Professional Documents
Culture Documents
net/publication/322291889
CITATIONS READS
0 13,301
1 author:
Kasifah Kasifah
Universitas Muhammadiyah Makassar
22 PUBLICATIONS 8 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Effects of application of groundnut biomass compost on uptake of phosphorus by maize grown on an Ultisol of South Sulawesi View project
All content following this page was uploaded by Kasifah Kasifah on 26 September 2018.
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
Ahli Ilmu Tanah dari Amerika serikat yaitu Jooffe dan Marbut
memberikan definisi tanah sebagai tubuh alam (natural body) yang terbentuk
mineral dan organik, air serta udara, yang tersusun di dalam ruangan yang
dan lain-lain, yang amat berguna untuk kehidupan manusia dan hewan.
tanaman, disebut edafologi. Dalam hal ini dipelajari sifat-sifat tanah dan
Tanah dapat dipandang sebagai suatu sistem 3 fase, yaitu: fase padat,
cair, dan gas. Fase padat terdiri dari campuran bahan-bahan mineral
(anorganik) dan bayhan-bahan organik, Fase cairnya adalah air, dan fase
fase padat. Pori –pori terisi oleh udara atau air. Di dalam tanah, air berada
sebagai selaput tipis sekeliling butiran fase padat dan sebagian lagi
menempati menempati pori-pori yang berukuran lebih kecil (pori mikro). Pori-
pori yang berukuran lebih besar (pori makro) terisi oleh udara.
unsur-unsur akibat air perkolasi. Bahan-bahan koloid yang terbawa oleh air
perkolasi tersebut berupa liat, bahan organic, dan oksida-oksida besi serta
Tanah adalah lapisan yang nisbi tipis pada permukaan kulit bumi, yang
bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ilmu yang mempelajari
tanah.
i : Iklim
tf : tofografi
w : walktu
Jadi, setiap sifat itu menrupakan fungsi dari pengaruh kolektif semua faktor-
bervariasi dari suatu tempat ke tempat lain, mengapa tanah itu berbeda-beda
sebaik-baiknya.
1. Iklim
curah hujan dan temperatur. Kedua faktor ini menentukan reaksi-reaksi kimia
hujan yang tinggi terutama di daerah tropis dapat mencuci kation-kation basa
dari lapisan permukaan tanah (top soil) ke lapisan tanah yang lebih dalam.
Akibatnya, top soil lebih banyak didominasi oleh ion-ion Al dan H, sehingga
akibatnya pH tanah akan turun pada top soil sampai mencapai nilai 4,5 atau
mengalami pelapukan lanjut, rendah kadar unsur hara, dan bereaksi masam.
pencucian tidak berjalan intensif sehingga tanahnya lebih tinggi kadar basa-
basanya.
2. Bahan Induk
yang menentukan sifat-sifat fisik dan kimia tanah yang dihasilkan. Batuan
beku yang bersifat masam, quartzose, dan stand stone biasanya melapuk
dengan status basa yang rendah, didominasi oleh liat kaolinit, dan tanahnya
tidak subur. Sebaliknya, batuan beku yang berekasi basa dan batuan
dengan status basa tinggi, didominbasi oleh liat montmorillonit, dan tanahnya
umumnya subur.
Sebaliknya, batuan kapur lembut yang tidak murni (inpure soft limestones)
tanah yang stabil sangat dipengaruhi oleh kegiatan organisme dalam tanah.
Unsur nitrogen, dapat diikat ke dalam tanah dari udara oleh mikroorganisme
baik yang hidup sendiri di dalam tanah maupun yang bersimbiose dengan
memberikan kation kation logam seperti Ca, Mg, dan K yang rendah. Siklus
Akibatnya, tanah doi bawah pohon pinus biasanya lebih masam dari pada di
bawah pohon jati. Pencucian basa-basa, biasanya lebih intensif pada tanah-
4. Tofografi
(1) Mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau ditahan massa tanah;
dalamnya.
