You are on page 1of 16

LAPORAN KELUARGA BINAAN

PNEUMONIA

Oleh
SRI ROHMAYANA
H1A 013 061

Pembimbing
dr. Lina Nurbaiti, M.Kes, FISPH, FISCM
dr. Wahyu Sulistya Affarah, MPH

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
PUSKESMAS NARMADA
2018
Daftar Isi
A. KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
B. IDENTITAS KELUARGA
C. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
D. DATA MEDIS PASIEN
E. FAKTOR RESIKO dari LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, dan BUDAYA
KELUARGA
F. MASALAH KESEHATAN KELUARGA
a. Identifikasi Masalah
b. Rencana Upaya Intervensi
c. Upaya kesehatan yang telah dilakukan
G. PENGKAJIAN PENGARUH KELUARGA dalam KESEHATAN PASIEN
H. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
1. Determinan Masalah Kesehatan
2. Diagnostik Holistik
I. KESIMPULAN dan SARAN
Daftar Pustaka
Lampiran
Perumahan
Pemukiman
A. KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Pasien Keterangan
Nama An. MM Anak pertama
Umur / tgl. Lahir 14 Bulan / 14 Desember 2016
Alamat Dusun Medain Timur, Desa Badrain
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan Belum sekolah
Pekerjaan Belum bekerja
Alergi obat Tidak terdapat riwayat alergi

B. IDENTITAS KELUARGA
Keluarga yang akan dibina adalah keluarga An. MM yang merupakan anak
pertama dari Ayah (Tn. M) dan Ibu (Ny. E). Seluruh anggota keluarga binaan
berjumlah 3 orang yang terdiri atas An. MM, ayah, dan ibu. Kepala keluarga dalam
keluarga ini adalah ayah pasien yang bertindak sebagai pemegang keputusan dan
bertanggung jawab atas keluarga ini. Keluarga tersebut tinggal di Dusun Medain
Timur, Desa Badrain, Kecamatan Narmada sejak 3 tahun lalu. Berikut ini adalah
identitas anggota keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan pertama :
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn. M Ayah An. MM
Umur 45 tahun
Alamat Dusun Medain Timur, Desa Badrain
Agama Islam
Pendidikan SMP
Pekerjaan Kepala Dusun
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Ny. E Ibu An. MM
Umur 39 tahun
Alamat Dusun Medain Timur, Desa Badrain
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan IRT
Status Menikah

Keluarga An. MM secara skematis dapat digambarkan dalam pohon


keluarga/ikhtisar keluarga sebagai berikut :
Genogram Keluarga Pasien

47th 50th 48th 45th 39th 36th 34th 43th

23th 19th 15th 14 bln 19th


Keterangan:
: Meninggal
: Bercerai
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien

: Perkawinan
: Satu rumah
: Aborsi spontan

C. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA


Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan
(tanggal 23/02/18)
Anggota Usia BB/TB Keluhan yang Status TD Ket
Keluarga Sering dirasakan Gizi (mmHg)

Tn. M 45 th 80 kg/ Banyak makan, Baik 130/80 Diabetes


165cm sering kencing, mellitus
cepat haus
Ny. E 39 th 50 kg/ Nyeri kepala Baik 100/80 Cephalgia
154cm
An. MM 14 bln 9,6kg / Sesak napas, batuk, Baik - Pneumonia
70 cm pilek

