You are on page 1of 13

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR I
“MOMENTUM”

Tanggal Percobaan : 7 Oktober 2016


Tanggal pengumpulan : 10 Oktober 2016
Waktu Percobaan : 16:00 – 17:10 WIB

\
Nama Praktikum :Vina Dwi Pratiwi
NIM :11160163000004
Nama Anggota : 1. Citra Fitria P (11160163000029)
2. Ahmad Rifai N (11160163000014)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DA KEGURUAN
JAKARTA
2016
A. JUDUL PERCOBAN
MOMENTUM
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membuktikan hukum konservasi energi.
2. Mengetahui konsep momentum linier.
3. Menentukan tumbukan elastis dan tak elastis.
C. DASAR TEORI
Hukum konservasi energi merupakan salah satu hukum yang penting
mengenai konservasi di dalam ilmu fisika, salah satunya besaran yang
diketahui konservasinya adalah momentum linier. Dalam mempelajari
momentum linier pada dasarnya merupakan pengolahan lebih lanjut mengenai
hukum-hukum Newton. (Gioncoli, 2001 : 213)
Momentum ditulis dengan simbol p dapat didefinisikan sebagai hasil
kali massa (m) dan kecepatannya (v)
p=mv
Momentum adalah besaran vektor karena memiliki nilai dan arah.
Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk
mendiamkan sebuah partikel. Satuan besaran untuk momentum adalah
kg.m/s. Hukum kedua Newton memiliki kaitan dengan momentum linier,
karena jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka momentum total
adalah kekal yang artinya tetap konstan sepanjang waktu.(Tipler, 1991 : 219-
220)
Impuls adalah hasil kali antara besaran vector gaya (F) dengan besaran
skalar selang waktu (t), maka impuls termasuk besaran vektor.
I = F . Δt
Arah impuls I searah dengan arah gaya implus F, impuls yang
dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami
benda tersebut, bisa dikatakan impuls merupakan gaya kontak singkat saat
tumbukan terjadi sesuai bunyi hukum kedua Newton. (Halliday, 2010 : 229)
Tumbukan merupakan peristiwa bertemunya dua buah benda yang
bergerak, sebuah tumbukan terjadi secara singkat, dalam semua tumbukan
benda yang berinteraksi secara kuat hanya dalam selang waktu tumbukan.
Saat tumbukan selalu berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu
berlaku hukum kekekalan energi kinetik. karena sebagian energi kinetik
diubah menjadi energi panas akibat adanya tumbukan.
(http://iisariska.ilearning.me, diakses pada 8 oktober pukul 10:13 WIB).
Pada peristiwa tumbukan elastis berlaku hukum kekekalan momentum
dimana momentum total sebelum tumbukan dan sesudah tumbukan sama, jika
tidak ada gaya eksternal, dapat ditulis dengan persamaan :
M1.V1 + M2.V2 = M1.V1’ + M2.V2’
Dan juga berlaku hukum konservasi energi :
1 1 1 1
M 1. V 1²+ M2.V2² = M 1. V 1 ' ²+ M2.V2’2
2 2 2 2
(sumber:http://labdas.untad.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/Fisika-Dasar-
2.pdf diakses pada 8 oktober 2016 pukul 10.38).
D. ALAT DAN BAHAN
No Nama Alat dan Bahan Gambar
1 Rel udara

