You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Veruka ialah hiperplasia epidermis yang disebakan oleh Human Papiloma
Virus (HPV).1
Veruka vulgaris (kutil) merupakan kasus yang banyak dijumpai
dikalangan masyarakat. Kutil ini terutama terdapat pada anak tetapi dapat juga
terjadi padda orang dewasa dan orang tua. Tempat predileksi veruka terutama
diekstremitas bagian ekstensor tetapi penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain
termasuk mukosa mulut dan hidung. Kutil memiliki bentuk bulat, berwarna
abu-abu, ukuran dapat lenticular atau plakat jika lesi berkonfluensi dan
permukaan kasar atau licin. Auto inokulasi dapat terjadi setelah penggoresan
(Fenomena Koebner).2
Kutil tersebar luas pada populasi diseluruh dunia. Penurunan fungsi
penghalang epitel oleh trauma, maserasi atau keduanya, sebagai predisposisi
untuk inokulasi virus dan umumnya diasumsikan sebagi cara masuknya infeksi
paling tidak pada lapisan keratin kulit. Veruka vulgaris diperkirakan
mempengaruhi sekitar 7-12% dari populasi meskipun frekuensinya tidak
diketahui. Pada anak usia sekolah, prevalensinya 10-20%. Frekuensi meningkat
juga pada pasien imunosupresi. Meskipun kutil dapat mempengaruhi ras
apapun, kutil umumnya muncul sekitar dua kali lebih sering pada orang kulit
putih daripada orang kulit hitam atau Asia. Pria dan wanita memiliki rasio 1:1
dan dapat terjadi pada semua usia. Kejadian meningkat oada anak usia sekolah
dan puncak terjadi pada usia 12-16 tahun.3,4

BAB II

1
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Veruka
Veruka ialah hiperplasia epidermis disebabkan oleh human papiloma virus
tipe tertentu.1 Virus ini bereplikasi pada sel-sel epidermis dan ditularkan dari orang-
orang. Penyakit ini juga menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh pasien yang
sama dengan cara autoinokulasi.2
Virus ini akan menular pada orang tertentu yang tidak memiliki imunitas
spesifik terhadap virus ini pada kulitnya. Pada veruka vulgaris, pemeriksaan
histopatologi menunjukkan adanya hiperplasia dari semua lapisan epidermis.
Perubahan seluler yang disebut koilocytosis merupakan karakteristik infeksi HPV.2

2.2 Etiologi
Virus penyebabnya tergolong dalam virus papiloma (grup papova), virus
DNA, dengan karakteristik replikasi terjadi intranuklear. 1 Ada 120 jenis tipe
papilomavirus yang dapat menginfeksi manusia. Papilomavirus berdiameter 55nm,
icosahedral dan double stranded virus DNA yang menyebabkan warts.5 Perbedaan
tipe-tipe tersebut dapat menginfeksi manusia dimana melewati 50% cross-
hybridization dari DNA, meskipun semua dari tipe tersebut tidak umum. HPV ini
terjadi di berbagai permukaan kulit yang dilapisi epitel. Semua genom HPV tersusun
dari 8000 pasang basa nukleotida yang ditampilkan sebagai suatu sekuens linier tetapi
sebenarnya merupakan lingkaran tertutup dari DNA untai ganda. Kotak-kotak
tersebut menggambarkan gen-gen virus, masing-masingnya mengkode suatu protein.
Regio regulasinya ialah segmen DNA yang tidak mengkode protein, tetapi
berpartisipasi dalam meregulasi ekspresi gen virus dan replikasi dari DNA virus.6
Veruka vulgaris adalah jenis kutil yang banyak ditemukan dan disebabkan
terbanyak oleh HPV serotip tipe 2 dan 4. HPV sulit untuk dipahami karena tidak
dapat dibiakkan pada kultur jaringan. Namun kemajuan dalam biologi molekuler
telah memungkinkan karakterisasi dari genom HPV dan identifikasi beberapa fungsi

2
gen HPV. Infeksi HPV tidak hanya umum ditemukan tetapi juga sulit untuk
mengobati dan mencegahnya. Adanya periode laten yang panjang dan infeksi
subklinis dan HPV DNA dapat ditemukan pada jaringan normal orang dewasa.1
Virus hanya dapat bereplikasi di keratinosit. Hal itu menyebabkan proliferasi
epitel. Setelah itu infeksi dapat menjadi laten dan kemudian menjadi reaktif.Masa
inkubasi bervariasi mulai dari berminggu-minggu sampai satu tahun.Jenis-jenis kutil
dapat bervariasi tergantung daripada kulit dan mukosa serta lokasi predileksinya.
Mereka ditransmisikan secara langsung (orang ke orang) maupun secara tidak
langsung. Hanya dalam persentase yang sangat kecil kasus kutil menjadi displastik
lesi neoplastik atau tergantung pada jenis HPV dan faktor genetik dan lingkungan.
Pertahanan tubuh terhadap resiko HPV belum dipahami dengan baik. Mungkin
tergantung pada imunitas seluler, karena jika imunitas seluler menurun , kejadian
kutil lebih besar, penyebaran lebih luas dan ada risiko yang lebih tinggi menjadi
ganas.6
Infeksi HPV tidak hanya umum ditemukan tetapi juga sulit untuk mengobati
dan mencegah. Sering ada periode laten yang panjang dan infeksi subklinis, dan HPV
DNA dapat ditemukan pada jaringan normal orang dewasa.7

