You are on page 1of 242

PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN KOTA BUKIT TINGGI

SUMATERA BARAT

PT. SATRIA KARYA TINATA


Jl. Griya Zamrud Blok Z No. 20 Way Halim Permai
Phone 0721-772626
Email : ptsatriakaryatinata@gmail.com
PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN KOTA BUKIT TINGGI

SUMATERA BARAT
CONTENT
1 Data Administrasi
2 Data Teknis
3 Metode Pelaksanaan Persiapan, Site Management

4
& Site Facility
Metode Pelaksanaan Struktur
METODE
5 Metode Pelaksanaan Arsitektur
PELAKSANAAN
6 Metode Pelaksanaan MEEP

7 Metode Manajemen Mutu


8 Quality Target
QSHE PLAN
10 Metode Penanganan Masa Pemeliharaan
DATA ADMINISTRASI

Data Perusahaan

NAMA PERUSAHAAN : PT. SATRIA KARYA TINATA


DIREKTUR : IR. DANTA MUHITHA, MT
• ALAMAT KANTOR : Jl. Griya Zamrud Blok Z No. 20 Way Halim Permai
NO. TLP : 0721-772626
EMAIL : ptsatriakaryatinata@gmail.com
DATA ADMINISTRASI

Data Proyek
NAMA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN BUKIT TINGGI – PAKET 2
LOKASI PEKERJAAN : BUKIT TINGGI – SUMATERA BARAT
LUAS BANGUNAN : 1.164 M2
 WAKTU PELAKSANAAN: 180 HARI KALENDER
TAHUN : 2019
TIPE KONTRAK : LUMSUM
SUMBER DANA : APBN
DATA TEKNIS

Luas Bangunan

NO URAIAN LUAS AREA LINGKUP

1 LANTAI 1 1.164 m2 STRUKTUR & ARSITEKTUR & MEEP

2 LANTAI 2 1.164 m2 STRUKTUR & ARSITEKTUR & MEEP

3 LANTAI 3 1.164 m2 STRUKTUR & ARSITEKTUR & MEEP

TOTAL
DATA TEKNIS

Lingkup Pekerjaan
 
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN STRUKTUR : PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN BETON
PEKERJAAN ARSITEKTUR : PEKERJAAN DINDING
PEKERJAAN LANTAI
PEKERJAAN PLAFOND DAN ATAP
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
PEKERJAAN SANITAIR
PEKERJAAN LAIN-LAIN
DATA TEKNIS

Material Pokok

STRUKTUR
1. SISTEM STRUKTUR
 BETON

2. STRUKTUR BAWAH
  TIANG PANCANG
  PEMOTONGAN KEPALA TIANG PANCANG
 PILE CAP KONVESIONAL
 TIE BEAM KONVENSIONAL

3. STRUKTUR ATAS
  KOLOM BETON
  BALOK BETON
  DAK BETON
 TANGGA BETON

4. STRUKTUR ATAP
 RANGKA ATAP BAJA RINGAN

5. SYSTEM BEKISTING
 MENGGUNAKAN SEMI SISTEM DENGAN MODUL
BALOK DAN KOLOM LAPIS PHENOPILM 9 MM
DATA TEKNIS

Material Pokok

ARSITEKTUR
1. PASANGAN & PLESTER 5. WATERPROOFING DAK
 PASANGAN DINDING BATA RINGAN  MEMBRANE
 PLESTER ACI DENGAN SEMEN MORTAR 6. WATERPROOFING GWT
2. PEKERJAAN KERAMIK  MEMBRANE
 KERAMIK LANTAI DENGAN HT 60 X 60 7. PEKERJAAN PLAFOND
TANGGA DAN ENTRANCE 60X60  PLAFOND GYPSUM 9MM
KERAMIK LANTAI KM/WC 20X20 8. PEKERJAAN CAT
KERAMIK DINDING KM/WC 20X25  EXTERIOR (WEATHER SHIELD)
3. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA + AKSESORIS  INTERIOR (ACRYLIC EMULSION)
KUSEN ALUMUNIUM 3” POWDER COATING  PLAFOND (ACRYLIC EMULSION)
  DAUN PINTU
  KACA ASAHIMAS
  KACA TEMPERED
4. WATERPROOFING KM
  TAHAP 1 BITUMEN COATING
 TAHAP 2 LIQUID COATING
DATA TEKNIS

LANTAI 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
DATA TEKNIS

LANTAI 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
DATA TEKNIS

LANTAI 3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
DATA TEKNIS

DENAH ATAP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
DATA TEKNIS

Rencana Pondasi dan Sloof

A A A A A A A A A A A A A A A A
A

A
A
A
A

A
A A A A A A A A A A A A A A A A
DATA TEKNIS

Time Schedule
DATA TEKNIS

Struktur
Organisasi OWNER & PENGELOLA

Proyek BY NAME

PROJECT
MANAGER
BY NAME
HEAD OFFICER
HSE
BY NAME
SITE ENGINEERING SITE ADMINISTRATION
MANAGER MANAGER
BY NAME BY NAME

PELAKSANA PELAKSANA
LOGISTIC SURVEYOR STAFF ADMIN STAFF UMUM SECURITY HSE OFFICER
ARSITEKTUR SIPIL
BY NAME BY NAME BY NAME BY NAME BY NAME BY NAME BY NAME BY NAME

DRAFTER DRAFTER
BY NAME BY NAME
M
e
t
o
d
e
P
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n
P
e
r
s
i
a
p
a
n
Metode Pelaksanaan Persiapan

METODE PELAKSANAAN

MetodePelaksanaanArsitektur Me to de Pela ks an aa nSt rukt urPelaksanaanPersiapan


Metode
Metode PelaksanaanArsitektur
PROGRAM KERJA
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan harus sudah dilaksanakan sebelum 14 (empat belas) hari setelah
menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebagaimana Keppres No. 54 Tahun 2010.
Sebagai langkah awal yang harus dilakukan adalah:
1. Pendekatan kepada aparat Muspika setempat serta masyarakat di sekitar lokasi
proyek
2. Untuk memproses perijinan serta sosialisasi rencana pelaksanaan proyek Pekerjaan
Pembangunan Gedung West Town View Sales Gallery, agar dalam pelaksanaan
proyek tersebut tidak menemui hambatan di lapangan.
3. Membuat rencana kerja yang lebih terperinci termasuk schedule mobilisasi peralatan,
bahan dan personil ke lokasi.
4. Melakukan Pengurusan administrasi proyek meliputi jaminan pelaksanaan, surat
permohonan untuk serah terima lokasi lahan proyek, juga data dukung seperti data
cuaca dan kondisi tanah serta lingkungan pekerjaan yang ada sehingga dapat
memperkiraan dampak yang timbul akibat adanya kegiatan ini.
5. Mengajukan Shop Drawing kepada owner/konsultan pengawas pekerjaan untuk
mendapat persetujuan menyangkut lay – out dan penempatan lokasi Direksi Keet
pengawas, kantor kontraktor, barak pekerja, gudang dan bengkel serta pagar
proyek.
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan
A. Uitzet dan Penandaan leveling
1. Pengukuran
Pekerjaan pengukuran untuk menentukan letak kolom gedung yang akan dibangun
sesuai dengan gambar yang telah direncanakan. Pada saat yang sama dilakukan juga
penentuan leveling ketinggian yang berfungsi untuk mendapatkan titik-titik bangunan
yang diperlukan sesuai dengan gambar rencana :
Titik-titik as bangunan yang menunjukkan dinding tembok diberi tanda dari paku yang
juga berfungsi untuk menarik benang sebagai sumbu dinding bangunan dan diberi
tanda panah dengan cat/meni. Sudut pertemuan papan bouwplank harus benar-
benar siku, karena hal tersebut sebagai acuan untuk kesikuan pertemuan dinding.

2. Pembuatan Kantor Direksi Keet, Kantor Pengawas dan Gudang


Pembangunan Kantor Pengawas dan Kantor Kontraktor diperuntukkan sebagai tempat
bekerja untuk para staf, baik untuk staf pengawas maupun staf kontraktor. Tugas
dilakukan para staf adalah merencanakan, melaksanakan maupun mengevaluasi
kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu kantor disekat dalam ruang–ruang,
untuk ruang kerja dan ruang rapat serta dilengkapi dengan sarana toilet dan air bersih.
Dan untuk menjaga kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran, selama pekerjaan juga
disiapkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang disesuaikan dengan kebutuhan. Barak
kerja diperuntukan untuk para pekerja proyek untuk tempat para pekerja beristirahat
selama jam istirahat di lokasi proyek.
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan
Pembuatan Direksi Keet dan Barak Kerja ini mempunyai tujuan :
 Membuat kantor di lokasi proyek untuk tempat bagi wakil tenaga ahli di lapangan
 bekerja, dilengkapi dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
 Sebagai operasional pelaksanaan proyek setiap harinya.
 Sebagai tempat penyimpanan dokumen maupun arsip-arsip kerja yang ada kaitannya
 dengan pelaksanaan pekerjaan.
 Sebagai tempat konsultasi / diskusi permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan
 pekerjaan berjalan.
  Barak kerja untuk tempat beristirahat para pekerja proyek.
 Barak kerja digunakan untuk menempatkan barang–barang/peralatan para pekerja.

Direksi keet terdiri dari :


  Ruang meeting
  Ruang konsultan pengawas
 Ruang pelaksana proyek / kontraktor
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan
3. Mobilisasi dan Demobilisasi
 Mobilisasi dilakukan untuk memenuhi segala kebutuhan-kebutuhan di lokasi proyek
yang meliputi : alat kerja, peralatan, bahan dan tenaga untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Sebelum dilakukan Mobilisasi Kontraktor mengajak pihak
Direksi untuk bersama-sama melakukan pengecekan kondisi alat layak atau tidak
 untuk pelaksanaan pekerjaan.
 Demobilisasi dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan telah selesai dilaksanakan.
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan
4. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan pembersihan lokasi bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan
pekerjaan dilapangan guna memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan.

5. Air Kerja
Sumber air yang digunakan adalah sumber air tanah dengan membangun sumur bor,
atau mencari sumber air lainnya yang memenuhi syarat untuk pelaksanaan pekerjaan.

Keperluan air bersih meliputi:


  Air untuk campuran beton, campuran plesteran.
  Untuk perawatan beton (curing)
  Untuk toilet dan MCK pekerja
  Untuk keperluan tes peralatan mekanikal, tes instalasi plumbing
 Keperluan pekerjaan lainnya
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan

6. Dokumentasi / Administrasi / As Built Drawing


 Pembuatan Administrasi dan Dokumentasi Foto Proyek Mulai Nol Persen / Existing
Lokasi Pekerjaan yang akan dilaksanakan sampai dengan Seratus Persen.
 Pembuatan laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan seperti :
a. Laporan harian yang berisi tentang material yang didatangkan, pekerjaan
yang dilakukan, mengenai keadaan cuaca pada saat pelaksanaan pekerjaan.
b. Laporan mingguan yang berisi tentang persentase yang direkap dari laporan
harian. Dan diambil presentase setiap masing-masing item pekerjaan.
c. Laporan bulanan dibuat dari hasil laporan mingguan. Pembuatan laporan
dibuat untuk penarikan termin dan presentase sesuai dengan kontak.
 Hasil pengukuran diatas lalu diwujudkan dalam bentuk gambar kerja (shop
drawing/ construction drawing) diatas kertas A2 (1 Asli dan 2 copy) yang dimulai
dari awal pelaksanaan pekerjaan sampai akhir pekerjaan dan diserahkan Direksi
 untuk disetujui.
 Pekerjaan Pelaporan dan Dokumentasi dilakukan dari awal mulai pekerjaan
sampai pekerjaan selesai dilaksanakan.
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan
7. Pembuatan Papan Proyek
Setelah SPMK diterbitkan maka segera dilakukan pembuatan Papan
Nama Kegiatan dan Pemasangan Pagar Pengaman Lokasi yang mana
penempatan posisinya sesuai dengan petunjuk dari direksi. Papan nama
proyek sangat penting dilakukan untuk memberikan informasi tentang
proyek yang sedang dilaksanakan. Papan nama proyek diletakkan pada
tempat yang mudah dilihat umum. Di dalam Papan nama proyek harus
memuat :
  Nama Proyek
  Pemilik Proyek
  Lokasi Proyek
  Jumlah Biaya (Kontrak)
  Nama Pelaksana (Kontraktor)
  Jangka waktu Pelaksanaan Proyek
 Sumber Dana
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan
8. Penerangan
 Untuk menunjang pelaksanaan proyek harus disediakan sumber tenaga
listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan
penerangan proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek
berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
 Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau
dengan pengadaan Generator Set. Pengadaan fasilitas penerangan
tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur,
stop kontak serta saklar/panel.
PERSIAPAN

Site Facility

Legenda :

Pos Security

Washing Car

Direksi Kit

Area Kerja

Gudang

Barak Pekerja
TRAFIC MANAGEMENT

1.70

0.50
0.30
0.50
2.00

Rambu Dilarang Masuk Pagar Seng


& Rambu Arah Jalan

Rubber Cone

Rambu Larangan
Parkir Dan Berhenti
Flagman
Temporary Facilities

PEMILAHAN, PENATAAN, PEMBERSIHAN, PEMANTAPAN & PEMBIASAAN


Lokasi disekitar Gudang Bersih & Material ditumpuk sesuai dengan Alat Bantu disusun rapi sesuai jenisnya
Rapi Jenis

Tumpukan material yang tidak tahan


Material ditata sesuai dengan Gudang Diaturpreviousserapi mungkinnext cuaca dilindungi agar tidak rusak Rapi, Bersih dan Nyaman
Ukuran

visualisasi
storage
Temporary Facilities
Temporary Facilities

-----------------------------------------------
-----------------------------------------------
60
------

90
Temporary Facilities
M
e
t
o
d
e
P
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n
P
e
r
s
i
a
p
Metode Pelaksanaan Struktur

a
n
METODE PELAKSANAAN

Metode MetodePelaksanaanArsitekturMetodePelaksanaanStrukturPelaksanaanPersiapan
Metode PelaksanaanArsitektur
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

Pekerjaan Galian Tanah


Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan peil-
peil yang tercantum dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan
lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang terdapat dibagian
galian yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.

b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-
lain yang masih digunakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus secepatnya
memberitahukan kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS, atau kepada
Penguasa/intansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk
seperlunya. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala kerusakan-
kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap
langkah apapun untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan yang berlangsung
tersebut tidak terganggu.

c. Pengurugan/Pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis,


dan ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada pasal
mengenai Pekerjaan Urugan & Pemadatan“. Pekerjaan Pengisian/Pengurugan
kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaaan dan
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan PENGAWAS.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

Pekerjaan Galian Tanah

d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar- akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar
sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga
mendapatkan kembali dasar yang waterpas. Pemadatan dilakukan secara berlapis-
lapis dengan tebal setiap lapisan 20 cm lepas, dengan cara pemadatan dan
pengujian sesuai dengan spesifikasi pemadatan.

e. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang memadai
atau pompa lumpur yang diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air lumpur pada dasar galian.

f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat
yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi / Konsultan PENGAWAS.

g. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka
galian harus dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan
seterusnya
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

Pekerjaan Urugan Tanah

a. Bahan yang digunakan menggunakan material bekas galian atau tanah urug
yang didatangkan. Tanah urug yang didatangkan harus disetujui oleh Direksi /
Konsultan PENGAWAS.

b. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max tiap-
tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan
Maksimum pada Kadar Air Optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang
direncanakan.

c. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.

d. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi / Konsultan PENGAWAS
maka pemadatan pada material urug tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan
urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat/Compactor. Pemilihan jenis dan
kapasitas Compactor harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
PENGAWAS.

e. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan


adalah ± 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

Pekerjaan Urugan Tanah


f. Untuk pemadatan, apabila diperlukan setiap lapis tanah tebal 20 cm yang sudah
dipadatkan harus ditest juga dilapangan, dengan hasil kepadatannya harus
memenuhi ketentuan- ketentuan sebagai berikut :
 Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana,
 kepadatannya 95 % dari Standard Proctor.
 Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 90 % dari Standard Proctor.

g. Hasil test dilapangan harus tertulis dan disetujui oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS.
Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok
referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah
tersebut.

h. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat


dan mendapat persetujan tertulis dari Direksi / Konsultan PENGAWAS.

i. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat


tertentu yang disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

Pekerjaan Lantai Kerja

a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan


dengan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi /
Konsultan PENGAWAS.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas, tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan PENGAWAS.
c. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan batu pecah
dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai
persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.
d. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil atau
split dengan perbandingan 1:3:5 .
e. Permukaan lapisan lantai kerja harus dibuat rata / waterpas. Kecuali pada lantai
ruangan- ruangan yang diisyaratkan pada kemiringan tertentu, supaya diperhatikan
mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi / Konsultan PENGAWAS.
M
e
t
o
d
e
P
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n
P
e
r
s
i
a
p
Metode Pelaksanaan Struktur

a
n
METODE PELAKSANAAN

Metode MetodePelaksanaanArsitekturMetodePelaksanaanStrukturPelaksanaanPersiapan
Metode PelaksanaanArsitektur
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

TIANG PANCANG
Tiang pacang harus dirancang, dicor dan
dirawat untuk memperoleh kekuatan yang
Mengatur lalu lintas dan jalan akses Produksi tiang pancang
diperlukan sehingga tahan terhadap
untuk mobilisasi alat pemancang
pengangkutan, penanganan, dan tekanan
akibat pemancangan tanpa kerusakan. Tiang
Membawa tiang pancang
pancang segi empat harus mempunyai sudut- Mengatur posisi tiang ke lokasi
sudut yang ditumpulkan. Pipa pancang
berongga (hollow piles) harus digunakan
bilamana panjang tiang yang diperlukan Pemancangan tiang
melebihi dari biasanya.
Baja tulangan harus disediakan untuk
menahan tegangan yang terjadi akibat Penyambungan tiang
pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan
tiang pancang maupun tegangan yang terjadi
Kepala tiang
akibat pemncangan dan beban-beban yang
didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari
40 mm dan bilamana tiang pancang terekspos
terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut
beton tidak boleh kurang dari 75 mm. Langkah –
langkah pelaksanaan pondasi tiang :
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

PELAKSANAAN
1. Persiapan Lokasi Pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat menopang berat
alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka galian
harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar
pondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.

