Professional Documents
Culture Documents
net/publication/333971108
CITATIONS READS
3 23
1 author:
Susanto Susanto
Ministry of Agriculture
7 PUBLICATIONS 4 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Susanto Susanto on 24 June 2019.
Susanto
Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa
ABSTRAK
Penelitian Kajian Bioekonomi Sumberdaya Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus L) di
perairan Kabupaten Maros Sulawesi Selatan bertujuan untuk menduga jumlah produksi
penangkapan dan jumlah upaya penangkapan kepiting rajungan yang dapat memberikan
keuntungan optimal baik secara ekonomi maupun secara biologi. Kegunaan dari penelitian
ini diharapkan dapat sebagai acuan pengelolaan sumberdaya kepiting rajungan dan
alternatif pertimbangan yang dapat diambil bagi pemerintah daerah kabupaten Maros.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perairan kabupaten Maros sampai dengan
tahun 2006 sudah tidak efisien secara ekonomi. Jumlah upaya penangkapan yang
dilakukan oleh nelayan telah melewati jumlah upaya penangkapan lestari (MSY) sehingga
produksi penangkapan nelayan berkurang. Secara ekonomi, tingkat keuntungan nelayan
telah berkurang dari keuntungan optimal yang diperoleh, karena sudah terjadi kelebihan
upaya penangkapan. Tingkat optimasi pemanfaatan sumberdaya kepiting rajungan di
perairan kabupaten Maros adalah sebesar 43,10 %, sedangkan tingkat penangkapan
optimal yang telah dilakukan telah melampaui batas sekitar 113,68 %. Keuntungan secara
biologi dan ekonomi dapat diperoleh nelayan jika upaya penagkapan sebayak 121.981
trp/tahun yang setara dengan produksi hasil penagkapan sebanyak 3.703.810 kg/tahun.
Kata kunci: Kepiting rajungan, upaya penangkapan lestari, biekonomi,
ABSTRACT
Research of Bio-economical study of rajungan crab (Portunus Pelagicus L) resource in
territorial of Maros regency South Sulawesi aim to anticipate amount produce arrest and
sum up effort of arrest of rajungan crab which can give optimal advantage either through
economics and also in the biology. Usefulness from this research expected to earn as
reference of management of natural resources of rajungan crab and consideration
alternative which can be taken for local government of Maros regency. The result indicate
that condition of territorial water of Maros regency up to year 2006 have inefficient
economical. Sum up arrest effort conducted by fisherman over sum up effort of maximum
sustainable yield catching by fisherman decrease. Economical, mount fisherman advantage
have decreased from optimal advantage obtained, since have been happened by the excess
strive of catching. Optimation degree of exploiting of natural resources of rajungan crab in
territorial of Maros regency is equal to 43,10 %, while optimal level of catching which
have been conducted have boundary about 113,68 %. Advantage biologically and the
obtainable economics of fisherman if effort of catching 121.981 equivalent trp/year with
production of result of cathcing as much 3.703.810 kg/year.
Keywords: Rajungan, maximum sustainable yield , bio-economic
55
Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330
56
Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330
⎛ CPUEt +1 − CPUEt ⎞
⎜⎜ ⎟⎟ = β 0 + β1CPUEt + β 2 E1 + e.
