You are on page 1of 14

Jurusan T.

Mesin ITS

BAB 2
KONSEP- KONSEP DASAR

Fluida Sebagai Continuum


Semua fluida terdiri dari komposisi molekul-molekul dalam gerakan
konstan. Bagaimanapun juga didalam pelaksanaannya kita lebih berkepentingan
dengan pengaruh rata-rata atau pengaruh umum dari molekul-molekul tersebut.
Pengaruh atau akibat umum dari molekul-molekul tersebut dapat diamati dan
diukur. Sehingga fluida diperlakukan sebagai zat atau substansi yang dapat
dipecah-pecah menjadi tak berhingga banyaknya (sebagai continuum) dan kita
tidak berurusan dengan sifat setiap molekul.
Konsep tentang continuum merupakan dasar dari mekanika fluida klasik.
Akibat asumsi bahwa suatu fluida diangap sebagai continuum maka, setiap
properti dari fluida mempunyai harga tertentu pada setiap titik di dalam ruang.
Sehingga properti fluida seperti density, temperatur, kecepatan dsb merupakan
fungsi dari posisi dan waktu. Misal density fluida pada suatu lokasi dapat
didefinisikan sebagai berikut :

m
  lim
   ' 
    x, y , z , t 

Medan Kecepatan
Asumsi fluida sebagai continuum memberikan gambaran bahwa setiap properti
merupakan fungsi dari posisi dan waktu. Untuk medan kecepatan dapat ditulis
sbb :

 
V  V  x, y , z , t 

Bila property didalam medan aliran tidak berubah menurut waktu, aliran tersebut
disebut dengan aliran steady atau aliran stasioner (steady flow). Secara
matematis dapat ditulis :

By : Heru Mirmanto 1
Jurusan T. Mesin ITS


 0
t

Dimana  = adalah property fluida


Untuk aliran steady atau stasioner maka,
     x, y , z 
 0 atau
t

dan
  
V V  V  x, y , z 
 0 atau
t

Jadi pada aliran steady, property aliran bisa jadi berubah dari satu titik ke titik
lainnya di medan aliran, tetapi property tersebut besarnya tetap di titik yang sama
setiap saat.

Dimensi Aliran
Yang dimaksud dimensi aliran adalah banyaknya koordinat ruang yang
diperlukan untuk menspesifikasikan medan kecepatannya. Suatu aliran
diklasifikasikan sebagai satu dimensi, dua dimensi atau tiga dimensi tergantung
pada jumlah koordinat ruang yang diperlukan untuk menspesifikasikan medan
aliran.
Meskipun pada umumnya aliran berada pada kondisi 3-D namun analisis dengan
koordinat ruang yang lebih sedikit sering memberikan keuntungan. Perhatikan
aliran steady melalui pipa lurus dengan penampang konstan.

Gambar 2.1

Persamaan aliran :

By : Heru Mirmanto 2
Jurusan T. Mesin ITS

 r 
2

u  u max 1    
  R  

Profil seperti diperlihatkan pada gambar diatas, dimana koordinat silinder


r, , dan x digunakan untuk menspesifikasikan sembarang titik pada medan
aliran. Pada kondisi diatas medan kecepatan hanya sebagai fungsi dari r dan
tidak tergantung dari x dan  , sehingga ini dikatakan sebagai aliran satu
dimensi.
Aliran yang medan kecepatannya berubah kesegala arah disebut aliran tiga
dimensi, dan pada kenyataannya secara umum memang seperti itu.
Aliran dikatakan uniform bila kecepatan aliran tersebut besarnya sama di
seluruh permukaan penampang dan penampang tersebut tegak lurus aliran.
Istilah medan aliran uniform dimaksudkan untuk menyatakan suatu aliran yang
besar dan arah vektor kecepatannya adalah konstan, tidak tergantung dari
koordinat ruang diseluruh medan aliran.