D. DATA MEDIS PASIEN


1. Heteroanamnesis (20/02/18)
Keluhan utama: Sesak napas
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poli anak Puskesmas Narmada dengan keluhan sesak napas
sejak tadi pagi. Keluhan sesak tidak disertai dengan bunyi ngik-ngik, tetapi terdengar
suara napas greg-greg. Selain itu, keluhan disertai batuk sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan batuk tidak disertai dahak. Pasien juga dikeluhkan mengalami pilek yang
timbulnya bersamaan dengan keluhan batuk. Keluhan demam (+) sejak 4 hari yang lalu
terus-menerus dan turun saat diberikan obat penurun panas. Nafsu makan pasien juga
menurun sejak sakit.
Riwayat BAB (+) normal dengan frekuensi 1-2 kali per hari dengan konsistensi
lunak dan berwarna kuning, darah (-), lendir(-). BAK (+) normal dengan frekuensi 4-5
kali per hari berwarna kuning jernih, darah (-).
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien beberapa kali memiliki riwayat keluhan serupa sebelumnya. Riwayat
alergi makanan maupun obat disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Ibu pasien sering mengalami batuk dan pilek namun tidak sampai sesak napas.
Riwayat sesak napas pada keluarga yang tinggal serumah, keluarga lain, tetangga
sekitar dan teman-teman pasien disangkal. Riwayat asma didalam keluarga pasien (-).
Riwayat Diabetes mellitus (+), hipertensi (+), hepatitis B (+). Riwayat alergi
obat/makanan disangkal.
Riwayat kehamilan dan persalinan
Ibu pasien rutin memeriksakan kandungannya di Poskesdes dan Puskesmas.
Riwayat sakit berat selama hamil disangkal. Riwayat minum obat-obatan selama
hamil disangkal, ibu hanya mengonsumsi obat penambah darah dari Puskesmas (+)
sejak bulan pertama kehamilan sampai menjelang persalinan. Ibu pasien ANC
sebanyak lebih dari 4 kali di Posyandu. Selama ANC, tidak ditemukan kelainan pada
janin atau ibu (riwayat perdarahan, muntah berlebihan, demam selama kehamilan
disangkal; bidan juga mengatakan letak dan perkembangan janin normal). Pasien
dilahirkan di RSUP NTB karena ibu pasien memiliki riwayat hepatitis B sehingga
bayinya harus langsung mendapatkan vaksin hepatitis B setelah lahir, sedangkan di
Puskesmas Narmada tidak tersedia vaksin tersebut. Pasien lahir spontan di RSUP NTB
ditolong oleh Bidan, lahir cukup bulan dengan berat badan lahir 3.400 gram. Lahir
langsung menangis, riwayat biru setelah lahir (-), kuning setelah lahir (-).
Riwayat Imunisasi:
Ibu pasien mengatakan sampai saat ini pasien sudah mendapatkan imunisasi
lengkap. Pasien tidak mendapatkan imunisasi PCV.
Riwayat Nutrisi:
Pasien minum ASI eksklusif hingga usia 6 bulan dan sampai saat ini masih
minum ASI. Pasien mulai makan makanan tambahan pada usia 6 bulan berupa bubur,
namun saat ini pasien sudah mulai diberikan nasi dan makanan seperti keluarga
lainnya.
Riwayat Tumbuh Kembang:
Saat ini pasien berusia 14 bulan dan sudah mampu berdiri dan berjalan sendiri.
Pasien dapat mengenali benda dan orang-orang disekitarnya. Hingga saat ini pasien
sudah mampu menyebut 3-4 kata.
2. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Frek. Nadi : 120 x/menit
Frek. Nafas : 44 x/menit
Suhu aksila : 36,7 º C
BB : 9,6 kg
TB : 77 cm
Status gizi : Berdasarkan BB/U atau PB/U atau BB/PB -2 SD s/d 2 SD (gizi
baik)
Status Lokalis
Kepala : normochepali
Mata : Anemis -/-, Ikterus -/-, Refleks pupil +/+ isokor,
cowong (-)
THT
 Telinga : hiperemis (-), edema (-), sekret (-), bagian dalam sde
 Hidung : nafas cuping hidung (-), rinore (+) bening
 Tenggorokan : hiperemis (-)
Mukosa bibir : Pucat (-), sianosis (-)
Leher
 Inspeksi : benjolan (-), peningkatan vena jugularis (-)
 Palpasi : pembesaran kelenjar (-)
Thorax
Cor :
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV MCL kiri, thrill (-)
 Perkusi : Sde
 Auskultasi : S1 S2 Normal, regular, tunggal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo :
 Inspeksi : Gerakan dada simetris (+), retraksi (+)
 Palpasi : Focal fremitus N/N
 Perkusi : Sonor, batas jantung-paru dbn
 Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki +/+, Wheezing -/-
Abdomen :
 Inspeksi : Distensi (-)
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Palpasi : Hepar-Lien tidak teraba
 Perkusi : timpani, dalam batas normal
Ekstremitas:

