur malam (31,6%) dibandingkan pria
(25,5%). (wahyuningkintarsih, 2009). menykat gigi pada waktu yang optimal
dilakukan setelah makan di pagi hari dan sebelum tidur malam (Wong,
Hockenberry, Wilson, Winkelstein, & Schwartz, 2008). menykat gigi setelah

2
makan di pagi hari bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang
menempel setelah makan dan sebelum tidur malam bertujuan untuk
membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel setelah makan malam
(Potter&Perry, 2005). Dengan demikian, kebiasaan masyarakat Indonesia
dalam menykat gigi masih kurang baik.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 memperlihatkan data


memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak - anak di bawah usia 12 tahun
mengalami karies atau gigi berlubang. Dengan kata lain hanya 11% anak
Indonesia yang terbebas dari karies.Derajat kesehatan masyarakat yang
optimal hanya dapat dicapai apabila semua anggota masyarakat baik secara
individu atau kelompok berperilaku bersih dan sehat termasuk didalam
memelihara kesehatan gigi. Walaupun penyakit gigi tidak langsung
mematikan, tetapi telah terbukti bahwa kesehatan gigi dan mulut yang tidak
dipelihara akan menjadi sumber infeksi bagi penyakit yang menyerang organ
- organ tubuh lainnya.

Karies gigi menjadi salah satu masalah kesehatan serius pada anak usia
sekolah, anak usia sekolah adalah anak berusia dalam rentan 6 sampai 12
tahun (Potter&Perry, 2005). Di Indonesia, prevelensi karies gigi mencapai
85% pada anak-anak usia sekolah (Lukihardianti, 2011). Berdasarkan survei
World Health Organization (WHO) tahun 2007, sebanyak 77% anak
Indonesia berusia 12 tahun menderita karies gigi (Wahyuningkintarsih, 2009).
Selain itu, penelitian Dhar dan Bhatnagar (2009) di India mengungkapkan
presentasi karies gigi pada kelompok usia 6 sampai 10 tahun adalah 63,20%
dan 85,70% dari anak-anak yang mengalami karies tersebut membutuhkan
perawatan gigi. Penelitian Pernetti, Caputi, dan Varvara (2005)
mengungkapkan bahwa laki-laki memiliki pengalaman karies yang lebih
rendah dibandingkan perempuan pada anak sekolah usia 9 tahun di Abruzzo
Itali. Wong, Eaton-Hockenberry, Wilson, Winkelstein, dan Schwartz (2008)
juga mengungkapkan bahwa usia 4 sampai 8 tahun adalah usia paling rentan

3
terjadi karies gigi primer dan 12 sampai 18 tahun untuk gigi permanen.
Dengan demikian, karies gigi juga menjadi salah satu masalah kesehatan yang
serius pada anak usia sekolah.

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) mengeluhkan kualitas kesehatan


gigi anak-anak Indonesia di bawah usia 12 tahun yang terus menurun. Hal ini
dilihat pada kasus rata-rata gigi berlubang (karies) yang meningkat semenjak
2010.

Ketua PB PDGI Zaura Rini Anggraini mengatakan, terdapat 24 juta anak di


bawah usia 12 yang mengalami permasalahan gigi berlubang. Selain itu,
permasalahan gigi berlubang pada anak di negara berkembang cendrung jauh
meningkat dari tahun ke tahun. Ini akibat pola makan yang berubah, gaya
hidup dan rendahnya kesadaran merawat gigi. Peran orang tua juga sangat
mempengaruhi akan rendahnya kesadaran dalam memeriksa kesehatan gigi
anak, dikarenakan menganggap remeh sakit gigi. Padahal kerusakan gigi dan
mulut adalah pintu masuk bagi sejumlah penyakit, seperti kurang gizi,
penyakit jantung dan hipertensi.Di negara-negar maju, walaupun mereka
mengonsumsi makanan yang kurang sehat, tapi kesadaran dalam menjaga
kesehatan gigi seperti memeriksa kesehatan gigi ke dokter sangatlah tinggi.