Pathlines, Streaklines dan Streamlines


Didalam menganalisis permasalahan mekanika fluida, sering kali sangat
berfaedah jika terlebih dahulu mendapat gambaran visualisasi dari medan aliran
yang dilengkapi dengan pathlines, streaklines, dan streamlines.
Pathlines adalah jalan yang merupakan jejak yang dibuat oleh suatu
partikel yang bergerak. Untuk mendapatkan suatu pathlines, kita identifikasikan
sebuah partikel fluida yang bergerak pada suatu saat tertentu, misalnya
menggunakan setitik zat warna yang diteteskan kedalam aliran fluida dan
selanjutnya ikuti jejak yang ditempuh zat warna tersebut. Garis yang merupakan
jejak dari zat warna tersebut adalah pathline.
Bila zat warna diteteskan secara beruntun ke dalam aliran dimana zat
warna yang fungsinya sebagai pengganti partikel fluida dihubungkan dengan
suatu garis maka garis tersebut dinamakan streakllines. Atau Jika fokus
perhatian kita ditujukan pada suatu lokasi yang tetap di dalam suatu ruangan dan
mengidentifikasi semua partikel yang melalui suatu ttik di dalam ruangan

By : Heru Mirmanto 3
Jurusan T. Mesin ITS

tersebut. Beberapa saat kemudian dibuat garis-garis yang menghubungkan


partikel-partikel fluida tersebut, maka garis ini disebut streakline.
Streamlines adalah garis-garis yang dibuat sedemikian rupa didalam
medan aliran, sehingga setiap saat garis tersebut akan searah dengan aliran
disetiap titik di medan aliran tersebut. Jika streamline searah dengan vektor
kecepatan disetiap titik di medan aliran maka tidak ada aliran yang memotong
streamline tersebut.
Pada aliran steady pathlines, streaklines dan streamlines merupakan garis-garis
yang identik (sama) di dalam medan aliran. Bila aliran tidak stasioner (steady)
maka pathlines, streaklines dan streamlines merupakan garis-garis yang berbeda
atau garis-garis yang tidak berhimpit.

Contoh soal 2.1 :


Sebuah medan kecepatan mempunyai persamaan :

V  ay i  b j

Satuan kecepatan V (m/det) dan y (m); a = 2 det-1 dan b = 1 m/det.


Pertanyaan :
a. Apakah medan aliran satu, dua atau tiga dimensi, jelaskan.
b. Hitung komponen kecepatan u, v, w pada titik (1,2,0)
c. Tentukan slope streamline melalui titik (1,2,0)

Jawab :
a. suatu aliran diklasifikasikan sebagai aliran satu dimensi, dua atau tiga
dimensi tergantung banyaknya koordinat ruang yang dibutuhkan untuk
menspesifikasikan medan kecepatannya. Jadi karena medan
kecepatannya hanya merupakan fungsi dari y (satu koordinat ruang) maka
medan aliran satu dimensi.

b. Medan kecepatan
   
V  i u  j v  k w

Karena :

By : Heru Mirmanto 4
Jurusan T. Mesin ITS


V  i ay  j b

Maka: u=ay ; v=b w=0

Sehingga Pada titik (1, 2, 0) u = 2 . 2 m/det = 4 m/det;


v = 1 m/det; w = 0

c. Streamlines adalah garis-garis yang ditarik didalam medan aliran,


sedemikian hingga searah dengan arah aliran disetiap titik di medan
aliran. Oleh karena itu slope dari streamline pada titik ( 1, 2, 0 ) tentu
searah dengan vektor kecepatan di titik tersebut.
v = 1 m/dt

y

y V
x
u = 4 m/dt

x dy  v 1
  
dx  streamline u 4
 1, 2 , 0 

Maksud dari soal ini untuk menggambarkan spesifikasi medan kecepatan


dan menjelaskan definisi streamlines.

Medan Tegangan

By : Heru Mirmanto 5
Jurusan T. Mesin ITS

Gaya-gaya permukaan (surface forces) adalah gaya-gaya yang bekerja


pada sisi-sisi (boundaries) media melalui kontak langsung. Sedangkan gaya
yang terjadi tanpa kontak phisik dan terdistribusi pada keseluruhan volume dari
fluida itu disebut gaya body (body forces). Gaya berat dan gaya elektromagnetik
adalah contoh-contoh dari gaya body yang bekerja pada suatu fluida.
 
