Professional Documents
Culture Documents
Gas alam atau yang sering disebut sebagai gas bumi adalah bahan bakar fosil berbentuk
gas yang terutama terdiri dari metana (CH4 ). Gas alam cair (Liquefied Natural Gas) adalah gas
alam yang telah diproses untuk menghilangkan pengotor dan hidrokarbon berat kemudian gas
alam dikondensasi menjadi cairan pada tekanan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -
160° C dengan tujuan untuk mempermudah pengangkutan karena volume gas sebelum dan
sesudah dicairkan adalah 600:1. LNG ditransportasi menggunakan kendaraan yang dirancang
khusus dan ditaruh dalam tangki yang juga dirancang khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/600
dari gas alam pada suhu dan tekanan standar, membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak
jauh di mana jalur pipa tidak ada. Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa tidak
memungkinkan atau tidak ekonomis, dia dapat ditransportasi oleh suatu kapal pengangkut untuk
LNG. Gas alam dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik PLTG dan
PLTU. Dari data ESDM cadangan gas alam tersebut dapat dikatakan bahwa potensi gas alam
Indonesia sangatlah besar, karena pada data tahun 2012 ditjen migas tersebut, cadangan gas alam
yang masih tersimpan dan tersebar di Indonesia masih sangat besar, dengan potensial sebesar
47.35 TSCF (Trillion Square Cubic Feet). Potensi tersebut adalah total dari seluruh potensi yang
tersebar di Indonesia sebesar 150.70 TSCF. Dan juga berdasarkan data Neraca Gas Indonesia
pada tahun 2010 Indonesia mengalami defisit sebesar 18,57 MTPA (Million Ton Per Annum).
Pabrik Cluster LNG direncanakan dibangun pada tahun 2015 dengan target siap beroperasi pada
tahun 2018. Pabrik ini berlokasi di Gresik dengan bahan baku yang diperoleh dari sumur
Lapangan Bukit Tua, Gresik, Jawa Timur dengan cadangan gas alam sebesar 52359,62
MMSCFD. Kapasitas pabrik ini adalah 20 MMSCFD.
PENDAHULUAN
LNG (Liquified Narural Gas) adalah gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan
ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada
tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160° Celcius. LNG ditransportasi
menggunakan kendaraan yang dirancang khusus dan ditaruh dalam tangki yang juga
dirancang khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/600 dari gas alam pada suhu dan tekanan
standar, membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak jauh di mana jalur pipa tidak
ada. LNG merupakan alternatif energi yang mempunyai prospek cukup baik dewasa ini,
karena hasil pembakarannya memiliki tingkat polusi yang rendah, efisiensi pembakarannya
cukup tinggi sehingga mudah dikontrol. Bagi masyarakat Indonesia, LNG merupakan
sumber daya alam yang potensial.Semula sumber daya alam ini berbentuk endapan gas
bumi sangat luas yang terpendam didalam perut bumi. Kemudian gas bumi tersebut
diproses menjadi bahan bakar cair.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.3 Bagaimanakah Proses Pabrik Cluster LNG, seleksi proses dan proses flow?
1.2.5 Bagaimanakah perbedaan menggunakan bahan bakar LPG, LNG, dan CNG?
1.3.3 untuk mengetahui proses pabrik cluster LNG, seleksi proses dan proses flow
1.3.5 untuk mengetahui perbedaan menggunakan bahan bakar LPG, LNG, dan
CNG
Bab 2
Landasan Teori
Gas alam merupakan bahan bakar fosil berbentuk gas. Gas alam merupakan
campuran hidrokarbon yang mempunyai daya kembang besar, daya tekan tinggi, berat
jenis spesifik yang rendah dan dengan secara alamiah terdapat dalam bentuk gas. Pada
dasarnya, gas alam tersebut terkumpul di bawah tanah dengan berbagai macam
komposisi yang terdapat didalam kandungan minyak bumi (associated gas). Semua
kandungan minyak bumi berhubungan dengan gas alam, di mana gas itu larut dalam
minyak mentah serta juga seringkali membentuk “cungkup gas” (gas cap) di atas
kandungan minyak bumi itu. Selain itu, gas alam tersebut juga dapat berkumpul pada
tambang batu bara serta juga ladang gas bumi.
Komposisi utama gas alam ialah metana (80%), sisanya itu ialah etana (7%),
propana (6%), dan butana (4%), isobotana, dan sisanya pentana. Selain dari komposis-
komposisi tersebut, gas alam ini dapat juga mengandung helium, nitrogen, karbon
dioksida, serta juga karbon-karbon lainnya. Gas alam tersenit tidak berbau, namun
untuk mengetahui adanya kebocoran itu ditambahkan zat yang berbau tidak sedap
sehingga kebocoran itu dalam langsung terdeteksi. Untuk memudahkan pengangkutan
(transportasi), gas alam tersebut dicairkan sehingga disebut dengans sebutan gas alam
cair atau juga LNG (Liquified Natural Gas).