Suwelo melaporkan prevalensi karies gigi anak prasekolah di Pekanbaru


89,16% dengan def-t rata – rata 7,02 ± 5,25, serta menurut SKRT 1995,
indeks DMF- T anak umur 12 tahun menunjukan rata – rata 2,21 dengan
angka prevalensi sebesar 76,9%. Hal ini menunjukan suatu keadaan
kerusakan gigi yang hampir tanpa penanganan. Berdasarkan data yang
didapat dari pemeriksaan gigi dan mulut siswa – siswi SD di Pekanbaru yang
mendapat pemeriksaan gigi dan mulut pada tahun 2003 terdapat 60,32% yang
menderita karies dan meningkat menjadi 73,75% tahun 2004.

4
Kelainan pada gigi ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan
jika dibiarkan berlanjut akan merupakan sumber fokal infeksi dalam mulut
sehingga menyebabkan keluhan rasa sakit. Kondisi ini tentu saja akan
mengurangi frekuensi kehadiran anak ke sekolah atau meningkatkan hari
absensi anak-anak serta mengganggu konsentrasi belajar, mempengaruhi
nafsu belajar dan asupan gizi sehingga dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan yang pada gilirannya akan mempengaruhi status gizi anak yang
berimplikasi pada kualitas sumber daya.

Pada anak - anak, struktur giginya termasuk jenis gigi bercampur antara gigi
susu dan gigi permanen rentan mengalami karies gigi. Karies yang terdapat
pada gigi inilah yang merupakan 7 indikator keberhasilan upaya pemeliharaan
kesehatan gigi pada anak usia sekolah.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pendidikan kesehatan tentang menyikat gigi pada anak TK Siti Sawiyah
Pekanbaru
2. Tujuan Khusus
a. Mengindentifikasi kebiasaan menyikat gigi malam hari pada anak TK
Siti Sawiyah pekanbaru
b. Mengenalkan langkah-langkah menyikat gigi anak TK Siti Sawiyah
Pekanbaru

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian gigi
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak
vertebrata. Gigi, pada manusia, satu set lengkap gugur (primer) gigi
mengandung 20 gigi. Ada 32 gigi secara lengkap permanen (sekunder) set.
Bentuk masing-masing jenis gigi sesuai dengan cara menangani makanan. Di
bagian depan delapan gigi berbentuk pahat berfungsi sebagai pemotongan,
atau gigi seri. Di balik ini adalah empat gigi taring, dan di belakang ini adalah
delapan premolar dan 12 gigi geraham.

Menurut B. Ginting (1985: 15) gigi terdiri dari beberapa lapisan, diantaranya
sebagai berikut :
1. Lapisan email. Lapisan inilah yang terlihat dari luar. Lapisan ini sangat
keras yang berfungsi sebagai alat pelindung bagi bagian gigi kita yang
sebelah dalam. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling keras.
2. Lapisan dentin (tulang gigi). Bagian inilah yang terbesar dari seluruh
lapisan gigi. Inilah menjadi penguat bagi batang tubuh gigi. Di dalam
tulang gigi terdapat saraf dan pembuluh darah.
3. Lapisan centum gigi. Lapisanb,v ini adalah yang membungkus akar gigi.
Di dalam lapisan inilah serat-serat pengikat akar gigi tertancap untuk
mengikat gigi itu kepada tulang rahang kita.
4. Lapisan jaringan pengikat gigi. Lapisan ini terdiri dari serat-serat jaringan
seperti per yang berfungsi sebagai bantalan kepada gigi. Bila kita tekan
gigi dengan mengigit satu benda yang keras makan akan nempak bahwa
gigi agak turun dan kalu dilepaskan kembali maka gigi itu akan keluar
kembali.
5. Lapisan yang paling tengah. Gigi kita mempunyai saluran di tengah-
tengahnya. Saluran ini berisi pembuluh-pembuluh darah, lympha, urat

6
syaraf yang halus. Dari sum-sum gigi ini urat syaraf bercabang sangat
halus masuk dan menyarafi sampai lapisan dentin.

Menurut Erwin Setyo Kriswanto (2012: 207) gigi manusia disusun oleh :
1. Email gigi yang berfungsi untuk melindungi tulang gigi dari zat yang
sangat keras yang berada di bagian paling luar gigi manusia. Email
merupakan bagian yang melapisi mahkota gigi agar tampak putih, halus
dan licin. Email gigi merupakan lapisan gigi yang paling keras.
2. Tulang gigi, merupakan lapisan yang berada pada lapisan setelah email
yang dibentuk dari zat kapur.
3. Rongga gigi, adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh darah
kapiler dan serabut-serabut syaraf. Rongga gigi terletak pada bagian antara
corona dan radiks.
4. Semen/ Sementum, adalah bagian dari akar gigi yang berdampingan
dengan tulang rahang. Sementum gigi melapisi akar gigi dan membantu
menahan gigi agar tetap melekat pada gusi.