Gaya gravitasi yang bekerja pada suatu elemen volume d adalah  .g.d

dimana g adalah percepatan gravitasi lokal.

Tegangan yang bekerja pada suatu media adalah akibat dari gaya-gaya
yang bekerja pada beberapa bagian dari media tersebut. Gaya dan luasan
keduanya merupakan besaran vektor, oleh karena itu kita bisa mengantisipasi
bahwa medan stress bukan merupakan medan vektor.

Gambar 2.2


Perhatikan suatu element luasan A yang terletak pada titik C,
 
dikenakan gaya F . Orientasi elemen A diberikan oleh vektor n, seperti

diperlihatkan pada gambar 2.2. Gaya F yang beraksi pada elemen luasan A
dapat diuraikan menjadi 2 komponen, satu kearah normal (tegak lurus
permukaan) dan yang lain kearah tangensial (sejajar) permukaan. Tegangan
normal (normal stress) dan tegangan geser (shear stress) dapat didefinisikan sbb
:

Fn
 n  lim
A 0 n An

Ft
 n  lim
A 0
n An

By : Heru Mirmanto 6
Jurusan T. Mesin ITS

Tegangan- tegangan pada suatu titik dapat digambarkan secara lengkap dengan
menspesifikasikan 9 komponen tegangan yang bekerja.
 xx  xy  xz 
 
 yx  yy  yz 
  zx  zy  zz 

Menunjuk suatu elemen kecil seperti diperlihatkan pada Gambar 2.3 terlihat ada
6 bidang dimana tegangan bekerja.

Gambar 2.3

Viskositas
Didefiniskan bahwa fluida adalah suatu zat yang akan terdeformasi secara
kontinyu bila dikenakan gaya geser

By : Heru Mirmanto 7
Jurusan T. Mesin ITS

Gambar 2.4

Perhatikan sifat-sifat elemen fluida diantara dua buah pelat datar seperti pada
Gambar 2.4. pelat atas bergerak dengan kecepatan konstan u dalam pengaruh
gaya F yang konstan. Tegangan geser yang bekerja pada elemen fluida adalah :
Fx dFx
 yx  lim 
A 0
y Ay dAy


Dimana Ay adalah luasan dari elemen fluida yang kontak dengan pelat. Dalam
waktu t akan mengalami deformasi dari posisi MNOP menjadi M’NOP’.
Kecepatan deformasi fluida tersebut adalah :
 d
deformation rate  lim 
t 0  .t dt

Jarak  .l antara titik M dan M’ adalah :


 .l   .u  .t

Atau
 .l   . y  .

Dari dua persamaan diatas maka :


 .  .u

 .t  .y

Atau
d d .u

d .t d.y

Elemen fluida seperti Gambar 2.4 bila dikenai tegangan geser maka laju

d .u
deformasi (shear rate) adalah d . y .

By : Heru Mirmanto 8
Jurusan T. Mesin ITS

Newtonian Fluid
Pada kondisi normal berbagai fluida seperti air, gasolin, udara dll,
mempunyai sifat apabila dikenai suatu tegangan geser  yx maka tegangan

 d .u 
geser tersebut akan sebanding dengan kecepatan deformasinya  
 . Fluida
 d.y 
dengan sifat ini disebut fluida Newtonian (Newtonian Fluid). Yakni :
d .u
 yx 
d.y

Dimana :
 yx = tegangan yang terjadi pada bidang y dalam arah x.
u = kecepatan dalam arah x