Di daerah yang datar atau cekung, air tidak mudah hilang atau
drainase tanah lebih baik, sehingga pelapukan dan pencucian berjalan lebih
semakin tua dan semakin kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur
hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar
miningkatnya umur.
tanah dewasa, dan tanah tua. Tanah muda, contohnya: tanah Aluvial dan
menyimpan air, drainase, penetrasi akar tanaman, tata udara (aerasi), dan
pengikatan unsur hara, semuanya sangat erat kaitannya dengan sifat fisik
tanah.
kelompok ukuran atau fraksi. Dua system pembagian yang terkenal adalah
fisik tanah terutama ditentukan oleh luas permukaan butiran tanah, meskipun
mempengaruhi.
atau tidak teratur. Butiran pasir memiliki permukaan yang kecil dibandingkan
dengan butiran debu dan liat pada berat yang sama. Pori-pori antara butiran
pasir berukuran besar, sehingga gerak air dan udara dalam fraksi pasir
lancar. Lintas air melalui tanah (perkolasi) sangat cepat, tetapi kemampuan
menyimpan air sangat rendah. Pasir tidak memiliki sifat plastisitas dan lekat.
Liat memiliki permukaan beribu-ribu kali lebih luas daripada debu dan
beratus ribu kali lebih luas daripada pasir pada berat yang sama. Dengan
permukaan yang luas itu, liat mampu menahan air dalam jumlah yang besar.
Butiran liat umumnya berbentuk lempeng, bersifat plastic dan lekat bila
basah.. Beberapa jenis liat dapat mengembang bila basah dan mengerut bila
kering (contoh: mineral lipe 2:1 montmorillonit). Jumlah ruang pori di antara
butiran liat jauh lebih besar darpada jumlah ruang pori di antara butiran pasir,
tetapi pori-porinya berukuran lebih kecil (pori mikro). Butitan liat umumnya
bermuatan listrik, yang menyebabkan liat mampu mengikat kation atau anion
pada permukaannya dalam bentuk yang dapat tersedia bagi tanaman. Sifat
terasa licin dan halus seperti bedak dan mempunyai kecenderungan yang
2. Tekstur
debu, dan liat. Tekstur tanah ini penting diketahui karena komposisi ketiga
dan kimia tanah. Contoh: besarnya lapangan pertukaran dari ion-ion di dalam
pasir, debu, dan liat. Misalnya hasil analisis mekanis tanah menunjukkan
bahwa tanah mengandung 15% liat, 20% pasir, dan 65% debu, maka
sekunder). Antara agregat yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh
bidang bedah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alam
tata udara (aerasi) tanah, ketersediaan hara tanaman, kegiatan jazad mikro,
Jika bentuk ped adalah bulat, disebut struktur columnar, jika datar
disebut prisma.
dari grup ini dinamakan granular jika realtif kurang porous, dan
keadaan lembab dan kering, kegiatan binatang kecil dan akar dalam tanah,
bahan organic yang melapuk, lender-lendir dari jazad mikro, kation yang
terjerap pada koloid tanah, jenis mineral liat, dan pengolahan tanah.
Struktur Horizon
Massa tanah, lebih sering dipakai istilah berat tanah dapat dinyatakan
Berat isi adalah berat (massa) satu satuan volume tanah kering oven
(g/cm3). Volume tanah termasuk volume butiran padat dan ruang pori.
Berat isi atau berat volume ditentukan oleh porositas dan padatan
tanah. Tanah yang renggang berpori-pori mempunyai bobot kecil per satuan
volume, dan tanah yang padat berbobot tinggi per satuan volume tanah.