2.3 Patogenesis

3
Infeksi HPV terjadi melalui inokulasi virus pada epidermis yang viabel melalui
defek pada epitel. Maserasi kulit mungkin merupakan faktor predisposisi yang
penting, seperti yang ditunjukkan dengan meningkatnya insidens kutil plantar pada
perenang yang sering menggunakan kolam renang umum. Meskipun reseptor seluler
untuk HPV belum diidentifikasi, permukaan sel heparan sulfat, yang dikode oleh
proteoglikan dan berikatan dengan partikel HPV dengan afinitas tinggi, dibutuhkan
sebagai jalan masuknya. Untuk mendapat infeksi yang persisten, mungkin penting
untuk memasuki sel basal epidermis yang juga sel punca (sel stem) atau diubah oleh
virus menjadi sesuatu dengan properti (kemampuan/ karakter) seperti sel punca.
Dipercayai bahwa single copy atau sebagian besar sedikit copygenom virus
dipertahankan sebagai suatu plasmid ekstrakromosom dalam sel basal epitel yang
terinfeksi. Ketika sel-sel ini membelah, genom virus juga bereplikasi dan berpartisi
menjadi tiap sel progeni, kemudian ditransportasikan dalam sel yang bereplikasi saat
mereka bermigrasi ke atas untuk membentuk lapisan yang berdifferensiasi.6
Setelah eksperimen inokulasi HPV, veruka biasanya muncul dalam 2 sampai 9
bulan. Observasi ini mengimplikasikan bahwa periode infeksi subklinis yang relatif
panjang dan dapat merupakan sumber yang tidak terlihat dari virus infeksius.
Permukaan yang kasar dari kutil dapat merusak kulit yang berdekatan dan
memungkinkan inokulasi virus ke lokasi yang berdekatan, dengan perkembangan
kutil yang baru dalam periode minggu sampai bulan. Tiap lesi yang baru diakibatkan
paparan insial atau penyebaran dari kutil yang lain. Tidak ada bukti yang meyakinkan
untuk disseminasi melalui darah. Autoinokulasi virus pada kulit yang berlawanan
seringkali terlihat pada jari-jari yang berdekatan dan di regio anogenital.6
Ekspresi virus (transkripsi) sangat rendah sampai lapisan Malpigi bagian atas,
persis sebelum lapisan granulosum, dimana sintesis DNA virus menghasilkan ratusan
kopi genom virus tiap sel. Protein kapsid virus disintesis menjadi virion di sel
nukleus. DNA virus yang baru disintesis ini dikemas menjadi virion dalam nukleus
dari sel-sel Malpigi yang berdifferensiasi ini. Protein virus yang dikenal dengan E1-
E4 (produk RNA yang membelah dari gen-gen E1 dan E4) dapat menginduksi

4
terjadinya kolaps dari jaring-jaring filamen keratin sitoplasma ini. Hal ini
dipostulasikan untuk memfasilitasi pelepasan virion dari sitoskeleton yang saling
berikatan silang dari keratinosit sehingga virus dapat diinokulasikan ke lokasi lain
atau berdeskuamasi ke lingkungan.6
HPV tidak bertunas dari nukleus atau membran plasma, seperti halnya banyak
virus seperti virus herpes simpleks atau human immnodeficiency virus (HIV). Oleh
karena itu, mereka tidak memiliki selubung lipoprotein yang menyebabkan
kerentanan terhadap inaktivasi yang cepat oleh kondisi lingkungan seperti
pembekuan, pemanasan, atau dehidrasi dengan alkohol. Berlainan dengan itu, virion
HPV resisten terhadap desikasi dan deterjen nonoksiol-9, meskipun paparan virion
dengan formalin, deterjen yang kuat seperti sodium dodesil sulfat, atau temperatur
tinggi berkepanjangan mengurangi infektivitasnya. HPV dapat tetap infeksius selama
bertahun-tahun ketika disimpan di gliserol dalam temperatur ruangan. Memang,
bentuk L1 dan L2 membentuk kapsid protein yang sangat stabil dan terbungkus
rapat.6
Karena replikasi virus terjadi pada tingkatan yang lebih tinggi dari epitel dan
yang terdiri dari keratinosit yang tidak bereplikasi, HPV harus memblok differensiasi
akhir dan menstimulasi pembelahan sel untuk memungkinkan enzim-enzim dan
kofaktor yang penting untuk replikasi DNA virus.1 HPV memiliki kebutuhan yang
tinggi akan sel-sel epidermis manusia pada tingkat diferensiasi tertentu. Hal inii
menyebabkan proliferasi keratinosit yang sebagian mengalami keratonisasi dan
akhirnya melindungi virus ini dari eliminasi oleh sistem imun. Lesi ini bisa sporadik,
rekuren, atau persisten.8

2.4 Klasifikasi
Penyakit veruka mempunyai beberapa bentuk klinis yaitu:1
1. Veruka vulgaris dengan varian Veruka filiformis
1. Veruka plana juvenilis
2. Veruka plantaris
3. Veruka akuminatum (kondiloma akuminatum)

