You are on page 1of 20

10 Fungsi Pancasila Lengkap

1. Pancasila sebagai dasar negara


Dasar negara merupakan alas yang menjadi pijakan dimana memberikan kekuatan suatu negara untuk
berdiri. Pancasila, yang dikenal sebagai pijakan negara Indonesia ini berperan sangat penting bagi
pembangunan bangsa Indonesia.
Fungsi pokok dari Pancasila tentunya sebagai Dasar Negara yang menjadi sumber dari segala sumber
hukum yang mengatur Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk seluruh unsur di dalam NKRI
seperti pemerintah, wilayah dan rakyat
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia mempunyai keterlibatan bahw Pancasila terikat oleh
suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara formal, dan meliputi suasana
kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai dasar negara
Jadi, pancasila dalam kedudukannya itu sebagai dasar pijakan penyelenggaraan negara dan menjadi
segala aspek dari kehidupan bangsa. Kemudian dengan dijadikannya Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia, maka Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia.
2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Pandangan hidup atau cara pandang bangsa Indonesia itu harus berpedoman, pedomannya dari mana?
Tentu dari Pancasila yang sebagai petunjuk kehidupan kita sehari-hari.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila ini berasal dari budaya masyarat bangsa kita
sendiri. Karena sebagai inti dari nilai-nilai budaya Indonesia, maka Pancasila bisa disebut sebagai cita-
cita moral bangsa Indonesia.
3. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup
Setiap manusia di dunia pasti mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup adalah suatu wawasan
menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur
Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur hubungan manusia dengan sesama,
lingkungan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.
4. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
Setiap bangsa tentu punya jiwanya masing-masing atau bahasa kerennya Volkgeish, yang artinya Jiwa
Bangsa atau Jiwa Rakyat. Menurut Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo, Pancasila itu sudah ada sejak Bangsa
Indonesia lahir
Inti dari funsi pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia ialah agar Indonesia tetap hidup dalam jiwa
Pancasila dimana terdapat lima sila yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
5. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia berarti Pancasila lahir bersama dengan lahirnya
Bangsa Indonesia dimana Pancasila ini memiliki ciri khas yang hanya dimiliki oleh Indonesia
Pancasila ini digunakan sebagai pedoman dan pegangan dalam pembangunan bangsa dan Negara
supaya dapat berdiri kokoh
Jadi pancasila ini sebagai identitas diri bangsa kita yang akan terus melekat dalam jiwa Bangsa
Indonesia hingga sepanjang masa.
6. Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia
Pertama ketahui dulu apa itu ideologi, Ideoligi berasal dari kata “Idea” yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita – cita dan logos yang berarti “ilmu”
Jadi Ideologi dapat diartikan sebagai Ilmu pengertian – pengertian dasar.
Kemudian tinggal pengertian pancasila sebagai ideologi bangsa, Pancasila ini hakekatnya suatu
pemikiran Bangsa Indonesia diambil dari nilai-nilai adat-istiadat yang terdapat dalam pandangan
hidup masyarakat kita.
7. Pancasila sebagai perjanjian luhur Bangsa Indonesia
Kamu tahu kan kalau saat Bangsa Indonesia pada saat melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia
dulu belum punya UUD Negara yang tertulis.
Nah untuk mengatasi hal itu PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) sebagai badan tempat
perwakilan rakyat Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 mengesahkan pembukaan dan batang
tubuh UUD1945 yang berdasar pada Pancasila.
Jadi, Pancasila ini merupakan hasil perjanjian bersama rakyat untuk selamanya (kesepakatan
nasional).
8. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum berarti Pancasila mengatur semua hukum yang
berlaku di Indonesia.
Segala peraturan perundangan yang ada di Indonesai harus bersumber dan tidak bertentangan dengan
Pancasila.
Pancasila itu tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu dalam Pembukaan UUD 1945 yang dijabarkan
lebih lanjut dari UUD 1945 dan hukum positif lainnya.
Jadi setiap sila-sila yang ada di Pancasila adalah nilai dasarnya, terus hukum sebagai instrumental atau
penjabaran dari sila Pancasilanya
9. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pancasila telah jelas termuat di pembukaan UUD 1945
Jadi Cita- cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur yang
merata secara materil dan spiritual yang berdasarkan Pancasila.
10. Pancasila sebagai falsafah hidup Bangsa
Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia.
Karena Pancasila adalah palsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai
dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana dan tepat bagi
Bangsa Indonesia untuk mempersatukan Rakyat Indonesia.
Kesimpulan
Pancasila selain menjadi dasar negara Indonesia ini juga memiliki fungsi dan peranan yang luas dalam
kehidupan bermasyarakat, bangsa dan negara.
Fungsi Pancasila ini terus berkembang karena Pancasila merupakan ideologi yang terbuka dan dapat
digunakan tiap zaman asalkan tidak melenceng dari nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.
Fungsi pokok Pancasila yang terpapar pada Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945 hakikatnya
adalah pondasi atau dasar negara kita yang dijadikan sumber dari segala sumber hukum.