2. Persiapan Alat Pemancang


Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai
dengan jenis tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang
tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan
atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bila
diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih
dahulu.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau
hidrolik. Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang
dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel
hammer berat palu tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang
total beserta topi pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

3. Penyimpanan Tiang Pancang


Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang pancang
disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan
type, diameter, dimensi yang sama
4. Pemacangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.
Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang
masuk pada bagian alat.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

Tiang Pancang Ditarik


Tiang Pancang
dengan Sling
Dimasukan pada
Bagian Alat

Tiang Pancang Kemiringan Dicek


Diluruskan Dengan Waterpass
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

a. Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan menjatuhkan palu
pada mesin pancang.
Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang
pancang satu batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan
tiang pancang kedua, yaitu dengan pengelasan
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau
penetrasi tertentu sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan.
Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik berikutnya dengan langkah
yang sama.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

A. PERSIAPAN
1. Menyiapkan Lokasi Pondasi dan alat – alat bantu.
2. Memuat rencana urutan Galian Pondasi dengan penomoran.
3. Menentukan titik pondasi dan tandai dengan patok.

B. PROSES PEKERJAAN
1. Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan
pemotongan tiang pancang/borepile dan dilanjutkan dengan
pekerjaan pile cap dan Tie beam Pekerjaan ini merupakan
pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah
pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan.
Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus
memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun
pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :
a. Pembuatan bekisting dari batako
b. Penulangan pile cap dan tie beam
c. Pengecoran pile cap dan tie beam
1.1 Penulangan Pile Cap dan Tie Beam

Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan


memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada
konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan
pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan
momen torsi yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi
beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan,
tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan
pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur
yaitu dalam hal :
a. Ukuran diameter baja tulangan.
b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.
c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian


penulangan pada proyek ini antara lain:
1. Pabrikasi Besi
Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian
menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan
gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor
Utama.
2. Pemasangan Tulangan
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan
dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah
gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan
pemasangan tulangan antara lain :
a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan
dilakukan sebelum baja tulangan tersebut dipasang.
b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk
tulangan lentur maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.
c. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran
sambungan lewatan dan panjang penjangkaran.
d. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton
decking sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.
Langkah-langkah pembesian pile cap :

1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi


Sesuai Spek dan Gambar Kerja, dengan jarak antar tulangan 150 mm
sama untuk semua pile cap tetapi berbeda untuk jumlah tulangan dan
tinggi pile cap sesuai dengan gambar rencana.
2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai
dengan daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan
gambar rencana. Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar
tulangan.
3. Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang
pada lokasi pile cap yang telah ditentukan.
4. Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang
pancang yang telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan
kawat bendrat sehingga tulangan pile cap tampak benar-benar kuat
dan kokoh

Langkah-langkah pembesian tie beam:

1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang


tertera didalam gambar rencana,
2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk
mempermudah pekerjaan.
3. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk keseluruhan
tulangan. .
4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar
jaraknya tidak berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus
dilakukan selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat
dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.
6. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara
tulangan atas dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking
padatulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut
pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat
menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking yang dipasang
harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan.
1.3 Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam

Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini
menggunakan beton ready mix, dengan mutu beton K-300 sesuai
dengan rencana. Adapun langkah-langkah pengecoran antara pile cap
dan tie beam pada umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu.

Langkah-langkah tersebut antara lain:


1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang
menggenang dengan menggunakan pompa air.
2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas
berhentinya pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun
bekisting tie beam
3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan
metode pelaksanaan.
4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap
dan tie beam maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya
serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat
memadat.
5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan
pengecoran.
6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan
permukaan beton dengan menggunakan alat pertukangan manual
/ plester

1.4 Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam

Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2-3 hari setelah


pengecoran, dengan syarat pile cap dan sloof tidak menerima beban di
atasnya. Alasan lain dilakukannya pembongkaran itu agar bekisting
dapat digunakan untuk bagian yang lain
- Pekerjaan pile cap

Pekerjaan tie beam


TC Erection

Erection kolom basement


Dimulai dari zona 2, dilanjutkan
Ke zona 1
Erection pelat lantai
Dimulai dari zona 2, dilanjutkan
Ke zona 1

` ` `

`
Main Construction
Sequenze Of Work
concrete pump

` ` ` `
`
` LANTAI` -1 ` `
`
`
`

structure
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

A. PERSIAPAN
1. Mobilisasi dan Demobilisasi


Mendatangkan peralatan yang akan diperlukan nantinya dalam
pelaksanaan proyek apakah itu milik perusahaan atau
peralatan yang di sewa yang sesuaiapa yang tercantum dalam
kontrak pekerjaan
  
Menyediakan direksi keet atau barak kerja
 
Mendatangkan tenaga kerja kelokasi proyek baik itu tenaga
lokal maupuntenaga non lokal.

Menyediakan Rambu Rambu keamanan yang akan dipakai
dalam pelaksanaanproyek.

  dalam pelaksanaan proyek di
Peralatan proyek yang telah dipakai
dikembalikan ketempat semula

Sebelum memulai Pekerjaan pihak dari kontraktor harus
dilakukan pengukuran ulang ( MC. 0 ) untuk mencocokkan
keadaan dilapangan dengan gambar  Rencana yang telah
 dibuat oleh konsultan Perencana.

2. Perintisan dan pembuatan jalan kerja


Perintisan pembuatan jalan kerja dilakukan dengan alat
berat dan tenaga manusia,jalan yang yang dibuat harus bisa
dilaluikendaraan yang akan mengangkut material
kelokasi pekerjaan. Menyediakan direksi keet atau barak kerja

Pembersihan bangunan utama yakni pembersihan dikerjakan
oleh alat berat. Alat berat melakukan pengupasan
semak/rumput atau kayu yang ada di atas areal lokasi
pekerjaan.setelah bersih baru dilakukan langkah memulai
pekerjaan utama dengan mengikuti gambar Rencana yang telah
ada dan petunjuk dari direksi proyek
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

B. PROSES PEKERJAAN
1. Pembuatan Pondasi Tangga
Pondasi Tangga berfungsi sebagai dasar tumpuan landasan agar
tanggatidakmengalami penurunan, pergeseran. Pondasi tangga bisa dari
pasangan batu kali, beton bertulang ataukombinasi dari kedua bahan dan
pada dibawah pangkal tangga harus diberi balok anaksebagai pengaku
pelat lantai, agar lantai tidak menahan beban terpusat yang besar

2. Bekisting Bordes dan badan tangga


Sebelum memulai pekerjaan bekisting bordes tangga, perlu diperhatikan
elevasi/ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat
yang diperlukan,apakah menggunakan perancah kayu saja atau dengan
scaffolding.Bekisting ini tidak perlu dipabrikasi secara khusus, karena bisa
dipabrikasi pada saat penyetelan langsung, yang perlu dipersiapkan
adalah posisi kemiringa n badan tangga. Pada bagian bawah bekisting ini
didukung oleh perancah untuk menahan beban sertamempertahankan
posisi kemiringan tangga.
3. Pemasangan Tulangan badan dan sengkang badan tangga
Pekerjaan pemasangan tulangan tangga dilakukan
setelah bekisting terpasang, Tulangan utama dipasang
terlebih dahulu,kemudian dirangkai dengan tulangan
sengkang. Bagian bawah tulangan tangga diberi beton
tahu / beton decking Pemasangan beton decking pada
bagian bawah ulangan dengan ketebalan ± 2 cm

4. Pemasangan tulangan anak tangga


Pemasangan tulangan anak tangga disesuaikan dengan gambar teknis,
tulangan inidihubungkan dengan tulangan badan tangga dengan cara diikat
dengan kawat, kemudiandipasang tulangan memanjang yang berfungsi untuk Pada proyek ini tumpuan konstruksi tangga adalah beton bertulang
memperkuat anak tangga. Betondecking juga dipasang pada sisi yang akan
yang dihubungkan ke sloof
dipasang bekisting dengan ketebalan ± 2 cm.Sebelum proses pemasangan,
bekisting dipasang di salah satu sisi dinding tangga agartidak terjadi kesalahan
dalam pemasangan tulangan.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

B. PROSES PEKERJAAN
5. Pemasangan bekisting Dinding Tangga, Bordes danTrape/
Dinding Anak Tangga
Setelah pekerjaan pemasangan tulangan bordes dan badan
tangga selesai, kemudiandipasang dinding tangga pada sisi yang
lainnya dan dinding bordes diatas badan tangga.Bekisting dinding
tangga dipaku dengan bekisting badan tangga.Trade/ dinding anak
tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan
yangtelah digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari
dinding tangga kearah dalam.Untuk memudahkan pemasangan dapat
dilakukan dari bawah keatas. Setelah semuaterpasang, kemudian
antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke
bawah. Sama halnya dengan dinding badan tangga, dinding ana k
tangga inipun telahdipabrikasi sebelumnya
6. Pengecoran
Setelah bekisting tangga terpasang kuat maka akan segera
dilakukan pengecoran tangga, pengecoran dilakukan merata di
seluruh bagian tangga.
7. Pemasangan Tulangan badan dan sengkang badan tangga
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat
dilakukan setelah beton berumur 12 jam,
sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan
setelah tujuh hari atau setelahmendapat ijin dari pihak
direksi. Untuk pembongkaran balok bordes cara dan
urutannya seperti pada pembongkaran balok biasa.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

A. PERSIAPAN
1. Adukan Beton direncanakan sedemikian rupa sehingga beton yang
dihasilkan dapat dengan mudah dikerjakan dengan biaya yang
serendah mungkin tentu saja.
Beton harus mempunyai workabilitas yang tinggi, memiliki sifat
kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras),
sehingga beton yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama.
Adukan (campuran) beton harus mempertimbangkan lingkungan di
mana beton tersebut akan berdiri, misalnya di lingkungan tepi laut, atau
beban-beban yang berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim.
2. PROPORSIONAL
Reminder: Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar
dan halus, air, dan zat aditif.
Komposisi yang berbeda-beda di antara bahan baku beton
mempengaruhi sifat beton yang dihasilkan pada akhirnya.
Pembagian ini biasanya diukur dalam satuan berat. Pengukuran
berdasarkan volume juga sebenarnya bisa, dan lebih banyak
dilakukan pada konstruksi skala kecil, misalnya rumah tinggal.
3. SEMEN
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton
juga akan meningkat. Semen (bersama dengan air) akan
membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang
paling besar (kasar) sampai yang paling halus.
4. AIR
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan
beton. Air cukup digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang
membuat adukan menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan (workable).
B. PROSES PEKERJAAN
1. RASIO AIR-SEMEN
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c
ratio semakin besar, kekuatan dan daya tahan beton menjadi
berkurang. Pada lingkungan tertentu, rasio air-semen ini dibatasi
maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang
ada di lingkungan tersebut.
2. AGREGAT
Jika agregat halus terlalu banyak, maka adukannya akan terlihat
“sticky“, encer, “lunak”, seperti tidak punya kekuatan. Dan setelah
pemadatan, bagian atas adukan akan cenderung “kosong” alias tidak
ada agregat.
Sebaliknya, jika agregat kasar terlalu banyak, adukannya akan
terlihat kasar, berbatu, kelihatan getas (rapuh). Agregat ini akan
muncul di permukaan setelah dipadatkan.
3. PENCAMPURAN
Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement,
air, agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam
adukan.
Beton biasanya dicampur dengan menggunakan mesin. Ada yang
dicampur di lapangan (site) ada juga yang sudah dicampur
sebelum dibawa ke lapangan, atau istilahnya ready-mix.
Untuk beton ready-mix, takarannya sudah diukur di batch plant,
kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam truk. Selama
perjalanan drum beton tersebut terus diputar agar beton tidak
mengalami setting di dalam drum. Kan aneh kalau misalnya kena
macet trus betonnya sudah mengeras di dalam drum. Kadang, di
dalam perjalanan, bisa jadi karena lama di jalan, cuaca panas, atau
kelamaan diputar, temperatur di dalam drum meningkat sehingga air
menguap. Kondisi ini kadang “diakali” dengan memasukkan
bongkahan es balok yang besar ke dalam drum, sehingga kadar air
bisa tetap dipertahankan.
B. PROSES PEKERJAAN
Sementara beton yang dicampur dilapangan biasanya
menggunakan mesin yang dinamakan MOLEN. Sewaktu
mencampur di lapangan, agregat terlebih dahulu dimasukkan ke
dalam tong (molen), kemudian diikuti oleh pasir dan terakhir semen.
Semuanya dalam takaran tertentu sesuai dengan mutu beton yang
diinginkan.
Ukuran takaran biasanya dinyatakan dalam satuan berat,
sementara sekop tidak bisa mengukur berat. Jangan sampai rasio
adukan 1:2:3 diartikan sebagai 1 sekop semen, 2 sekop pasir dan
3 sekop kerikil (agregat). Tentu saja hasil (mutu) yang diperoleh
akan berbeda.
Ketika semua bahan (kecuali air) sudah masuk, moleh diputar
sehingga semua bahan tercampur sambil dilakukan penambahan air
sedikit demi sedikit.
Molen punya kapasitas (volume). Mencampur terlalu penuh juga
tidak efektif karena proses pencampurannya akan memakan waktu
yang lebih lama. Sebaiknya molen diisi secukupnya dulu,
kemudian jika sudah jadi, seluruh isi molen dituang ke wadah
sementara sebelum diangkut atau dicor ke bekisting. Sewaktu
adukan beton diangkut (dicor), molen bisa bekerja lagi untuk
membuat adukan berikutnya. Begitu adukan pertama sudah
dituang semua, molen pun sudah selesai membuat adukan kedua,
jadi tidak ada delay ketika molen bekerja.
Nah, untuk skala yang sangat kecil, beton boleh dicampur dengan
menggunakan sekop. Harus dilakukan di tempat yang datar dan
bersih (maksudnya bebas dari ranting, daun, sampah, dan material
pengganggu lainnya). Kerikil, pasir, dan semen diaduk/dicampur
dulu, kemudian dibuat seperti gundukan, dan di puncaknya digali
dibuat seperti danau untuk menampung air. Jika adukan dicampur
di wadah yang sisi-sisinya tertutup sehingga air bisa dibendung.
C. ILUSTRASI
Tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3
beton dengan mutu tertentu.
Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87
9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78
12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72
14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66
16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61
19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58
21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56
24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53
26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52
28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49
31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48

Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan
Umum
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

A. PERSIAPAN
1. Galian tanah untuk pondasi dan galian- galian lainnya harus
dilakukan menurut ukuran dalam lebar dan sesuai dengan
peil-peil yang tercantum di dalam gambar. Semua puing-puing
dan akar pohon-pohon yang terdapat dibagian pondasi yang
akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
2. Marking/bowplank lokasi yang akan dikerjakan sesuai dengan
gambar kerja yang telah ditentukan.
3. Pastikan material dan alat bantu telah tersedia dilokasi serta
dekat dengan pekerjaan.
B. PROSES PEKERJAAN
1. Bentuk fondasi yang biasa digunakan adalah tinggi fondasi
55 cm lebar atas 30 cm lebar bawah 30 cm , bahan yang
digunakan adalah batu kali yang di belah dengan campuran
1 semen : 4 Pasir .
2. Batu kali perlu di pecah, agar ikatan antara batu kali dan
campuran (semen pasir) merekat dengan kuat/sempurna.
3. Bahan batu kali adalah sejenis batu yang keras, berat dan
berwama kehitam-hitaman dan mempunyai bidang belah
lebih dari 3 muka.
4. Tidak ringan dan tidak berporous.
5. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian
dibelah/dipecah-pecah menjadi ukuran normal menurut tata
cara pekerjaan yang bersangkutan.
6. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan
(NI-3-1970).
7. Untuk pondasi setempat digunakan adukan 1 pc: 4 ps,
sesuai dengan PUBB (NI. 3-1956).
8. Pemasangan sesuai dengan ukurari-ukuran didalam gambar
atau atas petunjuk pengawas. Batu harus dipasang saling
mengisi masing-masing dengan adukan selapis sehingga.
tidak ada rongga diantara batu-batu tersebut dan mencapai
masa yang kuat dan integral. Adukan-adukan untuk
pemasangan lainnya harus mendapat petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas. Sebelum pemasangan
harus dipasang lapisan pasir pasang setebal 10 cm.
B. ILUSTRASI PEKERJAAN PONDASI
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

Pekerjaan Konstruksi Kolom

Pada proyek Pembangunan Rumah susun, bentuk yaitu persegi. Prosedur pelaksanaan pekerjaan
kolom dalam proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada
masing-masing tipe kolom berbeda-beda.Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:
1) Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
(a) Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing dengan
menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM (Bench Mark).
(b) Buat as kolom dari garis pinjaman
(c) Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

2) Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat lain
yang lebih aman
b. Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
c. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang terlebih
dahulu Dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
d. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang
diikat oleh kawat dengan sistem silang.
e. Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan menggunakan Tower
Crane ke lokasi yang akan dipasang.
f. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai ketentuan.
Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

3) Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai
dilaksanakan. Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
(a) Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
(b) Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya sampai
dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-masing as kolom.
(c) Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan dimensi
kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.
(d) Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
(e) Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
(f) Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
(g) Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
(h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

4) Pengecoran kolom

a) Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari kotoran
agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
b) Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa tremi
3
dengan kapasitas bucket sampai 0,9m . Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan Tower crane
untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran
berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan
rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

5) Pembongkaran bekisting kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
(a) Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
(b) Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton
pada plywood dapat terlepas.
(c) Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
(d) Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
(e) Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan tower
crane ke lokasi pabrikasi awal.

6) Perawatan Beton Kolom


Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan disiram 3
kali sehari selama 3 hari.

7) Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan
perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali
sehari selama 1 minggu
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

2. Pekerjaan konstruksi Pelat Lantai Dan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada proyek
Pembangunan Sesat Agung sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang
digunakan memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok
induk) dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.
1) Tahap Persiapan
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat. Pada
pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe. b. Pembuatan Bekisting

Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan
secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam
pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat
atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan
material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood.
c. Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar cutter
dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada yang
dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas
bekisting yang sudah jadi.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

2) Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat

a. Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
(1) Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
(2) Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U-
head jack nya.
(3) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan
diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah melintangnya,
kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
(4) Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang
di atas suri-suri.
b. Pembekistingan pelat

(1) Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena posisi pelat lebih
tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame
tambahan dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur
base jack dan U-head jack nya
(2) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas girder
dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
(3) Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada pelat dan
dijepit menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat
menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

(4) Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas agar beton tidak
menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting
masih dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.
c. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan tinggi level pada
bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah
siap.
d. Pembesian balok

(1) Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian diangkat
menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
(2) Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan ujung besi
balok dimasukkan ke kolom.
(3) Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya.
Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok jadi utuh,
namun ada kendala pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua
yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun ada
kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian pembesian dilakukan
ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan sampai kini metode ini yang paling baik untuk
digunakan.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

e. Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara lain :
(1) Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi tulangan diangkat
menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
(2) Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang tulangan ukuran tulangan
D10-200.
(3) selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
(4) Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang juga tulangan kaki
ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
f. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan untuk tulangan.
Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter,
jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa
adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing)
pada lubang-lubang di pelat lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
g. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar kemudian
dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

3). Tahap Pengecoran Pelat dan Balok


a) Administrasi pengecoran
(1) Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang akan dicor
(2) Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan
pengawas
(3) Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
(4) Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut
(5) Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

b) Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok


Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan pendukung untuk
pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja, papan
perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
1. Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching plan
untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
2. Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai benar –
benar bersih
3. Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari PT. ADHIMIX
PRECAST menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan, kedatangan,
waktu selesai, volume.
4. Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket dari debu-
debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu keranjang dorong untuk
mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah engineer dan pihak pengawas.
5. Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
6. Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton yang
keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut dengan TC
7. Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka katup bucket
untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

8. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu
selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan waterpass.1
pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di setiap bagian yang
dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang akan
mengurangi kualitas beton.

9. Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar tersebut
diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan memperhatikan batas ketebalan
pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

10. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah ditentukan,
idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

Pekerjaan Kolom 15/15 cm


Pekerjaan kolom ini di mulai dengan mendirikan besi
tulangan kolom yang sudah di rakit di sambung dengan besi
stek yang dari pondasi dan sambunganya di ikat pakai
kawat ikat, setelah berdiri dan sudah siap di ikat di pasang
bekestinya dan pemasangan bekesting ini harus di timbang
dua sisi untuk mendapatkan hasil yang pertikal, stelah dapat
hasil yang pertikal di lanjutkan dengan memasang
penyanganya. Untuk menentukan tebal dari selimut beton
di ukur dan di pasang ganjal antara bekesting dengan besi
tulangan. Setelah pebesian dan bekesting sudah selesai di
lanjutkan dengan meminta ijin kepada konsultan pengawas
untuk di mulai pengecoran dan sebelum di mulai
pengecoranya harus di pasang tanda pada bekesting untuk
ukuran ketinggian coran yang akan di isi dengan redimix.
Setelah pesetujuan pengecoran sudah dapat baru di order
redimix dan di lanjutkan memasukan redimixnya kedalam
bekesting yang sudah siap dan untuk sampel coran perlu di
buat beton kubus yang akan di uji nanti. Pengecoran ini di
lanjutkan sampai selesai semuanya pekerjaan kolom ini dan
untuk pembongkaran bekesting di tunggu umur beton 14
hari.
1. Pekerjaan ini dapat di selesaikan dengan
memakai peralatan:
1. mesin molen,
2. meteran,
3. water pas,
4. gegap/kakak tua,
5. gerobak dorong,
6. sendok semen,
7. martil,
8. ember tukang
9. viberator
10. kunci besi
11. pemotong besi
material yang di pergunakan:
1. beton redimix,
2. besi beton,
3. kawat ikat,
4. paku,
5. balok kayu 5/7
6. multiplek 8 mm
7. minyak bekesting.
2. Resiko kecelakaan kerja:
tergores besi tulanggan/ kawat
pengikat terjatuh dari ketinggian
3. cara pengendalian:
selalu neggunakan sarung tangan,
memasang rambu-rambu peringatan
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BEKISTING KOLOM - RINKBALK

BEKISTING
KOLOM

BEKISTING
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BEKISTING
KOLOM

BEKISTING
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BEKISTING BALOK BETON

BEKISTING
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
BEKISTING BALOK BETON DAN PLAT

BEKISTING
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

METODE PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

  PENENTUAN TITIK ELEVASI DAN MODEL RANGKA


 Marking elevasi titik atap bangunan
Membuat shop drawing dan mock-up
materialPersetujuan shop drawing dan
material

 MATERIAL YANG DIGUNAKAN
 Baja mutu tinggi G550 komposisi 55 % Aluminium (AI),
43,5 % Seng (Zinc), 1,5 % Silicon (Si) dengan Ketebalan
Pelapisan zincalume (AZ) : 50 gr/mz dan 150 gr/m2 (AZ
 50 - AZ150)
 Rangka Profil “C” dengan tinggi 75 - 102mm dan tebal
 dasar baja 0,75 - 1,00mm
 Reng Profil “TS” dengan tinggi 41- 61mm dan tebal dasar
 baja 0,55 - 1,00mm
 Baut mutu tinggi type 12-14x20 utk Rangka dan type 10-
16x16 utk Reng
 PENGGUNAAN ALAT
 Aluminium Circle Saw (alat potong) minimal
2000 rpm
 Hand Drill (Bor listrik) minimal 750 rpm
 Kaca mata pelindung
Helm kerja
 Safety belt (sabuk pengaman )
 PERSYARATAN DESIGN

 Design rangka atap harus didukung oleh
analisis perhitungan yang akurat serta
memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar
dalam perancangan standard batas desain
struktur baja cetak dingin (Limit State Cold
Formed Steel Structure Design)

 Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate
(sertifikat pabrik) dari material baja yang
akan digunakan serta dokumen data-data
produk.



 PERSYARATAN KONSTRUKSI

 Meneliti kembali kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada
gambar kerja adalah ukuran jadi/finish.

 Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan
yang tertulis disini yang diakibatkan oleh kurang
teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan
 harus diganti kewajiban yang sama juga berlaku
untuk ketidakcocokan kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan
cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap
dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal.
Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah dalam
hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor
tidak dapat diklaim sebagai biaya tambah.
 Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu
harus diajukan ke Owner / Direksi lapangan untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua
perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa
 adanya biaya tambahan yang mempengaruhi
kontrak,kecualiuntukperubahanyang
mengakibatkan pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang.

 Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk
konstruksi baja ringan difabrikasi di workshop,
baik workshop permanen atau workshop sementara.
Kontraktor bertanggung jawab atas semua
kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan
pemasangan semua komponen struktur konstruksi
baja ringan.

 Alat penyambung antar elemen rangka atap yang
digunakan untuk fabrikasi dan instalasi adalah baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan
spesifikasi Kelas Ketahanan Korosi Minimum : Class
2 (Minimum Corrosion Rating).

 Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail
sambungan pada gambar kerja.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

METODE PEMASANGAN PENUTUP ATAP GENTENG METAL

  LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pekerjaan penutup atap genteng sesuai dengan
genteng existing dan pasang baru terpasang serta
seluruh peralatan/material bantu yang digunakan sesuai
detail yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar.

  MATERIAL YANG DIGUNAKAN
1. bajaringan
2. mur
3. gentengmetal
4. Lisplank
5. Perabung
 PENGGUNAAN ALAT
 Aluminium Circle Saw (alat potong) minimal
2000 rpm
 Hand Drill (Bor listrik) minimal 750 rpm
 Kaca mata pelindung
 Helm kerja
  Safety belt (sabuk pengaman )
 Spatu Bot
 PERSYARATAN KONSTRUKSI

 Proses pemasangan penutup atap lembaran

hampir sama dengan lembaran asbes


 (fibre-cement) atau seng.
 Pada saat rangka kuda-kuda atap, kasau dan
reng telah terpasang dengan baik, pemasangan

lembaran atap dapat dipasang.
 Jarak maksimum antar kasau adalah 80cm

sedangkan untuk reng 30cm.
 Kasau dan reng harus keluar melewati batang
miring paling luar sejauh minimal 60cm, jarak
yang sesungguhnya tergantung pada panjang
bangunan dan jumlah lembaran penutup atap

yang akan digunakan.
 Gunakan lembaran penutup atap yang
terpanjang bila memungkinkan, hal ini untuk
mengurangi adanya sambungan antar lembaran

atap sehingga pemasangan lebih efisien.
 Perlu diperhatikan jarak tumpang tindih
(overlap) antar lembaran atap. Jarak ini harus
cukup untuk menghindari kebocoran. Pada
bagian atas- bawah lembaran atap yang saling
tumpang tindih (overlap), jaraknya minimal
20cm. Sedangkan untuk bagian sisi kiri-
kanannya yang saling tumpang tindih (overlap)
mempunyai jarak antara 1Ŋ sampai 2
gelombang lembaran atap, tergantung jenis
dan ukuran lembar penutup atap yang
digunakan
 Untuk menentukan garis atap horizontal pada
bagian depan dan belakang bangunan, tentukan
terlebih dahulu jarak keluar atap yang dikehendaki
dari atas tanah, kemudian dengan menggunakan
bandul dari atas tentukan titiknya pada atap.
Setelah itu bentangkan benang dari batang miring
bagian bawah sebelah kiri ke bagian bawah sebelah
kanan. Benang ini akan menjadi acuan bagi batas
pemasangan lembaran atap.

 Pemasangan lembaran atap dimulai dari bagian
ujung bawah bagian atap. Sebaiknya terdapat
pengawas yang mengawasi dari bawah untuk melihat
apakah lembaran atap yang dipasang telah lurus dan
sejajar dengan garis bantu yang telah dibuat.

 Sambungan-sambungan sekrup harus dipasang dari
bagian atas lembaran atap yang telah disusun.
Gunakan sekrup yang telah dilengkapi dengan cincin
(ring) karet jika memungkinkan. Sekrup ini memang
lebih mahal daripada paku biasa namun memberikan
kualitas sambungan dan anti kebocoran yang lebih
baik. Jika menggunakan paku gunakan pula paku
yang memiliki cincin (ring) karet.

 Setelah itu dapat dipasang papan lebar tritisan
pada ujung bagian horizontal atap, dan juga papan
penutup lisplang pada bagian miring atap. Juga jika
menggunakan siku penutup bitumen pada bagian
tepi akhir atap, bagian ini dapat dipasang.

 Pemasangan atap merupakan hal yang cukup
berbahaya karena itu harus dilakukan dengan hati-
hati. Gunakan selalu tangga untuk mencapai atap
(dengan pengamanan pada bagian bawahnya atau
dipegangi).
• Resiko kecelakaan kerja:
Terjatuh dari
ketinggian Tersentrum
Cara pengendalian:
Selalu menggunakan safety belt
Selalu menggunakan sepatu, sarung tangan dan pakaian yg tebal.
M
e
t
o
d
e
P
e
l

ARSITEKTUR
a
k
s
a
n
a
a
n
P
e
r
Metode Pelaksanaan

s
i
a
p
a
n
METODE PELAKSANAAN

Metode MetodePelaksanaanArsitektur MetodePelaksanaanStruktur PelaksanaanPersiapan

Metode PelaksanaanArsitektur
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pemasangan Bata Ringan


1. Pengangkutan dan penyimpanan material
 Bata ringan diangkut dari truk ke stock material dalam bentuk loose dalam keadaan baik, tidak
 pecah/retak.
 Lokasi stok material terjangkau oleh tower crane, permukaan stok material harus rata dan bata
ringan disusun dengan rapi.
 Bata ringan di angkut menggunakan palet (tidak boleh loose) menggunakan tower crane dari stok
 material ke lantai kerja keadaan baik, tidak pecah/retak.
 Dry mortar diangkut dari truk ke stok material dalam keadaan kering, kemasan tidak robek, dan
 kondisi semen tidak menggumpal.
  Tinggi alas stok material dry mortar minimal 20 cm.
 Permukaan alas stok material dry mortar harus rata dan terlindung dari hujan dan panas (bisa
ditutup dengan terpal)
 Pengambilan menggunakan system first in first out.

2. Persiapan lapangan
 Marking pasangan dinding sesuai dengan shop drawing yang disetujui. Garis marking harus
 jelas dengan notasi nya.
 Bor pelat lantai untuk pemasangan stek kolom praktis. Pemasangan kolom praktis setiap 12
 m2 luasan dinding.
  Diameter stek sama dengan diameter tulangan kolom, panjang stek 40D.
  Cipping permukaan struktur beton yang bertemu dengan dinding.
 Pemasangan bowplank dan benang acuan. Bowplank harus stabil dengan verticality yang telah
di cek. Benang telah di cek level horizontalnya.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pemasangan Bata Ringan

Permukaan struktur beton yang bertemu Pemasangan bowplank dan


dengan dinding di cipping benang acuan.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pemasangan Bata Ringan


3. Pencampuran dan pengadukan
 Masukan dry mortar ke dalam tempat aduk.
  Tambahkan air sesuai dengan spesifikasi produk dry mortar.
 Aduk campuran tersebut sampai diperoleh adukan yang homogeny dan warna yang seragam.

4. Pekerjaan pasangan
  Pasang bata ringan dengan ketebalan siar 10-15 mm.
  Gambar kerja pasangan bata.
a. Pemasangan dimulai dari tepi.
b. Lapis bagian pertama pasangan utuh
c. Lapis bagian kedua bagian tepi ½ bata. Pemotongan bata menggunakan alat potong
mekanis agar rapi.
d. Bata dengan ukuran kurang dari ½ bata tidak boleh dipakai.
e. Bata dengan ukuran lebih dari ½ bata dipasang ditengah.
f. Stek kolom praktis sudah terpasang, dan dowel dipasang setiap 1 m tinggi dinding.
  Bata ringan dipasang sampai ketinggian 1,5 m
 Selama proses pemasangan harus selalu di cek verticality dan horizontality menggunakan
waterpass dan siku. Penumpangan tidak boleh melebihi 3 mm setiap 1,5 m.
  Pasang bekisting kolom praktis sesuai ketinggian pasangan bata.
 Pengecoran kolom praktis menggunakan beton sitemix (campuran 1:2:3)
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pemasangan Bata Ringan

Pasang bekisting kolom praktis sesuai Pengecoran kolom praktis menggunakan beton sitemix
ketinggian pasangan bata. (campuran 1:2:3)

 Tanggul pada area basah


a. Pembuatan bekisting tanggulan
pada area basah.
b. Tinggi tanggulan 10 cm.
c. Pengecoran menggunakan
beton sitemix (campuran 1:2:3)
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pemasangan Bata Ringan

 Pada pertemuan antara pasangan dinding dengan


pelat lantai atas digunakan Styrofoam.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Plesteran Dengan Semen Instan

1. Penggunaan :
 Untuk plesteran permukaan dinding dalam dan dinding luar
 Permukaan beton yang terlebih dahulu dilapisi MU-L500
(Perekat Mortar & Beton berbahan Akrilik) atau MU-L501
(Perekat Mortar & Beton berbahan PVAc).

2. Manfaat :
 Pengeringan yang terkendali untuk mencapai kekerasan tertentu.
  Cocok untuk beton ringan.
  Efisien, ketebalan plester cukup 1 cm.
  Permukaan plester halus.
 Daya rekat lebih baik.

3. Spesifikasi dan Karakter Produk :
 Warna : Abu-abu muda
 Perekat : Semen Portland
 Agregat : Pasir pilihan dengan ukuran maksimum 3 mm
 Bahan tambahan : Bahan yang mduah larut dalam air, mempermudah aplikasi dan
memperbaiki daya rekat
 Perbandingan campuran : 6,0 – 6,5 l / sak 40 kg
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Plesteran Dengan Semen Instan


4. Daya Sebar Pasangan:
 Bata Merah : ± 1,25 m² / sak 40 kg / tebal aplikasi 10 mm
 Bata Ringan : ± 3,5 m² / sak 40 kg / tebal aplikasi 10 mm

5. Daya Sebar Plesteran:
 Bata Merah : ± 1,9 m² / sak 40 kg / tebal aplikasi 10 mm
 Bata Ringan : ± 2,1 m² / sak 40 kg / tebal aplikasi 10 mm

6. Aplikasi Plesteran
 Pemlesteran dilakukan sebagaimana umumnya dimulai dari pembersihan dinding yang
akan diplester
  Tebal plesteran yang dianjurkan adalah 10 mm.
  Plaster untuk bata ringan dianjurkan untuk melakukan teknik kamprot atau mesin semprot
 Kamprot adalah sebuah trik atau teknik finishing pada sebuah bidang atau permukaan yang
dilakukan dengan cara tertentu sehingga dapat menimbulkan tekstur halus kasar secara acak

7. Penyimpanan :
Simpan di dalam ruangan dan jaga agar selalu dalam keadaan kering. Hindari tumpukan berlebih,
maksimal 8 tumpuk per palet (tumpukan palet maksimal 2). Masa kadaluwarsa 12 bulan.

8. Kemasan :
Kantong kering multi layer isi 40 kg.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Plesteran Dengan Semen Instan

Ilustrasi urutan pekerjaan plesteran

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4

Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7 Tahap 8


METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Acian Dengan Acian Instan

Pekerjaan acian ini berfungsi menutupi pori-pori pada permukaan plesteran dan juga menjadikan plesteran
dinding tersebut menjadi rata dan halus permukaan. Pekerjaan acian juga merupakan pekerjaan akhir dari
pasangan dinding bata sebelum dilakukan pekerjaan finishing lainnya seperti pengecatan dinding atau
(mungkin) wallpaper.

1. Yang harus diperhatikan dalam pekerjaan Acian ini adalah :


 Pekerjaan plesteran harus benar-benar dalam keadaan kering.

Ini dimaksudkan agar tidak terjadi penguapan pada saat pelaksanaan pekerjaan acian selesai
dilakukan yang mengakibatkan terjadinya penjamuran pada saat pengecatan.