suatu tanah, makin tinggi BV-nya berarti makin sulit meneruskan air atau
ditembua oleh akar tanaman. BV tanah berkisar antara 1,1 – 1,6 g/cm3. BV
penting diketahui untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap
Contoh Soal: Berapa berat tanah 1 hektar, bila berat volume tanah 1 g/cm 3
Jawab:
= 2.000.000.000 cm3
= 2.000.000.000 g
= 2.000.000 kg = 2 x 106 kg
Berat jenis butiran adalah berat tanah kering per satuan volume
tanah. Berat jenis butiran tanah beragam, antara 2,6 sampai 2,7 g/cm 3. Berat
jenis rata-rata butiran tanah mineral dianggap 2,65 g/cm 3. Untuk jenis tanah
organik, berat jberkisar 0,5 – 0,8 g/cm3. Berat jenis butiran tidak bertambah
Pori tanah, adalah ruang di antara butiran padat tanah. Pori ditempati
oleh udara dan air. Pada umumnya, pori-poribesar (makro) berisi udara
kecuali bila tanah seluruhnya tergenang air dan pori-pori kecil (mikro) berisi
air kecuali bila tanah sangat kering. Porositas tanah, adalah persentase
Liat memiliki porositas tinggi daripada pasir. Ukuran pori-pori pada liat
pasir memiliki sedikit pori-pori, tetapi pori-pori berukuran besar yang kurang
1. Koloid Tanah
Koloid tanah, adalah bahan mineral dan bahan organik tanah yang
sangat halus sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat tinggi per
satuan berat (massa) tanah. Liat yang bersifat koloid berukuran lebih kecil
dari 0,001 mm ( = 1 mikron). Koloid tanah terdiri atas koloid liat atau mineral,
5. Menjerap air;
mempunyai Kapasitas Tukar Kation (KTK) yang lebih tinggi dari mineral liat,
miliequivalen) yang dijerap oleh tanah per satuan berat tanah (biasanya per
100 gram tanah). Kapasitas tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia, yaitu
Kemampuan atau daya jerap unsur hara dari suatu koloid tanah dapat
ditentukan dengan mudah. Jumlah unsur hara yang terjerap dapat ditukar
dengan barium (Ba) atau ammonium (NH4+) yang tersuling, akan sama
banyak dengan jumlah unsur hara yang ditukar pada koloid tanah.
= satu milligram hidrogen, atau sejumlah ion lain yang dapat berkombinasi
miliequivalen tiap 100 gram (1 me/100 g), berarti tanah tersebut dapat
bobot tanah 1 hektar adalah 2 x 10 6 kg, maka tanah ini akan menjerap ion H
sebanyak 20 kg/ha.
Tiap ion Ca2+ mempunyai 2 muatan dan equivalen dengan 2 ion H +. Dengan
suatu tanah sanggup menjerap 400 mg Ca/100 g, maka KTK tanah tersebut
Kation-kation basa, di antaranya adalah: Ca2+, Mg2+, K+, dan Na+, sedang
dapat dihitung. Bila suatu tanah mempunyai persen KB = 40, berarti 40/100
atau 2/5 bagian dari seluruh KTK ditempati oleh KB (Ca, Mg, K, dan Na).
Kation Al3+ dan H+ merupakan kation lain yang dominan terjerap, sedang
kation lain kurang berarti. Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa pada tanah
yang ber-KB 40% tadi, 60% adalah Al3+ dan H+, sehingga pH rendah.
berarti kompleks jerapan lebih banyak diisi oleh kation-kation masam, yaitu
Al3+ dan H+. Apabila jumlah kation masam terlalu banyak, terutama Al 3+,
dapat merupakan racun bagi tanaman. Keadaan seperti ini terdapat pula
KB suatu tanah juga sangat dipengaruhi oleh iklim (curah hujan). Pada
tanah yang beriklim kering, KB lebih besar daripada tanah beriklim basah.
Dipandang dari sudut tanaman, ada dua kelompok besar jazad hidup
organik, baik segar maupun setengah segar atau sedang melapuk, sehingga
kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia, maupun biologi tanah. Bahan
organik, adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Sekitar
setengah dari KTK berasal dari bahan organik. Ia merupakan hara tanaman,
batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Jaringan tanaman ini akan
bahan organiknya.
dengan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut. Komposisi atau
beragam dari 60 – 90%, dan rata-rata 75%, Bagian padatan sekitar 25%.
digunakan oleh tumbuhan atau jazad tanah, maka ia akan hilang. Hasil
e. Lainnya : K+, Ca2+, Mg2+, H2O, O2, H2, H+, OH-, dan lain-lain.
sifat dan ciri tanah. Pengaruh langsung bahan organik sebetulnya dapat
tanaman.
