You are on page 1of 12

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM PERSALINAN SPONTAN


DI RUANG NURI RSUD AJIBARANG

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANJAS UPI R
NIM : 108116056

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AJARAN 2018/2019
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM
PESALINAN NORMAL

A. DEFINISI
1. Pengertian Persalinan Normal
Persalinan normal adalah proses kelahiran bayi dengan tenaga ibu
sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi. Persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang dapat hidup
ke dunia luar dan rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Rustam
Mohtar1998).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. Persalinan
imatur adalah persalinan saat kehamilan 20-28 minggu dengan berat janin
antara 500-1000gr. Persalinan premature adalah persalinan saat kehamilan
29-36 minggu dengan berat janin antara 1000-2500gr.
2. Pengertian Nifas
Masa nifas (peurpenium )adalah masa pulih kembali mulai dari
persalin selesai samapi alat kandung kembali seperti semula/pra hamil dan
lamanya berlangsung yaitu 6 minggu. (Obstetri Fisiologi,1998)
Masa nifas (poerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama masa
nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998).
Jadi masa nifas adalah masa setelah melahirkan sampai alat
kandungan kembali seperti semula/seperti sebelum hamil.
Masa nifas/ peurpenium dibagi dalam 3 periode :
1. Puerpenium dini : kepullihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan.
2. Puerpenium intermedial : kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerpenium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi . Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan
atau tahunan.

B. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan factor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi.
1. Teori penurunan hormone: 1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan
hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang
otot –otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua: Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi Rahim: Rahim yang menjadi besar dan merenggang
menyebabkan iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-
plasenta.
4. Teori iritasi mekanik: Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin
akan timbul kontraksi uterus.

C. MANIFESTASI KLINIS
Perubahan tanda pada masa nifas
1. Involusi: suatu keadaan dimana uterus secara berangsur-angsur menjadi
kecil sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Segera setelah
plasenta lahir, TFU kurang lebih 2 jari dibawah pusat. Pada hari ke-5 TFU
setengah pusat. Simpisis dan pada hari ke-12 uterus sudah tidak teraba lagi
diatas simpisis dan setelah 6 minggu uterus sudah mencapai ukuran normal
(Arif Mansjoer, 2000).
2. Luka-luka jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari
3. Lochea : cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa
nifas
- Lochea rubra : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kasensa, lanuga, dan mekonium,selama 2 hari pasca
persalinan.
- Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir,
hari ke 3-7 pasca persalinan.
- Lochea serosa : warna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke
7-9 pasca persalinan
- Lochea alba : cairan putih setelah 2 minggu
- Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk
- Locheastasis : lochea tidak lancar keluarnya
4. Serviks
Setelah persalinan, bentuk servik agak menganga seperti corong berwarna
merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-
perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim,
setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jam dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui
1 jari.
5. Payudara
- Keluar kolostrum
- Hiperpigmentasi areola mamae
- Buah dada agak bengkak dan membesar
6. Perineum
Luka pada vagina dan serviks yang tidak luas akan sembuh primer.
Bila dilakukan episiotomy akan terjadi nyeri pada luka di perineum,
menyebabkan ibu takut BAB dan perih saat kencing