Makna pembukaan UUD 1945


1. Makna pembukaan UUD 1945 pada alinea Alinea pertama (I)
Pada alinea pertama terkandung suatu dalil objektif, yatu penjajahan tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan. Dengan demikian, penjajahan harus dihapus agar semua bangsa di
dunia dapat mendapatkan hak kemerdekaannya sebagai bentuk penerapan dan penegakan hak asasi
manusia.
Selain itu juga terkandung pernyataan subjektif yaitu partisipasi bangsa Indonesia untuk membebaskan
diri dari penjajahan
2. Makna Pembukaan UUD 1945 Pada Alinea Kedua (II)
1. Dalam alinea kedua (II) juga mengandung adanya ketetapan dan penajaman penilaian yang
dengan menunjukkan bahwa
2. Perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan
3. Momentum yang kini telah dicapai harus dimanfaatkan dalam menyatakan kemerdekaan
4. Kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir melainkan harus diisi dengan
mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, adil, dan makmur
3. Makna Pembukaan UUD 1945 Pada Alinea Ketiga (III)
1. Menggambarkan adanya keinginan kehidupan yang berkesinambungan, keseimbangan antara
kehidupan yang spritual dan juga material serta keseimbangan antara kehidupan dunia dan juga
akhirat. Alinea tersebut memuat mengenai antara lain sebagai berikut..
2. Motivasi spirtual yang luhur serta suatu pengukuhan dari proklamasi kemerdekaan
3. Ketawaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rida-Nyalah bangsa
Indonesia yang berhasil dalam perjungan mencapai kemerdekaannya
4. Makna Pembukaan UUD 1945 Pada Alinea Keempat (IV)
1. Fungsi dan Tujuan negara Indonesia yaitu :
a. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. memajukan kesejahteraan umum
c. mencerdasarkan kehidupan bangsa
d. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
2. Susunan dan bentuk negara, yaitu republik kesatuan
3. Sistem pemerintahan negara indonesia adalah berkedaulatan rakyat (demokrasi)
4. Dasar negara indonesia yaitu pancasila
implementasi nilai – nilai Pancasila
Implemetasi Pancasila dalam Kehidupan Bangsa
Hakikat ideologi Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia, telah
menyelamatkan bangsa Indonesia sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI dan juga agar membentengi
dari ancaman disintegrasi bangsa selama lebih dari setengah abad lamanya. Namun sebaliknya nilai
kesakralan dan penggunaan yang terlampau berlebihan dari sebuah ideologi Negara sebagai sarana
politik di masa orde baru, tentunya banyak menimbulkan kritik maupun protes terhadap nilai-nilai
pendidikan karakter yang terkandung Pancasila.

Dalam perwujudan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam membangun karakter bangsa memang
belum menunjukkan jalan yang lurus bukan dalam artian keabsahan substansialnya, namun dalam
konteks implementasinya yang secara mendasar. Pada hakikatmya implementasi nilai nilai Pancasila
dalam kehidupam bermasyarakat secara menyeluruh merupakan sebuah realisasi praksis untuk mencapai
tujuan bangsa. Sebagaimana berikut penjelasannya:
1. Dalam bidang Politik
Pembangunan serta pengembangan dalam bidang politik haruslah berdasarkan pada dasar ontologis
manusia. Hal tersbut berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia merupakan subjek negara, oleh
karenanya kehidupan politik harus sungguh-sungguh merealisasikan tujuan demi menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia. Pengembangan politik negara haruslah berdasarkan pada moralitas seperti
yang tercantum di dalam sila-sila Pancasila dan maknanya, sehingga dalam praktek-praktek politik
paham yang menghalalkan segala cara haruslah ditiadakan segera.
2. Dalam bidang Ekonomi
Di dalam ilmu ekonomi terdapat sebuah istilah siapa yang kuat maka ialah yang akan menang, sehingga
umumnya dalam pengembangan ekonomi selalunya mengarah pada persaingan bebas. Dan sangat jarang
yang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal tersebut tentunya sangat tidak sesuai dengan ciri-ciri
demokrasi Pancasila yang lebih mengarah pada ekonomi kerakyatan, yakni perekonomian yang
manusiawi yang berdasarkan pada tujuan guna mensejahterakan rakyat secara luas
(Mubyarto,1999).Pengembangan dalam segi ekonomi bukan hanya untuk mengejar pertumbuhan
belaka namun juga demi kemanusiaan juga kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Maka dari itu
sistem perekonomian di Indonesia berdasarkan pada asas ekonomi kekeluargaan untuk seluruh bangsa.
3. Dalam bidang Sosial dan Budaya
Dalam membangun maupun mengembangkan aspek sosial budaya di masyarakat hendaknya
berdasarkan pada sistem nilai. Sebuah sistem yang memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai luhur budaya
yang telah dimiliki oleh masyarakat. Sebab fungsi kebudayaan bagi masyarakat, terutama dalam rangka
guna melakukan reformasi di segala bidang. Dengan adanya stagnansi nilai sosial budaya yang ada di
masyarakat, sehingga tak jarang timbul berbagai macam konflik sosial yang dapat menimbulkan dampak
ketimpangan sosial di masyarakat secara luas.
Sehingga sangat dibutuhkan peran akhlak dalam pembentukan karakter bangsa supaya menjadi bangsa
yang memiliki karakter Pancasila. Karenanya sebagai cara melestarikan budaya harus mengangkat nilai
– nilai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia Yakni nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Yang bersumber
pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
4.Dalam bidang Pertahanan dan Keamanan
Pada hakikatnya sebuah negara merupakan kumpulan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya hak dan
kewajiban warga negara maka sangat dibutuhkan adanya peraturan perundang-undangan negara, guna
mengatur ketertiban maupun keteraturan warga serta sebagai landasan hukum persamaan kedudukan warga
negara.