2 Peniup (blower)

3 Kereta (glider)
4 Pewaktu cacah (timer
counter)

5 Gerbang cahaya (photogate)


6 Mistar

7 Neraca digital

E. LANGKAH KERJA
No Langkah Percobaan Gambar
1 Siapkan peralatan
2 Timbang massa benda
(kereta)
3 Ukurlah panjang pendeteksi
yang akan melewati sensor
4 Susunlah peralatan dan
siapkan kereta diatas rel
sesuai benda yang kan diukur
5 Nyalakan digital counter dan
setting untuk pengukuran Δ�
6 Nyalakan Blower sehngga
gerak trolly menjadi bebas
7 Catatlah waktu yang terekam
pada timer counter
F. DATA PENGAMATAN
Massa (kg) Waktu (s) Kecepatan (m/s) Momentum Energi Kenetik
No (Joule)
Keret Keret t1 t1’ t2 t2’ v1 v1’ v2 v2’ P P’ Ek1 Ek2
a 1 a2
1 0.108 0.118 0.178 0.419 0.254 0.207 0.0560 0.0224 0.039 0.048 0.01067 0.00735 0.00026 0.00002
5 7 9 9 2 1 7
2 0.108 0.118 0.240 0.284 0.200 0.277 0.0416 0.0351 0.049 0.036 0.01038 0.00803 0.00009 0.00006
1 8 2 6 9 0 3 6
3 0.108 0.118 0.243 0.191 0.157 0.196 0.0406 0.0523 0.063 0.050 0.01186 0.01165 0.00008 0.00014
5 3 5 2 4 9 4 9 7
4 0.108 0.118 0.997 0.204 0.177 0.116 0.1003 0.0100 0.056 0.059 0.11496 0.00814 0.00054 0.00015
3 6 8 3 9 8
5 0.108 0.118 0.104 0.122 0.144 0.130 0.0958 0.0958 0.069 0.076 0.00816 0.01938 0.00049 0.00049
3 4 5 4 2 6 5
Rerat 0.108 0.118 0.352 0.244 0.186 0.185 0.0668 0.0431 0.055 0.054 0.03120 0.01091 0.00029 0.00089
a 6 5 9 7 6 2 6 3 6
1. Percobaan 1 (perbandingan massa sama kedua bergerak)

2. Percobaan 2 (perbandingan massa sama salah satu bergerak)


Massa (kg) Waktu (s) Kecepatan (m/s)
No
Kereta Kereta t1 t1’ t2 t2’ v1 v1’ v2 v2’
1 2
1 0.108 0.118 0.0665 0.6066 0 0.0709 0.1503 0.0165 0 0.141

2 0.108 0.118 0.0967 0.5661 0 0.1051 0.1034 0.0176 0 0.0951

3 0.108 0.118 0.0656 0.6683 0 0.0322 0.1524 0.0149 0 0.3105

4 0.108 0.118 0.0540 0.4966 0 0.0562 0.1851 0.0201 0 0.1779

5 0.108 0.118 0.0553 0.6887 0 0.0575 0.1808 0.0145 0 0.1739

Rerata 0.108 0.118 0.0676 0.6053 0 0.06438 0.1544 0.0167 0 0.1796

3. Percobaan 3 (perbandingan masa tidak sama kedua massa bergerak)


Massa (kg) Waktu (s) Kecepatan (m/s)
No
Kereta Kereta t1 t1’ t2 t2’ v1 v1’ v2 v2’
1 2
1 0.108 0.218 0.0151 0.0633 0.0797 0.3552 0.6622 0.1580 0.1255 0.02815

2 0.108 0.218 0.0650 0.0450 0.1301 0.4428 0.1538 0.2222 0.0769 0.02258

3 0.108 0.218 0.0823 0.0498 0.0740 0.4321 0.1215 0.2008 0.1351 0.02314
4 0.108 0.218 0.0669 0.0410 0.1497 0.3786 0.1495 0.2440 0.6680 0.02641

5 0.108 0.218 0.0585 0.0423 0.1164 0.4615 0.1709 0.2364 0.0859 0.02167

Rerata 0.108 0.218 0.0576 0.0483 0.1099 0.4140 0.2518 0.21228 0.21818 0.02439

4. Percobaan 4 ( massa besar diam (208gr) massa kecil bergerak (118 gr))

Massa (kg) Waktu (s) Kecepatan (m/s)


No
Kereta Kereta t1 t1’ t2 t2’ v1 v1’ v2 v2’
1 2
(Diam)
1 0.118 0.208 0.0637 0.2711 0 0.1957 0.1569 0.0368 0 0.0510

2 0.118 0.208 0.0647 0.2411 0 0.2045 0.1545 0.0414 0 0.0488

3 0.118 0.208 0.0709 0.2396 0 0.2789 0.1410 0.0417 0 0.0358

4 0.118 0.208 0.0453 0.1827 0 0.1374 0.2207 0.0547 0 0.0727

5 0.118 0.208 0.0908 0.3217 0 0.2965 0.1101 0.0310 0 0.0337

Rerata 0.118 0.208 0.06708 0.25124 0 0.2226 0.15664 0.04112 0 0.0484

5. Percobaan 5 (massa kecil diam (108gr) massa besar bergerak (218gr))

Massa (kg) Waktu (s) Kecepatan (m/s)


