Professional Documents
Culture Documents
SUMATERA BARAT
SUMATERA BARAT
CONTENT
1 Data Administrasi
2 Data Teknis
3 Metode Pelaksanaan Persiapan, Site Management
4
& Site Facility
Metode Pelaksanaan Struktur
METODE
5 Metode Pelaksanaan Arsitektur
PELAKSANAAN
6 Metode Pelaksanaan MEEP
Data Perusahaan
Data Proyek
NAMA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN BUKIT TINGGI – PAKET 2
LOKASI PEKERJAAN : BUKIT TINGGI – SUMATERA BARAT
LUAS BANGUNAN : 1.164 M2
WAKTU PELAKSANAAN: 180 HARI KALENDER
TAHUN : 2019
TIPE KONTRAK : LUMSUM
SUMBER DANA : APBN
DATA TEKNIS
Luas Bangunan
TOTAL
DATA TEKNIS
Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN STRUKTUR : PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN BETON
PEKERJAAN ARSITEKTUR : PEKERJAAN DINDING
PEKERJAAN LANTAI
PEKERJAAN PLAFOND DAN ATAP
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
PEKERJAAN SANITAIR
PEKERJAAN LAIN-LAIN
DATA TEKNIS
Material Pokok
STRUKTUR
1. SISTEM STRUKTUR
BETON
2. STRUKTUR BAWAH
TIANG PANCANG
PEMOTONGAN KEPALA TIANG PANCANG
PILE CAP KONVESIONAL
TIE BEAM KONVENSIONAL
3. STRUKTUR ATAS
KOLOM BETON
BALOK BETON
DAK BETON
TANGGA BETON
4. STRUKTUR ATAP
RANGKA ATAP BAJA RINGAN
5. SYSTEM BEKISTING
MENGGUNAKAN SEMI SISTEM DENGAN MODUL
BALOK DAN KOLOM LAPIS PHENOPILM 9 MM
DATA TEKNIS
Material Pokok
ARSITEKTUR
1. PASANGAN & PLESTER 5. WATERPROOFING DAK
PASANGAN DINDING BATA RINGAN MEMBRANE
PLESTER ACI DENGAN SEMEN MORTAR 6. WATERPROOFING GWT
2. PEKERJAAN KERAMIK MEMBRANE
KERAMIK LANTAI DENGAN HT 60 X 60 7. PEKERJAAN PLAFOND
TANGGA DAN ENTRANCE 60X60 PLAFOND GYPSUM 9MM
KERAMIK LANTAI KM/WC 20X20 8. PEKERJAAN CAT
KERAMIK DINDING KM/WC 20X25 EXTERIOR (WEATHER SHIELD)
3. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA + AKSESORIS INTERIOR (ACRYLIC EMULSION)
KUSEN ALUMUNIUM 3” POWDER COATING PLAFOND (ACRYLIC EMULSION)
DAUN PINTU
KACA ASAHIMAS
KACA TEMPERED
4. WATERPROOFING KM
TAHAP 1 BITUMEN COATING
TAHAP 2 LIQUID COATING
DATA TEKNIS
LANTAI 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
DATA TEKNIS
LANTAI 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
DATA TEKNIS
LANTAI 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
DATA TEKNIS
DENAH ATAP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
DATA TEKNIS
A A A A A A A A A A A A A A A A
A
A
A
A
A
A
A A A A A A A A A A A A A A A A
DATA TEKNIS
Time Schedule
DATA TEKNIS
Struktur
Organisasi OWNER & PENGELOLA
Proyek BY NAME
PROJECT
MANAGER
BY NAME
HEAD OFFICER
HSE
BY NAME
SITE ENGINEERING SITE ADMINISTRATION
MANAGER MANAGER
BY NAME BY NAME
PELAKSANA PELAKSANA
LOGISTIC SURVEYOR STAFF ADMIN STAFF UMUM SECURITY HSE OFFICER
ARSITEKTUR SIPIL
BY NAME BY NAME BY NAME BY NAME BY NAME BY NAME BY NAME BY NAME
DRAFTER DRAFTER
BY NAME BY NAME
M
e
t
o
d
e
P
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n
P
e
r
s
i
a
p
a
n
Metode Pelaksanaan Persiapan
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan harus sudah dilaksanakan sebelum 14 (empat belas) hari setelah
menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebagaimana Keppres No. 54 Tahun 2010.