5
2.5 Gejala Klinis
Veruka bisa dibedakan berdasarkan lokasi dan bentuknya. Beberapa veruka bisa
tumbuh secara berkelompok (veruka mosaik), tetapi ada juga yang tunggal. Sebagian
besar kutil tidak terasa nyeri, tetapi beberapa bisa nyeri jika disentuh. Veruka pada
kaki bisa menyebabkan nyeri saat berdiri.
A. Veruka vulgaris
Kutil ini terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat pada dewasa
dan orang tua. Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor,
walaupun demikian penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk
mukosa mulut dan hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna abu-abu,
besarnya lentikular atau kalau berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar
(verukosa), berwarna coklat, kuning, abu-abu muda, atau abu-abu tua, dan
biasanya berukuran kurang dari 1 cm. Autoinokulasi timbul sepanjang goresan
dengan ( fenomena kobner ). 9
Dikena pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak-
anak kutil dalam jumlah yang banyak. Varian veruka vulgaris yang terdapat di
daerah muka dan kulit kepala berbentuk sebagai penonjolan yang tegak lurus
pada permukaan kulit dan permukaannya verukosa disebut sebagai verukosa
filiformis. Kutil tersebut tumbuh keras dan biasanya memiliki permukaan yang
kasar. 9

B. Veruka filiformis

6
Veruka filiformis merupakan kutil yang berbentuk kecil dan memanjang,
biasanya terbentuk di kelopak mata, wajah, leher atau bibir. Kutil jenis ini
biasanya mudah untuk diatasi.6

C. Veruka plana juvenilis


Kutil ini besarnya miliar atau lentikular, berbentuk papul datar
berdiameter 1-3 mm, permukaan licin dan rata, berwarna sama dengan warna
kulit atau agak kecoklatan. Penyebarannya terutama di daerah muka dan leher,
dorsum manus dan pedis, pergelangan tangan, serta lutut. Juga terdapat
fenomena kobner dan termasuk penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa
pengobatan. Jumlah kutil dapat sangat banyak. Terutama terdapat pada anak
dan usia muda, walaupun juga dapat ditemukan pada orang tua.6

Gambar : Veruka plana8


D. Veruka plantaris

7
Kutil ini terdapat di telapak kaki terutama di daerah yang mengalami
tekanan. Bentuknya berupa cincin yang keras dengan di tengahnya agak lunak
dan berwarna kekuning-kuningan. Tidak seperti mata ikan atau kapalan, kutil
cenderung berdarah dengan adanya titik-titik perdarahan jika permukaannya
dipotong. Permukaannya licin karena gesekan dan menimbulkan rasa nyeri
pada waktu berjalan atau pada saat berdiri, yang disebabkan oleh penekanan
oleh massa yang terdapat di daerah tengah cincin. Kutil juga bisa terbentuk di
punggung kaki atau di jari-jari kaki, dimana kutil biasanya lebih meninjol. Kutil
biasanya diliputi oleh kulit yang menebal dan berbentuk datar akibat tekanan
saat berjalan. Oleh karena itu, kutil pada telapak kaki cenderung bersifat keras
dan datar, dengan permukaan yang kasar dan berbatas tegas.3

Kalau beberapa veruka bersatu dapat timbul gambaran seperti mosaik.


Kutil mosaik merupakan kelompokan kutil-kutil kecil di telapak tangan atau
telapak kaki yang bergabung bersama.6

E. Veruka akuminatum
Veruka akuminatum (kondiloma akuminatum) ialah vegetasi oleh huma
papilloma virus tipe tertentu, bertangkai, dan permukaannya berjonjot. Penyakit
ini terutama terdapat di daerah lipatan yang lembab. Pada pria tempat

8
predileksinya di perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, glands penis,
muara uretrakorpus dan pangkal penis.1
Kelainan kulit berupa vegetasi yang bertangkai dan berwarna kemerahan
kalau masih baru, jika telah lama agak kehitaman. Permukaannya berjonjot
(papilomatosa)sehingga pada vegetasi yang besar dapt dilakukan percobaan
sondase. Jika timbul infeksi sekunder warna kemerahan akan berubah menjadi
keabu-abuan dan berbau tidak enak.1

2.6 Histopatologi
Jika gambaran klinis tidak jelas dapat dilakukan pemeriksaan histopatologik
melalui biopsi kulit. Gambaran histopatologik dapat membedakan bermacam-macam
papiloma. Veruka terdiri dari epidermis yang akantotik dengan papillomatosis,
hiperkeratosis, dan parakeratosis.10
Rete ridges yang memanjang seringkali tertuju langsung pada pusat kutil.
Pembuluh darah kapiler dermis ialah prominen dan mungkin mengalami trombosis.
Sel-sel mononuklear mungkin ada. Keratinositbesar dengan nukleus piknosis
eksentrik dikelilingi oleh halo perinukleus (sel koilositotik atau koilosit) merupakan
karakteristik dari papilloma yang dikaitkan dengan HPV. Koilosit yang
divisualisasikan dengan pengecatan Papanicolaou (Pap) menggambarkan tanda
terjadinya infeksi HPV. 10

9
Sel yang terinfeksi HPV mungkin memiliki granul-granul eosinofilik kecil dan
kelompok padat granul-granul keratohialin basofilik. Granul-granul tersebut dapat
terdiri dari protein HPVE4 (E1-E4) dan tidak menunjukkan banyaknya partikel-
partikel virus. Kutil yang datar kurang memiliki akantosis dan hiperkeratosis dan
tidak memiliki parakeratosis atau papillomatosis. Sel koilositotik biasanya sangat
banyak, menunjukkan sumber lesi virus.6

Gambar : (A) Veruka Vulgaris pada lengan, papul berbatas tegasdan hiperkeratotik. (B) Epidermal
hiperplasia berbentuk seperti jaridengan gambaran lapisan granular yang jelas dan koilocytes. (C)
Epidermal hiperplasia berbentuk verrucous dan akantosis dengan proliferasi basaloid dan keratinosit. (D)
Kista horn dengan keratinosit yang mild atypia dan gambaran inflamasi.