2.2. LNG
Gas alam cair (Liquefied natural gas, LNG) adalah gas alam yang telah diproses
untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian
dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -
160° Celcius. LNG ditransportasi menggunakan kendaraan yang dirancang khusus dan
ditaruh dalam tangki yang juga dirancang khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari
gas alam pada Suhu dan Tekanan Standar, membuatnya lebih hemat untuk
ditransportasi jarak jauh di mana jalur pipa tidak ada. Ketika memindahkan gas alam
dengan jalur pipa tidak memungkinkan atau tidak ekonomis, dia dapat ditransportasi
oleh kendaraan LNG, di mana kebanyakan jenis tangki adalah membran atau “moss”.
LNG berasal dari gas alam yang merupakan campuran dari beberapa gas yang
bereda sehingg tidak memililiki nilai panas yang spesifik.Nilaipanasnya bergantung
pada sumber gas yang digunakan dan proses yang digunakan untuk mencairkan bentuk
gasnya. Nilai panas tertinggi LNG berkisar sekitar 24MJ/L pada suhu -164 derajat
Celsius dan nilai terendahnya 21ML/L.
LNG adalah bahan bakar cair yang bening yang akan mendidih pada suhu -160oC,
maka dari itu penyimpanannya harus lebih rendah dari pada suhu didihnya tersebut.
LNG lebih ringan daripada air, jika LNG bercampur dengan air maka LNG dengan
cepat mengapung dan berada diatas permukaan air.
Uap dari LNG lebih berat dari udara, ketika LNG mendidih dan menguap maka uapnya
tidak akan terbang keatas melainkan melayang diatas permukaan tanah.
Uap dari LNG berwarna putih dan bisa terlihat, berbeda dengan bentuk cairnya yang
bening.
ketika LNG dicampur dengan air akan terjadi ledakan – ledakan kecil yang tidak
menimbulkan api
LNG tidak dapat terbakar, hanya dalam bentuk uap LNG dapat terbakar.
Ketika material biasa terkena LNG maka material tersebut menjadi rapuh dan pecah.
Maka dari itu untuk penyimpanannya membutuhkan material khusus yang tahan dengan
suhu ekstrim dingin dari LNG.
Uap LNG yang berada di udara hanya bisa terbakar jika konsentrasi uap LNG di udara
sebanyak 5% sampai 15%. Jadi jika uap LNG di udara terlalu sedikit atau terlalu banyak
maka tidak akan terbakar.
2.2.2 Teknologi Pencairan LNG
Proses pencairan gas menjadi LNG berupa pencairan gas alam menggunakan media
pendingin (refrigerant). Kilang pencairan bisa terdiri dari beberapa unit paralel (train). Gas
alam dicairkan mencapai suhu sekitar -256oF atau -160oC dengan tekanan 1 atm. LNG
adalah cairan kriogenik. Istilah kriogenik berarti temperatur rendah, umumnya di bawah -
100oF.
Teknologi pencairan merupakan elemen utama pada kilang LNG. Terdapat beberapa
proses lisensi pencairan dengan berbagai tingkat penerapan dan pengalaman. Prinsip
dasar untuk pendinginan dan pencairan gas menggunakan pendingin adalah termasuk
menyesuaikan sedekat mungkin kurva pendinginan/pemanasan gas proses dan pendingin.
Hasilnya berupa proses termodinamika yang lebih efisien yang membutuhkan daya yang
lebih efisien per unit LNG yang diproduksi. Hal ini berlaku pada semua proses pencairan.
Sumber: Hydrocarbon Engineering, February 2004, Dr. Tariq Sukri, Foster Wheeler, UK
Peralatan utama proses ini meliputi kompresor yang digunakan untuk mensirkulasikan
pendingin, penggerak kompresor, dan alat penukar panas untuk mencairkan dan menukar
panas antar pendingin. Gas alam, mencair pada kisaran temperatur tertentu. Kurva panas
dapat disesuaikan dengan meminimalkan perbedaan temperatur antara proses
pendinginan gas dan aliran pendingin. Hal ini dapat tercapai dengan menggunakan lebih
dari satu pendingin pada tingkat tekanan yang berbeda untuk kemudian selanjutnya
memecah kisaran temperatur untuk dapat mendekati kurva panas.