D. PATOFISIOLOGI
Ibu dengan persalinan episiotomi disebabkan adanya persalinan yang lama:
gawat janin (janin prematur, letak sungsang, janin besar), tindakan operatif dan
gawat ibu (perineum kaku, riwayat robekan perineum lalu, arkus pubis sempit).
Persalinan dengan episiotomi mengakibatkan terputusnya jaringan yang dapat
menyebabkan menekan pembuluh syaraf sehingga timbul rasa nyeri dimana ibu
akan merasa cemas sehingga takut BAB dan ini menyebabkan Resti
konstipasi.Terputusnya jaringan juga merusak pembuluh darah dan menyebabkan
resiko defisit volume cairan.Terputusnya jaringan menyebabkan resti infeksi
apabila tidak dirawat dengan baik kuman mudah berkembang karena semakin besar
mikroorganisme masuk ke dalam tubuh semakin besar resiko terjadi infeksi.
Ibu dengan persalinan dengan episiotomi setelah 6 minggu persalinan ibu
berada dalam masa nifas.Pada saat masa nifas ibu mengalami perubahan fisiologis
dan psikologis. Perubahan fisiologis pada ibu akan terjadi uterus kontraksi.Dimana
kontraksi uterus bisa adekuat dan tidak adekuat. Dikatakan adekuat apabila
kontraksi uterus kuat dimana terjadi adanya perubahan involusi yaitu proses
pengembalian uterus ke dalam bentuk normal yang dapat menyebabkan nyeri/
mules, yang prosesnya mempengaruhi syaraf pada uterus.
Dimana setelah melahirkan ibu mengeluarkan lochea yaitu merupakan
ruptur dari sisa plasenta sehingga pada daerah vital kemungkinan terjadi resiko
kuman mudah berkembang.Dikatakan tidak adekuat dikarenakan kontraksi uterus
lemah akibatnya terjadi perdarahan dan atonia uteri.Perubahan fisiologis dapat
mempengaruhi payudara dimana setelah melahirkan terjadi penurunan hormone
progesteron dan estrogen sehingga terjadi peningkatan hormon prolaktin yang
menghasilkan pembentukan ASI dimana ASI keluar untuk pemenuhan gizi pada
bayi, apabila bayi mampu menerima asupan ASI dari ibu maka reflek bayi baik
berarti proses laktasi efektif.sedangkan jika ASI tidak keluar disebabkan kelainan
pada bayi dan ibu yaitu bayi menolak, bibir sumbing, puting lecet, suplai tidak
adekuat berarti proses laktasi tidak efektif.
Pada perubahan psikologos terjadi Taking In, Taking Hold, dan Letting
Go.Pada fase Taking In kondisi ibu lemah maka terfokus pada diri sendiri sehingga
butuh pelayanan dan perlindungan yang mengakibatkan deficit perawatan diri.Pada
fase Taking Hold ibu belajar tentang hal baru dan mengalami perubahan yang
signifikan dimana ibu butuh informasi lebih karena ibu kurang pengetahuan.Pada
fase Letting Go ibu mampu memnyesuaikan diri dengan keluarga sehingga di sebut
ibu yang mandiri, menerima tanggung jawab dan peran baru sebagai orang tua.
E. Pathway

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:

- Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya


- Keadaan umum: TTV, selera makan dll
- Payudara: air susu, putting
- Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
- Sekres yang keluar atau lochea
- Keadaan alat kandungan
Pemeriksaan penunjang post partum menurut Manjoer arif dkk, 2001
- Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum
- Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta.

G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke-2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke-3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN FOKUS
1. Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama,
Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku,
Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian
2. Keluhan utama : Keluar cairan warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau /
kecoklatan sedikit / banyak, pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air
ketuban sudah kering, inspeksikula tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban
tidak ada dan air ketuban sudahkering
3. Riwayat haid
Umur menarche pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi,
siklus haid, hari pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal partus
4. Riwayat Perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa? Apakah perkawinan sah
atau tidak, atau tidak direstui dengan orang tua?
5. Riwayat Obstetri
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, hasil laboraturium : USG , darah, urine,
keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya
mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh
6. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah di diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalani nya, dimana mendapat pertolongan, apakah penyakit tersebut diderita
sampai saat ini atau kambuh berulang – ulang
7. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara genetic
seperti panggul sempit, apakah keluarga ada yg menderita penyakit menular,
kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah di derita oleh keluarga
8. Kebiasaan sehari –hari
a) Pola nutrisi : pada umum nya klien dengan KPD mengalami penurunan
nafsu makan, frekuensi minum klien juga mengalami penurunan
b) Pola istirahat dan tidur : klien dengan KPD mengalami nyeri pada daerah
pinggang sehingga pola tidur klien menjadi terganggu, apakah mudah
terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada
perineum)
c) Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah
inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin),hilangnya kontrol
blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa
takut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB,
freguensi, konsistensi,rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan
penggunaan toilet.
d) Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan
pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tata rias rambut dan
wajah
e) Aktifitas : Kemampuan mobilisasi klien dibatasi, karena klien dengan
KPD di anjurkan untuk bedresh total
f) Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan
yang membuat fresh dan relaks.
9. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan kesadaran klien, BB / TB, tekanan darah, nadi, pernafasan
dan suhu
b. Head To Toe
ii. Rambut : warna rambut, jenis rambut, bau nya, apakah ada luka
lesi / lecet
iii. Mata : sklera nya apakah ihterik / tdk, konjungtiva anemis / tidak,
apakah palpebra oedema / tidak,bagaimana fungsi penglihatan nya
baik / tidak, apakah klien menggunakan alat bantu penglihatan /
tidak. Pada umu nya ibu hamil konjungtiva anemis
iv. Telinga : apakah simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat
serumen / tidak, apakah klien menggunakan alt bantu pendengaran
/ tidak, bagaimana fungsi pendengaran klien baik / tidak
v. Hidung : apakah klien bernafas dengan cuping hidung / tidak,
apakah terdapat serumen / tidak, apakah fungsi penciuman klien
baik / tidak
vi. Mulut dan gigi : bagaimana keadaan mukosa bibir klien, apakah
lembab atau kering, keadaan gigi dan gusi apakah ada peradangan
dan pendarahan, apakah ada karies gigi / tidak, keadaan lidah klien
bersih / tidak, apakah keadaan mulut klien berbau / tidak. Pada ibu
hamil pada umum nya berkaries gigi, hal itu disebabkan karena
ibu hamil mengalami penurunan kalsium
vii. Leher : apakah klien mengalami pembengkakan tyroid
viii. Paru – paru
Inspeksi : warna kulit, apakah pengembangan dada nya simetris kiri
dan kanan, apakah ada terdapat luka memar / lecet, frekuensi
pernafasan nya