Inguinal-genitalia-anus: tidak diperiksa


3. Pemeriksaan Penunjang : -
4. Diagnosis : Pneumonia
5. Tatalaksana
- Nebulasi Salbutamol (2,5 mg) ipatropium bromida (0,5 mg) + 2 cc NaCl
- Kotrimoksazol syrup 2 x I cth
- Paracetamol syrup 3 x I cth
- Puyer : Salbutamol tab 1/2
Ambroxol tab ½
CTM tab ½
Dexamethasone tab ½
M f l a pulv dtd No. X
S 3 d d pulv. I
Konseling
- Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa penyakit yang diderita pasien
adalah pneumonia atau peradangan paru-paru.
- Menjauhkan pasien dari polusi udara di lingkungan rumah (seperti asap
kayu bakar, asap rokok, asap pabrik pembuatan tahu).
- Menganjurkan ibu untuk memberi makan anak dan membawa kembali
anaknya setelah 3 hari, atau lebih cepat bila keadaan anak memburuk (sesak
napas, napas cepat) atau tidak bisa makan/minum atau menyusu.
- Mengedukasi keluarga pasien untuk menerapkan pola hidup bersih dan
sehat (PHBS).
6. Prognosis pasien
- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad functionam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad bonam
E. FAKTOR RESIKO dari LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, dan
BUDAYA KELUARGA
1. Keadaan Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi
Keadaan lingkungan keluarga An. MM yang tinggal di Dusun Medain
Timur, Desa Badrain, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.
Tempat tinggal tersebut merupakan rumah pribadi milik ayah pasien dengan
ukuran bangunan 10x6 m² dan menghadap ke arah Barat. Rumah pasien
memiliki 3 ruangan yaitu 2 kamar tidur dan 1 ruangan serbaguna yaitu
digunakan sebagai ruang tamu, ruang keluarga, dan tempat makan. Selain itu,
terdapat teras rumah berukuran 4x3 m2. Bangunan rumah ini beratapkan asbes,
tidak memiliki plavon. Lantai rumah terbuat dari keramik, rumah berdinding
tembok bata dengan dinding bagian luar dan dalam telah diplester. Terdapat
satu buah pintu di ruang serbaguna, sedangkan di 2 kamar tidur hanya ditutupi
dengan korden tidak memiliki pintu. Rumah tersebut memiliki 2 buah jendela
terbuat dari kaca di ruang serbaguna. Jendela rumah jarang dibuka. Ventilasi
berukuran 30x15 cm2 terletak diatas jendela dan diatas pintu ruang serbaguna
sebanyak 8 buah serta didalam kamar orang tua pasien sebanyak 5 buah.
Pencahayaan di ruangan bersumber dari sinar lampu dan sinar matahari. Udara
diruangan itu bersirkulasi dengan baik.
Sumber air bersih dari sumur pompa yang dimiliki sendiri terletak
berjarak sekitar 3 meter dari rumah pasien. Keperluan minum menggunakan
air sumur yang dimasak lebih dahulu sampai mendidih. Kegiatan memasak
dilakukan di dapur, sehari-harinya memasak dengan menggunakan kompor
gas. Kelurga pasien memiliki 1 kamar mandi disertai jamban. Jamban tidak
memiliki septic tank. Kegiatan mencuci baju dan peralatan rumah tangga
menggunakan air sumur milik sendiri. Keluarga pasien membuang sampah di
samping rumah berjarak 5 meter dari rumah. Sampah tersebut tidak dibakar,
tetapi sampah tersebut ikut terurai bersama tanah.
Ayah An. MM bekerja sebagai Kepala Dusun, dengan penghasilan
sekitar Rp. 1.000.000,- s/d 1.500.000,- per bulan. Keluarga mengaku
penghasilan yang ada sekarang cukup untuk kebutuhan rumah tangga.
2. Budaya
Keluarga Tn. M bersuku kebangsaan Sasak. Budaya dan adat istiadat
setempat masih mengikuti kehidupan masyarakat di Lombok pada umumnya.
Saat sakit, biasanya membuat ramuan dari daun-daunan yang direbus kemudian
airnya diminum. Untuk kebiasaan makan, sudah tidak Selain itu dari kebiasaan
makanan, Kepala keluarga adalah orang pertama yang harus didahulukan.
DENAH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL KELUARGA AN. MM
Denah Tempat Tinggal
T

Halaman Berugak
Belakang
Sungai
5m

Dapur
Rumah
10 m
tetangga
Kamar
Kamar tidur
Tempat mandi
pembuangan
R. Serbaguna
sampah

Kamar tidur

Keterangan : anak

: Pintu
Teras
: Ventilasi

: Jendela Sumur

6m
Dokumentasi Rumah Pasien
F. MASALAH KESEHATAN KELUARGA
a. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama
terhadap keluarga binaan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan
dalam keluarga An. MM tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah
kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Anggota Masalah Kemungkinan Penyebab