Selanjutnya dapat diduga bahwa apabila dua fluida yang berbeda, misal gliserin
dengan air, bila dikenai suatu tegangan geser yang sama besar, maka tentu
akan menghasilkan kecepatan deformasi yang berbeda. Dalam contoh ini gliserin
lebih tahan deformasi dari pada air, hal ini karena gliserin lebih kental dibanding
air. Sehingga pada persamaan diatas terkandung suatu konstanta pembanding.
Konstanta ini disebut dengan kekentalan absolut atau viskositas absolut atau
viskositas dynamik dan dinotasikan dengan . Selanjutnya persamaan diatai
ditulis sebagai :

d .u  yx
 yx   atau  
d.y du / dy

d .u 1
Bila  yx mempunyai dimensi [F/L2] dan d.y
adalah [ ] maka satuan
t
viskositas adalah :
kg
Dalam SI N dt = m dt = Pa. Det
 
m2 .
gram
Dalam Metrik   cm dt.

Dimana :

By : Heru Mirmanto 9
Jurusan T. Mesin ITS

gram
 1 poise
cm det .

slug
lbf dt 
Dalam British gravitional   ft dt.
ft 2 .

lbm

Dalam British Engineering   lbf 2 dt ft dt.
ft .

Dalam mekanika fluida juga dikenal kekentalan kinematis fluida atau


viskositas kinematik (kinematic viscosity) fluida, dimana dinotasikan (v), yakni
perbandingan antara viskositas absolut terhadap massa jenis () fluida tersebut.
Yang ditulis :

   


Maka dimensi dari persamaan diatas didapat :


L2
 
t.

m2
Dalam SI  
dt.

cm 2
Dalam Metrik  
dt

Dimana :
cm 2
 1 stoke
dt.

ft 2
Dalam British gravitional atau British Engineering  
dt.

Fluida Non-Newtonian
Apabila fluida dikenai tegangan geser ternyata tegangan geser tersebut
tidak berbanding langsung dengan kecepatan deformasi maka, fluida tersebut
dikelompokan sebagai fluida Non-Newtonian. Misal seperti : pasta gigi, bubur
kertas, cat dll.
Pasta gigi akan berperilaku sebagai fluida apabila ditekan keluar dari
tubenya. Betapapun pasta gigi tidak akan keluar dengan sendirinya bila tutup
tubenya dilepas. Ini menunjukkan bahwa agar berperilaku sebagai fluida
dibutuhkan tegangan minimum yang harus diberikan untuk mengalirkan.

By : Heru Mirmanto 10
Jurusan T. Mesin ITS

Sedangkan cat bersifat sangat kental saat berada pada tempatnya namun akan
menjadi encer ketika dioleskan pada kuas.
d .u
Dalam aliran satu dimensi, hubungan antara  yx dengan d . y untuk fluida Non-

Newtonian adalah :
n
 d .u 
 yx  k  
 d.y 

dimana, k = konstanta ; eksponen n sebagai indeks yang bergantung pada


perilaku aliran. Persamaan diatas akan menjadi hukum Newton untuk viskositas
bila n = 1 dan k = . Untuk mengetahui bahwa  yx mempunyai tanda yang sama

d .u
dengan d . y maka, persamaan diatas dapat ditulis :
n 1
 d .u   d .u   d .u 
 yx  k        
 d.y   d . y   d.y 
n 1
d .u  
dimana :   k   disebut viskositas semu atau (apparent viscosity).
 d.y 

Sebagaian besar apparent viscosity fluida Non-Newtonian lebih tinggi dibanding


viskositas air.
Bila fluida mempunyai apparent viscosity yang menurun seiring dengan
kenaikan kecepatan deformasi (n<1), maka fluida tersebut disebut sebagai fluida
pseudoplastic (shear thinning). Sebagaian besar fluida Non-Newtonian
tergolong dalam kelompok ini. Seperti : polymer solutions, collocal suspensions
dan bubur kertas dalam air.
Bila fluida berperilaku sebagai benda padat, sampai pada terlampoinnya
tegangan minimum  y , dan kemudian tegangan geser berbanding lurus dengan
kecepatan deformasi, maka fluida ini disebut Bingham Plastic, dan dapat ditulis
dengan persamaan :
 d .u 
 yx   y   p   Contoh fluida: lumpur, drillings muds, pasta gigi dll.
 d.y 

Contoh soal :
Suatu pelat bergerak diatas pelat yang lain pada suatu lapisan liquid
seperti pada gambar dibawah. Untuk gap d yang kecil, kita asumsikan distribusi
kecepatan dalam cairan adalah linear. Viskositas liquid 0,6 x 10 -3 kg/(m.sec) dan
SG 0,88.

