Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
NICOBEY SAHALA TUA NAIBAHO
NPM : 1424210152
KK2 TEKNIK ELEKTRO
Latar Belakang
Mesin diesel menggunakan siklus diesel sebagai prinsip kerjanya, dimana udara murni diisap
dan dikompresi diatas temperatur pembakaran bahan bakar. Mesin diesel pertama kali
ditemukan oleh Rudolf Diesel pada tahun 1872. Mesin diesel memiliki tekanan kompresi
yang tinggi (30-45 kg/cm2) agar temperatur udara yang di kompresikan mencapai 500 derajat
celcius atau lebih.
1. Langkah Hisap
Pada Langkah Hisap, udara di masukkan ke dalam silinder. Piston membentuk
kevakuman di dalam silinder, piston bergerak kebawah dari TMA(Titik Mati Atas) ke
TMB(Titik Mati Bawah). Terjadinnya vakum ini menyebabkan udara segar masuk ke
silinder karena katup hisap terbuka.Katup buang tertutup selama langkah hisap.
2. Langkah Kompresi
Pada langkah kompresi piston bergerak dari TMB ke TMA. Pada saat ini kedua katup
tertutup.Kemudian udara yang di hisap waktu langkah hisap ditekan sampai tekanannya
naik sampai 30 kg/cm2 (427 psi, 2942 kpa) dengan temperatur sekitar 500-800 derajat
celcius.
3. Langkah Pembakaran
Udara yang terdapat di dalam silinder di dorong masuk ke ruang bakar pendahuluan
(precombustion chamber) yang terdapat bagian atas masing-masing ruang bakar. Pada
akhir pembakaran, injection nozle terbuka dan menyeprotkan bahan bakar ke dalam ruang
bakar pendahuluan. Sehingga bahan bakar yang tercampur dengan udara terbakar karena
dibangkitkan oleh tekanan.Panas tekanan dari keduanya naik secara mendadak sehingga
bahan bakar yang tersisa di ruang bakar pendahuluan di tekan ruang bakar utama di atas
piston. Kejadian ini menyebabkan bahan bakar terurai menjadi partikel-partikel kecil dan
bercampur dengan udara yang ada di ruang bakar utama (main combustion) dan terbakar
dengan cepat. Energi pembakaran mengekspansikan gas dengan cepat sehingga piston
terdorong ke bawah. Gaya yang mendorong ke bawah piston diteruskan ke batang piston
dan poros engkol dan dirubah menjadi gerak putar untuk memberi tenaga pada mesin.
4. Langkah Buang
Pada saat piston menuju TMB, katup buang terbuka dan gas pembakaran di keluarkan
melalui katup buang saat piston bergerak ke atas lagi. Gas akan terbuang habis saat piston
mencapai TMA dan setelah itu dimulai lagi langkah hisap.
Siklusnya sendiri seperti terlihat pada diagram P-v dan T-s dibawah. Siklus tersebut terdiri
dari empat buah proses berantai yang reversibel secara internal.
Proses 1-2 terjadi kompresi isentropic gas ideal dengan panas spesifik konstan
= =
3
=
2
Proses 3-4 terjadi ekspansi isentropic gas ideal dengan panas spesifik konstan, sehingga dapat
diperoleh temperatur dan tekanan akhir proses (T4 dan P4):
= =
=
= (ℎ − ℎ ) = ( − )
Proses 4-1 proses 4-1 terjadi pembuangan panas ke lingkungan dengan volume konstan
= ( − )= ( − )
= −
=
−
Efisiensi siklus Diesel berbeda dengan effisiensi siklus Otto, di mana nth,Otto > nth,Diesel. Ini
berlaku untuk siklus yang keduanya beroperasi pada rasio kompresi yang sama. Seperti
terlihat pada diagram nth,Diesel-r , semakin tinggi rasio kompresi maka efisiensi akan semakin
tinggi pula. Effisiensi siklus Diesel tergantung dari besarnya rasio cut-off, di mana bila rasio
cut-off turun, maka efisiensi siklus Diesel akan naik. Efisiensi siklus Diesel dan Otto akan
identik bila rasio cut-off sama dengan 1 (rc = 1).
KESIMPULAN
Mesin diesel bekerja pada rasio kompresi yang lebih tinggi daripada mesin bensin tetapi lebih
efisien. Ini dikarenakan pada mesin diesel bahan bakar terbakar seluruhnya walaupun bekerja
pada putaran mesin yang rendah sekalipun. Karena lebih efisien dan rendahnya pemakaian
bahan bakar (irit BBM), mesin diesel dipilih untuk aplikasi kendaraan berat (mesin yang
membutuhkan daya yang besar) seperti mesin kereta api (locomotive), unit pembangkit daya
(generator-set), kapal laut pengangkut, truk/trailer berat, dll.
DAFTAR PUSTAKA
http://tutorialteknik.blogspot.co.id/2011/05/siklus-diesel-ideal.html
http://nazar-m05.blogspot.co.id/2012/04/siklus-diesel.html
https://mashariyanto.files.wordpress.com
http://dieselotomotif.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-mesin-diesel.html