No. Keterangan
Keluarga Kesehatan Masalah Kesehatan
1. Anak (An.  Pneumonia  Lingkungan fisik rumah yang Masalah
MM) tidak ideal, matahari tidak didapatkan saat
dapat masuk ke dalam rumah, kunjungan
ventilasi kurang sehingga pertama ke
udara dalam rumah agak rumah pasien.
lembab.
 Paparan asap rokok dan asap
industri mengakibatkan
saluran pernapasan pasien
menjadi rentan terhadap
penyakit.
2. Ayah (Tn. Perokok aktif,  Kebiasaan merokok setiap Masalah
MM) Diabetes hari. diketahui saat
mellitus  Penyakit kronis yaitu diabetes kunjungan
mellitus yang merupakan pertama ke
penyakit keturunan (genetik) rumah pasien.
yang diturunkan dari orang tua
(Ayah)

3. Ibu (Ny. E) Nyeri kepala  Aktivitas fisik membuat Masalah


kelelahan, nyeri kepala diketahui saat
kunjungan
pertama ke
rumah pasien

Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa saat kunjungan rumah yang
pertama, masalah kesehatan dialami oleh An. MM, ayah (Tn. M), dan ibu (Ny.
E). Dengan demikian semua anggota keluarga memilki masalah kesehatan.
Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah
kesehatan yang dialami oleh semua anggota keluarga An. MM tersebut di atas
terkait dengan determinan kesehatan berupa aspek biologis, aspek lingkungan,
aspek perilaku/ gaya hidup, dan aspek pelayanan kesehatan. Hal tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Pasien (An. MM) : Sesak napas, batuk, pilek (pneumonia)
Berdasarkan determinan kesehatan, An. MM memiliki masalah
kesehatan yang terutama terkait pada biologis dan aspek lingkungan.
b. Ayah (Tn. M) : Perokok aktif, Diabetes mellitus
Berdasarkan determinan kesehatan, Tn. M memiliki masalah
kesehatan yang terutama terkait pada aspek biologis (genetik) dan
perilaku/ gaya hidup.
c. Ibu (Ny. E) : Nyeri kepala
Berdasarkan determinan kesehatan, Ny. E memiliki masalah kesehatan
yang terutama terkait pada aspek perilaku dan lingkungan.

Dari kunjungan tersebut, pembina mulai mengidentifikasi masalah


kesehatan keluarga An. MM yang diperoleh melalui kunjungan ke rumah
pasien pada tanggal 23 Februari 2018. Dari kunjungan rumah pertama tersebut
mulai diperoleh masalah kesehatan masing-masing anggota keluarga dan
memperkirakan rencana upaya intervensi yang akan dilakukan.

b. Rencana Upaya Intervensi

Anggota Rencana Upaya Intervensi


No. Masalah Kesehatan Ket
Keluarga
1. Anak (An.  Pneumonia  Penyuluhan mengenai
MM) Periaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dalam rumah
tangga kepada pengasuh dan
keluarga.

2. Ayah (Tn.  Perokok aktif  Menyarankan untuk berhenti


MM)  Diabetes merokok secara bertahap kemudian
mellitus dihentikan sama sekali
 Menjelaskan mengenai bahaya
merokok untuk diri sendiri dan
orang-orang di sekitarnya
 Menyarankan mengganti rokok
dengan permen sampai kebiasaan
merokok hilang
 Memberikan penjelasan mengenai
kondisi/ penyakit yang diderita
 Memberikan penjelasan mengenai
faktor resiko, pencegahan,
pengobatan, komplikasi dan upaya
pengontrolan penyakit yang diderita
 Menyarankan pasien untuk diet
cukup karbohidrat, rendah lemak dan
mudah dicerna. Menghindari
makanan yang merangsang saluran
pencernaan, berminyak dan
berbumbu tajam.
 Menganjurkan lebih banyak
konsumsi sayur-sayuran dan buah
 Mengurangi hal-hal yang menjadi
beban pikiran secara psikologis
 Penyuluhan mengenai pola diet
pasien DM, pentingnya aktivitas
fisik, dan mengurangi kebiasaan
makan-makanan dengan penyedap
rasa atau yang berpengawet terlalu
banyak.
 Konsultasi dengan ahli gizi.
 Pengawasan minum obat secara
teratur serta kontrol teratur.
 Pengukuran kadar gula darah secara
berkala.
 Menganjurkan untuk melakukan
aktivitas ringan dan mengerjakan
pekerjaan atau hobi yang disukai

3. Ibu (Ny. E)  Nyeri kepala

c. Upaya kesehatan yang telah dilakukan


G. PENGKAJIAN PENGARUH KELUARGA dalam KESEHATAN PASIEN
H. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
1. Determinan Masalah Kesehatan
2. Diagnostik Holistik
I. KESIMPULAN dan SARAN
Daftar Pustaka
Lampiran
Perumahan
Pemukiman

You might also like