1. Proses APCI propane pre-cooled mixed refrigerant
Sumber: Hydrocarbon Engineering, February 2004, Dr. Tariq Sukri, Foster Wheeler, UK
Proses ini paling banyak digunakan pada proses pencairan gas menjadi LNG di dunia.
Dalam proses ini, terdapat dua siklus pendingin utama. Siklus pra pendinginan
menggunakan komponen murni propana. Siklus pencairan dan sub pendinginan
menggunakan pendingin campuran (mixed refrigerant/MR) yang terdiri dari nitrogen,
metana, etana, dan propana.
Siklus proses pra-pendinginan menggunakan propana pada tiga atau empat tingkat
tekanan dan dalam mendinginkan gas proses ke temperatur -40oC. Propana juga
digunakan untuk mendinginkan dan mencairkan secara parsial pendingin campuran
(mixed refrigerant/MR). Pendinginan dicapai dengan alat penukar panas tipe kettle.
Pada siklus pendingin campuran (mixed refrigerant/MR), pendingin yang dicairkan
secara parsial dipisahkan menjadi aliran uap dan cairan yang digunakan untuk
mencairkan dan dan mebsub-dinginkan aliran proses dari sekitar -35oC menjadi suhu
sekitar -150oC - -160oC. Proses ini dilakukan di alat penukar panas yang disebut main
cryogenic heat exchanger (MCHE).
LNG kemudian keluar dari atas MCHE pada tekanan yang tinggi. Kemudian aliran
LNG tersebut didepresurisasi dengan cara seperti staged end-flashes, liquid expander,
dan sebagainya. Dengan menggunakan proses ini, kapasitas pengolahan per train bisa
mencapai 4,7 mmtpa.
2. Proses bertingkat teroptimalisasi (optimised cascade process) ConocoPhillips
Sumber: http://www.ConocoPhillips.com
Pendinginan dan pencairan pada gas proses pada proses bertingkat ini dicapai dengan
menggunakan 3 pendingin murni yaitu propana, ethylene, dan metana. Pada siklus
pendinginan propana, gas didinginkan hingga -40oC. Sistem pendinginan propana juga
mendinginkan pendingin ethylene dan mendinginkan pendingin metana. Gas kemudian
memasuki sistem pendinginan ethylene di mana gas tersebut didinginkan hingga
mencapai suhu -90oC. Pendingin ethylene juga mengembunkan pendingin metana. Gas
yang masuk tersebut akhirnya didinginkan dengan pendingin metana untuk
menghasilkan LNG.
Sistem pendinginan metana adalah siklus terbuka yaitu aliran pendingin metana diambil
dari gas yang dicairkan. Hal ini memungkinkan memungkinkan gas boil off untuk
dimasukkan kembali ke proses pencairan tanpa diperlukan kompresor gas boil off yang
berukuran besar.
Kapasitas train dengan proses bertingkat ini telah mencapai 3,3 mmtpa, dengan
kapasitas train sebesar 5,4 mmtpa sedang dalam pembangunan
3. Proses Black & Veatch PRICO (R)
Sumber: Hydrocarbon Engineering, February 2004, Dr. Tariq Sukri, Foster Wheeler, UK
Proses ini adalah proses pendingin campuran tunggal (single mixed refrigerant
process). Pendingin campuran tersebut terdiri dari nitrogen, metana, etana, propana,
dan isopentana. Pendinginan dan pencairan dilakukan dengan berbagai tingkat tekanan
pada plate fin heat exchanger pada kotak dingin. Pendingin dikompres dan disirkulasi
menggunakan train kompresi tunggal. Kapasitas train-nya mencapai 1,3 mmtpa.
4. Proses bertingkat fluida campuran (mixed fluid cascade process / MFCP) Statoil/Linde
Sumber: Hydrocarbon Engineering, February 2004, Dr. Tariq Sukri, Foster Wheeler, UK
Sumber: Hydrocarbon Engineering, February 2004, Dr. Tariq Sukri, Foster Wheeler, UK
Proses ini adalah proses yang menggunakan dua pendingin campuran. Semua
pendinginan dan pencairan dilakukan di plate fin heat exchanger (PFHE) yang
tersusun pada kotak dingin. Pendingin campuran yang digunakan terdiri dari
metana, etana, propana, butana, dan nitrogen. Pendingin campuran pertama
digunakan pada tiga tingkat tekanan untuk mempra -pendinginkan gas proses dan
mempra-pendinginkan dan mencairkan pendingin campuran kedua. Pendingin
campuran kedua digunakan untuk mencairkan dan mensubdinginkan gas proses.