No
Kereta Kereta t1 t1’ t2 t2’ v1 v1’ v2 v2’
1 2
(Diam)
1 0.108 0.218 0.1248 0 0 0.0529 0.08012 0 0 0.18903

2 0.108 0.218 0.1440 0 0 0.0563 0.0694 0 0 0.17761

3 0.108 0.218 0.1366 0 0 0.0710 0.0732 0 0 0.14084

4 0.108 0.218 0.2856 0 0 0.0579 0.0350 0 0 0.17271

5 0.108 0.218 0.1248 0 0 0.0629 0.0801 0 0 0.15898

Rerata 0.108 0.218 0.16316 0 0 0.0602 0.06756 0 0 0.16783

G. PENGOLAHAN DATA
1. Percobaan Satu (Massa sama,saling bergerak)
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’
1 2 1 2 1 '2 1 '2
m1 v 1 + m2 v 2= m1 v 1 + m2 v 2
2 2 2 2
 P = m1 v1 + m2 v2

0.108 . 0.0560 + 0.118 . 0.0392 = 0.01067


P’ = m1 v1’ + m2 v2’
0.108 . 0.0224 + 0.118 . 0.0481 = 0.00735
 P = m1 v1 + m2 v2
0.108 . 0.0416 + 0.118 . 0.0392 = 0.01038
P’ = m1 v1’ + m2 v2’
0.108 . 0.0351 + 0.118 . 0.0481 = 0.00803
 P = m1 v1 + m2 v2
0.108 . 0.0406+ 0.118 . 0.0634 = 0.01186
P’ = m1 v1’ + m2 v2’
0.108 . 0.0523 + 0.118 . 0.0509 = 0.011654
 P = m1 v1 + m2 v2
0.108 . 0.1003 + 0.118 . 0.0563 = 0.01067
P’ = m1 v1’ + m2 v2’
0.108 . 0.0100 + 0.118 . 0.0599 = 0.00814
 P = m1 v1 + m2 v2
0.108 . 0.0958 + 0.118 . 0.0692 = 0.00816
P’ = m1 v1’ + m2 v2’
0.108 . 0.0958 + 0.118 . 0.0766 = 0.01938
 Rerata

P 1+ P 2+ P 3+ P 4 + P 5
=
5
0.01067+0.01038+0.01186 +0.11496+ 0.00816
=¿ 0.31206
5
P ' 1+ P ' 2+ P' 3+ P ' 4+ P ' 5
=
5
0.00735+ 0.00803+0.01165+ 0.00814+0.01938
=0.01091
5

1 1
 EK 1= m1 v 21 + m2 v 22
2 2

½ 0.108 . 0.05602 + 1/2 0.118 . 0.03922 = 0.00026


1 '2 1 '2
EK 2= m1 v1 + m2 v 2
2 2
½ 0.108 . 0.02242 + ½ 0.118 . 0.04812 = 0.000027
1 2 1 2
 EK 1= m1 v 1 + m2 v 2
2 2

½ 0.108 . 0.04162 + 1/2 0.118 . 0.04992 = 0.000093


1 1
EK 2= m1 v'12 + m2 v'22
2 2
½ 0.108 . 0.03512 + ½ 0.118 . 0.03602 = 0.000066
1 2 1 2
 EK 1= m1 v 1 + m2 v 2
2 2

½ 0.108 . 0.04062 + 1/2 0.118 . 0.06342 = 0.000089


1 '2 1 '2
EK 2= m1 v1 + m2 v 2
2 2
½ 0.108 . 0.05232 + ½ 0.118 . 0.05092 = 0.000147
1 1
 EK 1= m1 v 21 + m2 v 22
2 2

½ 0.108 . 0.10032 + 1/2 0.118 . 0.05632 = 0.00054


1 1
EK 2= m1 v'12 + m2 v'22
2 2
½ 0.108 . 0.01002 + ½ 0.118 . 0.05992 = 0.000158
1 1
 EK 1= m1 v 21 + m2 v 22
2 2

½ 0.108 . 0.09582 + 1/2 0.118 . 0.06922 = 0.00049


1 1
EK 2= m1 v'12 + m2 v'22
2 2
½ 0.108 . 0.09582 + ½ 0.118 . 0.07662 = 0.000495

 Rerata
EK 1+ EK 2+ EK 3+ EK 4+ EK 5 0.00026+0.000093+0.000089+0.00054 +0.00049
= =0.0002
5 5
EK ' 1+ EK ' 2+ EK ' 3+ EK ' 4+ EK ' 5 0.000027+0.00066+ 0.0000147+0.000158+0.000495
= =
5 5