 Waktu yang cukup.
Mengingat pekerjaan ini adalah awal dari seluruh pekerjaan finishing yang lainnya, maka diperlukan
waktu yang cukup dan tidak terburu-buru.
 Tenaga Kerja yang berkualitas.

 Alat Kerja yang memadai.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Acian Dengan Acian Instan

2. Keunggulan Spesifikasi Acian Instan yang dipilih adalah:


 Mudah digunakan dan siap pakai, hanya perlu ditambah air.

 Dapat diaplikasikan pada bidang plesteran dan beton.

 Hasil acian lebih halus dan berwarna abu-abu muda.

 Daya rekat tinggi dan plastis saat diaplikasikan pada permukaan yang halus
dan licin.

 Di desain khusus untuk mencegah penguapan air dengan cepat, sehingga
adukan tidak cepat mengering saat diaplikasi.

 Mencegah terjadinya retak rambut pada dinding akibat penyusutan.

 Tidak memerlukan plamur sebagai dasar pengecatan.

 Dapat langsung dicat setelah berumur 7 hari.

 Tidak menyerap bahan cat sehingga menghemat pemakaian cat.

 Dapat diaplikasi pada internal dan eksternal gedung.

 Hasil akhirnya lebih rapi dan dapat menghemat biaya pemeliharaan
bangunan.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Acian Dengan Acian Instan


3. Aplikasi:
 Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya yang kemudian diratakan dengan
 jidar panjang.
  Tebal acian yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm, tergantung kerataan dasar permukaannya.
 Tidak perlu digosok dengan kertas semen, amplas atau sejenisnya.

4. Daya Sebar (Coverage)
  ± 5 m2 / sak 10 kg / 1,5 mm
 ± 20 m2 / sak 40 kg / 1,5 mm

5. Data Teknik
  Bentuk Powder
  Warna Abu abu muda
  Tebal Aplikasi 1,5 – 3 mm (max. ketebalan 3 mm)
  Perekat Semen Portland
 Bahan pengisi (filler) Guna meningkatkan kepadatan serta mengurangi porositas bahan adukan.
 Bahan tambahan (Additive) Bahan tambahan yang larut dalam air guna meningkatkan kelecakan
 / workability dan daya rekat.
  Kebutuhan air 12,5 – 13,0 liter / sak 40 kg
  Drying shrinkage ASTM C 696-01 < 0,2 % @ 28 hari
 Kemasan Kantong kertas (sak) berisi 10 kg dan 40 kg.

6. Penyimpanan
Simpan di dalam ruangan dan jaga agar selalu dalam keadaan kering. Hindari tumpukan berlebih,
maksimal 8 tumpuk per palet (tumpukan palet maksimal 2).
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Acian Dengan Acian Instan


1
Flowchart Pekerjaan Plesteran dan Acian

Pasang kepalaan dari besi


MULAI siku
tiap jarak 1m’

Atur Kembali

Semprot permukaan dinding no


dengan air hingga jenuh Cek
kepalaan

ok
Pasang benang vertikal &
horizontal sebagai dasar
Plester sesuai pias-pias besi siku
kepalaan
hingga rata dan padat

Atur Kembali Atur Kembali

Cek
no
Cek tarikan no plesteran
benang

ok
ok
Aci dan finishing permukaannya

1
FINISH
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Kusen Alumunium


Pekerjaan kusen aluminium dilakukan pada saat pekerjaan finishing bata telah selesai dan telah
diplester aci. Ukuran kusen aluminium mengikuti opening yang telah terlebih dahulu disediakan pada
saat pasangan dinding bata. Biasanya ukuran opening jendela kusen aluminium dibuat 5 sampai 8 mm
lebih besar dari ukuran kusennya. Ini untuk memudahkan pemasangan kusen aluminium itu sendiri.
Caranya :

1. Letakkan rangka kusen aluminium yang sudah difabrikasi dalam opening jendela.
2. Dengan bantuan baji karet atau kayu atur kedudukan kusen tersebut sehingga stabil.
3. Dengan bantuan unting-unting atur kelurusan dan ketegakan kusen terhadap tembok.
4. Setelah OK pasang skrup aluminium dengan bantuan alat bor pada beberapa tempat sehingga
posisi kusen aluminium tidak goyah.
5. Isi celah yang ada diantara kusen aluminium dan tembok dengan sealent atau adukan.
6. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan kaca jendela atau daun jendela kaca.

A.Peralatan yang digunakan : B. Bahan yang digunakan :


1. Baji karet / kayu 1. Kusen aluminium
2. Bor 2. Daun pintu/jendela (setelah dipasang kaca)
3. Obeng 3. Fischer
4. Skrup
5. Mortar / semen / sealant
6. Vaseline/isolasi kertas/plastik
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Kusen Alumunium

1. Pemasangan jendela sliding. 2. Daun jendela dibuka terlebih 3. Kusen siap dipasang. Pengukuran
dahulu. lubang jendela disesuaikan dgn
ukuran jendela.

4. Kusen yang siap dipasang 5. Kusen dipasang ke tembok dengan 6. Stel kelurusan kusen terhadap
dimasukkan kelubang tembok menggunakanbajikaret/kayu tembok.
yang telah sesuai. (untuk ganjal).
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Kusen Alumunium

7. Setelah lurus, lubangi tembok 8. Masukkan fischer kedalam lubang 9. Kencangkan fischer dengan obeng
dengan bor melalui lubang di
tersebut. (screw fischer).
kusen jendela yang telah siap dari
pabrik.

10. Setelah daun jendela 12. Parts distelsupaya tidak 13. Finishing dengan
dipasang kaca, 11. Kunci distel. menggunakan
dipasang ke kusen yang
telah terpasang di Tembok dan kusen bisa dibuka dari luar. mortar/ semen/sealant (utk pengisian
pada celah antara
tembok.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Kusen Alumunium


Flowchart Pasang Kusen Aluminium A

MULAI

Las bracket dan dudukan kusen


Siapkan opening pasangan kusen sesuai shopdrawing

Cek las
Cor ambang bawah, pasang bracket & protection tape
bracket

Marking elevasi pinjaman posisi kusen PERBAIKI


ok

PERBAIKI no
Pasang flashing kusen alumunium

Cek marking & cor no


ambang Cor ambang atas & tiang tepi kusen

ok
Pasang daun jendela, kaca & sealant
Pasang kusen pada posisi

PERBAIKI Cek sealant

PERBAIKI
Cek posisi, elevasi, no ok
lot & waterpass
no
Pasang Accesories

ok

A SELESAI
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Pemasangan Pintu Kaca Frameless


Cara praktis membuat kaca frameless agar mudah bongkar pasang adalah dengan
membuat pegangan berupa "got" atau cerukan pada dua sisi bidang yang panjang.
Untuk sisi yang pendek cukup ditempel pada dinding dan diberi sealant.

Sebagai contoh, jika lubang jendela berukuran 30cm x 60cm dengan posisi horizontal,
pegangan hanya dibuat di bagian atas dan bawah pada sisi yang panjang. Kaca
yang digunakan untuk lubang jendela itu berukuran 31cm x 59cm. Asumsinya, bagian
atas dan bawah kaca hanya ½ cm yang masuk ke dalam cerukan dinding, sedangkan
dua sisi di kiri dan kanan diberi sealant.
Cara ini sekaligus untuk memberi ruang gerak pada saat kaca memuai. Agar lebih
jelas, berikut cara pengerjaan untuk kaca mati berbentuk horizontal.

Langkah Pemasangan :

1. Siapkan bidang lubang yang akan ditempatkan kaca.


2. Buat cerukan pada dinding bagian atas dan bawah kaca sedalam dan selebar
1,5cm.
3. Beri sedikit perkuatan dengan adukan semen pada dasar cerukan untuk
pegangan lis "U". Dapat pula dengan memaku lis "U" ke dalam cerukan agar lis
terpegang kuat.
4. Tempatkan lis aluminium berbentuk "U" dengan ukuran 1cm pada kedua cerukan
itu.
5. Berikan sealant sepanjang bagian atas dan bawah cerukan dari lis aluminium itu.
Lalu, masukkan kaca dengan posisi miring.
6. Berikan sealant pada bagian sisi kaca bagian atas dan bawah yang tertanam
pada cerukan agar kaca tertanam rapat.
7. Tutup celah yang terbentuk pada sisi ujung kaca bagian kiri dan kanan dengan
sealant.
8. Bersihkan kaca dengan koran basah. Kaca pun siap terpasang dengan kuat.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Pemasangan Pintu Kaca Frameless


Detail Pintu Kaca Frameless
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Lantai Keramik

Dalam pekerjaan keramik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Ukuran Keramik.
Perlu diketahui bahwa setiap produk keramik mempunyai ukuran yang berbeda-beda meskipun dalam selisih masih
dalam batas toleransi. Oleh sebab itu langkah pertama adalah memilah atau menyortir ukuran keramik yang akan
dipasang. Misalnya ukuran 20x20, 20x25 atau 30x30 dsb. Dari ukuran-ukuran yang didapat itu maka bisa kita
tentukan lebar daripada nat keramik yang akan kita kerjakan sehingga secara visual pasangan terlihat rapih, baik dan
seragam.

2. Metode pemasangan atau pola keramik.


Sama seperti pada pekerjaan plesteran yang pertama dikerjakan adalah pembuatan kepalaan keramik sebagai
acuan pemasangan keramik selanjutnya. Pola pemasangan ada bermacam-macam sesuai dengan rencana
masing-masing proyek. Ada yang sepenuhnya rata ada pula yang kombinasi rata dan miring. Pengisian nat
keramik dilakukan apabila diperkirakan kondisi udara didalam adukan keramik benar-benar sudah hilang. Ini untuk
menghindari keramik terangkat setelah beberapa lama dipasang. Metode atau pola pemasangan keramik tergantung
dengan perencanaan. Apakah dimulai terhadap as bangunan atau terhadap as masing-masing ruangan sehingga
terlihat simetris.

3. Kemiringan atau sloofing.


Pada kondisi dan daerah tertentu pemasangan keramik dibuat kemiringan atau sloofing. Misalnya di daerah
KM/WC atau teras/selasar. Ini agar memungkinkan air segera mengalir dengan cepat.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Lantai Keramik


P
1/2 P

keramik
Benang

1
Penyelesaian

n
e

a
a
l
Kepalaan keramik 1 Keramik tahap 1

1. Pengaturan kepalaan keramik


2. Pengaturan penyelesaian keramik tahap 1.
pada pertengahan pintu masuk.

Penyelesaian
keramik
tahap 2

Filler Tile

3. Pengaturan penyelesaian keramik tahap 2. 4. Pengaturan keramik lain & siap diisi nat.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Lantai Keramik


Proses Utama Standar Kualitas

Right angle triangle

1. Keramik dipilih. 2. Proses pemasangan.

3. Pembersihan permukaan keramik. 4. Pengisian nat.


METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Lantai Homogeneous Tile


1. Peralatan yang digunakan :
 Sendok Spesi
 Ember
 Cangkul
 Skop
 Benang
 Siku-siku
 Waterpass
 Rol Meter
 Kain Lap
 Palu Karet
 Palu Besi
 Amplas Halus
 Mesin Poles Marmer/Granit (untuk mengkilapkan permukaan)
 Gergaji/Gerinda Beton :
 Mata pisau gergaji beton (silicon-carbide cutting disc) Ø 230mm, tebal 3,2mm, lubang Ø 22,2mm.

2. Bahan yang digunakan :
 Granit Tile/Homogeneous/Marmer
 PC
 Pasir
 Air
 Bahan cor nad (Afagrout, ibagruot, afafik dll, warna sesuai rencana).
 Bubuk pengkilap/batu kuning (untuk mengkilapkan permukaan).
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Lantai Homogeneous Tile


3. Pelaksanaan pekerjaan :
 Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan.
 Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain-lain.
  Apabila marmer/granit dipasang pada :
a. Lantai biasa (diatas pasir urug), kepadatan dan kedataran pasir urug harus sesuai rencana.
b. Lantai beton (diatas pasir urug), permukaan lantai dibersihkan dan disiram dengan air.
4. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan.
5. Pasang marmer/granit sebagai pasangan kepala, sepanjang garis dasar yang telah terpasang.

Benang

Benang

Kepalaan Homogeneous /Granit Tile

6. Untuk marmer/granit yang tidak sama dimensinya, dipotong/digerinda dengan alat potong
gergaji/gerinda marmer/granit.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Lantai Homogeneous Tile


7. Cek kedatarannya dengan waterpass untuk setiap pemasangan marmer/granit.
8. Gunakan palu karet untuk mendatarkan/meratakan agar permukaan marmer/granit tidak rusak/cacat.

Benang

Waterpass

Benang

Pengecekan Kedataran Dengan Waterpass

9. Lanjutkan pemasangan marmer/granit dengan pertolongan benang, dan lakukan pengecekan dengan
waterpass setiap memasang sebuah marmer/granit.
10. Isi sela-sela nad dengan bahan cor nad. Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan marmer/granit
telah kuat atau spesi telah kering.
11. Bersihkan permukaan marmer/granit dari sisa - sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain lap
sampai bersih.
12. Poles permukaan marmer/granit dengan bubuk pengkilap dengan menggunakan mesin poles
marmer/granit.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Lantai Homogeneous Tile

Mesin Poles
Marmer/Granit

Mengkilapkan Permukaan Dengan Mesin Poles

13. Untuk mengkilapkan permukaan marmer/granit bekas potongan (daerah pinggulan) :


Permukaan
Bekas Potongan

 Gosok daerah bekas gergaji dengan batu gerinda sampai halus.


  Setelah digosok dengan batu gerinda.
 Haluskan dengan amplas yang halus. Untuk mengkilapkan gosok permukaan dengan
batu kuning.

14. Apabila marmer/granit dipasang pada lantai luar, maka perlu diberi lapisan polymer coating.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pemasangan Step Nosing Tangga


Step nosing dari bahan keramik/marmer/granit/homogeneous dipasang (bersamaan) saat memasang ubin di anak tangga
beton. Caranya, pada bagian ujung siku disisakan celah yang belum tertutup ubin. Pada bagian tepi inilah dipasang nosing
dari keramik/marmer/granit/homogeneous.

Pemasangan nosing berbahan lain, seperti karet atau aluminium, dilakukan setelah anak tangga jadi. Caranya, nosing
disekrupkan pada anak tangga.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Dinding Keramik

Proses pemasangan keramik/granit dinding sebetulnya sama saja dengan keramik lantai. Yang paling perlu diperhatikan
adalah daya rekatnya ke dinding. Keramik/marmer/homogeneous harus merekat kuat agar tak mudah jatuh.

1. Alat dan Bahan :


  Keramik / Marmer / Homogeneous Tile (Granit Tile)
 Semen, pasir, air, waterjet, palu kayu, rubber float, ember, dan spons.

2. Langkah Persiapan Pemasangan :
 Periksa kerataan permukaan dinding. Segera rapikan jika muka dinding tak rata. Setelah rata, bersihkan permukaan
dinding dengan waterjet untuk merontokkan berbagai macam kotoran yang mungkin mengurangi daya rekat keramik
ke dinding.
  Rendam keramik dalam air bersih, minimal 30 menit. Tiriskan dengan posisi berdiri.
 Lapis tipis permukaan dinding dengan campuran semen dan pasir. Tebal lapisan 0,5-1cm. Gunakan adukan semen
pasir dengan komposisi semen-pasir 1:2. Tambahkan adhesive jika perlu. Biarkan selama 1 hari hingga lapisan
 mengeras.
 Untuk pemasangan keramik, screed perlu dibasahi dengan air. Upaya ini untuk meminimalkan penyusutan saat
 proses pengeringan.
 Pasang keramik ke dinding. Lapiskan adukan semen pasir ke bagian belakang keramik. Setelah itu pasang keramik
pada dinding satu per satu, dimulai dari bawah ke atas.
 Ketok keramik dengan palu, agar bagian bawahnya menempel baik ke dinding. Gunakan palu untuk mengatur
 level permukaan antar keramik, sehingga rata.
  Setelah terpasang tiga jam, bersihkan permukaan keramik menggunakan spons basah.
 Setelah keramik terpasang (mini. 24 jam), lakukan pengisian nat. Gunakan adukan semen-pasir halus dengan
 komposisi 2:1. Gunakan rubber float untuk mendapatkan permukaan yang datar dan rapi.
 Terakhir, bersihkan sisa-sisa pengisian nat dengan spons atau handuk, kemudian lap kembali seluruh permukaan
keramik hingga kotoran tidak bersisa.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Dinding Keramik

3. Persiapan pekerjaan dinding keramik :


 Menyiapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang cukup.
  Bahan-bahan di letakan di dekat lokasi pekerjaan pemasangan.
  Membersihkan lokasi pekerjaan.
 Memilih keramik yang akan dipasan, sehingga dapat dibedakan ukuranya yang sama dan
 tidak ada yang cacat.
  Merendam keramik yang akan dipasang sehingga jenuh air.
  Mempersiapkan saluran instalasi yang tertanam didalam dinding keramik.
  Mengayak pasir yang akan dipakai untuk spesi.
 Menyiapkan lampu penerangan untuk kemudahan pemasangan.

4. Pengukuran dinding yang akan dipasang keramik :
 Membuat garis-garis sipatan waterpas pada dinding keramik keliling ± 1m untuk menentukan
ketinggian dan kedataran pemasangan keramik.
 Membuat lot pada dinding di tiap pojok ruangan dan kesikuanya serta garis pertengahan
 dinding untuk pembagian keramik.
 Mengukur jarak-jarak dinding untuk lebar dan tinggi ruangan, serta bagian-bagian yang
 terpasang pada ruangan tersebut.
 Berdasarkan data-data pengukuran kemudian membuat gambar kerja untuk pembagian
pemasangan keramik dinding tersebut.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Dinding Keramik

5. Pelaksanaan pemasangan keramik dinding :


 Ukuran pemasangan keramik mengikuti gambar yang sudah dibuat sebelumnya sebagai
acuan kerja.
 Pada pelaksanaan keramik dinding sebaiknya, keramik lantai belum terpasang, sehingga
 nantinya mendapat nut yang segaris antara dinding dan lantai.
  Pemasangan keramik harus padat dan rata sehingga tidak ada keramik dengan spesi kosong.
 Membuat kepalaan keramik baik secara horizontal maupun vertikal mengikuti garis sipatan
 dan lot ketegakan yang telah dibuat sebelumnya.
 Sebelum keramik dipasang, sebelumnya dinding dibasahi dahulu dengan air.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pemasangan Railing Tangga


Persyaratan dalam pekerjaan :

Tangga Utama dan Tangga Darurat : Pipa besi Ø 25 mm finish cat duco putih semigloss ex Danagloss, hand railing besi
pipa medium Ø 50 mm termasuk finishing, perkuatan dan material bantu yang diperlukan lainnya. Pekerjaan dilaksanakan
sesuai RKS, gambar dan spesifikasi teknis.

dinding
A. Pelaksanaan pekerjaan :


  as dan elevasi untuk posisi railing tangga sesuai gambar
Marking
kerja. bordes
 
 Tentukan letak tiang railing sesuai gambar kerja.

  pada awal trap tangga dan pada bordes
Pasang tiang railing
lantai atasnya.
 