Implementasi Nilai dalam Pancasila sebagai Pokok Moralitas Bangsa


Sebagai dasar dari moralitas dan haluan bangsa dan negara, Pancasila memiliki beberapa landasan, yakni
ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang kuat. Setiap sila dala Pancasila mempunyai justifikasi
historis, rasionalitas, dan aktualitas, yang apabila dipahami, dihayati dan dipercayai serta diamalkan secara
konsisten bisa menjadi penopang pencapaian- pencapaian besar cita-cita bangsa. Pokok moralitas serta
haluan bangsa dan negara menurut kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dilukiskan
sebagaimana berikut:
1. Pertama
Nilai Ketuhanan sebagai sumber etika dan spiritual yang bersifat vertikal transendental memiliki peranan
penting sebagai dasar beretika dalam kehidupan bernegara. Dalam kaitannya, Indonesia bukan meupkan
negara sekuler yang memisahkan “agama” dari ”negara”.
Karena hal tersebut dapat berpotensi menyudutkan peran agama ke ruang privat komunitas. Negara menurut
nilai dasar Pancasila diharapkan dapat memberi perlindungan dalam mengembangkan kehidupan
beragama. Dan juga agama diharapkan dapat berperan dalam penguatan etika sosial. Pada saat yang sama,
Indonesia juga bukan “negara agama”, yang hanya mendukung salah satu (unsur) agama yang
memungkinkan agama tertentu dapat mendikte ketentuan negara.
2. Kedua
Nilai kemanusiaan secara umum bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat manusia sebagai
makhluk sosial sangat penting sebagai dasar dalam etika dalam kehidupan berpolitik dan bernegara dalam
pergaulan dunia. Prinsip kebangsaan secara luas mengarah pada persatuan dunia tersebut diwujudkan
melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.
Eksternalisasi, bangsa Indonesia menggunakan segenap daya upaya dan khazanah yang dimiliki guna
bebas-aktif “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.” Internalisasi, bangsa Indonesia mengakui serta memuliakan hak warga dan penduduk
negeri secara mendasar dalam hubungan negara dengan warga negara.
3. Ketiga
Penerapan nilai-nilai kemanusiaan terlebih dulu harus tertanam kuat dalam lingkungan pergaulan
masyarakat secara mendalam, sebelum lebih jauh ingin menjangkau pergaulan dunia. Dalam internalisasi
nilai-nilai persatuan kebangsaan ini, Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki kemajeukan
bangsa yang dapat mengatasi paham golongan dan perseorangan. Persatuan dari kemajemukan masyarakat
dikelola berdasarkan konsep kebangsaan yang mencerminkan persatuan dalam keragaman, dan keragaman
dalam persatuan, seperti semboyan yang dinyatakan dengan ungkapan “Bhinneka Tungal Ika.”

4. Keempat
Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan serta cita-cita kebangsaan itu dalam penerapannya harus
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam semangat permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan. Dalam visi demokrasi permusyawaratan, demokrasi memperoleh kekuatannya dalam
kedaulatan rakyat. Pada prinsipnya, keputusan yang diambil dalam musyawarah mufakat tidak didikte oleh
golongan mayoritas, namun dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan yang menjunjung tinggi rasionalisme
deliberatif serta kearifan setiap warga demi mencerminkan manfaat musyawarah itu sendiri.
5. Kelima
Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, merupakan nilai dan cita-cita kebangsaan, serta demokrasi
permusyawaratan dalam pengertian agar dapat mewujudkan keadilan sosial. Di satu sisi, perwujudan
keadilan sosial itu harus merefleksikan nilai imperatif etis keempat sila yang lainnya. Di sisi lain, otentisitas
pengamalan sila-sila Pancasila bisa diukur dari perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan berbangsa.