Risiko teknis berkaitan dengan proses yang terkait dengan catatan masa lampau
selama proses beroperasi, serta pengembangan yang terkait pada proyek, seperti
misalnya penambahan kapasitas. Efisiensi proses, contohnya, energi yang
dibutuhkan untuk memproduksi LNG, tidak hanya terkait dengan efisiensi
termodinamik proses pencairan tetapi juga efisiensi peralatan utama seperti
kompresor untuk pendingin utama serta penggeraknya.
Kondisi suatu lapangan mungkin bisa lebih cocok dengan suatu proses
dibanding proses lainnya. Contohnya, dengan suhu lingkungan yang sangat dingin
proses multi pendingin campuran bisa menjadi pilihan optimal. Kebutuhan proses
dan konfigurasi juga mempengaruhi pilihan. Adanya kebutuhan untuk
menghasilkan LPG yang lebih tinggi mungkin cocok dengan proses dengan suhu
pra-pendinginan yang lebih rendah.
Kisaran gas umpan yang lebar juga membutuhkan adaptabilitas proses yang
lebih baik dan mungkin membutuhkan proses pendingin campuran dengan
fleksibilitas tambahan untuk mengubah komposisi pendingin yang berubah.
Pendingin yang terbuat dari komponen yang diproduksi dari proses (pada unit
fraksinasi) akan mengurangi kebutuhan untuk pasokan eksternal untuk memasok
kembali hilangnya pendingin.
Berkaitan dengan masalah biaya, terdapat variasi yang cukup besar pada biaya
pembangunan kilang LNG pada kapasitas-kapasitas yang ada, karena faktor-faktor:
9% nikel berdasarkan
yang didesain untuk menampung uap gas alam sampai dengan tekanan 2.5 psig. Tekanan
desain dapat ditingkatkan dengan rekayasa tambahan dari bagian atas atap tangki dengan
bagian dinding tangki. Rekayasa ini dapat meningkatkan performa tangki tetapi akan
menambah biaya konstruksi dari tangki.
Insulasi mengelilingi bagian dalam tangki untuk mengontrol kebocoran energy panas
menuju dalam tangki. Sementara luar tangki tidak didesain untuk menampung LNG pada saat
terjadi kebocoran di bagian dalam dari tangki.
SCT merupakan tangki LNG yang digunakan sebagian besar fasilitas LNG di dunia,
termasuk salah satunya adalah Badak LNG yang menggunakan tangki penyimpanan LNG
jenis SCT
1. Secara umum, SCT adalah tipe tangki penyimpanan LNG yang membutuhkan biaya
konstruksi yang paling rendah per meter kubik dari volume tangkinya.
2. Jadwal konstruksinya paling cepat, jadwal untuk perekayasaan dan konstruksi dapat
dipercepat beberapa bulan dibandingkan tipe tangki penyimpanan LNG lain yang
mempunyai jadwal yang standar.
3. Perizinan dan penyetujuan desain dari SCT konsisten dari waktu ke waktu karena
desain yang tetap dan sederhana sehingga kecil kemungkinan adanya penundaan dari
penyetujuan desain.
4. Keluaran LNG dari bagian bawah maupun samping keduanya dapat diaplikasikan
asalkan sesuai dengan persyaratan.
d. Pada saat terjadi kebocoran atau tumpahnya LNG dari bagian dalam tangki. Tangki
bagian luar tidak dapat menampung kebocoran dan tumpahnya LNG sehingga uap
akan bebas menuju lingkungan.
f. SCT mempunyai tekanan desain yang rendah daripada tipe tangki LNG lainnya.
Tekanan desain yang rendah menyebabkan naiknya ukuran dan biaya untuk
mengendalikan uap gas alam.
i. Resistansi yang buruk terhadap gangguan dari luar tangki seperti debu – debu.
Konsiderasi dari pelapis tangki sangat diperhatikan.
Jenis tangki double containment tank sebenarnya adalah jenis single containment tank
yang dikelilingi oleh dinding yang melekat pada tangki luar tetapi tidak pada bagian atap
tangki. Dinding ini didesain untuk menahan tumpahan atau bocoran tetapi tidak menahan
uap dari gas alamnya. Seperti SCT, tangki dalam DCT terbuat dari campuran logam yang
tahan terhadap aplikasi kriogenik tangki luar dari carbon steel yang tidak didesain untuk
mengatasi kebocoran.