Sebagai langkah awal yang harus dilakukan adalah:
1. Pendekatan kepada aparat Muspika setempat serta masyarakat di sekitar lokasi
proyek
2. Untuk memproses perijinan serta sosialisasi rencana pelaksanaan proyek Pekerjaan
Pembangunan Gedung West Town View Sales Gallery, agar dalam pelaksanaan
proyek tersebut tidak menemui hambatan di lapangan.
3. Membuat rencana kerja yang lebih terperinci termasuk schedule mobilisasi peralatan,
bahan dan personil ke lokasi.
4. Melakukan Pengurusan administrasi proyek meliputi jaminan pelaksanaan, surat
permohonan untuk serah terima lokasi lahan proyek, juga data dukung seperti data
cuaca dan kondisi tanah serta lingkungan pekerjaan yang ada sehingga dapat
memperkiraan dampak yang timbul akibat adanya kegiatan ini.
5. Mengajukan Shop Drawing kepada owner/konsultan pengawas pekerjaan untuk
mendapat persetujuan menyangkut lay – out dan penempatan lokasi Direksi Keet
pengawas, kantor kontraktor, barak pekerja, gudang dan bengkel serta pagar
proyek.
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan
A. Uitzet dan Penandaan leveling
1. Pengukuran
Pekerjaan pengukuran untuk menentukan letak kolom gedung yang akan dibangun
sesuai dengan gambar yang telah direncanakan. Pada saat yang sama dilakukan juga
penentuan leveling ketinggian yang berfungsi untuk mendapatkan titik-titik bangunan
yang diperlukan sesuai dengan gambar rencana :
Titik-titik as bangunan yang menunjukkan dinding tembok diberi tanda dari paku yang
juga berfungsi untuk menarik benang sebagai sumbu dinding bangunan dan diberi
tanda panah dengan cat/meni. Sudut pertemuan papan bouwplank harus benar-
benar siku, karena hal tersebut sebagai acuan untuk kesikuan pertemuan dinding.
Pekerjaan Persiapan
Pembuatan Direksi Keet dan Barak Kerja ini mempunyai tujuan :
Membuat kantor di lokasi proyek untuk tempat bagi wakil tenaga ahli di lapangan
bekerja, dilengkapi dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
Sebagai operasional pelaksanaan proyek setiap harinya.
Sebagai tempat penyimpanan dokumen maupun arsip-arsip kerja yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan pekerjaan.
Sebagai tempat konsultasi / diskusi permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan
pekerjaan berjalan.
Barak kerja untuk tempat beristirahat para pekerja proyek.
Barak kerja digunakan untuk menempatkan barang–barang/peralatan para pekerja.
Pekerjaan Persiapan
3. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi dilakukan untuk memenuhi segala kebutuhan-kebutuhan di lokasi proyek
yang meliputi : alat kerja, peralatan, bahan dan tenaga untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Sebelum dilakukan Mobilisasi Kontraktor mengajak pihak
Direksi untuk bersama-sama melakukan pengecekan kondisi alat layak atau tidak
untuk pelaksanaan pekerjaan.
Demobilisasi dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan telah selesai dilaksanakan.
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan
4. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan pembersihan lokasi bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan
pekerjaan dilapangan guna memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan.
5. Air Kerja
Sumber air yang digunakan adalah sumber air tanah dengan membangun sumur bor,
atau mencari sumber air lainnya yang memenuhi syarat untuk pelaksanaan pekerjaan.
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan
7. Pembuatan Papan Proyek
Setelah SPMK diterbitkan maka segera dilakukan pembuatan Papan
Nama Kegiatan dan Pemasangan Pagar Pengaman Lokasi yang mana
penempatan posisinya sesuai dengan petunjuk dari direksi. Papan nama
proyek sangat penting dilakukan untuk memberikan informasi tentang
proyek yang sedang dilaksanakan. Papan nama proyek diletakkan pada
tempat yang mudah dilihat umum. Di dalam Papan nama proyek harus
memuat :
Nama Proyek
Pemilik Proyek
Lokasi Proyek
Jumlah Biaya (Kontrak)
Nama Pelaksana (Kontraktor)
Jangka waktu Pelaksanaan Proyek
Sumber Dana
METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan
8. Penerangan
Untuk menunjang pelaksanaan proyek harus disediakan sumber tenaga
listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan
penerangan proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek
berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau
dengan pengadaan Generator Set. Pengadaan fasilitas penerangan
tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur,
stop kontak serta saklar/panel.
