Professional Documents
Culture Documents
Kutipan ini diambil dari penulis artikel ilmiah Edy Suhartono, 2009. “Identifikasi Kualitas
Perairan Pantai akibat Limbah Domestik pada Monsun Timur dengan Metode Indeks
Pencemaran (Studi Kasus di Jakarta, Semarang, dan Jepara)”. Wahana Teknik Sipil. Vol. 14, No.
1, April 2009, Halaman 51.
2 Edy Suhartono (2009:52) mengemukakan bahwa tekanan terhadap lingkungan perairan
pantai berdasarkan variasi jumlah penduduk yang bermukim di wilayah ini dikaitkan dengan
intensitas kegiatannya sehari-hari dan perilaku yang telah berlangsung selama ini akan
mempengaruhi jumlah limbah domestik yang diproduksi dan jumlah limbah domestik yang
dibuang ke sungai sehingga menurunkan kualitas perairan sungai, muara, dan laut.
Kutipan di atas dari penulis artikel ilmiah Edy Suhartono, 2009. “Identifikasi Kualitas Perairan
Pantai akibat Limbah Domestik pada Monsun Timur dengan Metode Indeks Pencemaran
(Studi Kasus di Jakarta, Semarang, dan Jepara)”. Wahana Teknik Sipil. Vol. 14, No. 1, April 2009,
Halaman 52.
3 “Penentuan nilai indeks pencemaran merupakan satu alternatif dalam menentukan kondisi
kualitas perairan baik pada lingkungan perairan sungai, muara, dan laut” (Edy Suhartono,
2009:52).
Kutipan ini diambil dari penulis artikel ilmiah Edy Suhartono, 2009. “Identifikasi Kualitas
Perairan Pantai akibat Limbah Domestik pada Monsun Timur dengan Metode Indeks
Pencemaran (Studi Kasus di Jakarta, Semarang, dan Jepara)”. Wahana Teknik Sipil. Vol. 14, No.
1, April 2009, Halaman 52.
4 “Penelitian ini bertujuan menjelaskan kondisi kualitas perairan pada lingkungan sungai,
muara, dan perairan pantai pada berbagai tipologi kota (metropolitan, kota besar, dan kota
kecil) dan menjabarkan sebaran parameter yang dominan (DO, BOD, dan COD) akibat limbah
domestik” (Edy Suhartono, 2009:52).
Kutipan ini diambil dari penulis artikel ilmiah Edy Suhartono, 2009. “Identifikasi Kualitas
Perairan Pantai akibat Limbah Domestik pada Monsun Timur dengan Metode Indeks
Pencemaran (Studi Kasus di Jakarta, Semarang, dan Jepara)”. Wahana Teknik Sipil. Vol. 14, No.
1, April 2009, Halaman 52.
5 Edy Suhartono (2009:52) mengemukakan bahwa pencemaran limbah domestik biasanya
kurang mendapat perhatian serius dibandingkan limbah industri. Namun dengan terus
meningkatnya aktivitas manusia di wilayah pesisir dan kesadaran akan pentingnya lingkungan
yang bersih bagi kesehatan, estetika, dan alasan ekologis lainnya, kontaminasi limbah
domestik perlu diketahui secara baik.
Kutipan di atas dari penulis artikel ilmiah Edy Suhartono, 2009. “Identifikasi Kualitas Perairan
Pantai akibat Limbah Domestik pada Monsun Timur dengan Metode Indeks Pencemaran
(Studi Kasus di Jakarta, Semarang, dan Jepara)”. Wahana Teknik Sipil. Vol. 14, No. 1, April 2009,
Halaman 52.
PENYAJIAN KUTIPAN TIDAK LANGSUNG
No Penyajian Kutipan Tidak Langsung
1 Indonesia merupakan salah satu kepulauan terbesar di dunia, dengan 17.508 pulau yang
membentang sepanjang 5.120 km dari Timur ke Barat sepanjang khatulistiwa dan 1.760 km
dari Utara ke Selatan. Luas daratan Indonesia mencapai 1,9 juta km2 dan luas perairan laut
tercatat sekitar 7,9 juta km2 (Boston dan Encarta dalam Edy Suhartono, 2009:51).