H. PEMBAHASAN
Pada praktikum momentum dan impuls didapatkan data berupa waktu
benda ke-1 sebelum tumbukan adalah t 1 dan setelah tumbukan yaitu t 1’ dan
benda ke-2 sebelum tumbukan adalah t2 ,setelah tumbukan t2’
Pada percobaan pertama yaitu pada saat kedua massa benda sama dan
keduanya bergerak dapat diketahui bahwa kereta atau benda tersebut
mengalami tumbukan lenting sempurna. Dimana keduanya memiliki
kecepatan masing-masing setelah tumbukan yaitu t1’ dan t2’ maka benda
tersebut mengalami hukum konservasi energy dan hukum konservasi
momentum.
Percobaan kedua yaitu kedua massa sama dan salah satu benda diam,
dalam percobaan ini tidak berlaku hukum konservasi energi kinetik dan hanya
mengalami hukum konservasi momentum saja. Pada percobaan kedua ini
benda mengalami tumbukan sebagian walaupun kedua massa sama namun
kecepatan awal pada masing-masing benda tersebut berbeda sehingga salah
satu benda memiliki momentum yang lebih besar sehingga benda mengalami
lenting sebagian.
Percobaan ketiga, yaitu kedua massa berbeda dan keduanya bergerak,
maka kedua benda ini hanya mengalami hukum konservasi momentum saja,
pada percobaan ini massa kecil bergerak dan massa besar bergerak, jika dilihat
dari konsep tumbukan, seharusnya kedua benda itu mengalami tumbukan tak
lenting sempurna, Karena massa benda yang digunakan sangat berpengaruh
dalam perhitungan momentum karena semakin besar massa nya semakin besar
pula momentum nya.
Percobaan keempat, yaitu massa benda berbeda dan salah satu diam,
maka kedua benda ini hanya mengalami hukum konservasi momentum saja.
Pada percobaan ini massa besar diam dan massa kecil benda bergerak. Jika
dilihat, benda mengalami tumbukan sebagian karena massa beda dan massa
besar diam sehingga massa kecil haya memiliki energi yang sedikit untuk
menumbuk, karena semakin kecil massa maka tumbukan juga semakin kecil
terhadap lawannya.
Percobaan kelima, yaitu kedua massa berbeda dan salah satu diam,
maka kedua benda ini hanya mengalami hukum konservasi momentum saja,
pada percobaan ini massa kecil diam dan massa besar bergerak, kedua benda
itu mengalami tumbukan tak lenting sempurna, Karena massa benda yang
digunakan sangat berpengaruh dalam perhitungan momentum karena semakin
besar massa nya semakin besar pula momentum nya terhadap lawannya.
I. TUGAS PASCA
1. Tumbukan apa saja yang terjadi pada setiap percobaan ? Jelaskan alasannya?

Jawab :
Pada percobaan 1 (satu) adalah tumbukan lenting sempurna(Massa
sama,saling bergerak)
Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan lenting sempurna jika pada
tumbukan itu tidak terjadi kehilangan energi kinetik. Jadi, energi kinetik total
kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap. Oleh karena itu,
pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan momentum dan
hukum kekekalan energi kinetik. Tumbukan lenting sempurna hanya terjadi
pada benda yang bergerak saja.
Pada pecobaan 2 (dua) adalah tumbukan lenting sebagian (Massa
sama,salah satu bergerak)
Pada tumbukan lenting sebagian, beberapa energi akan berkurang. Akibatnya,
energi kinetik sebelum tumbukan lebih besar daripada energi kinetik sesudah
tumbukan.
2. Hitunglah energi kinetik sebelum dan sesudah masing-masing kereta pada
setiap percobaan!

