You are on page 1of 11

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN

TINGKAT STRESS PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR DI


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

Disusun untuk memebuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
TIM DOSEN
Yuyun Sarinengsih, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh:
Erna Sari AK.1.16.017
Ghina Nur Maulida AK.1.16.022
Habib M Iqbal AK.1.16.023
Lala Dwi Apriliana AK.1.16.028
Lisna Widiyanti AK.1.16.031
Lisnasari AK.1.16.032
Selma Yusriyyah AK.1.16.046
Sri Nuryanti AK.1.16.050
Kelas A, Kelompok 5

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mahasiswa adalah seorang individu yang menempuh pendidikan di


perguruan tinggi yang dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang baik serta
cara berfikir yang cerdas dalam bertindak dan memiliki rasa keingintahuan
yang tinggi, tidak jarang seorang mahasiswa memiliki banyak kegiatan dalam
kampus maupun luar kampus, banyaknya kegiatan tersebut membuat
mahasiswa dituntut dapat melaksanakan semua dengan sebaik mungkin dan
untuk menyelesaikan pendidikan sebagai mahasiswa, seorang individu harus
dapat menyelesaikan sebuah tugas akhir yang dinamakan skripsi (Siswoyo
dalam Widyastuti, 2012).

Kesulitan yang sering kali dihadapi diantaranya: menemukan dan


murumuskan masalah, mencari judul yang efektif, sistematika proposal,
sistematika tugas akhir, kesulitan mencari literature dan bahan bacaan,
kesulitan dengan standar tatatulis ilmiah serta dana dan waktu yang terbatas.
Kesulitan - kesulitan tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan stres psikologi
(Fausiah, dalam Mathofani dan Wahyuni, 2012).

Kenyataan yang ada dalam menyelesaikan tugas akhir tidaklah mudah,


untuk lulus dari perguruan tinggi mahasiswa harus menghadapi berbagai
tantangan, kendala dan hambatan permasalahan yang harus dihadapi oleh
mahasiswa dalam menyelesaikan studi yaitu pengolaan waktu atau disiplin
waktu, banyak orang yang berada dalam kepercayaan yang salah bahwa
mereka memiliki cukup waktu untuk segala aktivitas dan banyak juga yang
bekerja di bawah tekanan hal ini menjadi tidak efisien karena seseorang akan
sering melakukan kesalahan yang akan mengakibatkan stres psikologi
(Ghufron dan Rini, 2011).
Stres merupakan respon manusia yang bersifat nonspesifik terhadap
setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya, reaksi stres dapat muncul
dalam bentuk perubahan psikologis apabila stres itu tidak dikelola dengan baik
maka akan berdampak pada beberapa hal, yakni gangguan tidur, gangguan
mood (suasana hati), sakit kepala, bahkan gangguan hubungan dengan keluarga
dan teman, selain itu mahasiswa juga dihadapkan dengan dunia sosial yang
luas, interaksi di dunia sosial kadang dapat menimbulkan konflik, yang sering
terjadi pada mahasiswa seperti konflik dengan teman, orang tua, atau orang -
orang sekitarnya dapat menjadi faktor penyebab stres pada mahasiswa
(Anggraini, dalam Greenberg dan Atmaningtyas, 2014).

Koochaki dkk (2009) menyatakan bahwa prevalensi mahasiswa di


dunia yang mengalami stres berkisar 38-71%, sementara di Asia 39,6-61,3%.
Sementara itu, di Indonesia sendiri didapatkan sebesar 36,7-71,6% prevalensi
mahasiswa yang mengalami stres (Oktovia, Zulharman, dan Devi, 2012).
Hapsari (2004) meneliti mahasiswa yang mengerjakan skripsi mengalami stres
sebanyak 45,3%. Rohmah (2006) menyebutkan setidaknya terdapat 39,2%
mahasiswa yang mengalami stres.

Secara garis besar penanggulangan stres bisa menggunakan terapi


farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi jarang digunakan
dikarenakan dapat menyebabkan beberapa efek samping. Gangguan pada
beberapa sistem dalam tubuh adalah salah satu efek samping yang disebabkan
oleh terapi farmakologi (Anggraini, 2014). Oleh karena itu penanggulangan
stres lebih baik menggunakan terapi non farmakologi. Terapi non farmakologi
yang dapat dilakukan yaitu terapi modalitas CAM (Complementary Alternative
Medicine) mind-body medicine, salah satunya adalah terapi tawa (National
Center for Complementary and Integrative Health [NCCIH], 2010). Terapi
tertawa merupakan salah satu cara dalam membantu seseorang dalam
menghadapi suatu masalah, seperti stres, marah, dan jenuh, tertawa juga dapat
membuat siapapun yang melakukannya merasa tenang dan bahagia dengan
cara mengungkapkan perasaan dari dalam hati yang disampaikan melalui mulut
dalam bentuk suara tawa yang dapat membantu mengatasi masalah baik
kesehatan, masalah psikologis, maupun masalah fisik seseorang (Setyoadi dan
Kushariyadi, 2011).