⎝ CPUEt ⎠
57
Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330
dimana :
58
Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330
yang meliputi biaya perbekalan, bahan dengan uji F (Steel and Torrie, 1982
bakar dan perlengkapan, upah ABK. dalam Najamuddin, 2004)
Parameter tingkat potongan SD (δ)
merupakan ciri kedinamikaan model. JKreg / k
Tingkat potongan merupakan logaritma
F =
JKsisa /( n − k − 1)
natural suku bunga real yang berlaku pada
tahun tertentu yang ditulis dengan
persamaan (Clark, 1989) : Dimana :
JKreg : jumlah kuadrat regresi
δ = ln (1+i) JKsisa : jumlah kuadrat sisa
k : banyaknya variable bebas
n : banyaknya data
Dimana :
I = tingkat bunga investasi nominal
dikurang tingkat inflasi pada tahun Keluaran Model Bioekonomi
tertentu Keluaran model bioekonomi meliputi
pendugaan stok optimal (X*), hasil
Pengujian model dilakukan untuk tangkapan optimal (Y*) dan upaya
mengetahui ketepatan model yang penangkapan optimal (E*) yang diduga
digunakan. Model yang signifikan
dengan persamaan (Clark, 1989):
digunakan dalam perhitungan bioekonomi
selanjutnya. Untuk menguji signifikansi
model dilakukan analisis keragaman
⎡ 1
⎤
k ⎢⎛ c ⎧
δ ⎞ ⎪⎛ c δ⎞
2
⎫
8δc ⎪ ⎥
2
X = ⎢⎜⎜
*
+ 1 − ⎟⎟ + ⎨⎜⎜ + 1 − ⎟⎟ + ⎬
4 ⎢⎝ kpq r ⎠ ⎪⎝ kpq r⎠ kpqr ⎪ ⎥⎥
⎩ ⎭
⎣ ⎦
⎛1− X * ⎞
Y * = r X * ⎜⎜ ⎟⎟.
⎝ K ⎠
Y*
E* =
qX *
Dimana :
59
Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330
60
Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330
malam hari dimana dalam sehari rata – bulan November sampai bulan Januari
rata nelayan melakukan operasi sebayak dengan hasil tangkapan berkisar antara 0,7
dua trip. kg – 4 kg.
Upaya penangkapan dan hasil tangkapan
nelayan jaring insang dasar umumnya Hasil Tangkapan Per Satuan Upaya
hanya rajungan saja. Tetapi pada jaring penangkapan
insang tetap, rajungan merupakan hasil Pengelolaan perikanan merupakan salah
tangkapan sampingan yang jumlahnya satu aspek penting dalam membina dan
sedikit dan kadang pula tidak ada sama melestarikan usaha perikanan. Perubahan
sekali rajungan setiap mereka melakukan tangkapan lestari maksimum dapat terjadi
penangkapan. setiap tahun. Untuk itu diperlukan suatu
Daerah penangkapan kedua alat ini kompensasi yang tepat terhadap
berbeda, umumnya nelayan jaring insang sumberdaya perikanan (Chusing, 1968).
tetap beroperasi di daerah pantai dengan Maksimum Sustainable Yield (MSY) dan
kedalam 5 – 7 meter, sedangkan pada Maksimum Ekonomi Yield (MEY)
nelayan jaring insang tetap beroperasi di merupakan parameter pengelolaan yang
daerah karang atau perairan dengan dihasilkan dalam pengkajian sumberdaya
kedalam diatas 10 meter. perikanan. Untuk menduga parameter-
parameter tersebut dibutuhkan data tingkat
Operasi penangkapan kepiting rajungan
(Portunus pelagicus L) yang dilakukan produksi tahunan (Time Series). Total
oleh nelayan kabupaten Maros hasil tangkapan diperoleh dari hasil
dipengaruhi oleh musim, umumnya tangkapan jaring insang tetap dan jaring
nelayan setempat mengenal tiga musim insang dasar yang dinyatakan dalam
yaitu musim Barat (Puncak) terjadi pada satuan ton. Data produksi penangkapan
bulan Februari sampai bulan Juni dengan kepiting rajungan (Portunus pelagicus L)
hasil tangkapan berkisar antara 7 kg – 15 pada penelitian ini adalah data dalam 10
kg, musim Peralihan (sedang) terjadi pada tahun terakhir (1995 – 2004) yang
bulan Juli sampai bulan Oktober dengan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1
hasil tangkapan berkisar antara 4 kg – 7 berikut:
kg, dan musim Timur (paceklik) terjadi
61
Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa besar, dan pada tahun 1996 – 1998
produksi rajungan dari tahun 1995 – 2004 mengalami penurunan, dan akhirnya terus
di kabupaten Maros berfluktuasi dimana mengalami peningkatan dari tahun 1998 –
pada tahun 1995 – 1996 mengalami 2004.