A. Percobaan pertama :

1 1 1 1
m1.v12 + m2.v22 = m1.v1’2 + m2.v2’2
2 2 2 2

1 1 1 1
118.(0,05)2 + 108.(0,04)2 = 118.(0,02)2 + 108.
2 2 2 2
(0,05)2
0,1475 + 0,0864 = 0,0236 + 0,135
0,233 = 0,159
B. Percobaan kedua :

1 1 1 1
m1.v12 + m2.v22 = m1.v1’2 + m2.v2’2
2 2 2 2
1 1 1 1
118.(0,15)2 + 108.(0)2 = 118.(0,017)’2 + 108(0,14)’2
2 2 2 2

1,327 + 0 = 0,018 + 1,059

1,327 = 1,077

C. Percobaan ketiga :

1 1 1 1
m1.v12 + m2.v22 = m1.v1’2 + m2.v2’2
2 2 2 2

1 1 1 1
220.(0,125)2 + 108.(0,067)2 = 220.(0,19)2 + 108.(0,017)2
2 2 2 2

1,8 + 0,24 = 3,971 + 0,15

2,04 = 4,121

D. Percobaan keempat :

1 1 1 1
m1.v12 + m2.v22 = m1.v1’2 + m2.v2’2
2 2 2 2

1 1 1 1
118.(0,015)2 + 210(0)2 = 118.(0,037)2 + 210.
2 2 2 2
(0,52)’2

0,013 + 0 = 0,80 + 28,392

0,013 = 29,192

E. Percobaan kelima :

1 1 1 1
m1.v12 + m2.v22 = m1.v1’2 + m2.v2’2
2 2 2 2

1 1 1 1
220.(0,03)2 + 108.(0,9)2 = 220.0 + 108.0
2 2 2 2

0,09 + 43,74 = 0

43,83 = 0
3. Bandingkan nilai koefisien resistusi pada percobaan 4 dan 5! Jika sama
mengapa? Dan jika berbeda mengapa ? Jelaskan alasannya!

Jawab :
Nilai restitusi pada percobaan ke 4 dan ke 5 beda, pada percobaan memiliki
nilai restitusi 0,046 dan pada percobaan ke 5 memiliki nilai restitusi 2,484.
Terjadi lenting sebagian dalam percobaan 4 dan 5 namun adanya perbedaan
karena pada percobaa ke 5 massa yang bergerak adalah massa besar sehingga
gaya yang diberikan juga besar, karena semakin besar gaya yang diberikan
maka pada saat tumbukan terjadi gaya impuls (kontak) yang singkat dan
massa kecil akan berbalik arah dengan kecepatan tinggi, karena gaya yang
diberikan besar, namun pada saat percobaan 4 benda yang bergerak adalah
benda yang bermassa ecil, sehingga gaya yang diberikan juga kecil terhadap
massa esar, factor inilah yang menyebabkan perbedaan pada restitusi, karena
nilai massa berbandinglurus dengan gaya total.

J. KESIMPULAN
Dari percobaan praktikum momentum dapat diambil kesimpulan, bahwa :
1. Momentum suatu benda dipengaruhi massa dan kecepatan atau gaya yang
terhadap benda.
2. Momentum sesudah tumbukan nilainya lebih besar dari momentum
sebelum tumbukan
3. Dalam hukum Kekekalan Momentum dapat dibagi atas tumbukan lenting
sempurna dan tumbukan tidak lenting sempurna.
4. Lenting sempurna terjadi karena adanya perbedaan massa benda sehingga
gaya yang diberikanberbeda pula
5. Adanya aksi dan reaksi pada saat tumbukan, arah setelah tumbukan
berlawanan dengan arah sebelum tumbukan.

K. KOMENTAR
1. Pada saat praktikum dibutuhkan disiplin waktu dan disiplin kerja agar tidak
ada istilah kehabisan waktu dan tidak mendapatkan data.
2. Dibutuhkan ketepatan dan ketelitian agar saat praktikum tidak terjadi
kesalahan.
3. Saat praktikum harus menguasai modul, agar nanti saat praktkum, tidak ada
kesalahan kerja.

L. DAFTAR PUSTAKA
1] Gioncoli, Douglas C.2001.Fisika edisi kelima jilid 1. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
2] Resnick, Halliday.2010.Fisika dasar edisi ketujuh jilid 1. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
3] Tipler, Paul A.1991.Fisika untuk sains dan teknik. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
4] sumber http://iisariska.ilearning.me, diakses pada 8 oktober pukul 10:13
WIB.
5] sumber http://labdas.untad.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/Fisika-Dasar-
2.pdf diakses pada 8 oktober 2016 pukul 10.38 WIB.

LAMPIRAN

You might also like