Saat proses tertawa berlangsung tubuh akan melepaskan hormon


endorfin dan enkephalin yang biasa disebut morfin alami tubuh ke dalam
sirkulasi darah sehingga akan menimbulkan perasaan aman dan nyaman.
Hormon ini mempengaruhi sistem limbik pada tubuh yang merupakan pusat
pengatur emosi yang menekan produksi hormon yang mempengaruhi stres
yaitu hormon adrenalin dan nonadrenalin (Potter & Perry, 2011). Pusat emosi
dalam struktur otak dinamakan sistem limbic (limbic system). Limbic sendiri
terbentuk dari beberapa komponen otak,seperti, gyrus limbic, hippocampus,
dan amiygdale. Sistem limbic ini memainkan peranan dalam mengatur emosi
manusia salah satunya tertawa (Aswin dan Pasiak, 2014).

Terapi tawa mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan


terapi non farmakologi lainnya, yaitu tidak membutuhkan banyak peralatan,
tidak diperlukan ruang dan waktu khusus, tidak membutuhkan terapis
profesional dan bisa dilakukan secara individu atau kelompok (Ariana, 2009).

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Sulfiani


Juhamzah, Widyastuti, dan Ahmad Ridfah, 2018) yang berjudul “Terapi
Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Strata
1”. Hasil pada kelompok eksperimen diperoleh hasil bahwa 10 orang subjek
terdapat 9 orang subjek termasuk dalam kategori stress sedang dan 1 orang
subjek termasuk kategori stress tinggi pada pretest 1. Pada pretest 2
menunjukkan bahwa pada 10 orang subjek terdapat 9 orang subjek termasuk
dalam kategori stress sedang dan 1 orang subjek termasuk dalam kategori stress
tinggi.

Hasil posttest menunjukkan bahwa dari 10 orang subjek terdapat 9


orang subjek termasuk dalam kategori stress rendah, dan 1 orang subjek
termasuk dalam kategori stress sangat rendah pada posttest 1. Pada posttest 2
menunjukkan bahwa dari 10 orang subjek terdapat 9 orang subjek dalam
kategori stress rendah dan 1 orang dalam kategori sangat rendah. Hasil uji
perbandingan dari beberapa pengukuran menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan.

Peneliti melakukan pengkajian tingkat stres pada mahasiswa tingkat


akhir fakultas keperawatan di Universitas Bhakti Kencana Bandung terhadap
30 orang pada 09 Mei 2019. Dari 30 orang yang dilakukan pengkajian tingkat
stres didapatkan hasil 10 orang mengalami stes berat, 15 orang mengalami stres
sedang, dan 5 orang mengalami stres ringan. Ketika peneliti bertanya tentang
upaya untuk menangani stres 8 orang tidak melakukan upaya apapun, 12 orang
menanganinya dengan cara main games, 10 orang dengan cara beribadah dan
mendekatkan diri kepada tuhan untuk mendapatkan ketenangan. Ketika
peneliti bertanya tentang terapi tertawa untuk menangani stres 30 orang
tersebut menjawab belum pernah melakukan dan dilakukan terapi tersebut.

Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian tentang “Pengaruh terapi tertawa terhadap tingkatan stres psikologi
pada mahasiswa tingkat akhir di Universitas Bhakti Kencana Bandung.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari


penelitian ini adalah tentang “Pengaruh terapi tertawa terhadap tingkatan stres
psikologi pada mahasiswa tingkat akhir di Universitas Bhakti Kencana
Bandung?”
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh terapi tertawa terhadap tingkatan


stres psikologi pada mahasiswa tingkat akhir di Universitas Bhakti
Kencana Bandung.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik (Umur dan Jenis kelamin).


2. Mengidentifikasi tingkatan stres pada mahasiswa sebelum dilakukan
terapi tertawa.
3. Mengidentifikasi tingkatan stres pada mahasiswa setelah dilakukan
terapi tertawa.
4. Mengidentifikasi pengaruh terapi tertawa terhadap tingkatan stres
psikologi pada mahasiswa tingkat akhir di Universitas Bhakti
Kencana Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan


pemikiran dan tambahan ilmu pengetahuan bagi para praktisi kesehatan
khususnya bidang keperawatan karena pengaruh terapi tertawa yang
dapat menimbulkan perasaan aman dan nyaman.