PERSIAPAN
Site Facility
Legenda :
Pos Security
Washing Car
Direksi Kit
Area Kerja
Gudang
Barak Pekerja
TRAFIC MANAGEMENT
1.70
0.50
0.30
0.50
2.00
Rubber Cone
Rambu Larangan
Parkir Dan Berhenti
Flagman
Temporary Facilities
visualisasi
storage
Temporary Facilities
Temporary Facilities
-----------------------------------------------
-----------------------------------------------
60
------
90
Temporary Facilities
M
e
t
o
d
e
P
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n
P
e
r
s
i
a
p
Metode Pelaksanaan Struktur
a
n
METODE PELAKSANAAN
Metode MetodePelaksanaanArsitekturMetodePelaksanaanStrukturPelaksanaanPersiapan
Metode PelaksanaanArsitektur
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
a. Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan peil-
peil yang tercantum dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan
lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang terdapat dibagian
galian yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-
lain yang masih digunakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus secepatnya
memberitahukan kepada Direksi / Konsultan PENGAWAS, atau kepada
Penguasa/intansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk
seperlunya. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas segala kerusakan-
kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap
langkah apapun untuk menjamin bahwa setiap pekerjaan yang berlangsung
tersebut tidak terganggu.
d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar- akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar
sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga
mendapatkan kembali dasar yang waterpas. Pemadatan dilakukan secara berlapis-
lapis dengan tebal setiap lapisan 20 cm lepas, dengan cara pemadatan dan
pengujian sesuai dengan spesifikasi pemadatan.
e. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang memadai
atau pompa lumpur yang diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air lumpur pada dasar galian.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat
yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi / Konsultan PENGAWAS.
g. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka
galian harus dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan
seterusnya
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
a. Bahan yang digunakan menggunakan material bekas galian atau tanah urug
yang didatangkan. Tanah urug yang didatangkan harus disetujui oleh Direksi /
Konsultan PENGAWAS.
b. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max tiap-
tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan
Maksimum pada Kadar Air Optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang
direncanakan.
c. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.
d. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi / Konsultan PENGAWAS
maka pemadatan pada material urug tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan
urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat/Compactor. Pemilihan jenis dan
kapasitas Compactor harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
PENGAWAS.
a
n
METODE PELAKSANAAN
Metode MetodePelaksanaanArsitekturMetodePelaksanaanStrukturPelaksanaanPersiapan
Metode PelaksanaanArsitektur
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
TIANG PANCANG
Tiang pacang harus dirancang, dicor dan
dirawat untuk memperoleh kekuatan yang
Mengatur lalu lintas dan jalan akses Produksi tiang pancang
diperlukan sehingga tahan terhadap
untuk mobilisasi alat pemancang
pengangkutan, penanganan, dan tekanan
akibat pemancangan tanpa kerusakan. Tiang
Membawa tiang pancang
pancang segi empat harus mempunyai sudut- Mengatur posisi tiang ke lokasi
sudut yang ditumpulkan. Pipa pancang
berongga (hollow piles) harus digunakan
bilamana panjang tiang yang diperlukan Pemancangan tiang
melebihi dari biasanya.
Baja tulangan harus disediakan untuk
menahan tegangan yang terjadi akibat Penyambungan tiang
pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan
tiang pancang maupun tegangan yang terjadi
Kepala tiang
akibat pemncangan dan beban-beban yang
didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari
40 mm dan bilamana tiang pancang terekspos
terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut
beton tidak boleh kurang dari 75 mm. Langkah –
langkah pelaksanaan pondasi tiang :
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
PELAKSANAAN
1. Persiapan Lokasi Pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat menopang berat
alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka galian
harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar
pondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.
a. Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan menjatuhkan palu
pada mesin pancang.
Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang
pancang satu batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan
tiang pancang kedua, yaitu dengan pengelasan
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau
penetrasi tertentu sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan.
Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik berikutnya dengan langkah
yang sama.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
A. PERSIAPAN
1. Menyiapkan Lokasi Pondasi dan alat – alat bantu.
2. Memuat rencana urutan Galian Pondasi dengan penomoran.
3. Menentukan titik pondasi dan tandai dengan patok.
B. PROSES PEKERJAAN
1. Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan
pemotongan tiang pancang/borepile dan dilanjutkan dengan
pekerjaan pile cap dan Tie beam Pekerjaan ini merupakan
pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah
pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan.
Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus
memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun
pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :
a. Pembuatan bekisting dari batako
b. Penulangan pile cap dan tie beam
c. Pengecoran pile cap dan tie beam
1.1 Penulangan Pile Cap dan Tie Beam
Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini
menggunakan beton ready mix, dengan mutu beton K-300 sesuai
dengan rencana. Adapun langkah-langkah pengecoran antara pile cap
dan tie beam pada umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu.
` ` `
`
Main Construction
Sequenze Of Work
concrete pump
` ` ` `
`
` LANTAI` -1 ` `
`
`
`
structure
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
A. PERSIAPAN
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mendatangkan peralatan yang akan diperlukan nantinya dalam
pelaksanaan proyek apakah itu milik perusahaan atau
peralatan yang di sewa yang sesuaiapa yang tercantum dalam
kontrak pekerjaan
Menyediakan direksi keet atau barak kerja
Mendatangkan tenaga kerja kelokasi proyek baik itu tenaga
lokal maupuntenaga non lokal.
Menyediakan Rambu Rambu keamanan yang akan dipakai
dalam pelaksanaanproyek.
dalam pelaksanaan proyek di
Peralatan proyek yang telah dipakai
dikembalikan ketempat semula
Sebelum memulai Pekerjaan pihak dari kontraktor harus
dilakukan pengukuran ulang ( MC. 0 ) untuk mencocokkan
keadaan dilapangan dengan gambar Rencana yang telah
dibuat oleh konsultan Perencana.
Perintisan pembuatan jalan kerja dilakukan dengan alat
berat dan tenaga manusia,jalan yang yang dibuat harus bisa
dilaluikendaraan yang akan mengangkut material
kelokasi pekerjaan. Menyediakan direksi keet atau barak kerja
Pembersihan bangunan utama yakni pembersihan dikerjakan
oleh alat berat. Alat berat melakukan pengupasan
semak/rumput atau kayu yang ada di atas areal lokasi
pekerjaan.setelah bersih baru dilakukan langkah memulai
pekerjaan utama dengan mengikuti gambar Rencana yang telah
ada dan petunjuk dari direksi proyek
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
B. PROSES PEKERJAAN
1. Pembuatan Pondasi Tangga
Pondasi Tangga berfungsi sebagai dasar tumpuan landasan agar
tanggatidakmengalami penurunan, pergeseran. Pondasi tangga bisa dari
pasangan batu kali, beton bertulang ataukombinasi dari kedua bahan dan
pada dibawah pangkal tangga harus diberi balok anaksebagai pengaku
pelat lantai, agar lantai tidak menahan beban terpusat yang besar
B. PROSES PEKERJAAN
5. Pemasangan bekisting Dinding Tangga, Bordes danTrape/
Dinding Anak Tangga
Setelah pekerjaan pemasangan tulangan bordes dan badan
tangga selesai, kemudiandipasang dinding tangga pada sisi yang
lainnya dan dinding bordes diatas badan tangga.Bekisting dinding
tangga dipaku dengan bekisting badan tangga.Trade/ dinding anak
tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan
yangtelah digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari
dinding tangga kearah dalam.Untuk memudahkan pemasangan dapat
dilakukan dari bawah keatas. Setelah semuaterpasang, kemudian
antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke
bawah. Sama halnya dengan dinding badan tangga, dinding ana k
tangga inipun telahdipabrikasi sebelumnya
6. Pengecoran
Setelah bekisting tangga terpasang kuat maka akan segera
dilakukan pengecoran tangga, pengecoran dilakukan merata di
seluruh bagian tangga.
7. Pemasangan Tulangan badan dan sengkang badan tangga
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat
dilakukan setelah beton berumur 12 jam,
sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan
setelah tujuh hari atau setelahmendapat ijin dari pihak
direksi. Untuk pembongkaran balok bordes cara dan
urutannya seperti pada pembongkaran balok biasa.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
A. PERSIAPAN
1. Adukan Beton direncanakan sedemikian rupa sehingga beton yang
dihasilkan dapat dengan mudah dikerjakan dengan biaya yang
serendah mungkin tentu saja.
Beton harus mempunyai workabilitas yang tinggi, memiliki sifat
kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras),
sehingga beton yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama.
Adukan (campuran) beton harus mempertimbangkan lingkungan di
mana beton tersebut akan berdiri, misalnya di lingkungan tepi laut, atau
beban-beban yang berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim.
2. PROPORSIONAL
Reminder: Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar
dan halus, air, dan zat aditif.
