You are on page 1of 13

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR

DENGAN ASFIKSIA SEDANG TERHADAP By.Ny.S


TAHUN 2010

DATA SUBJEKTIF

Pengkajian

Identitas (Biodata)

Nama : Bayi Ny.S

Umur : 0 hari

Tanggal lahir/jam lahir : 7 Juni 2010, jam 11.30 Wib

Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke :1

Alamat : Desa Bungi

Anamnesa

Riwayat Kehamilan sekarang,

Trimester I : 2 kali

Trimester 2 : 3 kali

Trimester 3 : 3 kali

Riwayat Persalinan sekarang,

1. Kala I : 4 jam

Kala II : 30 menit

Kala III : 45 menit

Kala IV : 2 jam

Jumlah : 7 jam 15 menit

2. Keadaan air ketuban : Jernih


3. Waktu pecahnya ketuban : Pukul 11.00 Wib

4. Jenis Persalinan : Spontan Pervaginam

5. Lilitan tali pusat : Tidak ada

6. Episiotomi : Ada

DATA OBJEKTIF

Penilaian Bayi Baru Lahir :

1. Bayi bernafas megap-megap

2. Ekstemitas Biru

3. Bayi tidak menangis

4. APGAR Score : 5

Analisa Data

1. Diagnosa

Bayi Baru Lahir cukup bulan, lahir spontan pervaginam dengan asfiksia sedang.

Dasar :

a. Bayi lahir spontan pervaginam tanggal 7 juni 2010 pukul.11.30 Wib,

b. Bayi bernafas megap-megap,

c. Ekstemitas biru,

d. Bayi tidak menangis

2. Masalah

Gangguan asupan oksigen

Dasar :

a. Bayi bernafas megap-megap,

b. Ekstremitas biru,
c. Bayi tidak menangis

3. Kebutuhan

Tindakan Resusitasi

Perencanaan

1. Jelaskan pada keluarga keadaan bayi saat ini yaitu bayi mengalami gangguan
pernafasan dam sekaligus meminta persetujuan pada keluarga untuk melakukan
tindakan pembebasan jalan nafas (Resusitasi) pada bayi.

Keluarga mengerti dengan kondisi bayi nya saat ini dan setuju bidan melakukan
tindakan pembebasan jalan nafas.

2. Lakukan tindakan resusitasi

a. Menghangatkan bayi :

1) Membungkus bayi dengan kain ke-1 yang ada di perut ibu, potong tali
pusat dengan cepat, klem tali pusat berada di luar kain agar tidak terjadi
kehilangan panas bayi.

2) Memindahkan bayi terbungkus ke tempat resusitasi yang di siapkan.

b. Mengatur posisi bayi :

1) Meletakkan bayi terlentang diganjal kain setinggi 2-3 cm dibawah bahu.

2) Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi agar jalan nafas terbuka.

c. Menghisap Lendir :

1) Menghisap lendir dengan De Lee, pada jalan nafas.

2) Menghisap lendir pada mulut dulu sedalam <5 cm, hidung <3 cm.

3) Menghisap lendir waktu menarik keluar De Lee sampai jalan nafas bersih
dari lendir.

d. Mengeringkan bayi dan merangsang bayi :

1) Mengeringkan bayi dari muka, kepala, tubuh dengan sedikit rangsangan.


2) Menepuk atau sentil sedikit telapak kaki bayi.

3) Menggosok punggung, dada, dan tungkai bayi dengan telapak tangan.

e. Mengatur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi :

1) Mengganti kain yang menyelimuti tubuh bayi dengan kain bersih dan
kering yang telah di siapkan dibawah tubuh bayi.

2) Menyelimuti bayi dengan kain kering tersebut, biarkan bagian muka dan
dada sedikit terbuka.

3) Mengatur kembali posisi kepala bayi menjadi sedikit ekstensi.

f. Melakukan penilaian bayi

Menilai pernafasan bayi : normal, tidak benafas atau megap-megap.

1) Bila bayi benafas normal :

a) Meletakkan bayi pada dada ibu dan selimuti bayi bersama ibunya.

b) Menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya.

2) Bila bayi tidak bernafas, megap-megap, atau menangis lemah.

Nafas bayi masih megap-megap, maka dilakukan ventilasi.

g. Ventilasi

1) Pasang sungkup

Memasang sungkup sehingga melingkupi hidung, mulut dan dagu

2) Lakukan ventilasi percobaan (2×)

a) Meniup pangkal tabung atau tekan balon untuk mengalirkan udara (30
cm air) kejalan nafas bayi.

b) Melihat apakah dada bayi mengembang setelah di lakukan peniupan


setelah di lakukan peniupan (2×) .