Menurut Sadatoen Soerjohardjo (1986: 101) ada tiga macam bentuk gigi,
tiap-tiap macam mempunyai tugasnya sendiri-sendiri yaitu:
1. Gigi seri, bentuknya seperti pahat, yang berfungsi untuk memotong
makanan.
2. Gigi geraham, bentuk lebar dan kuat, digunakan untuk memamah/
mengunyah makanan.
3. Gigi taring, letaknya antara gigi seri dan gigi geraham bentuknya antara
bentuk gigi seri dan bentuk gigi geraham. Kegunaannya untuk merobek
makanan.
Sedangkan menurut Erwin Setyo Kriswanto (2012: 207), pada gigi manusia
memiliki tiga macam gigi diantaranya :
1. Gigi seri yang berfungsi untuk memotong dan mengerat makanan atau
benda lainya. Terletak di depan berbentuk seperti kapak.

7
2. Gigi taring bentuknya runcing yang berfungsi untuk mengoyak makanan
atau benda lainnya.
3. Gigi geraham yang berfungsi untuk menganalisis dan mengunyah
makanan atau benda lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa gigi


mempunyai banyak fungsi dalam hal menghaluskan makanan, untuk
berbicara serta kecantikan atau kebagusan. Gigi manusia terdiri dari gigi seri,
gigi taring, gigi geraham yang terdiri dari geraham kecil dan besar.Gigi sudah
mempunyai bentuk sesuai dengan tugasnya masing-masing.Jadi, agar gigi
tetap sehat, harus digunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya.

Gigi manusia mulai tumbuh pada bayi berumur kira-kira 6-7 bulan sampai 26
bulan. Gigi pada anak-anak disebut gigi susu atau sulung. Setelah anak
berumur 6 sampai 14 tahun gigi susu tanggal satu persatu dan digantikan
dengan gigi tetap. Gigi tersusun berderet padarahang atas dan bawah. Gigi
susu berjumlah 20 buah terdiri atas gigi seri 8 buah, gigi taring 4 buah, dan
gigi geraham 8 buah. Gigi tetap pada orang dewasa berjumlah 32 buah yang
terdiri dari gigi seri 8 buah, gigi taring 4 buah dan gigi geraham depan 8
buah, dan gigi geraham belakang 12 buah (Erwin Setyo Kriswanto, 2012:
206).

Berikut tahap pertumbuhan gigi (Ircham Machfoedz dkk, 1993: 15) :


Gigi Rahang Atas
1. Gigi seri pertama tumbuh pada umur 7 – 8 bulan
2. Gigi seri kedua tumbuh pada umur 8 – 9 bulan
3. Gigi taring tumbuh pada umur 16 – 18 bulan
4. Gigi geraham pertama tumbuh pada umur 12 – 14 bulan
5. Gigi geraham kedua tumbuh pada umur 20 – 30 bulan

Gigi Rahang Bawah

8
1. Gigi seri pertama tumbuh pada umur 6 – 7 bulan
2. Gigi seri kedua tumbuh pada umur 8 – 9 bulan
3. Gigi taring tumbuh pada umur 14 – 16 bulan
4. Gigi geraham pertama tumbuh pada umur 12 – 14 bulan
5. Gigi geraham kedua tumbuh pada umur 20 – 30 bulan

Pada umur 2,5-3 tahun maka lengkaplah gigi sulung yang berjumlah 20 buah.
Sejak umur ini anak tersebut sudah siap mengunyah makanan dengan
sempurna daripada sebelumnya.Gigi sulung tersebutakan bertahan sampai
umur 6 tahun. Sesuai dengan kemampuan alat pencernaan makanan anak
yang semakin meningkat umurnya maka sejak umur 6 tahun terjadilah
pergantian-pergantian gigi dari gigi sulung ke gigi tetap. Pada usia 6-12
tahun adalah masa peralihan antara gigi susu ke gigi dewasa. Karena pada
usia tersebut tersebut terdapat baik gigi susu maupun gigi dewasa, maka
antara usia tersebut disebut masa gigi bercampur atau masa peralihan.
Berikut tahapan pergantian