Tambahan dari desain dari DCT juga termasuk dinding tangki luar yang mempunyai
fungsi yang sama dengan penahan sekunder pada tangki LNG tipe SCT. Dinding pelapis luar
ini didesain seperti bangunan pendukung berbentuk silinder yang mengelilingi tangki luar
dan dapat menampung kapasitas tangki itu sendiri secara penuh ditambah dengan tambahan
untuk alasan keselamatan. Di Amerika Utara, hanya satu tangki LNG jenis DCT yang pernah
dibangun: tangki milik EcoElectrica dari Puerto Rico yang memiliki kapasitas 160,000 m 3.
Tangki LNG DCT ini telah beroprasi dari bulan Juli tahun 2000 silam.
1. Mempunyai biaya instalasi yang moderat. Lebih mahal dari SCT tetapi lebih murah
dari FCT.
3. Mempunyai area aman yang lebih rendah daripada SCT karena fungsi penahan primer
telah tergantikan dengan dinding pelapis. Area aman mirip dengan FCT tetapi untuk
biayanya lebih murah dibanding dengan FCT. Area aman ini menyebabkan tangki
LNG jenis FCT membutuhkan lahan yang relative lebih sedikit dibandingkan dengan
SCT
4. Resistansi terhadap gangguan dari luar tangki tinggi karena adanya dinding pelapis.
1. Membutuhkan biaya istalasi per meter kubik yang lebih tinggi dibandingkan dengan
SCT.
2. Saat terjadi kebocoran, tumpahan memang akan tertahan tetapi tidak dengan uap gas
alam karena dinding pelapis tidak memiliki atap sehingga uap gas alam akan bebas
menuju lingkungan.
3. Tekanan desain yang sama dengan SCT. Hal ini harus diimbangi dengan ukuran dan
biaya dari sistem pengontrolan uap yang lebih mahal dibandingkan dengan FCT.
4. Membutuhkan soil bearing dan membutuhkan fondasi yang tahan terhadap beban
tinggi karena berat dari dinding pelapis luar.
7. Ruang masuk untuk personel yang terletak menembus dinding pelapis dengan tangki
bagian luar termasuk dalam golongan ruangan tertutup (confined space) yang
membutuhkan suatu prosedur khusus.
Tangki penyimpanan
FC
tanks atau T mempunyai
tangki luar. FCT dapat menahan kebocoran LNG dan juga dapat menahan uap gas alam tidak
lepas ke lingkungan. Desain ini telah digunakan oleh terminal impor new North American
LNG yang persetujuannya masih dalam taham peninjauan. Desain FCT ini juga telah
dicanangkan dan direncanakan dan dalam tahap konstruksi di beberapa fasilitas LNG di
Amerika serikat, seperti: Corpus Christi, Sabine, Cameron, Porth Arthur, Waterbury dan juga
terminal LNG milik Mexico di Costa Azul.
1. Integrasi desain yang tinggi. Pada saat terjadi kebocoran LNG, tangki FCT dapat
menahan tumpahan LNG sekaligus menahan uap gas alam agar tidak lepas ke
lingkungan.
2. Tidak ada celah penetrasi. Semua sistem permipaan melewati atap. Jadi pada saat
terjadi kebocoran LNG di pipa, LNG dari tangki tidak ikut tertumpah keluar.
3. Mempunyai jarak aman yang terdekat dari tangki yang menyebabkan lahan yang
dibutuhkan sangatlah sempit. Lahan yang harus dikontrol oleh personel juga sangat
minim.
4. Tekanan desain yang tinggi dan dapat menahan uap gas alam yang menyebabkan
sistem pengendalian uap yang dibutuhkan kecil. Hal ini berimbas pada biaya capital
dan operasional yang lebih kecil.
5. Jenis FCT merupakan tangki LNG yang mempunyai resistansi yang paling tinggi
terhadap gangguan luar.
1. Biaya konstruksi per meter kubik yang paling besar dibandinkan dengan dua jenis
sebelumnnya.
2. Secara umum, FCT merupakan tangki penyimpanan LNG yang membutuhkan waktu
desain dan konstruksi yang paling lama. Minimal 36 bulan semenjak persetujuan
kontrak pembangunan.
3. Membutuhkan soil bearing dan fondasi yang tahan terhadap beban yang lebih berat
dari dua jenis tangki sebelumnya karena FCT memiliki pelapis dinding dan pelapis
atap.
Tangki penyimpanan above ground merupakan tipe yang paling awam yang
digunakan oleh fasilitas LNG yang ada di dunia. Seluruh komponen dari tangki dapat dilihat
karena berada di atas tanah.