Bila dada bayi tidak mengembung :

a) Memeriksa posisi sungkup dan pastikan udara tidak ada bocor.


b) Memeriksa posisi kepala dan bila salah, perbaiki posisinya hingga menjadi
setengah ekstensi.

c) Memeriks adanya sumbatan yang disebabkan oleh cairan atau lendir di mulut.
Lakukan penghisapan ulang bila ada sumbatan.

Bila dada bayi mengembang, lanjutkan tindakan ventilasi.

Dada bayi mengembang.

3. Lakukan ventilasi 20× dalam 30 detik

Bila bayi mulai bernafas normal :

a) Menghentikan ventilasi secara bertahap

b) Memantau kondisi bayi secara seksama

Bila bayi belum bernafas, lakukan ventilasi kembali

4. Hentikan ventilasi dan melakukan penilaian setiap 30 detik, bayo bernafas sudah
tidak megap-megap, denyut jantung, nafas dan warna kulit sudah normal.

Setelah dilakukan ventilasi bayi mulai bernafas normal, maka ventilasi di


hentikan.

5. Lakukan pemantauan seksama bayi pasca resusitasi selama 2 jam.

Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernafas bayi :

a) Memeriksa adanya tarikan dinding dada.

b) Mengamati apakah nafas bayi megap-megap.

c) Menghitung frekuensi nafas bayi, apakah <30×/Menit atau >60×/Menit.

d) Memperhatikan apakah bayi sionosis.

6. Bila nafas bayi dan warna kulit normal refleks rooting, sucking, dan swallowing
baik berikan bayi kepada ibunya.

a) Meletakkan bayi di dada ibu (kulit ke kulit) dan menyelimuti keduanya.

b) Menganjurkan ibunya segera menyusui bayinya.

c) Menganjurkan ibu mengusap bayinya dengan kasih sayang.


7. Lakukan pemeriksaan fisik 1 jam kemudian.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal 7 juni 2010 Pukul 13.30 WIB

S : Ibu mengatakan merasa bahagia karena anaknya lahir dengan selamat dan
sudah menangis kuat.

O : 1. Bayi sudah menangis dengan kuat.

2. Bayi bernafas normal : 38×/Menit.

3. Nadi 130×/Menit.

4. Warna kulit kemerahan.

A : 1. Diagnosa

Bayi baru lahir 2 jam spontan pervaginam dengan post asfiksia sedang.

Dasar :

a. Bayi sudah menangis dengan kuat.

b. Bayi bernafas normal : 38×/ Menit.

c. Nadi 130×/Menit.
d. Warna kulit kemerahan

2. Masalah

Untuk sementara tidak ada

3. Kebutuhan

Pemeberian Vit.K dan Hb 0

P : 1. Jelaskan pada ibu kondisi bayinya saat ini sudah membaik. Anjurkan
pada ibu dan keluarga untuk mengamati adanya tanda-tanda kesulitan
bernafas pada BBL yaitu nafas bayi megap-megap dan tarikan dinding
dada.

2. Lakukan perawatan bayi baru lahir.

Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, untuk mengetahui


adanya cacat bawaan atau trauma lahir.

a. Kepala : Bundar,Fontanell anterior datar, tidak ada maulage, tidak ada


caput sucaadeneum, tidak ada cephal hematoma.

b. Mata : Simetris pupil mata normal, sclera an ikterik, tidak ada


strabismus.

c. Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung.

d. Mulut : Simetris, Palatum dan gusi normal.

e. Telinga : Simetris keadaan bersih.

f. Leher : Tidak ada pembengkkan vena atau kelenjar atau pergerakan


lahir aktif.

g. Dada : tidak ada kelainan.

h. Perut : Lembek tidak ada pembengkkan hati.

i. Tali pusat : tidak ada tanda-tanda infeksi seperti : Perdarahan, keluar


cairan, bengkak dan berbau busuk.

j. Punggung : Tidak ada spina bifida.

k. Genetalia : Jenis kelamin laki-laki, tidak ada kelainan.


l. Ekstrimitas atas dan bawah : simetris , tidak ada polidaktili dan
sidaktili.

m. Antripometri :

1) Berat badan : 3700 gram

2) Panajang badan : 49 cm

3) Lingkar kepala : 34 cm

4) Lingkar dada : 31 cm

5) Lila : 11 cm

n. Refleks

1) Glabela : Baik

2) Rooting : Baik

3) Suckling : Baik

4) Swallowing : Baik

5) Gallans : Baik

6) Graping : Baik

7) Tonikneck : Baik

8) Staping : Baik

9) Moro : Baik

Lakukan perawatan tali pusat dengan kasa steril.