2.7 Penegakan Diagnosis


Veruka vulgaris biasanya tidak langsung menimbulkan gejala klinis, terdapat
periode infeksi subklinik yang panjang. Benjolan biasa muncul 2-9 bulan setelah
inokulasi. Biasanya pasien mengeluhkan terdapat benjolan kecil yang padat di daerah
kaki dan tangan, terutama pada jari dan telapak. Veruka vulgaris biasanya tidak
disertai gejala prodromal. Gambaran klinis dan riwayat penyakit, papul yang lama
kelamaan membesar biasanya mengarahkan pada diagnosis kutil virus. Pemeriksaan

10
histologi dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan diagnosis tersebut. Antibodi
untuk detergent - disrupted HPV particles yang terpapar dengan antigen L1 dan L2 terdapat
pada sebagian besar HPV. Deteksi imunohistokimia dapat digunakan untuk
mendeteksi kapsid protein ini pada materi-materi klinis, termasuk jaringan yang
difiksasi dengan formalin, akan tetapi tidak sensitif.6
Infeksi yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) ini terbatas pada
epitel dan tidak menyebabkan gangguan sistemik. Veruka vulgaris sering menyerang
anak usia sekolah, prevalensinya sekitar 10-20 %. Veruka vulgaris jarang terjadi pada
bayi dan anak usia dini, peningkatan kejadian diantara anak usia sekolah, dan
puncaknya pada usia 12-16 tahun.3,4

Pemeriksaan fisik
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien dengan veruka
vulgaris biasanya didapatkan papul berbentuk bulat berwarna abu-abu, besarnya
lentikular atau apabila berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verikurosa).
Veruka vulgaris dapat timbul di berbagai bagian tubuh terutama di kaki dan tangan.
Apabila dilakukan goresan, akan timbul inokulasi di sepanjang goresan atau disebut
juga dengan fenomena koebner.6
Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak kutil
dalam jumlah banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai penyakit yang
dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris yang terdapat di
daerah wajah dan kulit kepala berbentuk seperti penonjolan yang tegak lurus pada
permukaan kulit, dan permukaannya verukosa, disebut juga sebagai verukosa
filiformis.6
Menurut sifat progresinya, wujud kelainan kulit pada veruka vulgaris adalah
mula-mula papul kecil seukuran kepala jarum, warna kulit seperti biasa, jernih,
kemudian tumbuh menonjol, permukaan papilar berwarna lebih gelap dan
hiperkeratotik.6

2.8 Diagnosis Banding

11
Kutil dapat diidentifikasi dari adanya perubahan pembuluh darah kapiler yang
biasa menjadi memiliki sumber vaskuler sendiri. Ketika kutil sembuh, lapisan kulit
yang normal akan kembali. Dilatasi kapiler di kutil akan berdarah setelah dilakukan
pencukuran pada permukaan yang hiperkeratotik. Adanya kapiler ini membantu untuk
membedakan kutil dari corns atau kalus. HPV dapat dianggap sebagai keratosis
seboroik, kalus, corn, lichen planus, nevus epidermal, moluskum kontangiosum atau
karsinoma. Sebuah achrocordon yang teriritasi mungkin menyerupai kutil.
Ekstremitas mungkin menunjukkan acrokeratosis verruciformis atau
epidermodysplasia verruciformis dalam bentuk papula veruka.1,3,6
Ada beberapa jenis kutil memberikan karakteristik klinis diagnostic yang khas. Kutil dapat dibedakan dari lokasi klinis dan morfologi.

Nama kutil sesuai fitur klinis, jenis virus dan situs yang terkena. Untuk kutil yang berada di tangan dan kaki yang sering merupakan manifestasi dari

common wart dapat memiliki diagnosis banding seperti tabel berikut :3,6

Lokasi Lesi soliter Lesi multipel


Telapak tangan dan Fikirkan : Fikirkan :
telapak kaki - Veruka vulgaris - Arsenical keratosis
- Callus , corn - Veruka vulgaris
- Epidermal inclusion - Palmoplantar
cyst keratoderma
- Pyogenic granuloma - Psoriasis, reactive
- Milkers nodeles
arthritis
(palms) - Pits in basal cell
Singkirkan : nevus syndrome
- Amelanotic Singkirkan :
acrolentiginous - Secondary syphilis
melanoma
- Karsinoma cuniculatum
Punggung tangan dan Perhatikan : Perhatikan :
punggung kaki - Veruka vulgaris - veruka vulgaris
- Periungual wart - veruka plana
- actinic keratosis - actinic keratosis
- acrokeratosis
singkirkan :
verruciformis
- squamous cell
- epidermyolitic
carcinoma
hyperkeratosis

12
- keratoacanthoma - stucco keratosis
- tuberculosis verrucosa
cutis
- fish tank granuloma