Tangki penyimpanan LNG In-ground mempunyai tingkat keamanan yang tinggi dan
ramah lingkungan. Jepang memiliki 76 tangki penyimpanan LNG in-ground dengan kapasitas
total 6.3 juta m3. Taiwan telah membangun enam dengan kapasitas 690,000 m3. Korea telah
memiliki sepuluh tangki dengan kapasitas 1.88 juta m3. Pada tahun 1970 tangki penyimpanan
LNG inground pertama dibangun dengan kapasitas 10 ribu m3 milik Tokyo Gas. Semenjak
itu, Tokyo Gas telah membangun 37 tangki penyimpanan LNG inground dengan kapasitas
total 3.3 juta m3, sejalan dengan peningkatan inovasi. Saat ini, Tokyo Gas telah membangun
Dinding samping dan bagian bawah dari tangki penyimpanan LNG in-ground
mempunyai struktur yang berbeda beda yang terdiri atas tiga lapis: dinding pelapis,
insulasi, dan membran.
Dinding pelapis merupakan material yang ideal untuk menahan tekanan, karena
tekanan air dan tanah di bagian luar tangki lebih besar daripada di dalam tangki.
Dinding pelapis ini juga didesain untuk dapat tahan terhadap bencana alam seperti
gempa bumi.
Insulasi berupa busa padat polyuretan (PUF) yang dapat menahan aliran panas dari
luar tangki dan kemungkinan bocornya gas dari dalam tangki.
Membran terbuat dari lapisan setebal dua mm untuk menahan LNG dan gas yang
berada di dalam tangki. Membrane ini didesain berkontur untuk menyerap efek
thermal shock akibat dari perbedaan temperatur lingkungan dengan temperature
kriogenik LNG.
Dampak Lingkungan
Jenis tangki ini hanya terlihat bagian atapnya saja atau bahkan tidak terlihat sama
sekali, hal ini menyebabkan efek psikologis dari lingkungan sekitar tidak terlalu terlihat
dibandingkan dengan tangki jenis above ground.
Jenis tangki ini juga tidak memerlukan lahan untuk galian sebagai penahan yang
terdapat pada jenis above ground, sehingga lahan yang dibutuhkan relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan above ground.
insiden internal site, seperti ledakan uap awan (VCEs), cairan mendidih memperluas
ledakan uap (BLEVEs), semburan pressure vessel (PVBs), semburan pipa dan cambuk,
dan memutar kegagalan peralatan;
insiden eksternal site, seperti dari truk terdekat atau gerbong, pesawat atau pesawat
ruang angkasa, perahu, dan fasilitas industri yang berdekatan ,;
bencana alam, seperti rudal angin ditanggung dari badai dan tornado dan rudal /
puing-puing dari badai gelombang badai dan tsunami air ditanggung; dan
2.3 LPG
Kata elpiji berasal dari pelafalan singkatan bahasa Inggris yaitu
LPG (Liquified Petroleum Gas), arti secara harfiah yaitu "gas minyak bumi yang
dicairkan"). LPG atau kita sering menyebut gas elpiji berasal dari hasil
pengolahan minyak bumi. Di alam ini, minyak bumi (petroleum) ditemukan
bersama-sama dengan gas alam (natural gas). Kemudian minyak bumi dipisahkan
dari gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga
minyak mentah (crude oil). Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks
dengan komponen utama alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana,
aromatik, dan senyawa anorganik. Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara
mudah untuk memisahkan komponen-komponennya, yakni berdasarkan
perbedaan nilai titik didihnya. Proses ini disebut destilasi bertingkat. Untuk
mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan, maka sebagian hasil
dari destilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses konversi,
pemisahan pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi.
Dalam proses destilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan
menjadi komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni
kelompok-kelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini
dikarenakan jenis komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer
hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan. Sehingga bisa dikatakan
bahwa berdasarkan titik didih inilah minyak mentah mengalami pemisahan
menjadi bahan-bahan lainnya. Berdasarkan suhunya, secara berturut-turut dimulai
bagian paling bawah, minyak mentah akan terpisah menjadi residu (>3000C),
minyak berat, yang digunakan sebagai bahan kimia (150-3000C), solar (105-
1500C), kerosin (85-1050C), bensin/gasolin (50-850C), dan gas (0-500C). Bagian
terakhir yang berupa gas inilah asal usulnya LPG (tentunya setelah melalui
pengolahan lanjutan) yang sehari-hari kita gunakan, salah satunya untuk bahan
bakar kompor gas.
2. Klasifikasi
Tabung baja LPG diklasifikasikan menjadi :
4. Bagian atas dan bagian bawah (top & bottom) untuk kontruksi 2 bagian
dan untuk konstruksi 3 (tuga) bagian, bagian terdiri dari bagian atas,
tengah dan bawah.
5. Cincin leher (neck ring).
6. Pegangan tangan (hand guard)
Gambar 2. Skematis Gambar 3. Skematis bagian-bagian
bagian-
Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan
bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan
bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih 'bersih' bila dibandingkan dengan
dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG
dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam.
CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder.
CNG adalah jenis bahan bakar yang berasal dari gas alam yang terkompresi
pada tekanan penyimpanan 200-240 bar dan dapat digunakan sebagai bahan bakar
pengganti LPG, solar dan bensin. Bahan bakar ini dianggap lebih ramah lingkungan
walaupun masih mengeluarkan sedikit CO2 sebagai hasil pembakarannya, tetapi jika
dibandingkan dengan solar dan bensin, bahan bakar ini lebih ramah lingkungan.
Selanjutnya jika ditinjau dari segi harga, bahan bakar ini lebih ekonomis (murah) bila
dibandingan dengan bahan bakar lainnya. Proses pembuatan CNG dilakukan dengan
cara mengkompresi metana (CH4) yang diekstrak dengan gas alam. Dalam
penyimpanan dan pendistribusian CNG, dilakukan dengan menggunakan bejan
silinder yg bertekanan.
Dengan tekanan sebesar 200 bar, tentunya penanganan CNG perlu dilakukan
secara hati-hati. Antara lain dengan menggunakan tangki gas yang memenuhi
persyaratan dan dipasang di bengkel yang direkomendasi. Tangki CNG dibuat
dengan menggunakan bahan-bahan khusus yang mampu membawa CNG dengan
aman. Desain terbaru tangki CNG menggunakan lapisan alumunium dengan
diperkuat oleh fiberglass. Karena CNG lebih ringan dari udara, kebocoran tidak
menjadi terlalu beresiko bila sirkulasi udara terjaga dengan baik. Jika gas terbakar,
mesh logam atau keramik akan mencegah tangki agar tidak meledak.
Sama sekali tidak diperkenankan untuk memodifikasi tangki tersebut. Jika
dianggap tangki yang dibeli volumenya terlalu kecil, lebih baik membeli tangki yang
volumenya lebih besar daripada memodifikasinya sendiri. Jika dilakukan, daya tahan
tangki tersebut terhadap tekanan tinggi menjadi tidak terukur.
BAB 3
PEMBAHASAN
A. Analisis
Pada pembahasan ini menyajikan data yang diperoleh dari hasil literatur literatur
berupa jurnal ilmiah maupun pencarian dari sumber internet. Selanjutnya data data yang
peneliti peroleh akan dianalisis, dan mendapatkan hasil sebagai berikut :
LNG Liquified Natural Gas (LNG) adalah gas bumi yang dicairkan dengan proses
pendinginan hingga mencapai suhu -160 o C pada tekanan 1 atm. LNG memiliki densitas
sekitar 45% dari densitas air, dengan reduksi volume mencapai 1/600 dibanding kondisi
gasnya. Tujuan utama dari pencairan gas bumi adalah untuk memudahkan
transportasinya dari daerah produksi ke konsumen. Komposisi LNG pada umumnya
terdiri dari 85-90% mol metanaa ditambah etana dan sebagian kecil propana, butana,
dan nitrogen. LNG memiliki kandungan energi per volume lebih besar dibandingkan
dengan jenis bahan bakar lain yang bersumber dari gas.
1. LNG mempunyai volum yang jauh lebih kecil yaitu 1/600 kalinya dibanding
volum gas alam pada keadaan standar. Compressed Natural Gas (CNG) disimpan
pada tekanan sekitar 250 Bar, sehingga volum CNG menjadi 1/250 kali dari gas
alam pada kondisi standar. Hal ini membuat biaya untuk mengangkut LNG lebih
efisien dibandingkan dengan biaya angkut CNG. Selain itu LNG lebih aman
dibandingkan CNG karena selama transportasi LNG dalam Isotank disimpan pada
tekanan yang jauh lebih rendah yaitu 6-10 bar, dibandingkan CNG yang
mencapai 250 bar.
2. LNG sebagian besar terdiri dari metan, tidak mengandung sulfur dan bahan
ikutan lain sehingga merupakan bahan bakar bersih, ramah lingkungan (rendah
emisi) dan tidak menimbulkan kerak dalam ruang bakar
3. Berat jenis gas LNG lebih rendah dari udara sehingga apabila terjadi kebocoran,
gas LNG akan naik ke udara
4. Tidak beracun dan tidak berbau
5. Harga LNG lebih murah dibandingkan harga minyak diesel/solar sehingga akan
mengurangi biaya energi bagi masyarakat dan pelaku industri serta mengurangi
impor minyak solar/diesel sehingga bisa menghemat devisa. Dengan karakter
tersebut diatas LNG pantas bahkan wajib dinikmati oleh bangsa kita.