 Tarik benang antara kedua tiang railing.
 
Pasang tiang railing sesuai jarak yang telah ditentukan.

 
Matikan dudukan tiang railing.

n
  tentukan as a
Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang.
 tiang tangga i
  k
Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya.


Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga
yang telah terpasang.
trap tangga
 
Cek ketegakan tiang, kemudian matikan dengan dynabolt.

Tiang Railing

1 Plat Dudukan 2 Tarikan


Tiang Benang Tiang
Railing

Unting²

Trap
Tangga Trap
Tangga

 
Dan agar diperhatikan sistem joint bagian bawah (plat tangga dengan cover plat).

3 Hand
Rail
Tiang
Railing
4 Hand
Rail Tiang
Railing

Trap Trap
Tangga Tangga
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board


1. Syarat Pemasangan
 Rangka yang digunakan rangka metal furring
  Jarak rangka 600 x 600 mm
  Sistem aplikasi bisa nat terbuka/open nat atau flushing joint/tanpa nat
 Pemasangan panel ke rangka bisa menggunakan sekrup atau paku (disesuaikan rangka yang
digunakan) sebagai penguat dengan jarak 50 mm dari sudut dan 15 mm dari sisi panel, kemudian
 jarak antar sekrup atau paku 200 mm untuk sisi panel dan 300 mm unutk tengah panel
 Beri celah antar panel 3 mm untuk penempatan compound A+B, kemudian gypsum tape di
ratakan agar keluar gelembung udaranya sampai rata dan tunggu kering 24 jam
  Tahap terakhir gunakan comice adheisive untuk finishing sambungan flush joint
 Untuk finishing bisa langsung di cat tanpa di plamir
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board


METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board


METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board


METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board


METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board


Pertemuan Antar Panel Gypsum

Metode Pemasangan Compound Pada Gypsum Board


1. Lakukan pelapisan pada petemuan bidang panel dengan compound.
2. Dilanjutkan dengan penempelan paper tape pada lapisan compound.
3. Lapiskan kembali compound menimpa paper tape.
4. Tunggu sampai kering lalu haluskan permukaan dengan hand sander dan grit paper 150/120.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan List / Cornice Plafond

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan cornice finish melamik dari rangka kayu solid seperti yang dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang baik
dan rapih dan disetujui Pemberi Tugas.

A. Pekerjaan persiapan :

1. Pastikan list profil yang digunakan telah kering sempurna, dinding plesteran juga kering dan tidak lembab.
2. Pemasangan list profil sebaiknya dilakukan sebelum pekerjaan plamir, pengecatan dinding maupun
pengecatan plafond dilakukan.
3. Pastikan lebar dan proyeksi list profil sudah benar sesuai spesifikasi.

B. Pekerjaan pemasangan :
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Langit-Langit Gypsum Board


Flowchart Pekerjaan Plafond
MULAI
A

Marking elevasi &


titik² penggantung
Pasang panel gypsum

Cek elevasi & Ratakan sambungan gypsum


jarak titik
gantungan
PERBAIKI Marking posisi
accessories M/E

Pasang penggantung no no
& rangka tepi
Cek posisi elevasi &
ok jarak
Pasang tarikan benang memanjang,
melintang & diagonal sebagai
acuan elevasi & kelurusan plafond ok

Lubangi posisi
Pasang rangka plafond accessories M/E

PERBAIKI

Cek elevasi & no


Finishing
permukaan plafond
jarak

Pasang accessories M/E


ok

A
SELESAI
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

Pekerjaan Instalasi Sanitair


Metode Closet Duduk
1. Periksa jarak posisi pipa pembuangan closet terhadap finish dinding.
2. Periksa titik out let flush valve terhadap permukaan lantai dan posisi as pembuangan closed.
3. Marking dan bor posisi baut body closed sesuai dengan lobang pada body closet.
4. Pasang floor flange berikut waxnya.
5. Pasang body closet dan kencangkan baut agar body closet rapat terhadap permukaan dinding.
6. Pasang Flush valve Closet.
7. Silent pertemuan body closet dengan permukaan lantai keramik.

Metode Closet Jongkok


1. Periksa posisi pipa pembuangan closet Rapi C dan Rapi DX.
2. Pasang body closet Jongkok.
3. Periksa kerataan body closet jongkok dengan waterpass.
4. Body closet yang sudah terpasang dikunci dengan adukkan semen.

Metode Washtafel Meja


1. Marking lobang untuk body washtafel pada meja beton washtafel.
2. Marking posisi bracket untuk body washtafel.
3. Pasang body washtafel rapat terhadap permukaan bagian bawah granit meja washtafel.
4. Pasang barcket body washtafel.
5. Pasang Kran dan P trap washtafel.
6. Silent pertemuan antara body washtafel dengan permukaan sisi bawah top table meja washtafel.
Pekerjaan Asesoris Toilet

Dalam pemasangan 1 unit sanitari adalah 1 set lengkap dengan aksesoriesnya yang mana dapat berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga tidak meninggalkan fungsi dalam 1 set sanitary.

Adapun pekerjaan sanitair yang dikerjakan berupa pemasangan Closet, Floor Drain, Wastafel, Kran Wastafel, Urinoir, Kran,
Paper Holder, Shower Spray

Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan :

1. Pekerjaan harus dilaksanakan dan dipasang sesuai gambar dan spesifikasi teknis.
2. Sebelum pemasangan sanitair ini terlebih dahulu dicek ulang kembali posisi dan ukuran harus sesuai dengan jenis
materialnya yang akan dipasang.
3. Dalam pemasangan sanitary ini setelah selesai pemasangan pemipaan dan telah dites, baik tekanan maupun
perendaman, agar tidak timbul kebocoran pada instalasi.
4. Untuk penempatan material ini sesuai dengan gambar yang telah disetujui pengawas.

Kran Dinding Floor Drain Kloset Jongkok


I. Pemasangan Closet
a) Pembuatan shopdrawing (gambar setting)
b) Persiapan titik air bersih dan air kotor
c) Pemasangan seal gasket
d) Pemasangan tank trim
e) Pemasangan handle lever
f) Pemasangan body closet
g) Pemasangan tanki closet
h) Pemasangan seat cover
i) Pemasangan stop valve
j) Pemeriksaan kebocoran

II. Pemasangan Wastafel/Lavatory


a) Pembuatan shopdrawing (gambar setting)
b) Persiapan titik air bersih dan air kotor
c) Pemasangan spout
d) Pemasangan set pipa
e) Pemasangan handle
f) Pemasangan siphon/waste body
g) Pemasangan hanger
h) Pemasangan screw
i) Pemasangan kick box
j) Pemasangan lift rod
k) Pemasangan supply
l) Pemasangan siphone/valve pipe
m) Pengecekan kebocoran

III. Pemasangan Urinoir


a) Pembuatan shopdrawing (gambar setting)
b) Persiapan titik air bersih dan air kotor
c) Pemasangan flange
d) Pemasangan inlet spud
e) Pemasangan spud
f) Pemasangan hanger
g) Pemasangan seal gasket
h) Pemasangan body urinal
i) Pemasangan flush valve
j) Pengecekan kebocoran
Flowchart Pekerjaan Sanitair START

Contoh Material

no

Persetujuan
Consultant
Engineering

yes

Shop Drawing
Instalasi Sanitair
FINISH
Koreksi

Penyiapan Persetujuan Perapihan


no
Material, Alat dan /Disetujui
Tenaga Kerja Direksi yes

no
Koreksi
yes

Instalasi Sanitair Kontrol

Pekerjaan sanitair ini dilaksanakan menjelang akhir proyek. Seperti pemasangan kloset, urinoir, wastafel dan kran air.
Biasanya dilaksanakan setelah semua pekerjaan finishing selesai dan pintu-pintu sudah terpasang dan dikunci.
Pekerjaan Waterproofing

A. Alat yang digunakan :


1. Sapu
2. Pisau
3. Meteran
4. Kuas
5. Kuas Roll Kecil
2-3 cm Adukan
6. Sipatan / Tali Pemberi Tanda Pengisi

B. Bahan yang digunakan :


1. Area Luar = Membrane
2. Area Toilet = Liquid applied
3. Sikatop ex SIKA, Tipe Coating 2 komponen + test rendam 2 x 24 jam.

C. Pelaksanaan :

Langkah 1 : Pembersihan
Syarat : bersih dari kotoran, bebas debu, lokasi dalam keadaan kering dan halus.

Metode kerja :

1. Rapikan semua permukaan lantai dan dinding yang akan dipasang waterproofing.
2. Permukaan harus rata, bebas dari lubang dan tonjolan, kemudian bersihkan dari debu, minyak dan
kotoran lainnya.
3. Hindarkan sudut siku dengan membuat segitiga pengisi 2 - 3 cm.
Langkah 2 : Pelaburan Primer

Metode kerja :

1. Oleskan primer dengan kuas atau rol tipis-tipis pada bidang yang akan dipasang waterproofing.
2. Pemakaian 1 liter primer dapat menghasilkan + 7 m² bidang kerja.
3. Primer dibiarkan hingga mengering (+ 1 jam bila keadaan cuaca cerah).

Langkah 3 : Pemasangan Waterproofing

Metode kerja :

1. Pasang terlebih dahulu lapis waterproofing pada bagian sudut ruang untuk memudahkan pemasangan bagian datar.
2. Pemasangan dimulai dari titik terendah (drain).
3. Lapis waterproofing ditempel dengan cara melepas lapisan kertas silicon.
4. Tempelkan pada bidang yang sudah diprimer.
5. Pada penyambungan waterproofing berikutnya, diharuskan memberi overlap 10 cm (tepat garis putih yang terdapat dikanan
dan kiri Waterproofing Membrane.

10 cm overlap

6. Untuk mendapatkan hasil yang merata, kertas silicon dibuka sedikit demi sedikit dan ditempelkan sambil ditekan serta
digosok dengan kain pel atau handroller, terutama pada bagian sudut dan lekukan-lekukan serta sambungan.
7. Pemasangan Bitu Mastic (Mastic) pada tempat yang kritis :
Untuk pengamanan sambungan ditempat yang kritis (titik pertemuan, drain dll), maka perlu dilapis dengan bahan semacam
Lem (Mastic) secukupnya.

Metode Kerja :

- Sambungan yang digunakan biasanya terputus-putus agar dapat mengikuti bentuk permukaan yang akan dilapis
waterproofing dan dapat menyatu dengan primer yang dikuaskan.
- Oleskan Mastic pada sambungan hingga rata dengan lebar ± 3 - 4 cm.
- Biarkan hingga Mastic dalam keadaan kering (± 2 jam).
Drain
Adukan pelindung
Mastic
min. 25 mm

Lapisan Waterproofing

Gbr. Pengolesan Mastic Pada Sambungan


8. Setelah selesai sebagian atau seluruh pekerjaan pemasang waterproofing, diadakan tes rendam (flood test) selama 24
jam/hari dengan air setinggi 5 cm.
9. Karena waterproofing membrane tidak tahan terhadap sinar ultra violet (panas matahari), maka setelah pemasangan
jangan dibiarkan terbuka selama lebih dari 24 jam.
10. Setelah dipastikan pemasangan tidak bocor, maka ditutup kembali dengan plesteran pelindung dengan campuran 1pc :
3ps setebal 1,5 - 2,5 cm.
11. Jika dikehendaki untuk bak air, kolam atau atap dapat dipasang dengan keramik.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Pemasangan Waterproofing Pada Toilet :

1. Pasangan keramik pada dinding agar dipasang terlebih dahulu, dimana disisakan setinggi ± 25 cm dari lantai
kemudian dibagian tersebut diplester tipis.
2. Lantai beton kamar mandi dibuat 3 cm lebih redah dari Lantai Luar.

Pemasangan Waterproofing Pada Basement :

1. Permukaan air harus dijaga/dikontrol dengan cara dewatering (apabila muka air tanah lebih tinggi dari lantai
basement).
2. Pekerjaan dewatering harus mulai dari saat galian, lantai kerja sampai selesai pekerjaan waterproofing pada
dinding.
3. Pekerjaan pelindungnya memakai pasangan bata atau plesteran.
Flowchart
Pekerjaan Waterproofing START

Bersihkan permukaan

Pasang lapis waterproofing pada bagian sudut


ruang dimulai dari titik terendah (drain)

Tempel dengan cara melepas


lapisan kertas silicon

Lapis permukaan dengan waterproofing


dengan primer yang dikuaskan

Oleskan Mastic pada sambungan


hingga rata dengan lebar ± 3 - 4 cm

Biarkan hingga Mastic dalam


keadaan kering (± 2 jam)

Tes Rendam (flood test)

Tutup kembali dengan plesteran

Pasang dengan keramik (jika perlu)

FINISH
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR

A. PERALATAN YANG DIGUNAKAN :


1. KERTAS SEMEN / KORAN
2. LAKBAN
3. AMPLAS
4. ROL
5. KWAS
6. SKRAP
7. KAIN LAP
B. BAHAN YANG DIGUNAKAN :
1. PLAMIR
2. CAT DINDING
C. PELAKSANAAN :
1. BERSIHKAN PERMUKAAN DINDING DARI DEBU , KOTORAN DAN BEKAS PERCIKAN
PLESTERAN DENGAN KAIN LAP.
2. LINDUNGI BAHAN - BAHAN / PEKERJAAN LAIN YANG BERBATASAN DENGAN DINDING YANG
AKAN DICAT DENGAN KERTAS SEMEN / KORAN DAN LAKBAN.
3. GUNAKAN SKRAP UNTUK MEMPERBAIKI BAGIAN - BAGIAN DINDING YANG RETAK &
KURANG RATA DENGAN PLAMIR, KEMUDIAN TUNGGU SAMPAI KERING.
4. HALUSKAN PLAMIR YANG TELAH KERING DENGAN AMPLAS HINGGA RATA.
5. CEK, APAKAH PERMUKAAN DINDING SUDAH RATA?
6. JIKA PERMUKAAN SUDAH RATA, MAKA LAKUKAN PENGECATAN DASAR DENGAN ALAT ROL PADA
BIDANG YANG LUAS & DENGAN KWAS UNTUK BIDANG YANG SEMPIT ( SULIT ).

CAT
7. JIKA CAT DASAR TERSEBUT SUDAH KERING, LAKUKAN PENGECATAN FINISH YANG PERTAMA.

8. JIKA CAT FINISH YANG PERTAMA SUDAH KERING, LA - LAKUKAN PENGECATAN FINISH
YANG KEDUA / TER - AKHIR ( JUMLAH PELAPISAN CAT SESUAI DENGAN SPESIFIKASI )..

9. C E K , APAKAH PENGECATAN FINISH YANG KEDUA / TERAKHIR ITU SUDAH RATA ?.


10. APABILA SUDAH RATA, BERSIHKAN CAT - CAT YANG MENGOTORI BAHAN - BAHAN / PEKERJAAN
LAIN YANG SEHARUSNYA TIDAK TERKENA CAT DENGAN KAIN LAP.

TEPI KUSEN DIBERI


LAKBAN
DINDING YANG
DICAT
DINDING

PERLINDUNGAN KERTAS
KORAN

LANTAI
TEMPAT CAT

D. HASIL AKHIR :
HASIL AKHIR PENGECATAN DINDING YANG BAIK ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

1. PERMUKAAN RATA
2. TIDAK MENGENAI DINDING LAIN.
3. TIDAK MENGELUPAS.
CAT
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ME


Pekerjaan ini berhubungan dengan pekerjaan dinding seperti instalasi pipa air bersih, air kotor dan air bekas
serta instalasi listrik. Dimana pada kondisi tertentu harus dilakukan berbarengan dengan pekerjaan arsitektur
seperti bongkaran dinding, lantai dan plafond.
Karena pekerjaannya yang cross dengan pekerjaan arsitektur, maka harus koordinasi dengan pihak arsitektur.
Ini dimaksudkan agar tidak terjadi pekerjaan bongkar pasang karena ketinggalan instalasi plumbing dan listrik.
Misalnya bobokan pada dinding, plat lantai dan gantungan-gantungan diplat lantai.
Besarnya bobokan di dinding biasanya sebesar pipa/conduit kabel-kabel listrik dan lubang-lubang pipa air
bersih dan air kotor.
Lubang-lubang di plat lantai untuk buangan air kotor dari closet kamar mandi dll.

Gantungan-gantungan biasanya sebagai penggantung kabel dan ducting.


Setelah pipa-pipa selesai dipasang maka masih diperlukan testing dan commissioning untuk melihat
pemasangan pipa-pipa apakah sudah benar atau masih terdapat kebocoran?
Pengetesan yang dilaksanakan adalah Test Tekan. Dimaksudkan untuk mengetahui ada penurunan tekanan
atau tidak? Kalau hal ini terdapat di dalam plafond maka berpengaruh terhadap pasangan plafond yang
tertunda.
Untuk menghindari kebocoran pada daerah toilet maka harus dilakukan pemasangan waterproofing terlebih
dahulu. Dilanjutkan dengan tes rendam selama 24 jam untuk mengetahui masih ada atau tidak kebocoran.
Kalau masih ada kebocoran maka pekerjaan finishing selanjutnya tidak boleh dilakukan.
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Pekerjaan Instalasi Plumbing

I. Instalasi Pekerjaan Plumbing terdiri :

• Pekerjaan Sistim Air Bersih

A. Pengetesan Sistim Air Bersih :


Sumber air nantinya didapat dari sumur pompa ditampung dalam Roof Tank.