2.9 Pengobatan
Sebenarnya sebagian veruka dapat mengalami involusi (sembuh) dalam masa
1 atau 2 tahun. Pengobatan berupa tindakan bedah atau non bedah. Tindakan bedah
antara lain bedah beku N2 cair (cryoteraphy), bedah listrik, dan bedah laser. Cara non
bedah antara lain dengan bahan keratolitik, misalnya asam salisilat, bahan kaustik
misalnya asam triklorasetat, dan bahan lain misalnya kantaridin.11
a. Asam salisilat
Produk yang mengandung asam salisilat dengan atau tanpa
asam laktak sangat efektif untuk pengobatan veruka vulgaris yang
dimana efikasinya sebanding dengan cryotheraphy.Efek keratolitik
asam salisilat membantu untuk mengurangi ketebalan kutil dan dapat
merangsang inflamasi respon. Sebuah persiapan yang mengandung 12-26%
salisilat asam, mungkin dengan tambahan asam laktat, dalam collodion dasar
atau akrilat, pengobatan pilihan pertama untuk kutil umum dan plantar. Dalam
studi banding penggunaan harian selama 3 bulan mencapai angka kesembuhan
dari 67% untuk kutil tangan, 84% untuk kutil plantar sederhana dan 45% untuk
kutil mosaic plantar, membandingkan baik dengan metode lain. Penghapusan
permukaan keratin dan sisa-sisa dari aplikasi sebelumnya dengan menggunakan
batu apung batu.Namun, abrasion verenthusiastic merupakan kesalahan yang
mungkin meningkatkan penyebaran virus dengan inokulasi ke dalam kulit yang
berdekatan. Setelah kutil kering, deposit keputihan menetap.
Penetrasi ketebalan keratin, seperti ditingkatkan oleh oklusi plester
perekat, yang menyebabkan maserasi lapisan keratin dan penurunan fungsi
penghalang. Oklusi dapat meningkatkan tingkat respon untuk pengobatan
dengan asam salisilat. Namun dapat sangat iritasi pada kulit wajah, meskipun

13
sangat berhati-hati aplikasi atau penggunaan formulasi lemah, seperti asam
salisilat 4%di collodion fleksibel,mungkin bisa berhasil.11 Retinoicacid pula
sering digunakan terutamanya untuk flat warts , dan kemungkinan memiliki
mekanisme bertindak yang sama.11
Podofilin resin topikal juga merupakan antara pengobatan yang sering digunakan,
terutamanya untuk veruka pada mukosa. Namun Podofilin tidak diberikan pada pasien yang
hamil karena potensi dari obat ini bisa berubah-ubah. Bleomycin intralesi bisa
menghilangkan virus HPV sekaligus tetapi harus digunakan dengan berhati - hati karena bisa
menyebabkan nekrosis jaringan yang berlebihan.6,11
b. Glutaraldehida
Sifat virucidal dari glutaral dehida dapat digunakan dalam pengobatan
kutil. Sediaan dapat mengandung glutaral dehid 10% dalam etanol berair atau
dalam formulasi gel. Fakta bahwa glutaral dehida mongering ke dalam kulit
tanpa permukaan deposito (yang mungkin terhapus) berguna aplikasi untuk
kutil pada kaki.Sebuah sediaan Glutaral dehida 20% dalam larutan air
menghasilkan 72% angka kesembuhan untuk berbagai kutil kulit yang berbeda
dalam 25 individu. Dermatitis kontak alergi untuk glutaral dehida yang terjadi
sesekali dan nekrosis kulit adalah komplikasi yang jarang terjadi.6,11

c. Cimetidin
Cimetidin oral dengan dosis 30-40 mg/kgBB/hari telah dilaporkan
mampu meresolusi veruka vulgaris. Namun, dalam plasebo-terkontrol dari 54
pasien, tidak ada manfaat yang signifikan terapi simetidin diamati, dengan
sekitar sepertiga merespon baik pengobatan dan kelompok plasebo. Cimetidin
juga telah digunakan pada anak dengan dosis kecil untuk mengobati common
warts setelah pengobatan gagal dengan sensitisasi kontak menunjukkan respon
berpotensi.11
d. Intralesional bleomycin.