3. Humus
penyusunnya. Namun, secara umum sifat dan cirri humus, antara lain:
me/100 g;
dalam jumlah yang cukup, dalam bentuk tersedia serta seimbang untuk
dapat dianggap bahwa tanah yang subur adalah juga produktif karena status
dasar dalam menilai pengaruh buruk yang dapat terjadi akibat genangan,
unsur bersangkutan.
yaitu: unsur hara makro dan unsur hara mikro. Penggolongan tersebut
jumlah besar, karena unsur hara makro merupakan penyusun struktur dan
tanaman dalam jumlah sedikit. Unsur hara mikro berperanan penting dalam
tanaman.
mineral dan bahan organik. Unsur C, H, dan O diambil tanaman dari udara
dan air. Nitrogen, diambil tanaman dalam bentuk N 2 dari udara oleh tanaman
Pendekatan ini dapat memberikan angka yang lebih tinggi dari yang
hara dalam jumlah yang lebih besar dari yang sesungguhnya diperlukan
karena tambahan unsur hara tidak lagi meningkatkan produksi tetapi terbawa
percuma dalam produksi yang dipanen. Selain itu, pemborosan hara terjadi
karena unsur hara masih tinggal dalam tanah sesudah panen atau dapat
hilang karena pencucian. Pengaruh yang lebih buruk lagi dari hara yang
hara.
Kondisi hara dikatakan optimal, bila semua unsur hara tersedia dalam jumlah
penggunaan satu atau lebih unsur hara oleh tanaman. Apabila penyediaan
tersedia bagi tanaman. Interaksi antara suatu unsur hara dapat mengurangi
ke tanah agar tanah menjadi lebih subur. Oleh karena itu, pemupukan pada
sebagainya.
Pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk
alam adalah pupuk yang langsung didapat dari alam, misalnya fosfat alam,
pupuk organik (pupuk kandang, kompos, guano, pupuk hijau, dan lain-lain).
Pupuk buatan adalah pupuk yang dibaut dipabrik dengan jenis dan kadar
tertentu.
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara,
5. Waktu pemupukan
6. Cara pemupukan.
Jenis-Jenis Pupuk
A. Pupuk Organik
1. Pupuk kandang
terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai keistimewaan lain yaitu
sapi
menjadi panas lebih cepat daripada pupuk kandang sapi dan babi.
Karena itu, petani biasanya menyebut pupuk kandang sapi dan babi
- Kandungan unsur hara dalam kotoran ayam adalah yang paling tinggi,
kotoran padat, sedang kandungan N adalah dua sampai tiga kali lebih
banyak.
2. Pupuk Hijau
3. Kompos
sisa hasil pertanian, tanaman, kotoran ternak, urine ternak, sisa makanan
ternak, batang dan ranting, daun-daun yang jatuh, sampah, dan lain
sebagainya.
lapisan diberi kapur agar terbentuk kompos dengan rasio C/N yang
4. Guano
binatang, terutama kotoran burung laut dan kelelawar. Unsur hara yang
tinggi adalah fosfor yang berasosiasi dengan kalsium, yaitu dalam bentuk
Ca-P, sehingga dengan adanya kandungan fosfor yang tinggi guano biasa
disebut fosforit.
B. Pupuk Buatan
1. Pupuk Nitrogen
Persentase (%)
Sumber pupuk nitrogen N CaO Mg S Cl
Amonium sulfat 20,5 - - 23,4 -
Anhydrous amoniak 82,2 - - - -
Amonium nitrat 33,5 - - - -
Amonium klorida 28,0 - - - -
Kalsium nitrat 15,5 27,0 2,5 - 0,2
Natrium nitrat 16,0 - - - 0,6
Urea 46,0 - - - -
Urea-Sulfur (SCU) 40,0 - - 10,0 -
Amonium-Sulfat-Nitrat 26,0 - - - -
digunakan untuk tanaman padi dan untuk tanaman keras lainnya. Jika
dan lebih cenderung untuk diikat pada kompleks adsorbsi. Tetapi dalam
hilang ke udara.