peningkatan produksi yang sangat besar, Rata-rata besarnya hasil tangkapan per
dan pada tahun 1996 – 1998 produksi satuan unit penangkapan selama periode
rajungan mengalami penurunan, dan !995 sampai 2004 adalah 0.01088
akhirnya terus mengalami peningkatan Ton/Trip. Melihat perkembangan CPUE
produksi dari tahun 1998 – 2004. yang berfluktuasi dan menurun pada tahun
Kondisi ini juga terjadi pada nilai Catch 2004, ini merupakan suatu tanda bahwa
per Unit Effort (CPUE) yang dimana pada sediaan sumberdaya kepiting rajungan
tahun 1995 – 2004 di kabupaten Maros (Portunus pelagicus L) semakin menipis.
berfluktuasi dimana pada tahun 1995 – Fluktuasi CPUE selama periode 10 tahun
1996 mengalami peningkatan yang sangat dapat dilihat pada Gambar 1
0,02000
0,01800
0,01600
CPUE (Ton/Trip)
0,01400
0,01200
0,01000
0,00800
0,00600
0,00400
0,00200
0,00000
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun
62
Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330
k = 900,38329 p = Rp.1700 / kg
Dalam bioekonomi terdapat empat model Biaya penyusutan diperoleh dari biaya
yang dapat digunakan untuk menduga investasi, dibagi dengan lama pemakaian
nilai parameter biologi dan parameter alat tangkap, kapal, mesin, pelampung,
teknologi yaitu dengan menggunakan pemberat, tali dan keranjang yang
teknik regresi linear berganda dengan dua dinyatakan dalam satuan tahun.
variabel kendali berdasarkan data hasil Biaya BBM diperoleh dari jumlah total
tangkapan per upaya penangkapan. Dari biaya masing-masing BBM (solar, oli) per
keempat model tersebut setelah melalui trip (dalam hal ini dikonversi dari 1 liter
proses perhitungan data dengan pemakaian oli dalam sebulan). Sedangkan
menggunakan program excel, diperoleh biaya perawatan diperoleh dari total biaya
hasil model ke satu (Uhler, 1980 dalam perawatan masing-masing : jaring, mesin,
Clark, 1990) yang memiliki nilai paling dan kapal setiap tahun
signifikan dibanding model Kedua
(Shirakihara, 1994), model Ketiga Rata-rata nelayan melakukan operasi
(Scnnute, 1997), dan model Keempat penangkapan hampir setiap hari dengan
(Uhler, 1980). .rata-rata upaya penangkapannya 30 hari
(trip) perbulan dan hampir sepanjang
Di perairan Kabupaten Maros umumnya tahun nelayan tersebut (nelayan jaring
Jaring insang dasar hanya menangkap insang dasar) melakukan penangkapan.
kepiting rajungan (Portunus pelagicus L) Biasanya nelayan rajungan di Kabupaten
saja. Dari hasil penelitian diperoleh hasil Maros melakukan pengangkatan jaring
tangkapan kepiting rajungan sebesar (pengambilan hasil Tangkapan) pada pagi
100%. Biaya penangkapan yang meliputi hari yang kemudian memasang kembali
: (1) biaya tetap yang terdiri dari biaya jaring tersebut (nelayan tersebut cuma
penyusutan (Jaring, kapal, mesin, mengambil hasil tangkapan) dan 3 – 4 hari
pelampung, pemberat, tali, keranjang), (2) mereka baru mengangkat jaring dan
biaya variabel yang meliputi biaya menggantikan dengan jaring lain untuk
operasional dan biaya perawatan (Jaring, dilakukan perawatan/perbaikan alat
kapal, dan mesin). tangkap (jaring). Dengan demikian dari
hasil perhitungan diketahui bahwa rata-
63
Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330
rata biaya operasional yang dikeluarkan Pendapatan rata-rata nelayan per trip pada
per upaya penangkapan per tahun (c) umumnya berkisar antara Rp. 18.900,-
sebesar Rp 13.769.417,- dan per tripnya sampai Rp. 29.254,- per trip atau rata-rata
sebesar Rp. 38.323,- . responden sebesar Rp. 24.965,-, dengan
Harga rata-rata hasil tangkapan kepiting pendapatan nelayan pertahun berkisar
rajungan (Portunus pelagicus) selama antara Rp. 6.804.000,- sampai Rp.
periode tahun 2006 (p) setiap bulannya 10.531.500,- . Nilai pendapatan tersebut
sebesar Rp 17.000,- per kg atau Rp. hampir sama dengan standar upah
17.000.000,- per ton. minimum regional Sulawesi Selatan
(2006) sebesar Rp. 24.480,-/hari.