Air didistribusikan ke masing-masing outlet/toilet dengan Pompa Transfer dan Pompa Booster.

Pipa Instalasi Air Bersih : Pipa PPR PN-10 klas AW, termasuk fitting dan valve lengkap dengan support,
hanger dan semua peralatan bantu yang diperlukan.

Proses pemasangan :
View Test :
- Kondisi pipa yang datang kelapangan benar-benar baru, tidak cacat, tidak kusam
- Sambungan pipa diperhatikan (untuk pipa didalam gedung)
- Ukuran < 65mm memakai sambungan drat / ulir.
- Ukuran > 65mm memakai flanges drat.
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Pengetesan dilakukan :

1. Secara partial :
a) Rangkaian pipa per-section (atau perlantai) ditekan dengan pressure test dengan tekanan test yaitu : 10 kg/cm².
b) Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukkan mencapai 10 kg/cm² Dibuatkan Berita Acara
disaksikan oleh pengawas/konsultan yang ditunjuk.
c) Air dibiarkan selama 2 x 24 jam, setelah saatnya disaksikan kembali oleh pengawas konsultan, untuk disaksikan
kondisi pressure test. Jika tekanan air tetap 10 kg/cm² maka pengetesan berhasil.

2. Secara rangkaian keseluruhan :


a) Pengetesan dilakukan sebelum instalasi pipa di-sambung ke pompa.
b) Rangkaian pipa mulai dari ruang pompa ditekan dengan pressure test dengan tekanan test yaitu : 10 kg/cm².
c) Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukkan mencapai 10 kg/cm² dibuatkan Berita Acara
disaksikan oleh pengawas/konsultan yg ditunjuk.

Commissioning :

1. Periksa bagian-bagian sambungan pipa (jika ada kemungkinan yang bocor) akibat pekerjaan finishing seperti ketusuk paku,
kena bobokan dll.
2. Periksa operasional pompa, serta hubungan instalasi lainnya.
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

II. Pengetesan Instalasi Pemadam Kebakaran :

System Pemadam Kebakaran :


a. System Instalasi Fire Hydrant dan Sprinkler
b. System Instalasi Pompa-Pompa.

1. Pengetesan Instalasi Pipa :


Proses pemasangan : View Test :
- Kondisi pipa yang datang kelapangan benar-benar baru, tidak cacat, tidak kusam.
- Sambungan pipa diperhatikan (untuk pipa didalam gedung).

Pengetesan dilakukan :
a. Secara partial :
- Rangkaian pipa per-section (atau perlantai) ditekan dengan pressure test dengan tekanan test yaitu :
12 kg/cm2. (atau 2 kali tekanan kerja).
- Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukkan mencapai 12kg/cm2 dibuatkan
Berita Acara disaksikan oleh pengawas/konsultan yang ditunjuk.
- Air dibiarkan selama 2x24 jam, setelah saatnya disaksikan kembali oleh pengawas konsultan untuk
disaksikan kondisi pressure test. Jika tekanan air tetap 12 kg/cm2 maka pengetesan berhasil.
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
2. Secara rangkaian keseluruhan :

- Pengetesan dilakukan sebelum instalasi pipa di-sambung ke pompa.


- Rangkaian pipa mulai dari ruang pompa ditekan dengan pressure test dengan tekanan test yaitu : 12 kg/cm2.
- Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukkan mencapai12 kg/cm2, buat Berita Acara disaksikan
oleh pengawas / konsultan yang ditunjuk.

Penting bahwa pada ujung pipa sebelah atas (shaft) dipasang Air Vent serta disetting sesuai dengan tekanan kerja pipa
yang telah ditentukan misal 12 kg/cm2. Tekanan ini harus diperiksa lagi jika tekanan dalam pipa saat pompa telah dipasang
sudah constant dan sesuai dengan persetujuan owner

3. Test & Commissioning (Pemadam Kebakaran) :

1. Setelah kondisi proyek dianggap aman untuk pemasangan. Antara lain : Ruangan sudah di-finish dan bersih serta
keamanannya dapat dikendalikan.
2. Dapat dipasang peralatan antara lain :
• Hydrant box lengkap dengan peralatannya.
• Dropper sprinkler.
• Pompa Utama.
3. Setelah pompa dan accessories lain dapat dipasang maka dilakukan :
• Start Up pada pompa hydrant listrik/diesel. Pantau putaran dan fungsi pompa telah normal sesuai dengan brosur
pompa.
• Tekanan air dalam pipa, dilakukan setting pada pressure switch. Setting pressure mengikuti spesifikasi dan
persetujuan konsultan/owner.
• Test ulang (ke-1) jika drain valve dibuka, pressure dalam pipa turun sampai batas yang ditentukan, maka
kejadiannya harus pompa jockey yang beroperasi untuk mengisi pressure lagi mencapai tekanan yang telah
ditentukan, kemudian pompa jockey berhenti.
• Test ulang (ke-2) jika drain valve dibuka, pressure dalam pipa turun sampai batas yang ditentukan (dibawah dari
item-c), maka kejadiannya harus pompa hydrant listrik yang beroperasi untuk mengisi pressure lagi mencapai
tekanan yang telah ditentukan, kemudian pompa hydrant listrik berhenti.
• Lakukan pengetesan pompa hydrant diesel, yaitu MCCB pada pompa listrik dimatikan.
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Pekerjaan Fire Hydrant dan Sprinkler


A. Bahan dan Material yang digunakan :
1. Electric Main Pump, Electric Jockey Pump, Diesel Main Pump
2. Pemipaan menggunakan BSP SCH 40 ASTM A53 di cat warna merah.
3. Air release valve Ø 4”
4. Indoor hydrant box lengkap dengan hydrant valve, selang hydrant, nozzle, Fire Hose Roll dengan
Machino Coupling, gantungan selang dan landing valve
5. Multipurpose dry chemical fire extinguisher kap. 6 kg lengkap dengan bracket dan nozzle (portable type)
6. Material bantu (mur-baut, flange, socket dll)
7. Fitting-fitting, Pipa-pipa
8. Testing and Commissioning

B. Peralatan yang digunakan :


1. Peralatan Utama Dalam Gedung :
a) Indoor Hydrant Box Tipe lengkap hose rack, fire hose, machinocoupling, landing valve, hydrant valve, hose
nozzle, pelubangan fixture alarm, support, hanger, dudukan dan perlengkapan lainnya.
b) Head Sprinkler tipe pendant

2. Peralatan Utama Luar Gedung :


a) Outdoor hydrant box lengkap hose nozzle, fire house, coupling, pondasi dan asesories Pillar hydrant
lengkap pondasi dan asesories Siamesse connection lengkap pondasi dan asesories Check valve diameter
100 mm Gate valve dia 100 mm Box control sesuai gambar

C. Alat Kerja yang digunakan :


1. Mesin las
2. Gerinda tangan
3. Bor duduk dan bor tangan
4. Takel, Kunci pipa, kunci pas, dsb
D. Urutan pemasangan pipa indoor :
1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur. pekerjaan lain seperti jalur pipa AC, Plumbing, Tray
Cable dll.
2. Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.
3. Lapisi pipa Black Steel (GIP jika akan di cat seluruh pipa) dengan cat dasar (zingkromat). Setelah dicat dasar lapisi pipa
dengan cat merah.
4. Pasang gantungan maupun support pipa sesuai hasil marking.
5. Pasang pipa GIP/Black Steel sesuai ukuran pada shop drawing, penyambungan pipa < Ø 2,5” dengan drat dan Ø 2,5“ ke
atas dengan las.
6. Gunakan benang & water pass untuk mengukur kelurusan pipa.
7. Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa.
8. Lakukan tets tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku.
9. Untuk pemasangan pipa dropper fire sprinkler harus dikoordinasikan dahulu dengan pekerjaan plafon (arsitek) dan pekerjaan
ME lainnya.
10. Lakukan test tekan ulang jika pipa dropper telah terpasang.

E. Urutan pemasangan pipa outdoor :


1. Marking jalur pipa.
2. Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya.
3. Sambung pipa di atas galian.
4. Lapisi pipa dengan zingkromat.
5. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi teknis yang berlaku.
6. Beri lapisan pasir pada dasar galian.
7. Turunkan pipa ke dalam galian.
8. Lapis kembali galian dengan pasir.
9. Urug galian.

F. Urutan pemasangan hydrant box indoor :


1. Marking lokasi penempatan hydrant box dengan ketinggian bagian atas 150 cm.
2. Bobok dinding bata sesuai ukuran marking.
3. Pasang hydrant box pada posisinya.
4. Pasang instalasi pipa yang menuju hydrant box.
5. Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.
6. Accessories hydrant dipasang setelah kondisi proyek aman.
G. Urutan pemasangan Hydrant Box Outdoor, Pillar & Siamese Connection :

HYDRANT BOX
1. Marking lokasi penempatan hydrant box.
2. Buat pondasi hydrant box
3. Pasang hydrant box pada posisinya.
4. Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.
5. Accessories hydrant dipasang setelah kondisi proyek aman.

HYDRANT PILLAR

1. Marking lokasi penempatan Hydrant pillar & Siamese connection


2. Gali lokasi marking dan jalur pipa yang menuju ke posisinya.
3. Sambung instalasi pipa yang menuju ke lokasi Hydrant Pillar maupun Siamese
connection.
4. Pasang Hydrant pillar dan Siamese connection.

H. Urutan pemasangan Head Sprinkler :

1. Pemasangan dropper dilakukan jika plafon telah terpasang


2. Gunakan seal tape untuk penyambungan sprinkler ke pipa dropper.
3. Lindungi Head sprinkler dari kotoran dan cat.

I. Urutan pemasangan pompa :

1. Marking lokasi penempatan pompa.


2. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
3. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
4. Pasang Pompa dan valve-valvenya.
5. Sambung instalasi daya ke pompa.
6. Atur pressure switch pompa sebagai berikut :
- Jockey Pump On posisi 8,5 Bar, Off posisi 9 Bar
- Electric Pump On posisi 7 Bar, Off manual
- Diesel Pump On posisi 6 Bar, Off manual
7. Lakukan running test pompa.
Blok Diagram Pemadam Kebakaran

Air Vent
Lantai - lantai Ke MCFA

Flow Switch

Head Sprinkler Head Sprinkler Hydrant Box

Halaman

Hydrant Pillar Siamese Conection Hydrant Box

Ruang Pompa
Gate Valve
Pompa Diesel
Check
Valve Pompa Elektrik

Shaft M ekanik al
Ground Pompa Jockey
tank
Alarm gong Safety
valve

Deep Well PDAM


METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Pekerjaan Pasang Panel


Pengadaan dan pemasangan panel listrik harus lengkap, pondasi, dudukan panel dan alat bantu lainya sehingga sistem
dapat berfungsi dengan baik, dikerjakan dan dipasang sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar.

A. Material yang digunakan :

1. Panel Distribusi
2. Panel UPS
3. Panel AC
4. Panel ATM
5. Panel Genset

B. Peralatan yang digunakan :

1. Bor Tangan
2. Kunci Pas
3. Obeng
4. Waterpass
5. Dll
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Pemasangan Panel

1. Marking lokasi panel dengan ketinggian rata atas 180 cm².


2. Pasang dynabolt.
3. Pasang panel jika dinding sekeliling telah diplester / finish.
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Pemasangan Panel
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

C. Supervisory panel / panel control

1. Dipasang pada dinding


2. Perlu pengkondisian udara ruang
3. Pada ruang kontrol untuk supervisory panel lift
4. Panel control pada R. Mesin Lift/Atap

Kabel ladder
Cable trunking
Kabel telpon

MDF

Panel MCFA Supervisory Panel

Contoh Pemasangan Peralatan Elektronika di Ruang Control


METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Pemasangan Instalasi Kabel Indoor

A. Material yang dipergunakan :

1. Kabel NYA / NYM / NYFBGY


2. Las dop

B. Peralatan yang dipergunakan :

1. Kawat pancingan
2. Tang
3. Obeng
4. Lakban kertas dan spidol
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
C. Pemasangan Instalasi Indoor

1. Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa konduit sesuai groupnya.


2. Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut.
3. Tandai kabel sesuai group dengan lakban dan spidol.
4. Sambungan kabel hanya boleh pada tee dos dan dengan las dop.
5. Merger kabel yang telah terpasang.
6. Marking jalur instalasi.
7. Tandai lokasi tiang lampu.
8. Gali jalur yang telah dimarking.
9. Gelar kabel NYFBGY sesuai ukuran pada shop drawing sesuai groupnya.
10. Timbun dengan pasir.
11. Urug galian dengan tanah kembali.

D. Pemasangan Instalasi Outdoor :

1. Marking jalur instalasi.


2. Tandai lokasi tiang lampu.
3. Gali jalur yang telah dimarking.
4. Gelar kabel NYFBGY sesuai ukuran pada shop drawing sesuai groupnya.
5. Timbun dengan pasir.
6. Urug galian dengan tanah kembali.
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

METODE PEMASANGAN KABEL INSTALASI INDOOR

Jarak antar
konduit 10 cm
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

FOTO-FOTO
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Pekerjaan Pemasangan Kabel Feeder

A. Material yang dipergunakan :

1. Kabel power
2. Kabel skun
3. Kabel ties

B. Peralatan yang dipergunakan :

1. Tang
2. Obeng
3. Tali
4. Tang pres
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
C. Urutan pelaksanaan kabel feeder pada tray :
1. Pastikan lebar tray cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang.
2. Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 m dari kebutuhan.
3. Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir.
4. Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 m.
Catatan : 5. Kabel siap disambung dengan panel.
1. Tray telah terpasang rapi.
2. Potong kabel sesuai ukuran dengan panjang dilebihkan 1 m.

.. ..

D. Urutan pelaksanaan kabel feeder pada ladder :

1. Pastikan lebar ladder cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang.
2. Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 m dari kebutuhan.
3. Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir.
4. Gunakan tali jika kabel akan dipasang vertikal.
5. Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 m.
6. Kabel siap disambung dengan panel
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3. Tarik kabeldiatas tray.

.. ..

4. Ikat kabel pada tray tiap jarak 1 m.


METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

FOTO
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Pekerjaan Instalasi Saklar dan Stop Kontak

A. Bahan yang digunakan :

Saklar
Stop kontak
Grid switch

B. Peralatan yang digunakan :

Bor Tangan
Tang, Obeng dll
Water pas
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL 1
Pelaksanaan :
 Marking jalur konduit pada dinding.

 Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.

Bobok jalur
 Pasang konduit & inbow dos. konduit
saklar
 Bobok jalur
konduit stop
 Tunggu sampai dinding di finish arsitek. kontak


 Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya.

 Pasang saklar & stop kontak, gunakan waterpass agar rata. 150 cm

30 cm

2 3
dinding

Kabel instalasi
konduit konduit
Kabel instalasi

Inbow dos
saklar Kabel instalasi saklar

150
cm 150 cm

Inbow dos stop


30 cm
kontak Stop kontak 30 cm
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Pekerjaan Instalasi CCTV dan TV


Pekerjaan CCTV (alt-1, pengadaan baru ex. BOSCH. Kartu Garansi 2 thn dari PT. Jakarta Sinergi Multidiv (Authorized
Distributor BOSCH Indonesia) diserahkan ke User.

A. Pekerjaan yang dilaksanakan c/w asesoris :

1. Pengadaan dan pasang DVR ex BOSCH tipe DVR-630-08A100 (1tera) (komplit sampai berfungsi) ; 8
channel , Penempatan DVR & Monitor Pada R.Server.
2. Pengadaan dan pasang kamera indoor dome-Varivocal lense dome camera ex BOSCH tipe VDC-
260V04-10.
3. Pengadaan dan pasang kamera indoor dome-Outdoor IR Day/Night dome camera ex BOSCH tipe VDI
240V03-1.
4. Pengadaan dan pasang monitor LCD 15“ ex.LG/SAMSUNG termasuk converter Video to VGA ex
taiwan (Penempatan pada Server).
5. Instalasi kabel CCTV, kabel NYMHY 4 x 1 sqmm (Supreme/Kabelindo/Tranka/Kabelmetal) dengan
protector PVC Conduit National/Clipsal/EGA.
6. Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel TV dari outlet TV ke JBTV/layanan tv kabel, sampai
berfungsi. Kabel 5C Merk BELDEN dengan protector PVC Conduit National/Clipsal/EGA.
7. Armature outlet TV, inbow Merk PANASONIC/CLIPSAL.
8. Pengadaan dan pasang braket TV LCD 15“
9. Testing and Commissioning

B. Peralatan Yang Digunakan :


1. Tang, Obeng dll
2. Waterpas
3. Bending konduit
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
C. Urutan pelaksanaan :
• Pemasangan instalasi konduit
• Pemasangan instalasi kabel CCTV
• Pemasangan instalasi rak kabel
• Pemasangan terminal box
• Pemasangan peralatan CCTV

D. Urutan Pemasangan Instalasi CCTV :


• Marking lokasi penempatan TV monitor & Camera
• Pasang TV monitor
• Pasang Camera

E. Dokumentasi Instalasi CCTV :


METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Pekerjaan Instalasi Fire Alarm
A. Bahan yang digunakan :

1. MCFA Semi Addressable c/w LCD and Full Computerized


2. MDF - FA
3. Graphic Monitor c/w Printer
4. Nicad Battery Rechageable 4 jam
5. Grounding System + Surge Arester
6. Announciator
7. Instalasi Power Suplay untk MCFA, NYM 3 x 2,5mm c/w PVC Conduit 20mm
8. Instalasi Graphic Monitor & LCD, NYM 3 x 2,5mm c/w PVC Conduit 20mm
9. Smoke Detector ( photo elektric )
10. ROR Temperature Heat Detector
11. Manual Push Button pada IHB Hydrant
12. Alarm Bell pada IHB Hydrant
13. Indicator Lamp pada IHB Hydrant
14. Fire Intercom Jack pada IHB Hydrant
15. Flow Switch
16. Tamper Switch
17. TB FA termasuk module
18. Pekerjaan Instalasi
19. TB FA termasuk module untuk Interlocke ke Lift , Presurized Fan
20. Paging Voice , SDP Listrik perlantai
21. Material Bantu
22. Testing dan Commisioning

B. Peralatan yang digunakan :


• Tang, Obeng, dll
• Waterpass
• Kunci Pas
C. Metode Sistem :
1. Peralatan Utama Master Control Panel Fire Alarm
2. LCD Announciator (1 unit)
3. Sistem yang digunakan sesuai addressable.
4. Peralatan setiap lantai terdapat TBFA/moracle.
5. Untuk sistem semi addressable
- mendeteksi terjadi alarm per zone/area disetiap lantai.
5. Fungsi dari sistem fire alarm adalah untuk mendeteksi serta mencegah terjadinya kebakaran dan
untuk segera diambil tindakan.
6. Fungsi dari peralatan detector adalah :
- Smoke detector : mendeteksi adanya asap
- ROR detector : mendeteksi adanya panas
- Fixed temperature : mendeteksi perubahan suhu atau panas meninggi
- Manual Break Glass : tombol tekan manual
- Bell dan Lampu Indikator terjadinya kebakaran.