Palpasi : apakah ada teraba massa / tidak , apakah ada teraba


pembengkakan / tidak, getaran dinding dada

apakah simetris / tidak antara kiri dan kanan

Perkusi : bunyi Paru

Auskultasi : suara nafas

ix. Jantung
Inspeksi : warna kulit, apakah ada luka lesi / lecet, ictus cordis
apakah terlihat / tidak

Palpasi : frekuensi jantung berapa, apakah teraba ictus

cordis pada ICS% Midclavikula

Perkusi : bunyi jantung

Auskultasi : apakah ada suara tambahan / tidak pada jantung klien


x. Abdomen
I : keadaan perut, warna nya, apakah ada / tidak luka lesi dan lecet

P : tinggi fundus klien, letak bayi, persentase kepala

apakah sudah masuk PAP / belum

P : bunyi abdomen

A : bising usu klien, DJJ janin apakah masih terdengar / tidak

1. Payudara : puting susu klien apakah menonjol /


tidak,warna aerola, kondisi mamae, kondisi ASI klien,
apakah sudah mengeluarkan ASI /belum
2. Ekstremitas
Atas : warna kulit, apakah ada luka lesi / memar, apakah ada
oedema / tidak

Bawah : apakah ada luka memar / tidak , apakah oedema / tidak

xi. Genitalia : apakah ada varises atau tidak, apakah ada oedema /
tidak pada daerah genitalia klien
xii. Intergumen : warna kulit, keadaan kulit, dan turgor kulit baik /
tidak.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedea fisik(involusio uterus )
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan kehilangan volume cairan
aktif
3. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan
orang tua tentang teknik menyusui
J. PERENCANAAAN KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedea fisik(peregangan perineum;
luka episiotomi; involusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara)
Tujuan : Mencegah atau meminimalkan rasa nyeri
Kriteria hasil :
- Kaji ulang skala nyeri
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan dan intervensi yang tepat
- Anjurkan ibu agar menggunakan teknik relaksasi dan distraksi rasa nyeri
Rasional : untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa nyeri yang
dirasakan
- Motivasi untuk mobilisasi sesuai indikasi
Rasional : memperlancar pengeluaran lochea, mempercepat involusi
dan mengurangi nyeri secara bertahap.
- Berikan kompres hangat
Rasional : meningkatkan sirkulasi pada perinium
2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan,laserasi jalan lahir
Tujuan : untuk mencegah terjadinya infeksi
Kriteria hasil :
- Kaji lochea (warna, bau, jumlah) kontraksi uterus dan kondisi jahitan
episiotomi.
- Sarankan pada ibu agar mengganti pembalut tiap 4 jam.
Rasional : pembalut yang lembab dan banyak darah merupakan media
yang menjadi tempat berkembangbiaknya kuman.
- Pantau tanda-tanda vital
Rasional : peningkatan suhu > 38C menandakan infeksi.
- Lakukan rendam bokong.
Rasional : untuk memperlancar sirkulasi ke perinium dan mengurangi
udema.
- Sarankan ibu membersihkan perineal dari depan ke belakang.
Rasional : membantu mencegah kontaminasi rektal melalui vaginal
3. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan
orang tua tentang teknik menyusui
Tujuan : diharapkan ibu dapat mengetahui cara menyusui yang benar , bayi
mendapat ASI yang cukup.
Kriteria hasil :
- Kaji ulang tingkat pengetahuan dan pengalaman ibu tentang menyusui
sebelumnya.
Rasional: membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini agar
memberikan intervensi yang tepat.
- Demonstransikan dan tinjau ulang teknik menyusui
Rasional: posisi yang tepat biasanya mencegah luka/pecah putting yang
dapat merusak dan mengganggu.
- Anjurkan ibu mengeringkan puting setelah menyusui
Rasional : agar kelembapan pada payudara tetap dalam batas normal.

You might also like