gigi sulung ke gigi tetap atau disebut dengan masa erupsi (Ircham Machfoedz
dkk, 1993: 16) :
Gigi Rahang Atas
1. Gigi seri pertama tumbuh umur 7 – 8 tahun
2. Gigi seri kedua tumbuh umur 8 – 9 tahun
3. Gigi taring tumbuh umur 11 – 12 tahun
4. Gigi geraham kecil pertama tumbuh umur 10 – 11 tahun
5. Gigi geraham kecil kedua tumbuh umur 10 – 12 tahun
6. Gigi geraham besar pertama tumbuh umur 6 – 7 tahun
7. Gigi geraham besar kedua tumbuh umur 12 – 13 tahun
8. Gigi geraham besar ketiga tumbuh umur 17 – 21 tahun

Gigi Rahang Bawah

9
1. Gigi seri pertama tumbuh umur 6 – 7 tahun
2. Gigi seri kedua tumbuh umur 7 – 8 tahun
3. Gigi taring tumbuh umur 9 – 10 tahun
4. Gigi geraham kecil pertama tumbuh umur 10 – 12 tahun
5. Gigi geraham kecil kedua tumbuh umur 11 – 12 tahun
6. Gigi geraham besar pertama tumbuh umur 6 – 7 tahun
7. Gigi geraham besar kedua tumbuh umur 11 – 13 tahun
8. Gigi geraham besar ketiga tumbuh umur 17 – 21 tahun Tahap
pertumbuhan dan pergantiantersebut merupakan tahappertumbuhan dan
pergantian gigi normal. Namun, tidak menutup kemungkinan
pertumbuhan dan pergantian gigi orang yang satu dengan yang lain
berbeda. Hal tersebut disebabkan siklus pertumbuhan orang yang tidak
sama antar individu.

Menurut B. Ginting (1985: 9-10) fungsi gigi adalah sebagaiberikut :


1. Alat untuk mengunyah makanan. Penghancur dan pelumatan dari
makanan dalam mulut sangat perlu untuk membantu pencernakan.
2. Alat untuk menjaga agar ucapan kata-kata tepat dan jelas. Jika seandainya
gigi depan seseorang ada yang hilang atau berlubang yang besar antara
dua gigi depan maka ucapan kata-katanya akansalah, atau kurang
jelas. Misalnya akan sulit mengucap huruf S dan R.
3. Alat untuk menjaga estetis (kecantikan). Pada jaman moderen ini estetis
sangat di perhatikan terutama oleh kaum wanita. Gigi yang merongos
akan menyebabkan seseorang kehilangan rasa percaya dirinya. Gigi yang
berlapis, caling (gingsul), celah yang besar antara gigi-gigi depan juga
akan merusak estetis seseorang.Selain untuk menghaluskan makanan dan
atau benda lainya, fungsi gigi juga untuk berbicara. Apabila gigi-gigi
sudah tanggal, maka ejaan kata-kata tertentu akan terganggu dalam
melafalkannya. Dapat juga mengganti dengan gigi-gigi palsu setelah gigi-
gigi tanggal, namun gigi-gigi buatan/ palsu juga fungsinya tidak dapat
sama dengan gigi yang asli. (Sadatoen Soerjohardjo, 1986: 104).

10
Sedangkan menurut Djoned Soetatmo dan Yati K. Sumaryanto (1993: 85)
fungsi mulut dan gigi adalah sebagai berikut :
1. Alat pencernaan makanan. Gigi seri gunanya untuk memotong makanan,
gigi taring gunanya untuk merobek makanan, dan gigi geraham untuk
mengunyah dan menghaluskan makanan.
2. Membentuk wajah. Paras muka besar atau kecil dan rasa keindahannya
ditentukan oleh bentuk-bentuk gigi atau keadaan letak-letak dari pada gigi
geligi.
3. Mengecap kata-kata. Susunan gigi yang teratur dan rapih sangat baik bagi
sempurnanya ucapan-ucapan dari kata/kalimat. Gigi yang maju ke depan
(merongos) akan memberikan suara berdisis.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan fungsi gigi sebagaiberikut :


1. Alat untuk mengunyah makanan.
2. Mengecap kata-kata dan berbicara.
3. Membentuk wajah atau rupa seseorang.

Menurut B. Ginting (1985: 19-21) macam-macam kerusakan pada gigi adalah


sebagai berikut :
1. Keausan pada gigi. Disebabkan karena sering terjadi gesekan pada gigi,
dan dan sering mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak asam
dan gula.Selain itu kekuranga mineral seperti kalsium dan flouride juga
dapat menyebabkan email gigi lemah.
2. Trauma pada gigi. Banyak terjadi di mana gigi pecah atau patah akibat
benda keras, pukulan, terantuk, tergigit benda keras seperti pasir atau batu
pada makanan.
3. Gigi berlubang. Ada 2 penyebab utama penyebab gigi berlubang yaitu :
bakteri dan pengasaman kotoran sisa makanan yang melekat pada gigi.
Gigi berlubang umumnya menjadi penyebab awal menderita sakit gigi.