Jumlah dari tiap unit alat tangkap
penangkap rajungan (jaring insang dasar) Tingkat potongan sumberdaya (δ) dan
umumnya berjumlah 1 orang pada jaring waktu merupakan ciri kedinamikaan
inang tetap berjumlah 2 orang. Ini model. Tingkat potongan ini dihitung
dikarenakan usaha tersebut berskala berdasartkan persamaan (Clark, 1990).
keluarga dimana umumnya nelayan di Dari data Badan Pusat Statistik (BPS)
kabupaten Maros memiliki unit usaha diketahui tingkat suku bungan nominal
penangkapan rajungan sendiri yang dalam tahun 2007 sebesar 18 % dengan
mereka kelola sendiri. Berdasarkan hasil laju inflasi sebesar 7.5 %. berdasarkan
wawancara dengan beberapa nelayan data tersebut maka diperoleh nilai tingkat
setempat bahwa hasil tangkapan rajungan potongan sumberdaya (δ) sebesar
saat ini mengalami penurunan (berkurang) 0,09985.
atau sedikit khususnya nelayan yang Biaya penangkapan rajungan dapat dilihat
mengoperasikan alat tangkapnya di sekitar pada Tabel 3. dari tabel tersebut
pantai (kedalaman perairan 5 m). Hal ini menunjukkan bahwa biaya yang terbesar
dikarenakan tingginya tingkat persaingan dikeluarkan adalah pada upah ABK
nelayan yang jumlahnya semakin kemudian disusul biaya operasional.
bertambah (banyak).
64
Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330
Tabel 4. Nilai estimasi dari tiga model keseimbangan bioekonomi, msy dan bionomi
serta nilai aktual penangkapan kepiting rajungan (Portunus pelagicus L) di
perairan Kabupaten Maros.
Model X(kg) Y(kg) E(trip)
Bioekonomi 3.157.617,395 3.703.810 121.981
MSY 469.164,00 116.338,9549 25.787,1
Common Property 84.230.300 3.708.060.000 4.578.050
Aktual 11.615.400 1.596.400 138.666,77
Keterangan :
X = jumlah biomassa sumberdaya rajungan (kg)
Y = jumlah Rajungan hasil tangkapan (kg)
f = upaya penangkapan ikan (trip)
Dari ketiga model dan nilai aktual tersebut keuntungan yang diperoleh berkurang atau
diketahui bahwa model Bionomi tidak lagi (economical overfishing), dan
(Common Property) memiliki nilai dapat mengakibatkan terjadinya
variabel estimasi (Stok, Produksi, dan penangkapan yang berlebih secara
Upaya) yang paling tinggi. Ini biologis (biological overfishing). Untuk
menunjukkan kecenderungan nelayan lebih jelasnya nilai variabel estimasi
untuk melakukan penangkapan ikan model tersebut dapat dilihat pada Gambar
sebanyak mungkin yang mengakibatkan 2.
5000000
4000000
Produksi (Ton)
Upaya (Trip)
3500000
3000000
2500000
Jumlah
Variabel 2000000
1500000
1000000
500000
0
1 2 3 4
-500000
Model
Gambar 2. Nilai estimasi dari model keseimbangan bioekonomi, msy dan bionomi serta
nilai aktual penangkapan kepiting rajungan (Portunus pelagicus L) di perairan
Kabupaten Maros.
65
Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330
66
Jurnal Agrisistem, Desember 2006, Vol 2 No. 2 ISSN 1858-4330
67