Ciri – ciri HAM


1. HAM bersifat hakiki
Hak asasi manusia bersifat hakiki. Hal ini menjadi salah satu ciri-ciri pokok HAM yang paling
utama. Artinya hak asasi dimiliki oleh semua manusia dan sudah dimiliki secara otomatis sejak
lahir.
2. HAM bersifat universal
Ciri-ciri hak asasi manusia berikutnya adalah universal. HAM bersifat universal dan menjangkau
semua orang. Artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang di dunia tanpa terkecuali dan
tidak memandang status, suku, agama, jenis kelamin, usia dan golongan.
3. Tetap (tidak dapat dicabut)
Ciri pokok hakikat HAM selanjutnya adalah tetap. Hak asasi manusia dari seseorang sifatnya
adalah tetap atau tidak dapat dicabut. Artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau
diambil oleh pihak lain secara sepihak. Hak asasi manusia akan selalu ada sejak lahir sampai ia
meninggal.
4. Utuh (tidak dapat dibagi)
Selain tetap atau tidak dapat dicabut, hak asasi manusia juga bersifat utuh atau tidak dapat dibagi.
Artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak yang ada secara utuh seperti hak hidup, hak
sipil, hak berpendidikan, hak politik dan hak-hak lainnya.

Tugas lembaga Negara


Sebagai negara demokrasi, pemerintahan Indonesia menerapkan teori trias politika. Trias politika adalah
pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga bidang yang memiliki kedudukan sejajar. Ketiga
bidang tersebut yaitu :
Legislatif bertugas membuat undang undang. Bidang legislatif adalah Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR).
Eksekutif bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-undang. Bidang eksekutif adalah presiden
dan wakil presiden beserta menteri-menteri yang membantunya.
Yudikatif bertugas mempertahankan pelaksanaan undang-undang. Adapun unsur yudikatif terdiri atas
Mahkamah Agung(MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Lembaga-lembaga negara Indonesia diposisikan sesuai dengan ketiga unsur di depan. Selain lembaga
tersebut masih ada lembaga yang lain. Lembaga tersebut antara lain Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Komisi Yudisial (KY), dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Lembaga-lembaga negara seperti Komisi Yudisial (KY) dan Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga
baru. Selain itu amandemen UUD 1945 juga menghapuskan Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
Sebagai penggantinya, Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasihat
dan pertimbangan pada Presiden.
Berikut adalah nama lembaga-lembaga negara hasil amandemen UUD'45, fungsi, tugas dan
wewenangnya.
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum untuk
masa jabatan selama lima tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota MPR yang baru
mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna MPR.
Sebelum UUD 1945 diamandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara. Namun,
setelah UUD 1945 istilah lembaga tertinggi negara tidak ada yang ada hanya lembaga negara. Dengan
demikian, sesuai dengan UUD 1945 yang telah diamandemen maka MPR termasuk lembaga negara.
Sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen mempunyai tugas dan wewenang sebagai
berikut :
1. mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;
2. melantik presiden dan wakil presiden;
3. memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut undang-undang
dasar.
MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara.
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, anggota MPR mempunyai hak berikut ini:
1. mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar;
2. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan;
3. memilih dan dipilih;
4. membela diri;
5. imunitas;
6. protokoler;
7. keuangan dan administratif.
Anggota MPR mempunyai kewajiban sebagai berikut:
1. mengamalkan Pancasila;
2. melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan;
3. menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerukunan nasional;
4. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan;
5. melaksanakan peranan sebagi wakil rakyat dan wakil daerah.

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Anggota DPR
berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. DPR
berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan
yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.
Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:
a. jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang;
b. jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan sebanyak- banyak
100 orang;
c. jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak- banyaknya
50 orang.
Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPR berdomisili di ibu kota negara.
Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan berakhir pada saat anggota DPR yang baru
mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna DPR.
Fungsi DPR :
1. Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undang-undang.
2. Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak untuk menetapkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
3. Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan pengawasan terhadap
pemerintahan yang menjalankan undang-undang.
HAK HAK DPR
DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut.
1. Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai
kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas bagi kehidupan
masyarakat.
2. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu
pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
3. Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan
pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan
rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak
angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-komisi yang bekerja
sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.
3. Dewan Perwakilan Daerah
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga negara baru yang sebelumnya tidak ada. DPD
merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPD terdiri atas
wakil-wakil dari provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum.
Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi tidak sama, tetapi ditetapkan sebanyak-banyaknya empat
orang. Jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. Keanggotaan DPD
diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, tetapi selama
bersidang bertempat tinggal di ibu kota Republik Indonesia. Masa jabatan anggota DPD adalah lima
tahun.

Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka kewenangan DPD, antara lain sebagai berikut.
1. Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
2. Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan
daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan undang-undang,
RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.
4. Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-undang otonomi
daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan
keuangan pusat dengan daerah, pajak, pendidikan, dan agama.

4. Presiden dan Wakil Presiden


Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif yaitu presiden mempunyai
kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala
pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden
dan wakil presiden dipilih oleh MPR, tetapi setelah amandemen UUD1945 presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Presiden dan wakil presiden
memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu
kali masa jabatan. Presiden dan wakil presiden sebelum menjalankan tugasnya bersumpah atau
mengucapkan janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR.
Setelah dilantik, presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai dengan program yang
telah ditetapkan sendiri. Dalam menjalankan pemerintahan, presiden dan wakil presiden tidak boleh
bertentangan dengan UUD 1945. Presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai
dengan tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Sebagai seorang kepala negara, menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
2. mengangkat duta dan konsul. Duta adalah perwakilan negara Indonesia di negara sahabat. Duta
bertugas di kedutaan besar yang ditempatkan di ibu kota negara sahabat itu. Sedangkan konsul
adalah lembaga yang mewakili negara Indonesia di kota tertentu di bawah kedutaan besar kita.
3. menerima duta dari negara lain (pasal 13 UUD 1945)
4. memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada warga negara Indonesia atau
warga negara asing yang telah berjasa mengharumkan nama baik Indonesia.
5. Sebagai seorang kepala pemerintahan, presiden mempunyai kekuasaan tertinggi untuk
menyelenggarakan pemerintahan negara Indonesia. Wewenang, hak dan kewajiban Presiden
sebagai kepala pemerintahan, diantaranya:
6. memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar
7. berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR kerja sama antara
lembaga eksekutif dan legislative
8. menetapkan peraturan pemerintah
9. memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang- Undang dan
peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa
10. mengangkat dan memberhentikan menteri – menteri Negara (pasal 17 UUD 1945)
11. memberi grasi dan rehabilitasi (pasal 14 (1) UUD 1945) dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung. Kerjasma antara lembaga eksekutif dan yudikatif
12. memberi amnesti dan abolisi (pasal 14 ayat 2) dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Amnesti adalah pengampunan atau pengurangan hukuman yang diberikan oleh negara kepada
tahanan-tahanan, terutama tahanan politik. Sedangkan abolisi adalah pembatalan tuntutan
pidana.
13. Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, seorang presiden juga merupakan
panglima tertinggi angkatan perang. Dalam kedudukannya seperti ini, presiden mempunyai
wewenang sebagai berikut:
1. menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR
2. membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
3. menyatakan keadaan bahaya
5. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman. Kekuasaan
kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan. Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi di negara kita. Perlu diketahui
bahwa peradilan di Indonesia dapat dibedakan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan
peradilan tata usaha negara (PTUN).
Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut:
1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah
undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan
oleh undang-undang;
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi;
3. memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.

6. Mahkamah Konstitusi
Keberadaan Mahkamah Konstitusi diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi.
Wewenang Mahkamah Konstitusi adalah:
1. Mengadakan uji materi Undang-Undang
2. Memutus sengketa antar lembaga negara
3. Memutus pembubaran partai politik
4. Memutus perselisihan hasil pemilihan umum
5. Memberi keputusan akan pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melanggar
Undang-Undang
Komisi Yudisial
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang berikut ini:
1. mengusulkan pengangkatan hakim agung;
2. menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.

Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta
memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan
diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas seorang
ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan tujuh orang anggota. Masa
jabatan anggota Komisi Yudisial lima tahun.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksan Keuangan yang bebas dan mandiri. Jadi, tugas
BPK adalah
1. memeriksa pengelolaan keuangan negara.
2. Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya.
3. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD dan diresmikan oleh presiden.
4. BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.

Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:


1. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
2. menegakkan hukum; dan
3. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Tugas kejaksaan
Tugas dan wewenang kejaksaan
UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan R.I. juga telah mengatur tugas dan wewenang Kejaksaan
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 30, yaitu :
Di bidang pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:
1. Melakukan penuntutan;
2. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap;
3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan bersyarat;
4. Melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang;
5. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam *pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik.
Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak di dalam
maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah
Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan:
1. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
2. Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
3. Pengamanan peredaran barang cetakan;
4. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;
5. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
6. Penelitian dan pengembangan hukum statistik kriminal.
Selain itu, Pasal 31 UU No. 16 Tahun 2004 menegaskan bahwa Kejaksaan dapat meminta kepada
hakim untuk menetapkan seorang terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa, atau tempat lain
yang layak karena bersangkutan tidak mampu berdiri sendiri atau disebabkan oleh hal-hal yang dapat
membahyakan orang lain, lingkungan atau dirinya sendiri.
Pasal 32 Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tersebut menetapkan bahwa di samping tugas dan
wewenang tersebut dalam undang-undang ini, Kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang lain
berdasarkan undang-undang. Selanjutnya Pasal 33 mengatur bahwa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, Kejaksaan membina hubungan kerjasama dengan badan penegak hukum dan keadilan
serta badan negara atau instansi lainnya. Kemudian Pasal 34 menetapkan bahwa Kejaksaan dapat
memberikan pertimbangan dalam bidang hukum kepada instalasi pemerintah lainnya.

Tugas kehakiman
Tugas utama hakim adalah menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan semua perkara
yang diajukan kepadanya

Factor – factor yang menyebabkan pelanggaran HAM


Faktor internal yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal dari diri pelaku
pelanggar HAM
1. sikap egois atau terlallu mementingkan diri sendiri
2. rendahnya kesadaran HAM
3. sikap tidak toleren
4. mau menang sendiri
faktor eksternal yaitu faktor faktor yang di luar dari diri manusia yang mendorong seseorang atau
kelompok orang melakukan pelanggaran HAM
1. penyalahgunaan kekuasaan
2. ketidaktegasan aparat penegak hukum
3. penyalahgunaan teknologi
4. kesenjangan social dan ekonomi yang tinggi
pengertian sentralisasi, Desentralisasi, dekonsentrasi dan otonomi daerah
1. Desentralisasi merupakan kewenangan yang diperoleh daerah otonom dari pemerintah pusat
untuk mengatur dan mengurus urusan daerahnya sendiri,
2. Sentralisasi merupakan pemusatan seluruh kewenangan kepada pemerintah pusat
3. Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian UrusanPemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab
urusan pemerintahan umum.
4. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Perbedaan Desentralisasi dan Dekonsentrasi


No. Desentralisasi Dekonsentrasi
1. Menciptakan daerah otonom. Menciptakan perangkat pusat di
berbagai wilayah.
2. Memiliki batas-batas wilayah Terdapat batas-batas wilayah kerja atau
yurisdiksi daerah otonom. jabatan atau administrasi.
3. Penyerahan wewenang pemerintah Pelimpahan wewenang pemerintah
dalam bidang politik dan hanya dalam bidang administrasi.
administrasi.
4. Kewenangan diberikan pada daerah Yang diberi pelimpahan wewenang
otonom. adalah perangkat atau pejabat pusat.
5. Menimbulkan otonomi daerah. Tidak menimbulkan otonomi daerah.
6. Daerah otonom berada di luar Wilayah administrasi berada dalam
hierarkhi organisasi pemerintah hierarkhi organisasi pemerintah pusat.
pusat. Hubungannya adalah antar Hubungannya adalah intra organisasi.
organisasi publik.
7. Wewenang yang diserahkan terbatas Wewenang pemerintah yang diserahkan
pada wewenang pemerintah, yaitu adalah pemerintah umum, koordinasi,
wewenang yang dimiliki presiden pengawasan, tramtib, pembinaan
dan para menteri. bangsa, dan bidang pemerintah khusus
dari menteri-menteri tekhnis.
8. Pembiayaannya berasal dari APBD. Pembiayaannya berasal dari APBN.

Urusan Pemerintahan Absolut


Pasal 10 (1) Urusan pemerintahan absolut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) meliputi:
a. politik luar negeri;
b. pertahanan;
c. keamanan;
d. yustisi;
e. moneter dan fiskal nasional
f. agama.

Dampak Positif Otonomi Daerah Secara Umum


1. Setiap daerah bisa memaksimalkan potensi masing-masing.
2. Pembangunan untuk daerah dengan pendapatan tinggi akan lebih cepat berkembang.
3. Daerah punya kewenangan untuk mengatur dan memberikan kebijakan tertentu.
4. Adanya desentralisasi kekuasaan.
5. Pemerintah daerah akan lebih mudah mengelola sumber daya alam yang dimilikinya, jika SDA
yang dimiliki daerah telah dikelola secara optimal maka PAD dan pendapatan masyarakat akan
meningkat.
6. birokrasi menjadi lebih efisien.
7. Pemerintah daerah akan lebih mudah untuk mengembangkan kebudayaan yang dimiliki oleh
daerah tersebut. (Kearifan lokal yang terkandung dalam budaya dan adat istiadat daerah).
Dampak negative otonomi daerah