11
Kelainan/ penyakit mulut dan gigi menurut Djoened S dan Yati K.
Sumaryanto (1993: 87-89) adalah sebagai berikut :
1. Gigi yang berlubang (Caries). Terjadinya : Hydrat arang + sisa- sisa
makanan yang melekat di sela-sela gigi. Secara kimiawi akan dirubah
oleh ludah dan lacto bacil menjadi glucoge dan asam. Dalam tempo 10
menit asam ini dapat melarutkan email dan menimbulkan caries.Penyebab
terjadinya karies gigi adalah adanya bakteri atau kuman di dalam mulut
kita dan terjadinya pengasaman kotoran sisa makanan yang melekat pada
gigi.
2. Karang Gigi. Terjadi endapan kalsium pada gigi. Karena gigi biasanya
tidak sakit berupa lapisan keras yang melekat pada gigi, makin lama
makin tebal, tergantung dari keadaan ludah dan gigi seseorang. Sering
mudah terjadi pada gigi yang jarang terpakai, misalnnya karena gigi sakit
atau berlubang, maka lama-kelamaan gigi tersebut akan dipenuhi karang
gigi. Akibat dari gigi ini dapat menyebabkan infeksi, bau mulut atau gigi
menjadi goyang. Sedangkan gigi yang sering digunakan akan menjadi
bersih, karena air ludah dan gerakan mengunyah akan membersihkan
daerah tersebut.
3. Letak gigi tak teratur. Hal ini disebabkan karena pertumbuhanya tidak
naik. Di sini terlihat gigi bertumpuk. Sehingga letak gigi tidak teratur.
4. Penyakit Gusi. Penyakit yang sering terjadi di dalam rongga mulut di
mana terlihat gusi sekitar gigi merah sekali seperti gusi sehat 9 yang
berwarna merah muda), di sini gusi akan mudah berdarah disertai adanya
karang gigi atau gigi-gigi goyang. Dengan adanya peradangan gusi ini
mulut akan berbau busuk. Bakteri yang terkumpul disela-sela gusi dan
gigi dapatmengiritasi gusi sehingga gusi infeksi dan meradang (Erwin
Setyo Kriswanto, 2012: 211).
5. Pyorrhoea, alococoris. Tulang gigi dan gusi meradang, dan mengeluarkan
darah serta nanah, dapat menyebabkan mulut bau. Menurut Erwin Setyo
Kriswanto (2012: 110) penyakit ini adalah penyakit gigi yang lebih suka
menyerang orang-orang yang sudah dewasa daripada menyerang anak-

12
anak. Gejala-gejalanya adalah sebagai berikut : gusi-gusi menjadi lunak
dan lemah, sehingga akar- akar gigi tidak dapat tertanam dengan koko
dalam rahang. Karena gusi-gusi itu tidak lagi menahan leher gigi dengan
keras, maka antara gigi dan gusi akan terjadi suatu kantung yang dapat
menghimpun sisa-sisa makanan dan basi-basi sehingga dapat
memperhebat penyakitnya.
6. Sudut-sudut bibir kotor (B.difficiency). Dapat pula terjadi pada anak yang
ngier (mengeluarkan ludah terus menerus).
7. Sariawan (Scorbuut). Menyerang mulut bagian dalam dan lidah,
disebabkan kekurangan vitamin C, keadaan tertekan, alergi, dan keadaan
hormon.
8. Luka-luka dalam mulut (Stamotitis). Ada bermacam-macam sebab, mulut
kelihatan pecah-pecah, (dikutip dari penelitian Afif Fauziah Kurniastuti).