Lakukan rawat gabung dengan ibu.

Berikan tetes mata antibiotik profilaksis dan Vitamin K 11 mg IM di


paha kiri setelah 1 jam.

Berikan imunisasi Hep 0 di paha kanan IM 1 jam setelah pemberian


Vit.K.

Mandikan bayi setelah 6-24 jam.


3. Berikan Informasi pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi.

a. Jelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya pada bayi yaitu tidak dapat
menyusu, kejang, mengantuk/tidak sadar, merintih, retraksi dinding
dada bwah dan sianosis (kebiruan) sentral.

b. Anjurkan ibu membawa bayinya ke fasilitas kesehatan jika terdapat


tanda bahaya.

Ibu mengatakan mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada bayinya dan


akan membawa bayinya jika terdapat tanda bahaya.

4. Anjurkan pada ibu dan keluarga untuk menjaga suhu lingkungan agar
bayi tetap hangat yaitu dengan melakukan Bounding attachment dan jaga
suhu lingkungan sekitar.

Ibu dan keluarga akan menjaga kehangatan bayi.

5. Berikan informasi pada ibu tentang perawatan tali pusat.

a. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya perawatan tali pusat karena


dapat menyebabkan bayi mengalami infeksi bai pada tali pusat
maupun seluruh tubuh.

b. Ajarkan apada ibu tentang teknik perawatan tali pusat dengan teknik
aseptik dan antiseptik.

c. Anjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat secara


teratur 2 kali sehari setelah mandi.

d. Observasi kemampuan ibu untuk mengulang kembali di rumah apa


yang sudah di ajarkan.

e. Jelaskan pada ibu adanya tanda-tanda infeksi pada tali pusat yaitu
adanya tanda kemerahan, nyeri tekan dan bau pada tali pusat.

Ibu mengatakan mengerti tentang perawatan tali pusat dan tanda-tanda


tali pusat.

6. Berikan informasi tentang ASI eksklusif.


a. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif bayi,
karena ASI merupakan makanan yang paling sesuai dengan kondisi
bayi, mengandung kekebalan alami, mempererat kasih sayang ibu
dengan bayi, murah, tidak merepotkan dan steril.

b. Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

c. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan pada ibu untuk


memberikan ASI eksklusif pada bayi.

Ibu mengerti manfaat ASI eksklusif dan akan memberikan ASI eksklusif
pada bayinya.
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal 14 juni 2010 pukul 08.00 WIB

S : 1. Ibu mengatakan bayinya minum ASI dengan kuat.

2. Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif.

3. Ibu mengatakan bayinya BAB 1×/ hari dan BAK 7-8×/hari.

O : 1. Bayi lahir tanggal 7 juni 2010 pukul 11.30 WIB

2. Keadaan umum : Baik

3. Tali pusat : Sudah puput


4. Tanda-tanda vital :

Pols : 129×/menit

Temp : 36,8° C

RR : 41×/menit

Refleks hisap : Baik

A : Diagnosa : Bayi baru lahir 7 hari normal.

Dasar :

1. Bayi lahir tanggal 7 juni 2010 pukul 11.30 WIB.

2. Ibu mengatakan bayinya minum ASI dengan kuat.

3. Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif

4. Ibu mengatakan bayinya BAB 1×/hari dan BAK 7-8×/hari

5. Tali pusat sudah puput.

Masalah

Untuk sementara tidak ada

Kebutuhan

Penyuluhan tentang jadwal imunisasi

P : 1. Jelaskan pada ibu bahwa kondisi bayinya baik dan sehat.

Ibu mengatakan mengerti dengan kondisinya saat ini.

2. Observasi keadaan unum bayi baik dan TTV yaitu :

Keadaan umum : Baik

Tali pusat : masih basah

Tanda-tanda vital :

Pols : 110×/menit

Temp : 36,8° C
RR : 38×/menit

Refleks hisap : baik

Berikan penyuluahan pada ibu dan keluarga tentang pentingnya ASI


eksklusif bahwa ASI eksklusif baik bagi bayi yaitu memberikan zat antibodi
atau kekebalan tubuh bayi sehingga bayi tidak mudah sakit dan di berikan
dari usia 0-6 bulan tanda makanan pendamping.

Ibu mengerti dan berjanji akan memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

Beri penyuluhan pada ibu tentang pentingnya personal hygiene bagi ibu dan
bayi yaitu mengeringkan bagian kemaluan bayi dengan tisu sehingga tidak
terjadi iritasi atau lecet dana jangan diberi bedak.

Ibu mengerti dan berjanji akan menjaga personal hygiene bayinya dengan
baik.

You might also like