1. Daerah Miskin Lambat Berkembang


2. Menyulut Konflik Antar Daerah
3. Tidak Ada Koordinasi Antar Daerah
4. Kesenjangan Sosial
5. Pengawasan Berkurang
6. Pejabat Daerah Sewenang-Wenang
7. Sibuk Dengan Wilayahnya Sendiri

Wawasan nusantara

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.[1][2] Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional
Aspek trigatra (aspek alamiah)
1. letak dan bentuk geografis
2. keadaan dan kemampuan penduduk
3. kekayaan alam
Aspek social
1. Ideologi,
2. Politik,
3. Ekonomi,
4. Sosial budaya,
5. Pertahanan dan Keamanan (Hankam)

Makna proklamasi bagi bangsa Indonesia


1. Lahirnya Negara Indonesia dan sebagai puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan
Indonesia
2. Dimulainya revolusi Indonesia, yaitu perpindahan kekuasaan dari penjajah ke pemerintan
Indonesia
3. Sebagai sumber dari segala sumber hukum nasional dan berakhirnya hukum colonial
4. Bukti kedaulatan Negara Indonesia dan di akui oleh Negara – Negara lain di dunia
Mekanisme pemilihan kepala daerah menurut UU No 23 Tahun 2014

Tahap Persiapan meliputi :

1. DPRD membentuk Panitia pengawas Pemilihan yang unsurnya terdiri dari Kepolisian, Kejaksaan,
perguruan Tinggi, Pers dan Tokoh masyarakat
2. Pemberitahuan DPRD kepada KDH dan KPUD mengenai berakhirnya masa jabatan Kepala
Daerah.
3. Dengan adanya pemberitahuan dimaksud KDH berkewajiban untuk menyampaikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
pemerintah dan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD.
4. KPUD dengan pemberitahuan dimaksud menetapkan rencana penyelenggaraan Pemilihan KDH
dan WKDH yang meliputi penetapan tatacara dan jadwal tahapan PILKADA, membentuk Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara
pemungutan Suara (KPPS) serta pemberitahuan dan pendaftaran pemantau.

Factor yang mempengaruhi sengketa PILKADA

1. Data pemilih tetap sering tidak akurat


2. Netralitas birokrasi dan pegawai negeri sipil (PNS) dalam pelaksanaan Pilkada
3. Tranparansi penyelenggara Pemilu

Penggolongan hukum

Penggolongan hukum berdasarkan sumbernya


1. Hukum undang-undang, yakni hukum yang terletak di dalam peraturan perundang-undangan.
2. Hukum kebiasaan, yakni hukum yang berlaku di dalam peraturan- peraturan atau kebiasaan
3. Hukum traktat, yakni hukum yang ditetapkan oleh negara-negara melalui suatu perjanjian antar
negar
4. Hukum yurisprudensi, yakni hukum yang muncul karena adanya keputusan hakim.
5. doktrin
2. Penggolongan hukum berdasarkan tempat berlakunya
1. Hukum nasional,
2. Hukum internasional,
3. Hukum asing,
4. Hukumgereja,

3. Penggolongan hukum berdasarkan bentuknya


1. Hukum tertulis,
2. Hukum tidak tertulis,

4. Penggolongan hukum berdasarkan waktu berlakunya


1. Ius Constituentum (hukum positif), uud, uu
2. IusConstituendum(hukumnegatif),RUU

5. Penggolongan hukum berdasarkan cara mempertahankanya


a. Hukum material,
b. Hukumformal,
6. Penggolongan hukum berdasarkan sifatnya
a. Memaksa
b. Mengatur

7. Penggolongan hukum berdasarkan wujudnya


a. Hukum objektif,
b. Hukum subjektif

8. Penggolongan hukum berdasarkan isinya


Hukum publik, adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan individu atau warga
negaranya, yang menyangkut tentang kepentingan umum atau publik. Hukum publik dapat dibagi lagi
ke dalam :
a. Hukum Pidana,
b. Hukum Tata Negara,
c. Hukum Tata Usaha Negara (administratif),
d. Hukum Internasional
Hukum privat (sipil), yakni hukum yang berguna untuk mengatur hubungan antara individu satu dengan
individu lainnya, termasuk negara sebagai pribadi. Hukum privat dapat dibagi lagi dalam:
1. Hukum Perdata,.
2. Hukum Perniagaan (dagang)

Dampak positif dan negative IPTEK di dalam bidang politik

DAMPAKPOSITIF
1. Penyelenggaraan pemerintahan Negara lebih terbuka
2. Berkembangnya demokrasi/Mengakan nilai nilaidemokrasi-
3. Memperluas dan meningkatkan hubungan dan kerja sama antar Negara semakin mudah
4. Adanya peranan besar rakyat dalam pengembangan pemerintahan-
5. Kegiatan komunikasi untuk keperluan politik dengan menggunakan teknologi informasimenyebab
kan samapinya berita dengan cepat, dilakukan secara efisien dan nyaman.