By : Heru Mirmanto 11
Jurusan T. Mesin ITS

Y
U = 0,3 m/s

d = 0,3 mm

Hitung :
a. Viskositas kinematik dalam (m2/sec).
b. Tegangan geser pada pelat bawah dalam (Pa).
c. Arah tegangan geser pada pelat bawah.

Jawab :
d .u 
Persamaan dasar:  yx   definisi 
d.y 

Asumsi :
1. Distribusi kecepatan linear.
2. Steady flow.
3.  = konstan.

 
a.     SG.
H O 2

0,65 x10 3 kg m3
 x
m. sec (0,88).1000kg

m2
  0,739 x10 7
sec

U kg m 1
b.  lower    0,65 x10 3 x0,3 x  0,65 Pa
d m. sec sec 0,3 x10 3 m

c. Arah tegangan geser pada pelat bawah adalah yx positip bekerja pada arah x
positip

DISKRIPSI ALIRAN FLUIDA

By : Heru Mirmanto 12
Jurusan T. Mesin ITS

a). Aliran viscous dan inviscid


Aliran viscous adalah aliran dari suatu fluida yang mempunyai kekentalan.
Dalam aliran ini pengaruh tegangan geser sangat besar.
Aliran inviscid adalah aliran dari suatu fluida yang tidak mempunyai
kekentalan. Tegangang geser pada aliran ini tidak berpengaruh. Mengingat
semua fluida mempunyai kekentalan, maka type aliran ini hanya dapat dianalisis
secara teoritis, yakni pada daerah lapisan batas aliran (boundry layer).

b). Aliran Laminar dan Turbulent


Aliran Laminar adalah aliran dimana struktur alirannya terdiri dari gerakan
partikel -partikel fluida yang berlapis-lapis.
Aliran Turbulent adalah aliran yang bercampur aduk (mixing), dimana
setiap partikel menumbuk partikel lainnya, sehingga terjadi perpindahan energi
antar pertikelnya.
Apakah suatu aliran dikatakan laminar atau turbulent sangat dipengaruhi oleh
properti aliran itu sendiri, misal density, viskositas , diameter saluran maupun
jarak aliran dari ujung sentuh permukaan. Secara praktis untuk membedakan
kedua type aliran ini, Reynold memberikan suatu bilangan tak berdimensi sbb :
 .V .L V .L
Untuk aliran melalui pelat terbuka Re  

Re  5 x 105 adalah aliran laminar

 .V .D V .D
Untuk aliran di dalam pipa Re  
 

Re < 2300 adalah aliran laminar


Re > 2300 adalah aliran turbulent
Re = 2300 adalah aliran transisi dari laminar ke turbulent

 .V .h V .h
Untuk aliran antara dua pelat sejajar Re  
 

Re < 1400 adalah aliran laminar


Re > 1400 adalah aliran turbulent

By : Heru Mirmanto 13
Jurusan T. Mesin ITS

Re = 1400 adalah aliran transisi dari laminar ke turbulent

B). Aliran Incompressible Dan Compressible


Aliran incompressible adalah aliran dimana perubahan massa jenis fluida
sepanjang medan aliran adalah kecil (relatif konstan).
Aliran compressible adalah aliran dimana perubahan massa jenis fluida
sepanjang medan aliran adalah cukup besar.

Dalam prakteknya untuk membedakan apakah aliran incompressible atau


compressible, Mach memberikan suatu angka tak berdimensi :
V
M 
c
dimana :
V = kecepatan rata-rata fluida
C = kecepatan suara

Apabila M < 0,3 dikatakan aliran incompressible


M > 0,3 dikatakan aliran compressible

By : Heru Mirmanto 14

You might also like