Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stress merupakan bagian dari kehidupan manusia baik dalam kondisi sehat
dan sakit. Stress adalah suatu resppon tubuh terhadap lingkungan yang dapat
memproteksi manusia dan juga merupakan bagian dari sistim pertahanan yang
membuat manusia dapat tetap hidup. Stress muncul ketika manusia menghadapi
tantangan-tantangan yang penting, ketika dihadapkan terhadap ancaman atau
ketika harus berusaha mengatasi harapan yang tidak realistis dari lingkungannya,
ada tuntutan yang luar biasa sehingga mengancam keselamatan atau integritas
seseorang.
Individu dari semua usia dapat mengalami stress dan mencoba untuk
mengatsinya. Ketegangan fisik dan emosional yang menyertai stress menimbulkan
ketidaknyamanan. Hal tersebut akan membuat seseorang menjadi termotivasi
untuk mengatasinya dan usaha tersebut dinamakan koping.
Koping merupakan proses dimana seorang mencoba mengatur perbedaan
antara keinginan (demand ) dengan pendapatan ( resources ). Koping akan
membantu seseorang untuk mengubah persepsi seseorang atas ketidaksesuaian
tersebut, menolerir, melepaskan diri atau menghindari stress. Stress diatasi dengan
kognitif dan behavior transaksi melaui lingkungan.
Koping individu dapat efektif atau tidak dipengaruhi oleh banyak factor .
Selain dari individu itu sendiri , juga dipengaruhi oleh factor luar yaitu peran serta
orang lain.. Dalam hal ini dibutuhkan peran serta seorang perawat untuk
mengoptimalkan koping yang dimiliki oleh pasien yang sedang dirawat.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menganalisa proses stress dan koping menurut Lazaruss
2. Menganalisa mekanisme penyelesaian stress menurut Lazarus
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pengertian Stres
Lazarus menyatakan bahwa stress merupakan hubungan antra individu
dengan lingkungan yang oleh individu membebani atau melebihi kekuatannya
dan mengancam kesehatannya.
Stress adalah hubungan antara stimulus –respon yang diobservasi, bukan hanya
stimulus atau responnya saja. Stimulus merupakan suatu stressor bila stimulus
tersbut menghasilkan suatu respon yang penuh tekanan. Respon dikatakan penuh
tekanan apabila respon tersebut dihasilkan oleh tuntutan, deraan, ancaman, atau
beban.
b. Coping-Potensial
Penilaian mengenai bagaimana individu dapat mengatasi situasi yang
menekan atau mengaktualisasi komitmen pribadinya.
c. Future expectancy
Penilaian mengenai apakah untuk alasan tertentu individu mungkin dika
kemampuan koping besarika kemampuan koping besarapat berubah secara
psikologis untuk menjadi lebih baik atau buruk.
Pengalaman subjektif akan stress merupakan keseimbangan antara primary dan
secondary appraisal. Ketika harm dan treat yang ada cukup besar sedangkan
kemampuan untuk melakukan koping tidak memadai, stress yang besar akan
diarasakan oleh individu. Sebaliknya ketika kemampuan koping besar stress dapat
diminimalkan dan dihindari.
Pembahasan ;
Dari kasusus diatas maka dapat dibahas sesuai denga teori stress dan koping
menurut Lazarus
1. Stress bersumber karena penyakit TBC sehingga dirawat dan
kekhawatiran akan biaya sebagai respon. Akibatnya pasien merasa
tertekan sedih, dan menganggap dirinya tidak bermampaat. Hal
tersebut memperburuk kondisi batuk dan penyakit pasien.
2. Stress aprisial
Pada kasus diata dapat dikaji bahwa ada beberapa factor yang
menyebapkan klien merasa stress.
1 Demands : Dimana kondisi penyakit menuntut pasien harus dirawat
dan membutuhkan biaya sedangkan kondisi ekonomi, kurang, pasien
merasa galau dan tertekan.
2.Life Transitions : terjadinya perubahan dalam diri pasien dimana dia
yang seharusnya bekerja menjadi dirawat dan kondisi tersebut
membutuhkan banyak tuntutan biaya.
3. Timing : Pasien yang telah merencanakan pekerjaanya menjadi
terganggu dan tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya karena sakit.
4. Ambliquti : -
4. Secondary affrisial
Sumber daya yang dimiliki oleh pasien adalah keharmonisan dalam
keluarga dan keimanan yang kuat. Istri dan anak pasien rajin
berkunjung dan memberi dorongan mental pada pasein.
5. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang digunakan oleh pasien dalam menghadapi
stress adalah positive reaprasial dengan cara berdoa. KopingAcepting
responsibility yaitu dengan mencoba menerima suatu permasalahan.
6. Out Put Koping
Pasien merasa tenang menjalani perawatan dirumah sakit
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Stress merupakan hubungan antra individu dengan lingkungan yang
oleh individu membebani atau melebihi kekuatannya dan mengancam
kesehatannya.
2. Stress dipengaruhi oleh cognitive stress, stress apprial dan koping
3. Penilaian stress pada pasien dilakukan melalui tahap primary appraisal
dan secondary appraisal.
4. Koping adalah proses dimana seseorang mencoba mengatur perbedaan
antara keinginan ( demand ) dengan pendapatan ( resources ) yang
dinilai dalam suatu keadaan yang penuh tekanan ,diarahkan
memperbaiki atau menguasia masalah
5. Koping yang dimiliki individu adalah berfokus pada masalah dan
berfokus pada emosi.
B. SARAN
1. Penerapan teori Lazarus pada penanganan pasien stress harus tetap
dikembangkan dalam tatanan perawatan.
2. Teori stress dan adaptasi diaplikasikan pada praktek keperawatan baik
di Puskesmas, Keluarga, maupun Rumah sakit.
3. Perawat harus memilliki pengetahuan yang baik tentang teori stress
dan adaptasi sehingga mampu memahi kondisi pasien yang
mengalami stress dan membantu pasien untuk mengembangkan koping
efektif yang dimiliki pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A, dan Helena P. 2005 Proses Kperawatan Keshatan Jiwa, Edisi 2.
Jakarta : EGC
Nasir, abdul,2001, Dasar-dasar Keperawatan Jiwa. Edisi I, Jakarta Salemba