14
Bleomycin memiliki efikasi yang tinggi dan penting untuk pengobatan
veruka vulgaris terutama yang kronik. Bleomycin yang digunakan memiliki
konsentrasi 1U/mL yang diinjeksikan di dekat bagian bawah veruka hingga
terlihat memucat. Protokol bervariasi, tetapi biasanya bleomycin sulfat 0.25-1
mg/mL disuntikkan sampai tiga kali untuk maksimum dosis total 4 mg; atau
1000 unit/mL sampai dua suntikan dan total dosis maksimum 2000 unti.
Seorang yang lebih rendah konsentrasi 500 unit/mL tampak efektif. Suntikan ke
dalam kutil itu sendiri, dikonfirmasi dengan mengamati blanching dalam lesi,
volume per lesi disuntikkan berkisar antara 0,2 dan 1,0 mL. suntikan sangat
menyakitkan dan anastesi lokal sebelumnya atau bersamaan harus
dipertimbangkan, terutama untuk situs-situs sensitif seperti jari-jari dan telapak.
Sebuah skar berdarah berkembang 2-3minggu kemudian; itu dikelupas ke
bawah, jika belum mengelupas secara spontan.6
Studi ini melaporkan tingkat obat untuk kutil sebelumnya refraktori kutil antara
30-100%. Komplikasi lokal suntikan kuku termasuk kehilangan kuku atau
distropi periungual, seperti pada Fenomena Raynaud. Risiko penyerapan
sistemik merupakan kontrindikasi untuk bleomycin intralesi dalam kehamilan.11
e. Cryotherapy
Pengobatan ini merupakan lini pertama yang selalu digunakan pada
kasus veruka vulgaris. Cryotherapy merupakan nitrogen cair umum digunakan
di praktek rumah sakit. Instrument canggih yang tersedia untuk memproduksi
aliran tipis cairan yang akan diarahkan pada lesi, dapat juga dengan aplikasi
cotton bud yang dicelupkan ke dalam cairan. Setiap keratin yang tebal harus
dikupas. Hal ini akan meningkatkan tingkat penyembuhan kutil plantar yang
dalam. Permukaan mukosa harus akan kering untuk menghindari pembentukan
es permukaan, maka ujung kuncup tidak harus ke permukaan kutil. Dalam
pengobatan standar, aplikasi dilanjutkan sampai tepi jaringan es (mudah dilihat
sebagai warna putih) lebar sekitar 1 mm berkembang dalam posisi kulit normal
sekitar kutil. Hal ini dapat merangsang pengembangan respon imun. Setelah

15
pencairan, kedua siklus beku akan meningkatkan angka kesembuhan di kutil
plantar, meskipun manfaat kurang ditandai dalam kutil tangan. Respon terhadap
pengobatan dengan cryotherapy sebanding dengan yang dicapai dengan sama
salisilat. Pengobatan diulang setiap 3 minggu memberikan angka kesembuhan
30-70% untuk kutil tangan setelah 3bulan. Lebih sering pengobatan dapat
meningkatkan respon tetapi akan menyebabkan rasa sakit, dan interval yang lebih
panjang. Jika ini gagal, sebagaimana dapat terjadi selama tonjolan tulang di
kaki, lebih lama aplikasi, biasanya sampai 30 detik, mungkin diulang setelah
pencairan, dapat digunakanuntuk mencapai efek destruktif yang lebih besar.11
Kerugian utama dari pembekuan adalah nyeri. Hal ini tak terduga dan
mengejutkan variable antara pasien, tetapi dalam beberap kasus, terutama
dengan waktu pembekuan lebih lama, itu bisa berat dan menetap selama
beberap jam atau bahkan beberapa hari. Aspirin oral dan steroid topikal yang
kuat dapat membantu. Kulit melepuh, kadang-kadang berdarah, mungkin terjadi
dalam satu atau dua hari namun tidak prasyarat untuk resolusi kutil, dan
biasanya mengikuti overtreatment.Setelah waktu pembekuan biasa singkat,
reaksi akan cenderung memiliki diselesaikan dalam waktu 2-3 minggu.
Kadang-kadang kerusakan jaringan dibawahnya bisa terjadi, misalnya untuk
tendon atau matriks kuku, dan berlebihan kali pembekuan harus dihindari.
Depigmentasi mungkin terjadi, dan bisa menjadi kelemahan kosmetik yang
signifikan dalam pasien dengan kulit gelap berpigmen.11
Macam-macam terapi topikal:
1. Bahan kaustik, misalnya larutan AgNO3 25%, asam triklorosetat 50% dan
fenol likuifaktum.
2. Bedah beku, misalnya CO2 , N2 , dan N2O.
3. Bedah skalpel
4. Bedah listrik
5. Bedah laser
Laser karbondioksida telah digunakan untuk mengobati berbagai bentuk
yang berbeda dari kutil, baik kulit dan mukosa. Hal ini dapat efektif dalam

16
memberantas beberapa kutil sulit, seperti kutil periungual dan subungual, yang
telah tidak responsive terhadap pengobatan lainnya. Jarak pada 12 bulan hingga
70% dari kutil individu dilaporkan. Namun, sebagai metode yang merusak ,
karbon dioksida terapi laser dapat menyebabkan rasa sakit pasca-operasi yang
signifikan, jaringan parut dan hilangnya fungsi sementara.11

2.9 Prognosis
Penyakit ini sering residif walaupun diberikan pengobatan yang adekuat.
Sekitar 23% dari kutil regresi spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam waktu 3
bulan dan 65%-78% dalam 2 tahun. Pasien yang sebelumnya telah terinfeksi
memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan kutil baru daripada mereka tidak
pernah terinfeksi. Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis
virus, status kekebalan tubuh, tingkat dan durasi kutil. Common Wart memiliki
insiden untuk menjadi suatu keganasan, banyak studi yang menunjukkan DNA HPV
terdapat pada aktinik keratosis, basal cells carcinomas dan SCCs dan psoriasis dalam
kadar rendah. Namun etiologi dan petogenesis dari lesi jinak, pre-malignant tersebut
masih kontroversial, karena dalam suatu penelitian yang menggunakan PCR dapat
mendeteksi DNA HPV pada kulit normal dan pada folikel rambut normal.6,11
BAB III
LAPORAN KASUS

3.1. Identitas Pasien


Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 18 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Palembang
Alamat : Jl. K. Jaya Lrg. Losari, Sako Kenten
Tanggal kunjungan / jam : 14 Desember 2015/ 11.00 WIB

17
No. Medrek :

3.2. Anamnesis
Diperoleh secara alloanamnesa di poliklinik IKKK RS Rivai Abdullah pada
tanggal 14 Desember 2015/ 11.00 WIB.
3.2.1 Keluhan utama :
Kutil di tangan sebelah kiri sejak ± 1,5 bulan yang lalu

3.2.2 Keluhan tambahan :


Tidak ada.