B. Perusahaan Cluster
Pabrik ini berlokasi di Gresik dengan bahan baku yang diperoleh dari sumur Bukit Tua, Gresik,
Jawa Timur dengan cadangan gas alam sebesar 52359,62 MMSCFD. Kapasitas pabrik ini adalah 20
MMSCFD dimana kandungan utamanya adalah methane 74,83% mol dan ethane sebesar 6,81% mol.
Impuritiesnya adalah CO2 sebesar 0.86% mol, H2S sebesar 7,41% mol, dan H2O sebesar 0,01% mol.
Suhu feed dari pabrik ini sebesar 28oC dan tekanannya 25 bar. Pabrik Cluster LNG ini memenuhi
kebutuhan LNG untuk PLN wilayah Jawa Timur, Bali dan Lombok sebesar 6,79 MTPA dimana
produksi LNG pabrik ini sebesar 0,13 MTPA sehingga dapat disimpulkan bahwa pabrik ini memenuhi
1,14% kebutuhan LNG PLN untuk Jawa Timur, Bali, dan Lombok.
Secara umum :
Berdasarkan tujuan produksinya, proses LNG bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu,
(Chandra, 2006)
a. Base load. Merupakan proses pencairan gas alam menjadi LNG dengan tujuan
pemenuhan kebutuhan akan gas bumi dalam jangka panjang. Secara umum proses ini
memiliki kapasitas penyimpanan yang besar dari sumber gas bumi yang besar tetapi
memiliki laju alir yang relatif kecil sehingga didapat suplai yang tetap.
Secara garis besar proses di pabrik cluster LNG ini terdiri dari 4 unit. Unit yang pertama adalah
unit dehydration yang berfungsi untuk menghilangkan kadar H2O pada feed gas, agar tidak terjadi
pembekuan H2O selama proses pendinginan. Pada unit dehydration ini dipilih proses adsorption dengan
adsorbent molecular sieve 3A. Proses adsorption dipilih pada unit dehydration dikarenakan dengan
proses ini H2O dapat hilang hingga batas max yakni kurang dari 1 ppm, hal ini sesuai dengan spesifikasi
produk yang diinginkan, proses ini tidak mengadsorp hidrokarbon, proses ini mudah diregenerasi dan
proses ini cocok untuk mengikat H2O yang memiliki ukuran partikel 0,28 nm (2,8 Å).
Unit yang kedua adalah unit acid gas removal yang berfungsi untuk menghilangkan CO2 dan H2S
menggunakan Pressure Swing Adsorption. Metode pressure swing adsorption ini cocok untuk pabrik
dengan kapasitas kecil, allowable untuk kadar H2S yang tinggi dan dapat mengikat CO2 dan H2S juga.
Pada proses ini, melibatkan dua molecular sieve sebagai adsorban yaitu zeolit molecular sieve 13X dan
carbon molecular sieve 3K. Kedua molecular sieve tersebut berfungsi untuk menyerap pengotor-
pengotor yang terikut bersama feed gas. Zeolit berfungsi untuk mengadsorp CO2 dan H2S. Carbon
berfungsi untuk mengadsorp N2.
Unit yang ketiga adalah fractionation unit yang berfungsi untuk memisahkan fraksi ringan
dengan fraksi berat dari gas alam berdasarkan titik didih komponennya yaitu LNG dan LPG. Plant ini
dibagi menjadi 2 unit yaitu LNG Distillation Column dan LPG Distillation Column. Pada pabrik ini kami
menggunakan propane pre-cooled mixed refrigerant sebagai pendinginnya karena LNG adalah cairan
cryogenic yang berarti temperatur rendah, umumnya di bawah -100o F dan juga proses ini biaya
operasinya lebih murah dibandingkan dengan pendingin nitrogen
Unit yang terakhir adalah unit liquefaction yang berfungsi untuk mencairkan LNG sehingga
mencapai temperatur -161oC. Proses yang digunakan adalah expander cycle dengan refrigerant
nitrogen. Proses ini peralatannya lebih sederhana dan sesuai untuk skala yang kecil serta lebih aman.
Berikut ini adalah Gambar 1 dan Gambar 2 yang menjelaskan keseluruhan proses [6]-[7].
Jenis Pemeliharaan
F. HAZOP
G. Salah Satu Penggunaan LNG pada Industri Terbesar di Indonesia
PGN Lewat Anak Usahanya PT PGN LNG Indonesia yang bekerjasama PELINDO III Teluk
Lamong
PT Krakatau STEEL
PT Bukit Tua Well, Gresik
Pertamina
PT Badak NGL