B. Pentingnya Sikat Gigi


Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil
dengan pegangan.Pasta gigi biasanya ditambahkan ke sikat gigi sebelum
menykat gigi.Sikat gigi banyak jenisnya, dari yang bulunya halus sampai
kasar, bentuknya kecil sampai besar, dan berbagai desain pegangan.
Kebanyakan dokter gigi menganjurkan penggunaan sikat yang lembut
meskipun sikat gigi berbulu lembut kurang efektif membersihkan sela-sela
gigi karena sikat gigi berbulu keras dapat merusak lapisan enamel dan
melukai gusi.

Menurut para dokter gigi, menyikat gigi dilakukan minimal dua kali sehari
yaitu sehabis sarapan pagi dan sebelum tidur malam.Menyikat gigi juga
dianjurkan menggunakan pasta gigi yang membantu membersihkan gigi lebih
bersih dan wangi.Akibat dari jarangnya menyikat gigi adalah timbulnya plak
di gigi yang diakibatkan dari penumpukan kotoran di gigi.Plak gigi juga dapat
menyebabkan gigi berlubang yang jika dibiarkan bisa membuat gigi ngilu.
Selain plak dan gigi berlubang, jarangnya menyikat gigi juga dapat

13
mengakibatkan bau napas yang tidak sedap sehingga dapat dijauhi oleh teman
sekitar.

C. Langkah-Langkah Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar


1. Bubuhkan pasta gigi berfluoride sepanjang bulu sikat gigi untuk dewasa,
atau sebesar biji jagung untuk anak dibawah usia 6 tahun.
2. Berkumurlah dengan air bersih sekali saja.
3. Sikatlah gigi dimulai dari bagian depan, sikat dengan cara vertikal
sebanyak 8x.
4. Lanjutkan kebagian gigi belakang yang beradapan dengan pipi, sikat
dengan cara memutar sebanyak 8x.
5. Lanjutkan kebagian dalam mulut yang berbatasan dengan lidah dengan
cara maju mundur sebanyak 8x.
6. Lakukan pada daerah titik gigit gigi (oklusal) pertemuan antara gigi atas
dan gigi bawah. Dengan cara sama yaitu memutar sebanyak 8x.
7. Sikatlah seluruh bagian dari gigi.
8. Untuk menghilangkan bau mulut, menyikat lembut lidah juga dianjurkan.
9. Berkumurlah dengan air bersih. Cukup sekali atau 2 kali saja supaya
kandungan yang terkandung dalam pasta gigi masih melindungi gigi.

14
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
CARA MENGGOSOK GIGI YANG BENAR
A. Pengantar
Pokok bahasan : Cara menggosok gigi yang benar
Sasaran : Anak TK Siti Sawiyah
Hari/tanggal : Selasa/ 31 Oktober 2017
Waktu : 30 Menit
Tempat : Ruang kelas
Penyuluh : Kelompok 6

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan dan mendapatkan penjelasan tentang
menggosok gigi, peserta diharapkan mengetahui cara menggosok gigi
dengan baik dan benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu:
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian menggosok gigi
b. Peserta dapat menjelaskan manfaat menggosok gigi
c. Peserta dapt menjelaskan akibat bila tidak menggosok gigi
d. Peserta dapat menjelaskan waktu yang tepat untuk menggosok
gigi
e. Peserta dapat menjelaskan cara menggosok gigi yang baik dan
benar
C. Sasaran
Anak TK Siti Sawiyah

D. Materi Pengajaran
Materi penyuluhan:
1. Pengertian menggosok gigi

15
2. Manfaat menggosok gigi
3. Akibat bila tidak menggosok gigi
4. Waktu yang tepat untuk menggosok gigi
5. Cara menggosok gigi yang baik dan benar

E. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini menggunakan metode
Ceramah dan Diskusi / Tanya jawab.

F. Media
1. Power point
2. Alat peraga gigi

G. Materi
Terlampir

H. Proses Kegiatan
No Kegiatan penyuluhan Kegiatan Peserta Metode & Waktu
Media
1 Kegiatan Pra Penyuluhan
1) Persiapan materi
2) Persiapan media
3) Kontrak waktu
4) Persiapan
tempat/lingkungan
dan sarana
prasarana lainnya.
Pembukaan
a. Menyampaikan a. Menjawab salam Ceramah 5 menit
salam pembuka dan
b. Memperkenalkan penutup

16
diri b. Menyimak
c. Menjelaskan informasi yang
tujuan disampaikan oleh
d. Menyampaikan penyuluh
kontrak waktu c. Menjawab
pertanyaan
d. Mengajukan
pertanyaan