3.2.3 Riwayat Perjalanan Penyakit :


Sejak ± 1,5 bulan yang lalu pasien mengeluh terdapat kutil ditangan
sebelah kiri. Pasien mengaku awalnya hanya berjumlah satu buah dan
berukuran kecil seperti kepala jarum pentul. Pasien mengaku kutil
tersebut membesar dari ukuran sebelumnya dan semakin banyak. Keluhan
nyeri disangkal, gatal disangkal, perih disangkal, dan rasa panas
disangkal.
Karena gejala dan penyakitnya tidak sembuh, kemudian pasien
datang ke RS Rivai Abdullah.

3.2.4 Riwayat penyakit dahulu


Keluhan yang sama pernah dialami sebelumnya ± 2 tahun yang
lalu. Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat asma bronkial, rhinitis
alergi, dermatitis atopik, darah tinggi, kencing manis, gangguan empedu,
hipertiroidea, gagal ginjal, maupun penyakit kronis lainnya. Pasien tidak
dalam keadaan psikis yang tertekan. Pasien mengatakan tidak punya
riwayat alergi terhadap makanan dan obat. Pasien mengaku bila terluka
akan timbul bekas luka (keloid).

18
3.2.5 Riwayat penyakit dalam keluarga
Pasien mengaku dikeluarganya tidak ada yang mengalami keluhan
yang sama. Pasien mengaku riwayat keloid di keluarganya (+).

3.2.6 Riwayat Sosial Ekonomi


Penderita anak pertama dan ayahnya bekerja wiraswasta, ekonomi
menengah sedang.

3.2.7 Riwayat Kebersihan


Penderita mandi 2-3 kali sehari, pagi dan sore dengan
menggunakan air PAM. Penderita mengaku jarang mengganti pakaian
yang digunakan.

3.3. Pemeriksaan Fisik


A. Status Generalis
Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Berat Badan : 62 kg

Tinggi Badan : 170 cm

Keadaan gizi : baik

Tanda vital

Tekanan darah : 120/70 mmHG

19
Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,6 C

Pernapasan : 23x/menit

KEPALA : Normocephali

Wajah : Simetris

Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera kuning (-/-),

Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)

Mulut : Kering (-), tonsil tenang, faring hiperemis (-)

Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-)

Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid

THORAKS

Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas simetris, ginekomastia (-/-)

Palpasi : Tidak dilakukan

Perkusi : Tidak dilakukan

Auskultasi : Jantung: S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru : Sn vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

ABDOMEN

Inspeksi : Datar

20
Palpasi : Tidak dilakukan

Perkusi : Tidak dilakukan

Auskultasi : Bising usus(+) normal

EKSTREMITAS

Ekstremitas superior : Kelainan gerak (-), atrofi otot (-), oedem (-)

Kuku : onikodistrofi (-), pitting nail (-), onikolisis (-);

Sendi : nyeri (-), deformitas (-), kontraktur jari tangan (-);

Kulit : lihat status dermatologikus

Ekstremitas inferior : Kelainan gerak (-), atrofi otot (-), oedem (-);

Kuku : onikodistrofi (-), pitting nail (-), onikolisis (-);

Sendi : nyeri (-), deformitas (-), kontraktur jari tangan (-);

Kulit : lihat status dermatologikus

B. Status Dermatologikus
Regio 1/3 proksimal antebrachii sinistra tampak papul, multiple, miliar-
lentikular, diskret. Pada regio 1/3 distal antebrachii sinistra tampak keloid,
multiple, lenticular-numular, diskret.

Pada regio 1/3 proksimal antebrachii sinistra tampak papul, multiple, miliar-
lentikular, diskret. 21
Pada regio 1/3 distal antebrachii sinistra tampak keloid, multiple, lenticular-
numular, diskret.
Regio 1/3 proksimal antebrachii sinistra tampak papul, multiple, miliar-lentikular,
diskret.
Regio 1/3 distal antebrachii sinistra tampak keloid, multiple, lenticular-numular,
diskret.

22
3.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Histopatologi : Biopsi Kulit

3.5 Pemeriksaan Anjuran


Biopsi Kulit

3.6 Diagnosis Kerja


Veruka Vulgaris

3.7 Diagnosis Banding


1. Veruka Vulgaris
2. Kondiloma Akuminatum
3. Karsinoma sel skuamosa
3.8 Resume
Sejak ± 1,5 bulan yang lalu pasien mengeluh terdapat kutil ditangan
sebelah kiri. Pasien mengaku awalnya hanya berjumlah satu buah dan
berukuran kecil seperti kepala jarum pentul. Pasien mengaku kutil tersebut
membesar dari ukuran sebelumnya dan semakin banyak. Keluhan nyeri
disangkal, gatal disangkal, perih disangkal, dan rasa panas disangkal.
Karena gejala dan penyakitnya tidak sembuh, kemudian pasien datang ke
RS Rivai Abdullah.

3.9 Penatalaksanaan
Umum/ Edukasi :
1. Menjalani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan baik.

23
2. Memberitahukan bahwa bekas luka pembedahan bisa menjadi keloid
karena adanya riwayat keloid pada pasien.