2. Pupuk Fosfat
3. Pupuk fosfat yang tidak larut dalam asam sitrat. Fraksi ini
Ppupuk fosfat yang larut dalam asam sitrat baik digunakan untuk
dicampur dengan pupuk fosfat yang larut dalam air, ternyata dapat
3. Pupuk Kalium
Semua garam kalium yang dipakai sebagai pupuk, larut dalam air
KCl. Hal ini disebabkan, karena KCl mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
(1) KCl relative murah; (2) KCl seluruhnya dapat larut dalam air dan
mudah tersedia, dan (3) Klor yang terdapat pada KCl tidak memberikan
4. Pupuk Majemuk
majemuk lengkap.
5. Pupuk Mikro
tanah yang tinggi. Penambahan unsur mikro pada pupuk harus dilakukan
tanaman.
1. Tujuan Pengapuran
sifat fisik dan kimia tanah serta kegiatan jazad renik tanah. Bila ditinjau dari
pertumbuhan tanaman.
1. Meningkatkan pH tanah
bintil akar.
kation H+ dalam larutan tanah dinetralisir dengan ion-ion OH- menjadi air
(H2O).
1. Kapur kalsit (CaCO3), terdiri dari kapur kalsit yang ditumbuk (digiling)
Ada beberapa cara untuk menyatakan mutu kapur secara kimia (garansi
= 100 x 100%
56
= 178,6%
untuk menertalkan tanah adalah 1,1786 kali lebih besar dari CaCO 3.
Contoh Lain:
= 56 x 100%
100
= 56%
Ini berarti bahwa dalam berat yang sama, kemampuan CaCO 3 untuk
= 56 x 100%
84
= 66,76%
kandungan oksida (caO, MgO) dalam kapur. Hal ini dapat bdiperoleh
= 40 x 100%
100
= 40%
butir-butir kapur. Makin halus kapur, makin cepat berseaksi di dalam tanah.
Oleh karena itu, setiap bahan kapur yang digunakan untuk pengapuran tanah
bahan kapur harus dapat melalui sringan 10 mesh (1,75 mm) dan paling
sedikit 50% dari kapur tersebut dapat melalui saringan 100 mesh.
antara lain:
1. pH tanah
2. Tekstur tanah
sangga tanah.
5. Jenis tanaman
Reaksi pengapuran:
a. Dengan CaCO3
tanah naik
Cara ini dilakukan dengan mengukur jumlah H+ dan Al3+ yang dapat
mengalikan kadar
106 kg/ha.
berikut:
Diketahui:
Pertanyaan:
= 30 mg/100g
= 300 mg/1.000.000 mg
= 600 kg/2.000.000 kg
= 100/40 x 600 kg
= 1.500 kg/ha
= 1,5 ton/ha
yaitu
yang maksimum.
Dari hasil uji korelasi antara berbagai ciri tanah, kebutuhan kapur,
Setijono pada tahun 1982, diperoleh hasil kebutuhan kapur untuk perubahan
nilai pH sampai 5,2, 5,5, dan 6,0. Perkiraan jumlah kapur didasarkan pada
jumlah Al-dd yang terdapat dalam tanah. Jumlah Al-dd yang dikendalikan
berikut:
2,1 x Al-dd atau sama dengan 2,1 ton CaCO3/ha tiap me Al-dd/100 g.
1,5 x Al-dd atau sama dengan 1,5 ton CaCO3/ha tiap me Al-dd/100 g.
1,2 x Al-dd atau sama dengan 1,2 ton CaCO3/ha tiap me Al-dd/100 g.
Perlu dicatat, bahwa perhitungan ini hanya berlaku untuk kedalaman tanah
Bila tanah mempunyai bulk density lebih besar, misalnya 1,5 g/cm3,
6. Cara Pengapuran
Bila dalam pola pergiliran tanaman terdapat jenis-jenis tanaman yang sensitif
sebelum tanaman itu ditanam dan dalam musim labuan (menjelang musim
hujan).
Pada dasarnya, kapur diberikan pada tanah bila diperkirakan hujan tidak
akan turun pada saat pemberian kapur. Setelah kapur disebar merata di atas
produksi tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Soepardi, G. 1989. Sifat dan Ciri Tanah. Saduran dari The Nature and
Properties of Soils, By Brady.