2 Pelaksanaan: a. Mendengarkan, Ceramah 15


a. menjelaskan memperhatikan dengan menit
tentang b. Menanyakan hal- mengguna
pengertian hal yang belum kan Power
menggosok gigi jelas Point
b. Menjelaskan
tentang manfaat
menggosok gigi
c. Menjelaskan
tentang waktu
yang tepat untuk
menggosok gigi
d. Menjelaskan
akibat bila tidak
menggosok gigi
e. Menjelaskan cara
menggosok gigi
dengan baik dan
benar
f. Memberi
kesempatan
kepada peserta

17
untuk bertanya

3 Evaluasi Menjawab pertanyaan Tanya 10


1) Mengevaluasi Jawab menit
penerimaan
informasi
2) Memberikan
pertanyaan lisan
Menanyakan
kepada peserta
tentang materi
yang telah
diberikan, dan
reinforcement
kepada anak TK
yang dapat
menjawab
pertanyaan.
4 Penutup
a. Menyimpulkan a. Aktif bersama  Menden 5 menit
hasil penyuluhan dalam garkan
b. Mengucapkan menyimpulkan  Menjaw
terimakasih Atas b. Membalas salam ab
perhatian sasaran Salam
c. Memberikan salam
Total waktu 30
menit

18
I. Pengorganisasian
1. Pengorganisasian
Moderator :
Penyuluh :
Fasilitator :
Notulen :
Observer :
Dokumentasi :

2. Rincian tugas
a. Moderator
1) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4) Menyebutkan materi yang akan diberikan
5) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi
materi
7) Mengatur waktu penyuluhan

b. Penyuluh
1) Mengenali pengetahuan anak
2) Menjelaskan materi.
3) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan

c. Fasilitator
1) Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai
2) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai
penyuluhan

19
3) Memotivasi para anak agar berpartisipasi dalam
penyuluhan
4) Memotivasi para anak untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya
5) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta

d. Observer
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama
kegiatan penyuluhan berlangsung.
3) Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang
evaluasi hasil penyuluhan

e. Notulen
1) Menyimpulkan hasil penyuluhan

f. Dokumentasi
1) Mendokumentasikan proses penyuluhan.
J. Setting tempat

M PENYULUH NOTULEN
FASILITATO

O
RRRR

D
E
R
A
T
O
OBSERVER

PESERTA DOKUMENTASI

20
K. Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi Struktur
a) Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana
b) 100% peserta menghadiri penyuluhan
c) Tempat, media dan alat penyuluhan sesuai rencana

1. Evaluasi Proses
a) Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b) Waktu yang dilaksanakan sesuai pelaksanaan
c) 80% peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
d) 100% peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan

2. Evaluasi Hasil
Peserta mampu:
a. Mengetahui pengertian menggosok gigi
b. Mengetahui manfaat menggosok gigi
c. Mengetahui waktu yang tepat untuk menggosok gigi
d. Mengetahui akibat bila tidak menggosok gigi
e. Mengetahui cara menggosok gigi dengan baik dan benar.

21
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian menggosok gigi


Kegiatan rutin yang selalu kita lakukan tiap hari, setidaknya 2 kali
sehari kita menggosok gigi dalam menjaga dan memelihara kesehatan
gigi.
2. Manfaat menggosok gigi
a. Gigi tampak bersih dan putih
b. Mengurangi bau mulut
c. Mencegah sakit gigi ( misalnya: caries gigi atau gigi
berlubang)
3. Akibat bila tidak menggosok gigi
a. Plak Gigi
b. Gigi Berlubang (Karies Gigi)
c. Bau mulut
d. Sakit gigi
4. Kapan Menyikat Gigi
Menurut para dokter gigi, menyikat gigi dilakukan minimal dua
kali sehari yaitu sehabis sarapan pagi dan sebelum tidur
malam.Menyikat gigi juga dianjurkan menggunakan pasta gigi yang
membantu membersihkan gigi lebih bersih dan wangi.Akibat dari
jarangnya menyikat gigi adalah timbulnya plak di gigi yang diakibatkan
dari penumpukan kotoran di gigi.Plakgigi juga dapat menyebabkan gigi
berlubang yang jika dibiarkan bisa membuat gigi ngilu. Selain plak dan
gigi berlubang, jarangnya menyikat gigi juga dapat mengakibatkan bau
napas yang tidak sedap sehingga dapat dijauhi oleh teman sekitar.