1. DAMPAK NEGATIF
Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan-
2. Timbulnya gelombang demokratisasi yaitu damaan akan kebebasan-
3. Adanya ancaman disintegrasi bangsa dan negara yang akan menggoyahkan NKRI-
4. Semakin meningkatnya nilai-
nilai politik individu, kelompok, oposisi, diktater mayoritasatau tiraini minoritas.-
5. Timbulnya fanatisme rasial, etnis, dan agama dalam forum organisasi-
6. Timbulnya unjuk rasa yang semakin berani dan terkadan mengabaikan kepentingan
umum
7. Adanya konspirasi internasional, yaitu pertentangan kekuasaan dan percaturan politik-
8. Lunturnya nilai-nilai politik yang berdasar kekeluargaan, musyawarah mufakat dan
gotong royong
Sistem pemerintahan Indonesia dari masa ke masa
Pada awal kemerdekaan Negara Indonesia belum sepenuhnya menjalankan system pemerintahan
negaraberdasar UUD 1945, hal ini disebabkan beberapa factor, antara lain :

1. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia masih di sibukkan dengan perjuangan mengusir penjajah.
Dunia belum mau mengakui kedaulatan bangsa Indonesia, pada tahun 1946, dengan menggandeng
pasukan NICA, Belanda kembali datang ke Indonesia. Bahkan setelah kemerdekaan sekalipun
Indonesia masih harus melalui proses yang sangat panjang agar dunia Internasional mau mengakui
kedaulatan bangsa kita.
2. Itu semua ditempuh melalui perundingan-perundingan, seperti Konferensi Meja Bundar, Perjanjian
Linggar Jati, Perjanjian Renville, Perjanjian Roem Royen, dan lainnya. Pada periode 1945 – 1949 ada
2 perjanjian yang pernah dilakukan oleh Indonesia dan Belanda, yaitu Perjanjian Linggar Jati (1947)
dan Perjanjian Renville (1948). Bahkan banyak kesepakatan ketika perjanjian itu yang justru
merugikan Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia setelah mengalami ujian-ujian yang hebat dengan selamat, dalam
tingkatan pertama dari usahanya menegakkan diri, merasa bahwa saat sekarang sudah tepat untuk
menjalankan macam-macam tindakan darurat guna menyempurnakan tata usaha Negara kepada susunan
demokrasi. Yang terpenting dalam perubahan-perubahan susunan kabinet baru itu ialah, tanggungjawab
adalah di dalam tangan Menteri.”

Maklumat 14 November 1945 merupakan titik perubahan sistem pemerintahan Indonesia,


yang semula presidensil menjadi parlementer.

beberapa hal yang melatarbelakangi dikeluarkannya maklumat ini adalah


1. veto tak percaya dari BP-KNIP terhadap kabinet yang ada,
2. sistem presindensil menjadikan kekuasaan presiden menjadi tak terbatas.
3. Alasan lain yang mendorong Indonesia mengubah sistem pemerintahannya
menjadi parlementer adalah karena sistem pemerintahan ini dianggap sebagai
cermin demokrasi Indonesia..
Namun seiring berjalannya waktu, Indonesia merasa tak cocok dengan sistem ini. Hal ini
dibuktikan dengan adanya berbagai mosi tak percaya serta perubahan-perubahan kabinet parlementer yang
tak jarang. Oleh sebab itu, sistem pemerintahan Indonesia yang sekarang bukan murni presidensil maupun
parlementer, karena kedua sistem pemerintahan tersebut tak cocok dengan Indonesia. Alhasil sekarang
Indonesia menganut sistem pemerintahan demokrasi Pancasila. Bukan presidensil, bukan pula parlementer,
tapi di antara keduanya.

Faktor-Faktor Pembentukan Bangsa Indonesia

1. Persamaan asal keturunan etnis.


2. Persamaan pola kebudayaan.
3. Persamaan tempat tinggal yang disebut dengan khas tanah air.
4. Persamaan sejarah.
5. Persamaan cita-cita.
Faktor-Faktor Pemersatu Bangsa Indonesia
Berikut ini merupakan faktor-faktor pemersatu bangsa Indonesia sebagai perekat persatuan.[7]

1. Pancasila.
2. UUD 1945.
3. Bendera kebangsaan merah putih.
4. Lagu kebangsaan Indonesia Raya.
5. Bahasa Indonesia.
6. Satu wilayah Indonesia.
7. Satu pemerintahan Negara.

You might also like