D. Pelaksanaan Fire Alarm :


1. Pemasangan instalasi konduit.
2. Pemasangan kabel instalasi fire alarm.
3. Pemasangan instalasi rak kabel.
4. Pemasangan terminal box.
5. Pemasangan detector.
6. Pemasangan peralatan utama.

E. Pelaksanaan Instalasi Detector :


1. Marking plafon dengan kapur / spidol.
2. Tarik kabel instalasi keluar plafond.
3. Pasang Detector dan sambung kabel instalasinya.
4. Kencangkan detector dengan skrup.
5. Lindungi detector dari kotoran cat dan debu.
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Blok Diagram Fire Alarm
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Pekerjaan Penangkal Petir


Instalasi penangkal petir meliputi Air Terminal dengan radius proteksi 100 m di pasang pada atap bangunan, bak kontrol
lengkap dengan material dan alat bantu pemasangan sesuai diuraikan dalam Gambar dan Spesifikasi hingga dicapai
tahanan pentanahan maximum 2 Ohm.

A. Alat yang digunakan :


1. Grounding Test
2. Tang
3. Obeng
4. Gergaji Besi
5. Bending Konduit

B. Peralatan penangkal petir :


1. Terminal Penangkal Petir Non Radio Aktif
2. Obstruction Light 50 W
3. Coaxial Cable 1x70 mm²
4. Connecting Sleeve
5. Material Instalasi terdiri dari : Tiang Pipa GIP 5 m, Dudukan Tiang, Klem-Klem Kabel, Bak Kontrol,
Material Bantu
6. Grounding System (Dalam 12 m) terdiri dari : Earth Copper Rod 5/8" - 1,5 m, Earth Rod Coupling,
Earth Clamp, Driving Tip, Driving Stud
7. Biaya Instalasi
8. Ijin Depnaker
9. Material Bantu
10. Testing & Commissioning
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

C. Pelaksanaan Pekerjaan :

1. Tentukan lokasi grounding.


2. Pantek grounding dengan Copper Road.
3. Buat bak kontrol.
4. Rangkai penangkal petir dan lampu pada tiang penangkal petir.
5. Pasang penangkal petir.
6. Tarik kabel Coaxial dan sambung dengan pantekan.
Kabel Penghantar

Secara umum kabel yang dibutuhkan dalam instalasi anti petir adalah kabel yang memiliki luas penghantar 50 mm (min), bila lebih besar
kemampuan penghantarnya akan lebih baik. Sedangkan jenis kabel tergantung dari keadaan jalur instalasi yang dilewati.

a) OUT DOOR INSTALASI


Bila instalasi kabel penghantar penangkal petir diletakkan di luar bangunan dan jauh dari instalasi lain (listrik,data) ataupun jauh dari
jangkauan penghuni maka kabel bisa menggunakan BCC minimal 50 mm (bare copper conductor) dengan pertimbangan Murah.
b) IN / OUT DOOR INSTALASI
Sedangkan bila kabel penghantar anti petir diletakkan di dalam bangunan dan bisa jauh dari instalasi lain (listrik,data) ataupun jauh
dari jangkauan penghuni maka kabel bisa menggunakan NYY minimal 50 mm dengan pertimbangan kabel ini cukup mampu
menahan induksi petir.
c) INDOOR HIGH INSTALASI
Dan bila jalur instalasi tidak bisa dihindarkan dari instalasi lain (listrik , data , kontrol dll) maka kabel jenis HVSC (High Voltage Single
Core) yang harus digunakan karena hanya kabel ini yang mampu menahan tegangan tembus / induksi arus petir.
QSHE PLAN MetodePengendalianHousekeeping MetodePengendalianMutu

MetodePngedalianHousekeping
3L
K
M

a
a
e

n
k
P

s
t

l
Metode Pelaksanaan K3L
Metode Pengendalian Mutu

MetodePengendali
anMutu
METODE PELAKSANAAN K3L

Implementasi K3L
Sasaran K3L :
1. Kecelakaan Kerja 0 (nol) kejadian (Zero Accident) per proyek
2. Menjamin agar dalam Pelaksanaan Proyek tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
3. Pelanggaran penggunaan alat pelindung diri (APD) maksimal 2 kasus per bulan
4. Karyawan ijin tidak bekerja karena sakit maksimal 1 orang per tahun
5. Menjamin produktifitas tidak terganggu.

Program K3L :
1. Memberi identifikasi peringatan yang berkaitan dengan keselamatan kerja.
2. Membuat Panduan K3L (Safety Plan)
3. Mengatur penempatan barang di gudang dan proyek.
4. Sosialisasi pentingnya APD.
5. Meningkatkan kesadaran staf dan pihak-pihak terkait yang berkaitan
dengan keselamatan kerja.
6. Menyusun rencana patroli (Periodik seminggu sekali)
7. Membuat rencana pemantauan K3L
8. Melaksanakan patroli sesuai rencana
9. Membuat laporan pemantauan K3L
10. Memeriksa kepatuhan pekerja pada persyaratan K3L
METODE PELAKSANAAN K3L

Jadwal Safety Patrol

• Pembuatan Daftar Piket Mingguan


terdiri :
Perencanaan Safety Patrol
PM, SM, Peralatan
• Panduan Patroli Lapangan (cek list)

Patroli Lapangan :
• Tiap Senin s/d Sabtu Pk.
08.00 wib

Safety Meeting :
Rapat Safety Bulanan :
• Setiap Selasa Pk. 07.30
• Membahas rangkuman masalah
wib (Diikutsertakan Sub
safety selama satu bulan
dan Mandor)

Tindak Lanjut oleh Safety Officer

Laporan tindak lanjut ke PM oleh Safety


Officer
METODE PELAKSANAAN K3L

Jaminan Kesehatan Tenaga Kerja di Lingkungan Proyek

PEMBERITAHUAN KE
NO KECELAKAAN KERJA LAPOR KE PENANGANAN TINDAK LANJUT
PIHAK LUAR

SM PENGOBATAN DI
1 KECELAKAAN RINGAN -
SHE Officer PROYEK

SM
DIBAWA KE RUMAH CLAIM KE
2 KECELAKAAN BERAT SHE Officer ASURANSI JAMSOSTEK SAKIT UTK DIOBATI JAMSOSTEK
PM

SM ASURANSI JAMSOSTEK, DIBAWA KE RUMAH


SAKIT UNTUK MINTA CLAIM KE
SHE Officer
3 KORBAN MENINGGAL KELUARGA YBS, VISUM, DAN JAMSOSTEK
PM
MEMBANTU PROSES
DIREKTUR PEMAKAMKAN
POLISI
METODE PELAKSANAAN K3L

Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya


IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN
NO JENIS / TYPE PEKERJAAN
& RESIKO K3 RESIKO K3
1 Pekerjaan Tanah : Jenis Bahaya dan Resiko : Pengendalian Resiko K3 :
a. Galian tanah footplat a. Tertimbun longsoran > luka berat a. Membuat turap penahan tanah/tebing
b. Galian saluran b. Terjatuh ke lubang > luka berat b. Buat pagar pengaman/pelindung
c. Galian pondasi batu kali
2 Pekerjaan Mini Pile : Jenis Bahaya dan Resiko : Pengendalian Resiko K3 :

a. Pemakaian APD seperti : sepatu safety,


a. Pengangkutan ke lokasi pekerjaan a. Kejatuhan mini pile kaos tangan, kaca mata safety, helm safety

b. Terkena pecahan mini pile akibat


pemancangan dan pemotongan
b. Pemancangan mini pile kepala mini pile b. Bekerja dengan hati hati

c. Terkena percikan api las saat


c. Penyambungan mini pile penyambungan mini pile
d. Pemotongan kepala mini pile
3 Pekerjaan Besi : Jenis Bahaya dan Resiko : Pengendalian Resiko K3 :
a. Penurunan besi dari truck a. Kejatuhan besi dari truck a. Pastikan saat penurunan besi kondisi kosong
b. Pemotongan besi dengan mesin b. Kena mesin pemotong besi b. Pastikan kondisi pemotong laik pakai
c. Pembengkokan besi c. Kena peralatan kerja c. Pemakaian APD
d. Erection pembesian d. Kena biji besi bekas pemotongan
4 Pekerjaan Bekesting : Jenis Bahaya dan Resiko : Pengendalian Resiko K3 :
a. Pemotongan kayu a. Terkena gergaji a. Bekerja hati-hati
b. Pemasangan perancah b. Terkena palu b. Pemakaian APD
c. Pemasangan bekesting c. Kejatuhan material bekesting
d. Jatuh dari ketinggian
e. Kena serbuk bekas gergajian
5 Pekerjaan Pengecoran : Jenis Bahaya dan Resiko : Pengendalian Resiko K3 :

a. Saat penumpahan adukan beton tidak


a. Perataan dan pemadatan beton a. Mata kena adukan beton terlalu tinggi
b. Instal pipa concrete pump b. Terlempar saat ada tekanan adukan beton b. Pemakaian APD
c. Terjepit pipa
METODE PELAKSANAAN K3L

Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya


IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN
NO JENIS / TYPE PEKERJAAN
& RESIKO K3 RESIKO K3
6 Pekerjaan dinding : Jenis Bahaya dan Resiko : Pengendalian Resiko K3 :
a. Pekerjaan pas. dinding tinggi tidak boleh
a. Pasangan batu bata a. Tertimpa batu bata lebih dari 1 m
b. Plesteran & acian b. Kena adukan b. Pas. Lebih 12 m2 diberi penguat kolom praktis
c. terjatuh c. Pemakaian APD
7 Pekerjaan Almunium : Jenis Bahaya dan Resiko : Pengendalian Resiko K3 :
a. Kosen a. Kena peralatan kerja a. Bekerja hati-hati
b. Pintu b. Kena serpihan almunium b. Pemakaian APD
c. Jendela
d. Bouven light
8 Pekerjaan Plafond : Jenis Bahaya dan Resiko : Pengendalian Resiko K3 :
a. Rangka plafond a. Kejatuhan metal furing a. Bekerja hati-hati
b. Pemasangan gypsum board b. Kejatuhan board b. Pemakaian APD
c. Compon & cat c. Kena ramset
d. Kena serbuk
9 Pekerjaan Atap : Jenis Bahaya dan Resiko : Pengendalian Resiko K3 :
a. Rangka kuda-kuda a. Terkena peralatan kerja a. Bekerja hati-hati
b. Usuk + reng baja ringan b. Terjatuh b. Pemakaian APD
c. Pemasangan genteng + bubungan c. Tersengat arus listrik c. Penempatan rambu- rambu
d. Kena serbuk besi
e. Kejatuhan material
METODE PELAKSANAAN K3L

Rambu-Rambu K3
METODE PELAKSANAAN K3L

Rambu-Rambu K3
METODE PELAKSANAAN K3L

Sarana Penunjang Kerja

Tempat Cuci Sepatu

Mobile Lamp
Temporary Toilet

Rambu Batas Sementara Pembatas Area Lampu Penerangan


METODE PELAKSANAAN K3L

Standar Alat Pencegahan Kebakaran

Penanggulangan Kebakaran
1. Mencegah, mengurangi
dan memadamkan
kebakaran
2. Mencegah dan
mengurangi peledakan
Pemadam Kebakaran Ringan
3. Memberikan kesempatan
jalan menyelamatkan diri
dalam bahaya kebakaran
4. Pengendalian
penyebaran asap, gas
dan suhu

Pemadam Kebakaran Ringan


METODE PELAKSANAAN K3L

Standar Alat Pelindung Diri (APD)

Masker Las Sarung Tangan


Helm

Masker Gas Rompi dan Sabuk Pengaman

Boots Petugas
METODE PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian Mutu

1. Definisi
Merupakan panduan pengendalian
kegiatan yang terjadi di proyek agar
sesuai dengan mutu yang ditetapkan
baik oleh perusahaan maupun pihak-
pihak yang terkait dalam proyek.
2. Sasaran Mutu
Produk yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku dan
mengutamakan kepuasan pihak
pengguna jasa.
METODE PENGENDALIAN MUTU

Perbaikan serta
melanjutkan pekerjaan Melakukan Check
dengan menjaga mutu Drawing sesuai
yang telah dicapai serta tahapan pekerjaan
melaporkan kepada yang dilaksanakan dan
owner mengenai mengajukan Shop
perkembangan Drawing pada setiap
pelaksanaan dalam tahap pelaksanaan
laporan mingguan dan pekerjaan
bulanan

Perkembangan mutu Menentukan target


dibahas setiap hari dan mutu yang akan
dalam rapat mingguan dicapai sesuai dengan
untuk evaluasi serta rencana dan
kemungkinan adanya melakukan inspeksi
potensial masalah rutin oleh pengawas
yang muncul pada lapangan dan tenaga
tahap pekerjaan yang ahli bersama owner /
akan dilaksanakan konsultan pengawas
berikutnya.
QUALITY TARGET

Pekerjaan Keramik
QUALITY TARGET PEKERJAAN KERAMIK

Hasil Akhir Yang Baik :


1. Expansion Joint
2. Perempatan Keramik Bertemu
3. Nad Keramik Rata dan Lebarnya Sama (Seragam)
4. Tali Air Lurus dan Rapi
5. Nad Keramik Dinding dan Lantai Bertemu

QUALIFIKASI TARGET
Tanpa las-lasan Tanpa las-lasan
1. Las²an > ½ Badan Keramik 95 % Bidang

2. Perempatan Nad Bertemu 95 % Perempatan

3. Lebar Nad Keramik Seragam 95 % Perempatan

4. Dipasang Expansion Joint 100 % Bidang

5. Tali Air Lurus & Rapi 95 % Tali Air

Nat keramik dinding dan


lantai bertemu

Perempatan keramik Tanpa las-lasan


bertemu
Nat keramik seragam
QUALITY TARGET

Pekerjaan Pengecatan
QUALITY TARGET PEKERJAAN PENGECATAN

Permukaan rata Permukaan rata

Pekerjaan Pengecatan
 Permukaan rata
 
Tidak mengenai bidang lain

Tidak Mengelupas
Cat list tidak
Permukaan rata kena bidang lain

Cat dinding tidak kena bidang lain


Cat plin tidak kena bidang lain
QUALITY TARGET

Pekerjaan Plafond
QUALITY TARGET PEKERJAAN PLAFOND

• Permukaan rata, rapi dan tidak bergelombang, tidak ada celah dengan armatur lampu.
• Sambungan lurus, rapi, tidak retak dan tepat pada rangka.
• Warna cat plafon seragam, rapi dan menyatu dengan interior.
• Tali air lurus dan rapi.
• List lurus.
• Tidak terjadi lendutan.

Plafon Menyatu Dengan Bagian M/E Warna Cat Seragam

Sambungan Rata List Plafon Menyatu


QUALITY TARGET

Pekerjaan Kaca dan Aluminium


QUALITY TARGET PEKERJAAN KACA & ALUMUNIUM

Pekerjaan Kaca & Aluminium

- Pemasangan Silicon rapi


- Nat kaca/panel seragam
- Kaca/panel tidak cacat terkena plester
- Tidak ada kebocoran
- Jendela tertutup rapat dan rapi

Jendela Rapat & rapi Rapat dan rapi

Tidak bocor Kaca / panel tidak terkena


plester
QUALITY TARGET

Pekerjaan Sanitair dan Asesoris


UJI MUTU PEKERJAAN SANITER

Pekerjaan Sanitair :
 Cek Instalasi sesuai shop drawing.
 Pemasangan unit sanitair.

 Testing and Commissioning

 Asesoris berfungsi dengan baik, asesoris rapi dan bersih.

 Pemasangan simetris nat keramik

 
Pipa air tidak bocor
 
Membuat berita acara

Simetris nat keramik


Berfungsi

Simetris nat keramik

Berfungsi Asesoris rapi dan bersih

Asesoris rapi dan bersih


QUALITY TARGET

Pekerjaan Instalasi Plumbing


QUALITY TARGET PEKERJAAN PIPA AIR BERSIH & AIR KOTOR

Pekerjaan Pipa-Pipa :
  Klem terpasang seragam dan rapi
  
Tidak bocor pada Floor Drain
  
Cek semua sambungan harus rapi, bersih dan tidak bocor
  
Ruang shaft bersih
  
Pengisian air hingga penuh dan beri tanda bila terjadi kebocoran. Lakukan perbaikan dalam waktu 1 x 24 jam.
 
Bila tidak terjadi kebocoran, buatkan BA pengecekan.