5. Langkah-Langkah Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar


a. Bubuhkan pasta gigi berfluoride sepanjang bulu sikat gigi
untuk dewasa, atau sebesar biji jagung untuk anak dibawah usia
6 tahun.

22
b. Berkumurlah dengan air bersih sekali saja.
c. Sikatlah gigi dimulai dari bagian depan, sikat dengan cara
vertikal sebanyak 8x.
d. Lanjutkan kebagian gigi belakang yang beradapan dengan pipi,
sikat dengan cara memutar sebanyak 8x.
e. Lanjutkan kebagian dalam mulut yang berbatasan dengan lidah
dengan cara maju mundur sebanyak 8x.
f. Lakukan pada daerah titik gigit gigi (oklusal) pertemuan antara
gigi atas dan gigi bawah. Dengan cara sama yaitu memutar
sebanyak 8x.
g. Sikatlah seluruh bagian dari gigi.
h. Untuk menghilangkan bau mulut, menyikat lembut lidah juga
dianjurkan.
i. Berkumurlah dengan air bersih. Cukup sekali atau 2 kali saja
supaya kandungan yang terkandung dalam pasta gigi masih
melindungi gigi.

23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil
dengan pegangan.Pasta gigi biasanya ditambahkan ke sikat gigi sebelum
menggosok gigi.Sikat gigi banyak jenisnya, dari yang bulunya halus sampai
kasar, bentuknya kecil sampai besar, dan berbagai desain pegangan.
Kebanyakan dokter gigi menganjurkan penggunaan sikat yang lembut
meskipun sikat gigi berbulu lembut kurang efektif membersihkan sela-sela
gigi karena sikat gigi berbulu keras dapat merusak lapisan enamel dan
melukai gusi.

Akibat Tidak Menyikat Gigi, Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang tidak
berwarna terdiri dari kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak
diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi,
tumpatan maupun kalkulus yang tidak dibersihkan. Plak merupakan penyebab
utama terjadinya penyakit gigi maupun penyakit gusi.Lapisan plak sebagian
besar terdiri dari kuman. Pada gigi lapisan plak dapat menyebabkan gigi
berlubang atau karies, sedangkan pada gusi lapisan plak dapat menyebabkan
radang gusi atau gingivitis, Gigi berlubangPenyebab Gigi Berlubang :Kerja
Bakteri Pada Karbohidrat (Makanan) Yang Menghasilkan Asam Yang Dapat
merusak/Melarutkan Email Gigi, Keadaan gigi/posisi gigi sehingga sulit
dibersihkan, Faktor makanan yang mudah lengket, Kekurangan vitamin D.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa dapat mengetahui dan pengalaman pendidikan kesehatan
khususnya mengenai menyikat gigi terhadap anak TK.
2. Bagi pihak TK Siti Sawiyah khususnya para guru dapat mengingatkan
kepada siswa-siswi tentang Pentingnya menyikat gigi.

24
3. Bagi STIKes Payung Negeri Pekanbaru diharapkan dapat melakukan
kegiatan pendidikan kesehatan secara berkelanjutan, agar Mahasiswa
STIKes Payung Negeri Pekanbaru bisa menambah pengetahuan
bagaimana cara melakukan pendidikan yang baik dan benar.

25
DAFTAR PUSTAKA

Setiyawati, Rahayu. Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Sebelum Tidur


Malam Dengan Karies Pada Anak Usia Sekolah Di Madrasah Ibtidaiyah
Al-Istiqomah Tangerang, skripsi sarjana (Jakarta: Fakultas Keperawatan
Universitas Indonesia, 2012)

Departemen Kesehatan RI. Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat


(UKGM), Depkes,Jakarta(2000).

Kurniastuti,Afif Fauziah. Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Mulut Dan


Gigi Siswa Kelas IV Dan V Ta 2014/2015 SD Negeri Grabag Kecamatan
Grabag Kabupaten PurworejoJawa Tengah, Skripsi Sarjana, (Universitas
Negeri Yogyakarta, 2015)

Iswandani,Winda. Gambaran Pengetahuan Anak Usia 7-12 Thun Tantang Oral


Hygiene Berdasarkan Karakteristik . Uiversitas Pendidikan Indonesia
Bandung. 2015

26

You might also like