Khusus:
Dilakukan pembedahan menggunakan teknik bedah “electrocutter”
Antibiotik : Amoksisilin : 3x500 mg
Analgetik : Asam Mefenamat: 3x500 mg

3.10. Prognosis
Quo ad vitam: bonam
Quo ad functionam: bonam
Quo ad sanationam: bonam

BAB IV
ANALISA KASUS

Veruka ialah hiperplasia epidermis disebabkan oleh human papiloma


virus tipe tertentu.
Sejak ± 1,5 bulan yang lalu pasien mengeluh terdapat kutil ditangan
sebelah kiri. Pasien mengaku awalnya hanya berjumlah satu buah dan
berukuran kecil seperti kepala jarum pentul. Pasien mengaku kutil tersebut
membesar dari ukuran sebelumnya dan semakin banyak. Keluhan nyeri
disangkal, gatal disangkal, perih disangkal, dan rasa panas disangkal. Karena
gejala dan penyakitnya tidak sembuh, kemudian pasien datang ke RS Rivai
Abdullah.

24
Berdasarkan analisis mengenai keterkaitan antara teori dan anamnesis,
maka diagnosis mengarah ke veruka vulgaris. Kemudian dilakukan pengkajian
lebih lanjut berdasarkan status dermatologis.
Regio 1/3 proksimal antebrachii sinistra tampak papul, multiple, miliar-
lentikular, diskret. Pada regio 1/3 distal antebrachii sinistra tampak keloid,
multiple, lenticular-numular, diskret.
Menurut teori, kutil ini terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat
pada dewasa dan orang tua. Tempat predileksinya terutama di ekstremitas
bagian ekstensor, walaupun demikian penyebarannya dapat ke bagian tubuh
lain termasuk mukosa mulut dan hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna
abu-abu, besarnya lentikular atau kalau berkonfluensi berbentuk plakat,
permukaan kasar (verukosa), berwarna coklat, kuning, abu-abu muda, atau
abu-abu tua, dan biasanya berukuran kurang dari 1 cm. Autoinokulasi timbul
sepanjang goresan dengan (fenomena kobner ). Untuk menyingkirkan
diagnosis banding maka dilakukan pemeriksaan penunjang berupa tes Biopsi
Kulit.
BAB V
KESIMPULAN

Veruka ialah hiperplasia epidermis disebabkan oleh human papiloma


virus tipe tertentu.
Gejala yang timbul pada pasien ini sesuai dengan teori veruka vulgaris
Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor, walaupun
demikian penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut
dan hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikular
atau kalau berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa),
berwarna coklat, kuning, abu-abu muda, atau abu-abu tua, dan biasanya
berukuran kurang dari 1 cm. Autoinokulasi timbul sepanjang goresan dengan

25
(fenomena kobner ). Berdasarkan analisis mengenai keterkaitan antara teori dan
anamnesis, maka diagnosis mengarah ke veruka vulgaris. Kemudian dilakukan
pengkajian lebih lanjut berdasarkan status dermatologis.
Veruka Vulgaris dapat didiagnosis banding dengan Kondiloma
Akuminatum dan Karsinoma Sel Skuamosa. Terapi yang dapat diberikan pada
Veruka Vulgaris meliputi edukasi, terapi topikal dan terapi post pembedahan.
Prognosis veruka vulgaris umumnya baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko, Ronny P. Penyakit Virus. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan


Kelamin. Ed. 6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2010
: 110-118.

2. Djuanda Adni, Hamzah Mochtar, dan Aisah Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Ed. 6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta:
2010.

26
3. Senefeit P. D. Non Genital Warts (online), 2011. Available from
www.Medscape.com ( diakses pada tanggal : 14 Desember 2015).

4. A. Alba, M. Cararach, C. Rodriguez. 2009. The Human Papiloma Virus


(HPV) in Human Pathology: Description, Pathogenesis, Oncogenic Role,
Epidemiology and Detection Techniques in The Open Dermatology
Journal, Vol. 3. Bentham Open p. 90-102.

5. Anonim. The Human Papiloma Virus (HPV).


www.judithbrowncpd.co.uk /HPV.pdf. Acessed on December 14, 2015.

6. Androphy EJ, Lowy DR. 2008. Warts in Fitzpatrick’s Dermatology in


General Medicine. Ed 7th Ed Vol 2. USA:Mc Graw Hill Companies. Hal
1914-1922

7. G. Fabbrocini, S. Cacciapuoti, G. Monfrecola. Human Papilloma


Virus Infection in Child in The Open Dermatology Journal Vol. 3.
Bentham Open;2009. p.111-116.

8. Davey, Patrick. Medicine at a Glance. Blackwell Science Ltd. 2002

9. D, James G.Warts. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.

10. Gayle S. Westhoven. Papillomatosis, Atrophy and Alterations of the Granular


Layer edited by Ramon L. Sanchez, Sharon S. Raimer in Dermatopathology.
Landes Bioscience: Georgetown, Texas: 2001, p. 20-28.

11. Sam Gibbs. Local Treatment for Cutaneous Warts edited by Hywel
Williams,Michael Bigby, Thomas Diepgen, Andrew Herxheimer, Luigi
Naldi, BertholdRzany in Evidence-based Dermatology, BMJ
Books: London: 2003, p.423-430.

27

You might also like