Pipa bersih Sambungan rapi tidak Klem terpasang rapi


bocor

Tidak bocor pada floor drain Pipa bersih Ruang shaft bersih
QUALITY TARGET

Pekerjaan Valve-Valve
Tahapan Test Valve

Cek Instalasi Sesuai Shop


Drawing

• Test Instalasi
• Test Visualisasi
Ambil data/Record Test

Buat BA pengetesan
QUALITY TARGET

Pekerjaan Pompa Transfer dan Booster


Tahapan Test Pompa Transfer dan Booster

Pasang Instalasi & Pompa


Sesuai Shop Drawing

• Test Parsial
• Testing & Commissioning
Ambil data/Record Test

Buat BA pengetesan
QUALITY TARGET

Pekerjaan Instalasi Air Conditioner


UJI MUTU PEKERJAAN DUCTING A/C

Pekerjaan Ducting A/C :


  Isolasi rapi dan utuh
  
Tidak terjadi kondensasi
 
Jarak gantungan seragam dan kuat

Tidak terjadi kondensasi Isolasi rapi dan utuh Isolasi rapi dan utuh

Jarak gantungan seragam dan kuat


Gantungan kuat Tidak terjadi kondensasi
QUALITY TARGET

Pekerjaan Sistem Fungsi Listrik (Armatures)


Pekerjaan Elektrikal

Sistem Penerangan & Stop Kontak

• Prosedur testing pekerjaan elektrikal dilakukan setelah seluruh pekerjaan instalasi selesai.
• Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi (cable wiring).

Prosedur testing :
a. Merger test : meliputi tes instalasi kabel.
b. Lakukan test konektifitas sambungan dan tahanan isolasi kabel instalasi yang telah terpasang.
c. Lakukan test nyala lampu pada sistem penerangan dan test konektifitas pada sistem stop kontak.
d. Megger test : meliputi tes instalasi kabel dan tes pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak.
e. Grounding system : meliputi tes sistem grounding/pentanahan pada sistem penerangan & stop kontak.

Perihal perijinan : Untuk pengujian Fungsi Listrik dilaksanakan oleh Dinas PLN setempat.
Tahapan Testing System Listrik (Armatures)

Megger Test
Instalasi

Megger Test
Instalasi
Connecting Equipment (Panel &
Supply Energi PLN
Armatures)

Connecting
 
Supply
Equipment (Panel
& Armatures) Energi PLN
Ambil data / Record Test

Ambil data/Record Test


Incoming
Generator

Coupler
Incoming
Lift, p.stp, SP, AB,
genset
DW, SB, PH

POSISI Selector
Swicth Auto /Manual
METODE PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN

Penanganan Masa Pemeliharaan


1. Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan
memperbaiki dan/atau mengganti bagian
bangunan gedung, komponen, bahan bangunan,
dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan
gedung tetap laik fungsi.
2. Kegiatan pada masa pemeliharaan adalah
melaksanakan penyempurnaan pekerjaan yang
menjadi catatan pada saat serah terima pertama.
3. Pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
meliputi persyaratan yang terkait dengan:
4. Keselamatan bangunan gedung; kesehatan
bangunan gedung; kenyamanan bangunan
gedung; dan kemudahan bangunan gedung.
5. Pekerjaan permeliharaan meliputi jenis
pembersihan, perapihan, pemeriksaan, pengujian,
perbaikan dan/atau penggantian bahan atau
perlengkapan bangunan gedung, dan kegiatan
sejenis lainnya berdasarkan pedoman
pengoperasian dan pemeliharaan bangunan
gedung.
METODE PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN

Penanganan Masa Pemeliharaan

  ARSITEKTURAL :
a. Memelihara secara baik dan teratur jalan keluar sebagai sarana penyelamat (egress) bagi
pemilik dan pengguna bangunan.
b. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur tampak luar bangunan sehingga tetap
rapih dan bersih.
c. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur dalam ruang serta perlengkapannya.
d. Menyediakan sistem dan sarana pemeliharaan yang memadai dan berfungsi secara baik,
berupa perlengkapan/peralatan tetap dan/atau alat bantu kerja (tools).
e. Melakukan cara pemeliharaan ornamen arsitektural dan dekorasi yang benar oleh
petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya.
METODE PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN

Penanganan Masa Pemeliharaan

  STRUKTURAL :
a. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur struktur bangunan gedung dari pengaruh
korosi, cuaca, kelembaban, dan pembebanan di luar batas kemampuan struktur, serta
pencemaran lainnya.
b. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pelindung struktur.
c. Melakukan pemeriksaan berkala sebagai bagian dari perawatan preventif (preventive
maintenance).
d. Mencegah dilakukan perubahan dan/atau penambahan fungsi kegiatan yang menyebabkan
meningkatnya beban yang berkerja pada bangunan gedung, di luar batas beban yang
direncanakan.
e. Melakukan cara pemeliharaan dan perbaikan struktur yang benar oleh petugas yang
mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya.
f. Memelihara bangunan agar difungsikan sesuai dengan penggunaan yang direncanakan.
Time Schedule Material (Rumah Susun Bukit Tinggi)
Supply Chain Proyek Rumah Susun Bukit Tinggi
Kebijakan Mutu dan K3L

1. Meningkatkan mutu cara kerja dan hasil kerja sesuai yang


diperjanjikan

2. Melaksanakan norma norma perlindungan kerja dan lingkungan


kerja, serta meminimalkan resiko kecelakaan

3. Melakukan perbaikan kinerja mutu dan K3L secara berkelanjutan.


Metode Pengendalian Mutu
Project Quality Management
ERIMA KASIH
Continual Improvement of the
Quality Management System

ACTION
Tanggung Jawab
PLAN Manajemen

CHECK
Pengukuran,
Manajemen Analisa dan
Sumber Daya peningkatan

Perwujudan
Produk Produk
INPUT
DO OUTPUT
Tahapan “Quality Control”
Untuk mencegah ketidaksesuaian pada setiap tahapan, maka perlu dilakukan
pengendalian pada setiap kondisi

2
Incoming Control
Pengendalian Pada setiap
Permulaan Kerja dan
Kedatangan bahan

1 3
Initial Control In process Control
Pengendalian Parameter Pengendalian Pada setiap
Quality (Spesifikasi, Job Proses Pekerjaan
Mix, Test Material, Dsb)
4
Final Control
Pengendalian Pada Akhir
KESESUAIAN PRODUK Proses Pekerjaan
1. Initial Control
Pengendalian ‘quality’ paling awal dari semua tahapan konstruksi yang ada.

Initial Inspection lebih dominan sebagai Engineering Process


 Pemahaman design (Posisi, Dimensi, Quantity dan Bentuk Rencana)
 Pemahaman Spesifikasi (Karakter Material Rencana)
 Persetujuan Material ( Test Sample Material, Brosur-brosur, Mock Up,)
 Pembuatan Job Mix Formula (Beton,Mortar)
 Proposal Justifikasi Teknis (Design Usulan/Alternatif & Hitungan Teknis Jika Ada)
 Persetujuan Shop Drawing/Gambar Kerja lapangan
 Persetujuan RENCANA MUTU KONTRAK

PIC Quality – Initial Control


Engineering (Design, Justek, Shop Drawing), Procurement (Persetujuan Material),
Laborat (Test Sample Material, Job Mix Formula)
2. Incoming Control
Pengendalian Pada saat Permulaan Kerja dan Kedatangan Bahan

Permulaan Kerja
 Uitzet Posisi, Bentuk, Dimensi Pekerjaan, dibandingkan terhadap rencana

Kedatangan Material
 Pemeriksaan Material datang, dibandingkan dengan Material Contoh
(Visualisasi/Bentuk/Warna, Dimensi/Ukuran, Merk, Type, Serial dsb)
 Pemeriksaan Proses Produksi Material, dibandingkan dengan Job Mix
(Beton Ready Mix, Factory Visit untuk material Pabrikan dsb)
 Test Berkala terhadap material datang (cara acak/sampling)
(Slump Test, Test Baja tulangan dsb)

PIC Quality
Procurement (Pemeriksaan Material), Laborat (Proses Produksi & Test Berkala)
Superviser (Uitzet Posisi, Bentuk dan Dimensi)
Dimungkinkan penggunaan alat penguji, sample pembanding
3. Inprocess Control
Pengendalian Pada setiap Proses Pekerjaan

 Checking Kesesuaian dengan Shop Drawing


 Checking Kesesuaian dengan Mock Up
 Dilakukan secara Kontinu - Checking
 PIC Quality
Superviser dan Quality Officer

4. Final Control
Pengendalian Pada Akhir Pekerjaan

 Checking Hasil Akhir Mutu Beton

PIC Quality
Superviser dan Quality Officer
Quality Control sebagai Tujuan

Inspeksi dan Test sebagai Alat/Parameter


Pencapaian

Adapun proses pelaksanaan pengendalian mutu pekerjaan pada setiap jenis


pekerjaan dapat di jelaskan sebagai berikut :
FLOW CHART PENGECHECKAN BESI KOLOM

MULAI

CHECK BESI
KOLOM

CHECK
JUMLAH

DITAMBAH

CHECK
DIAMETER
DIGANTI

CHECK TERHADAP
POSISI

DI PERBAIKI

SELESAI
FLOW CHART PEMERIKSAAN BESI BALOK LAPANGAN

MULAI

CHECK BESI BALOK

TIDAK SESUAI
JUMLAH BESI

OK
TAMBAH BESI

TIDAK SESUAI
CHECK DIAMETER
BESI

GANTI SESUAI SHOP DRAWING OK

CHECK JARAK TIDAK SESUAI


JARAK ANTAR BESI

OK DI PERBAIKI

TIDAK SESUAI CHECK POSISI


TULANGAN

DI PERBAIKI OK

SELESAI
FLOW CHART CHECK PEMBESIAN BESI PLAT

MULAI

CHECK BESI PLAT

TIDAK SESUAI
CHECK JARAK

SESUAI DI PERBAIKI

TIDAK SESUAI
CHECK DIAMETER

SESUAI
DIGANTI

TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
OVERLAP

DI PERBAIKI

SELESAI
FLOW CHART PEMERIKSAAN BEKISTING
MULAI

BEKISTING BALOK,KOLOM,
PLAT

TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
POSISI

SESUAI DI PERBAIKI

TIDAK SESUAI
CHECK DIMENSI

SESUAI
PERBAIKI

TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
ELEVASI

DI PERBAIKI
SESUAI

SELESAI
FLOW CHART PENGENDALIAN MUTU BESI

MULAI

BESI SAMPAI
DI SITE

TIDAK MASUK
CHECK MILL SHEET

MASUK

GUDANG

TIDAK MASUK
TEST BESI TOLAK

MASUK
TOLAK DIKEMBALIKAN
DIPRODUKSI
KE PABRIK

SELESAI
FLOW CHART PEMELIHARAAN BETON

MULAI MULAI

BETON KOLOM BETON PLAT


HASIL COR HASIL COR

BUNGKUS KOLOM BUAT TANGGUL


DENGAN KARUNG KELILING TEPI
PLAT

SIRAM KOLOM DENGAN RENDAM DENGAN


AIR MIN 3X SEHARI AIR PBI. 14 HARI

SELESAI SELESAI
FLOW CHART PENGENDALIAN MUTU BETON

MULAI

BETON READY MIX


DI SITE

TIDAK MASUK
CHECK SLUMP BETON

MASUK

BENDA UJI

TOLAK

RENDAM COR BETON

TEST SESUAI
UMUR
SELESAI
STANDAR PENGUJIAN

LABORATORIUM SIPIL
SLUMP TEST
Slump test dilakukan di lapangan untuk mengetahui konsistensi dari daya rekat beton, ketahanan
terhadap friksi dan kekuatan yang dibutuhkan untuk arus awal. Semakin tinggi nilai dari slump artinya
semakin encer dan memiliki pelaksanaan yang baik, tetapi tidak disarankan untuk menambah air semen
untuk mempertinggi nilai dari slump karena akan menurunkan mutu beton tetapi didapatkan dengan
menambah additive. Nilai slump diatur seperti tabel dibawah ini :

Type of Nilai Slump


Construction
Max Min
Pondasi plat, pile cap, 12.5 5.0
pondasi jalan
Caisson dan podasi 9.0 2.5
bawah tanah
Papan, balok, kolom, 15.0 7.5
dan tembok
Perkerasan Jalan 7.5 5.0

Pengecoran masif 7.5 2.5

(Disesuaikan dengan Spek Proyek)


Tes Slump dilaksanakan dengan menggunakan kerucut Abrams, dimana bentuknya adalah kerucut yang terpotong, dengan
diameter atas 10cm dan diameter bawah 20cm, tinggi 30cm dan tongkat baja dibagian belakang dengan diameter 16mm dengan
panjang 60cm. Tes dilakukan diatas area mendatar, rata dan tidak mudah menyerap air.

METODE KERJA : 6. Antara kerucut bawah dan


3. Ratakan permukaan atas
1. Kerucut diisi dengan beton dalam dari kerucut dan biarkan puncak telah diukur. Yang
3 lapisan, yang setiap lapisan selama 30 detik. terendah adalah nilai slump.
memiliki ketebalan yang sama 4. Bersihkan tumpahan dari
2. Setiap lapisan tusuk 25 kali adukan semen sekitar kerucut
dengan tongkat baja.

5. Kemudian angkat kerucut


keatas secara perlahan
TES DAYA TEKAN BETON (CRUSING TEST )
Uji tekan beton untuk mengetahui kualitas beton apakah sesuai menurut kualitas yang dibutuhkan. Tes
dilakukan di laboratorium sipil. Contoh dari tes adalah beton silinder yang diambil setiap 5m³ beton (tergantung
RKS). Tes dilakukan untuk beton dengan umur 7, 14, dan 28 hari. Pada usia 28 hari kekuatan beton harus
mencapai 100%.

ALAT YANG DIGUNAKAN PADA CRUSING TEST


a. Cetakan Silinder / kubus beton ( jumlah sesuai dengan jumlah hari)
b. Jangka sorong , mistar
c. Mesin Tekan beton

METHODE KERJA
1. Buat contoh tes dalam bentuk silinder/kubus
2. Biarkan kering di lapangan dan diamkan selama 1 hari.
3. Lepaskan silinder baja dan rendam ke dalam air untuk perawatan sedikitnya 3 hari.
4. Lakukan tes di laboratorium sesuai dengan umur contoh beton yang diperlukan.
STEP 4

STEP 1

Benda Uji Setelah di Tes


STEP 2
Pembuatan Benda Uji Pengujian Tekan Beton

STEP 3
Pembacaan Data

Grafik regangan dan tegangan beton


Benda Uji Setelah di Tes
PENGUJIAN BETON TULANGAN
( UJI TARIK DAN BENGKOK )

1. UMUM

Tujuan pengetesan ini adalah untuk mengetahui nilau kuat tarik baja tulangan,
Pelaksanaan tes ini meliputi pengujian regangan dan pengujian pembengkokan.
Pengambilan sample dilaksanakan setiap kiriman besi beton kelapangan sebanyak 40 ton
diambil sample semua jenis diameter masing masing 3 bh. Atau sesuai demham
sprsifikasi/RKS atau ACI.

2. PERALATAN TESTING
a. Mistar penggaris
b. Jangka sorong
c. Mesin uji Tarik Pemberian
PENGUJIAN BETON TULANGAN
( CRUSING TEST )
. PELAKSANAAN TES BAJA TULANAGAN
1. UMUM
Tujuan pengetesan ini adalah untuk mengetahui nilau kuat tarik baja tulangan, Pelaksanaan
tes ini meliputi pengujian regangan dan pengujian pembengkokan. Pengambilan sample
dilaksanakan setiap kiriman besi beton kelapangan sebanyak 40 ton diambil sample semua
jenis diameter masing masing 3 bh. Atau sesuai demham sprsifikasi/RKS atau ACI.
2. PELAKSANAAN TES
a. Pemeriksaan diameter tulangan dengan janghka sorong
b. Pemotongan benda uji sepanjang 1 meter sesusi dengan diameter tulangan
c. Pemberian tanda setiap 1 cm pada sample sebagai pembanding perubahan
panjang setelah ditarik
d. Penempatan sample pada alat uji kuat tarik, kemudian mulai penarikan sesuai skala tarik.
e. Pembacaan gerak jarum hingga tulanagn putus
Kesimpulan : Dari hasil uji kuat tarik diperoleh gafik antara besarnya gaya yang diberikan
dengan perubahan panjang sample hingga sample putus. Hasil ini
dibandingkan dengan standart SNI untuk besi tulangan apakah memenuhi / tidak

Grafik kuat tarik besi beton


PENGUJIAN WATER PROFING
( TEST RENDAM )

1. UMUM
Tujuan pengetesan ini adalah untuk mengetahui adanya kegagalan

waterproofing / bocor Pengetesan dilakukan dengan cara membanjiri area

waterproof dengan air ( di rendam).

2. PELAKSANAAN TES
a. Setelah selesai pelaksanaan waterproofing, atau selambat
lambat nya 3 hari, buat tanggualan sekeliling arae yang
akan dites stinggi 5 cm.
b. Isi area tersebut dengan air hinna setinggi 5 cm dan
biarkan selama 2 x 24 jam. Ukur ketinggian air pada
waktu pertama.
c. Ukur ketinngan air rendaman terhadap posisi semula dan
periksa apakah terjadi kebacoran baik dari dasar lantai
atau selah celah lain.

Gambar tes waterproofing


TESTING ADJUSTING AND BALANCING (TAB)

1. STANDART TESTING : NEBB, ASHRAE DAN 3. PRINSIP TESTING ADJUSTING & BALANCING
SMACNA
a. Sebelum pelaksanaan, dibuat rencana
2. PERALATAN YANG DIPAKAI : kerja mengenai prosedur pelaksanaan
TAB untuk masing masing bagian
PENGUKUR LAJU UDARA pekerjaan dan telah disetujui pengawas
- Pilot Tube dengan inclined manometer
- Anemometer b. Harus dilaksanakan secara detail pada
- Hood diffuser seluruh sistim

PENGUKURAN TEMPERATUR UDARA c. Pelaksanaan meliputu pengukuran besaran-


- Termometer Besaran dan nilai nilai yang diperlukan baik yang
- Sling Psychromatic di minta Didalam RKS atau yang diperlukan oleh
pihak operasional / maintenance.
PENGUKURAN PUTARAN
- Tachometer d. Pelaksanaan TAB harus dilaksnakan
dibawah engineer yang berpengalaman dan
PENGUKURAN LISTRIK didampingi oleh pengawas
- Voltmeter
- Amper Tang e. Semua hasil testing dituangkan dalam
suatu laporan yang bentuk form nya
PENGUKURAN TEKANAN sudah di Setu
- Bromater / Pressure Gauge

PENGUKUR LAJU ALIRAN AIR


- Peralatan setting Up

You might also like