Data yang ditulis (sebagai kutipan) dalam tulisan Edy Suhartono. “Identifikasi Kualitas Perairan
Pantai akibat Limbah Domestik pada Monsun Timur dengan Metode Indeks Pencemaran
(Studi Kasus di Jakarta, Semarang, dan Jepara)”. Wahana Teknik Sipil. Vol. 14, No. 1, April 2009,
Halaman 51.
2 Bachtiar dalam Edy Suhartono (2009:51) menyatakan perairan pantai memiliki potensi sumber
daya alam (hayati) yang besar, sejalan dengan terus meningkatnya kegiatan pembangunan
dan bertambahnya jumlah penduduk yang diperkirakan pada tahun 2020 akan mendekati 257
juta jiwa dan lebih dari 60% bermukim di wilayah ini, akan menjadi penyebab semakin
beratnya beban bagi lingkungan perairan pantai.
Pendapat ahli/orang lain yang ditulis (sebagai kutipan) dalam tulisan Edy Suhartono.
“Identifikasi Kualitas Perairan Pantai akibat Limbah Domestik pada Monsun Timur dengan
Metode Indeks Pencemaran (Studi Kasus di Jakarta, Semarang, dan Jepara)”. Wahana Teknik
Sipil. Vol. 14, No. 1, April 2009, Halaman 51.
3 George Chobanoglous dalam Edy Suhartono (2009:52) mengartikan limbah domestik sebagai
limbah yang dibuang dari pemukiman penduduk, pasar, pertokoan, dan perkantoran yang
merupakan sumber utama pencemaran di perairan pantai.
Pendapat ahli/orang lain yang ditulis (sebagai kutipan) dalam tulisan Edy Suhartono.
“Identifikasi Kualitas Perairan Pantai akibat Limbah Domestik pada Monsun Timur dengan
Metode Indeks Pencemaran (Studi Kasus di Jakarta, Semarang, dan Jepara)”. Wahana Teknik
Sipil. Vol. 14, No. 1, April 2009, Halaman 52.
4 Alloway dan Ayers dalam Edy Suhartono (2009:52) menyatakan hal penting dalam masalah
pencemaran perairan bahwa tingkat keseriusan masalah pencemaran tidak hanya bergantung
pada tingkat toksisitas polutan yang tinggi.
Pendapat ahli/orang lain yang ditulis (sebagai kutipan) dalam tulisan Edy Suhartono.
“Identifikasi Kualitas Perairan Pantai akibat Limbah Domestik pada Monsun Timur dengan
Metode Indeks Pencemaran (Studi Kasus di Jakarta, Semarang, dan Jepara)”. Wahana Teknik
Sipil. Vol. 14, No. 1, April 2009, Halaman 52.
5 Bachtiar dalam Edy Suhartono (2009:53) menyatakan masalah pencemaran lingkungan yang
berkaitan dengan sistem perairan pantai pada umumnya sangat kompleks karena adanya
interaksi proses fisika, kimia, dan biologi.
Pendapat ahli/orang lain yang ditulis (sebagai kutipan) dalam tulisan Edy Suhartono.
“Identifikasi Kualitas Perairan Pantai akibat Limbah Domestik pada Monsun Timur dengan
Metode Indeks Pencemaran (Studi Kasus di Jakarta, Semarang, dan Jepara)”. Wahana Teknik
Sipil. Vol. 14, No. 1, April 2009, Halaman 53.
DAFTAR PUSTAKA
Suhartono, Edy. 2009. “Identifikasi Kualitas Perairan Pantai akibat Limbah Domestik pada Monsun
Timur dengan Metode Indeks Pencemaran (Studi Kasus di Jakarta, Semarang, dan Jepara)”. Wahana
Teknik Sipil. Volume 14, Nomor 1, April. Semarang: Teknik Sipil, Polines.