1.4.2 Manfaat Praktik

1. Manfaat bagi tempat penelitian.


Hasil penelitian ini diharapkan agar terapi tertawa dapat
digunakan sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam
memberikan perasaan aman dan nyaman.
2. Manfaat bagi perawat

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan


masukan bagi perawat agar dapat menggunakan terapi tertawa sebagai
salah satu terapi non farmakologi untuk menurunkan tingkat stress.

3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan


untuk penelitian selanjutnya dan tambahan informasi untuk
mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang manfaat lain dari
terapi tertawa.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Penetapan Variabel


Variabel Penelitian
Variabel mengandung suatu sifat yang akan diukur atau diamati
yang nilainya bervariasi antara satu objek lainya dan terukur
(Budiman,2011). Menurut (Sugiyono, 2018). Variabel penelitian adalah
sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Adapun dalam penelitian ini menggunakan dua
variabel, yaitu:
3.1.1 Variabel Bebas (Independen)
Variabel ini disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
atecedent. Dalam bahasa indonesia disebut sebagai variabel bebas.
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat) (Sugiyono 2018). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah: Terapi tertawa
3.1.2 Variabel Terikat (Dependen)
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah : Tingkatan stres
psikologi pada mahasiswa tingkat akhir di Universitas Bhakti
Kencana Bandung.
3.2 Definisi Konseptual dan Operasional
3.2.1 Definisi Konseptual
1. Definisi Stress
Stres merupakan respon manusia yang bersifat nonspesifik
terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya, reaksi stres
dapat muncul dalam bentuk perubahan psikologis apabila stres itu
tidak dikelola dengan baik maka akan berdampak pada beberapa hal,
yakni gangguan tidur, gangguan mood (suasana hati), sakit kepala,
bahkan gangguan hubungan dengan keluarga dan teman, selain itu
mahasiswa juga dihadapkan dengan dunia sosial yang luas, interaksi
di dunia sosial kadang dapat menimbulkan konflik, yang sering terjadi
pada mahasiswa seperti konflik dengan teman, orang tua, atau orang -
orang sekitarnya dapat menjadi faktor penyebab stres pada mahasiswa
(Anggraini, dalam Greenberg dan Atmaningtyas, 2014).
2. Definisi Terapi Tertawa
Terapi tertawa merupakan salah satu cara dalam membantu
seseorang dalam menghadapi suatu masalah, seperti stres, marah, dan
jenuh, tertawa juga dapat membuat siapapun yang melakukannya
merasa tenang dan bahagia dengan cara mengungkapkan perasaan dari
dalam hati yang disampaikan melalui mulut dalam bentuk suara tawa
yang dapat membantu mengatasi masalah baik kesehatan, masalah
psikologis, maupun masalah fisik seseorang (Setyoadi dan
Kushariyadi, 2011).

3.2.2 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

optimal berdasarkan karakteristik yang diobservasi, memungkinkan

peneliti melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena (Notoadmojo, 2012).


Tabel 3.2
Definisi Operasional
Pengaruh terapi tertawa terhadap tingkatan stres psikologi
pada mahasiswa tingkat akhir di Universitas Bhakti Kencana
Bandung

N Variabel Sub Definisi Alat Ukur Cara Skala Hasil Ukur


o Variabel Operasional Ukur Ukur
1. Dependen Stres Stres DASS Denga Ordinal Normal =
Psikologi merupakan (Depressi n 0-14, Stres
respon on mengg Ringan =
manusia yang Anxiety unakan 15-18,
bersifat Stress kuesio Stres
nonspesifik Scale) Sedang =
ner
terhadap 19-25,
setiap berisi Stres Berat
tuntutan pertan = 26-33,
kebutuhan yaan- Sress
yang ada pertan Sangat
dalam dirinya, yaan Berat = ≥
reaksi stres yang 34
dapat muncul mengu
dalam bentuk kur
perubahan keadaa
psikologis n
emosio
nal
negativ
e dari
depresi
,
kecem
asan
dan
stress.
2. Independe Terapi Terapi Prosedure - - -
n Tertawa tertawa Kerja
merupakan Terapi
salah satu cara Tertawa
dalam
membantu
seseorang
dalam
menghadapi
suatu
masalah,
seperti stres,
marah, dan
jenuh, tertawa
juga dapat
membuat
siapapun yang
melakukanny
a merasa
tenang dan
bahagia

You might also like