Komposisi yang berbeda-beda di antara bahan baku beton
mempengaruhi sifat beton yang dihasilkan pada akhirnya.
Pembagian ini biasanya diukur dalam satuan berat. Pengukuran
berdasarkan volume juga sebenarnya bisa, dan lebih banyak
dilakukan pada konstruksi skala kecil, misalnya rumah tinggal.
3. SEMEN
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton
juga akan meningkat. Semen (bersama dengan air) akan
membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang
paling besar (kasar) sampai yang paling halus.
4. AIR
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan
beton. Air cukup digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang
membuat adukan menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan (workable).
B. PROSES PEKERJAAN
1. RASIO AIR-SEMEN
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c
ratio semakin besar, kekuatan dan daya tahan beton menjadi
berkurang. Pada lingkungan tertentu, rasio air-semen ini dibatasi
maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang
ada di lingkungan tersebut.
2. AGREGAT
Jika agregat halus terlalu banyak, maka adukannya akan terlihat
“sticky“, encer, “lunak”, seperti tidak punya kekuatan. Dan setelah
pemadatan, bagian atas adukan akan cenderung “kosong” alias tidak
ada agregat.
Sebaliknya, jika agregat kasar terlalu banyak, adukannya akan
terlihat kasar, berbatu, kelihatan getas (rapuh). Agregat ini akan
muncul di permukaan setelah dipadatkan.
3. PENCAMPURAN
Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement,
air, agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam
adukan.
Beton biasanya dicampur dengan menggunakan mesin. Ada yang
dicampur di lapangan (site) ada juga yang sudah dicampur
sebelum dibawa ke lapangan, atau istilahnya ready-mix.
Untuk beton ready-mix, takarannya sudah diukur di batch plant,
kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam truk. Selama
perjalanan drum beton tersebut terus diputar agar beton tidak
mengalami setting di dalam drum. Kan aneh kalau misalnya kena
macet trus betonnya sudah mengeras di dalam drum. Kadang, di
dalam perjalanan, bisa jadi karena lama di jalan, cuaca panas, atau
kelamaan diputar, temperatur di dalam drum meningkat sehingga air
menguap. Kondisi ini kadang “diakali” dengan memasukkan
bongkahan es balok yang besar ke dalam drum, sehingga kadar air
bisa tetap dipertahankan.
B. PROSES PEKERJAAN
Sementara beton yang dicampur dilapangan biasanya
menggunakan mesin yang dinamakan MOLEN. Sewaktu
mencampur di lapangan, agregat terlebih dahulu dimasukkan ke
dalam tong (molen), kemudian diikuti oleh pasir dan terakhir semen.
Semuanya dalam takaran tertentu sesuai dengan mutu beton yang
diinginkan.
Ukuran takaran biasanya dinyatakan dalam satuan berat,
sementara sekop tidak bisa mengukur berat. Jangan sampai rasio
adukan 1:2:3 diartikan sebagai 1 sekop semen, 2 sekop pasir dan
3 sekop kerikil (agregat). Tentu saja hasil (mutu) yang diperoleh
akan berbeda.
Ketika semua bahan (kecuali air) sudah masuk, moleh diputar
sehingga semua bahan tercampur sambil dilakukan penambahan air
sedikit demi sedikit.
Molen punya kapasitas (volume). Mencampur terlalu penuh juga
tidak efektif karena proses pencampurannya akan memakan waktu
yang lebih lama. Sebaiknya molen diisi secukupnya dulu,
kemudian jika sudah jadi, seluruh isi molen dituang ke wadah
sementara sebelum diangkut atau dicor ke bekisting. Sewaktu
adukan beton diangkut (dicor), molen bisa bekerja lagi untuk
membuat adukan berikutnya. Begitu adukan pertama sudah
dituang semua, molen pun sudah selesai membuat adukan kedua,
jadi tidak ada delay ketika molen bekerja.
Nah, untuk skala yang sangat kecil, beton boleh dicampur dengan
menggunakan sekop. Harus dilakukan di tempat yang datar dan
bersih (maksudnya bebas dari ranting, daun, sampah, dan material
pengganggu lainnya). Kerikil, pasir, dan semen diaduk/dicampur
dulu, kemudian dibuat seperti gundukan, dan di puncaknya digali
dibuat seperti danau untuk menampung air. Jika adukan dicampur
di wadah yang sisi-sisinya tertutup sehingga air bisa dibendung.
C. ILUSTRASI
Tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3
beton dengan mutu tertentu.
Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87
9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78
12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72
14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66
16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61
19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58
21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56
24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53
26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52
28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49
31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48
Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan
Umum
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
A. PERSIAPAN
1. Galian tanah untuk pondasi dan galian- galian lainnya harus
dilakukan menurut ukuran dalam lebar dan sesuai dengan
peil-peil yang tercantum di dalam gambar. Semua puing-puing
dan akar pohon-pohon yang terdapat dibagian pondasi yang
akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
2. Marking/bowplank lokasi yang akan dikerjakan sesuai dengan
gambar kerja yang telah ditentukan.
3. Pastikan material dan alat bantu telah tersedia dilokasi serta
dekat dengan pekerjaan.
B. PROSES PEKERJAAN
1. Bentuk fondasi yang biasa digunakan adalah tinggi fondasi
55 cm lebar atas 30 cm lebar bawah 30 cm , bahan yang
digunakan adalah batu kali yang di belah dengan campuran
1 semen : 4 Pasir .
2. Batu kali perlu di pecah, agar ikatan antara batu kali dan
campuran (semen pasir) merekat dengan kuat/sempurna.
3. Bahan batu kali adalah sejenis batu yang keras, berat dan
berwama kehitam-hitaman dan mempunyai bidang belah
lebih dari 3 muka.
4. Tidak ringan dan tidak berporous.
5. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian
dibelah/dipecah-pecah menjadi ukuran normal menurut tata
cara pekerjaan yang bersangkutan.
6. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan
(NI-3-1970).
7. Untuk pondasi setempat digunakan adukan 1 pc: 4 ps,
sesuai dengan PUBB (NI. 3-1956).
8. Pemasangan sesuai dengan ukurari-ukuran didalam gambar
atau atas petunjuk pengawas. Batu harus dipasang saling
mengisi masing-masing dengan adukan selapis sehingga.
tidak ada rongga diantara batu-batu tersebut dan mencapai
masa yang kuat dan integral. Adukan-adukan untuk
pemasangan lainnya harus mendapat petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas. Sebelum pemasangan
harus dipasang lapisan pasir pasang setebal 10 cm.
B. ILUSTRASI PEKERJAAN PONDASI
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
Pada proyek Pembangunan Rumah susun, bentuk yaitu persegi. Prosedur pelaksanaan pekerjaan
kolom dalam proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada
masing-masing tipe kolom berbeda-beda.Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai
berikut:
1) Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
(a) Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing dengan
menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM (Bench Mark).
(b) Buat as kolom dari garis pinjaman
(c) Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
2) Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat lain
yang lebih aman
b. Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
c. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan sengkang terlebih
dahulu Dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
d. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang
diikat oleh kawat dengan sistem silang.
e. Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan menggunakan Tower
Crane ke lokasi yang akan dipasang.
f. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai ketentuan.
Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
4) Pengecoran kolom
a) Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari kotoran
agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
b) Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa tremi
3
dengan kapasitas bucket sampai 0,9m . Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan Tower crane
untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran
berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan
rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan
secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam
pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat
atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan
material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood.
c. Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar cutter
dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada yang
dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas
bekisting yang sudah jadi.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
a. Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
(1) Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
(2) Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U-
head jack nya.
(3) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan
diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah melintangnya,
kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
(4) Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang
di atas suri-suri.
b. Pembekistingan pelat
(1) Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena posisi pelat lebih
tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame
tambahan dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur
base jack dan U-head jack nya
(2) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas girder
dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
(3) Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada pelat dan
dijepit menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat
menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
(4) Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas agar beton tidak
menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting
masih dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.
c. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan tinggi level pada
bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah
siap.
d. Pembesian balok
(1) Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian diangkat
menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
(2) Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan ujung besi
balok dimasukkan ke kolom.
(3) Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya.
Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok jadi utuh,
namun ada kendala pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua
yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun ada
kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian pembesian dilakukan
ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan sampai kini metode ini yang paling baik untuk
digunakan.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
e. Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara lain :
(1) Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi tulangan diangkat
menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
(2) Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang tulangan ukuran tulangan
D10-200.
(3) selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
(4) Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang juga tulangan kaki
ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
f. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan untuk tulangan.
Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter,
jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa
adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing)
pada lubang-lubang di pelat lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
g. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar kemudian
dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
8. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu
selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan waterpass.1
pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di setiap bagian yang
dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang akan
mengurangi kualitas beton.
9. Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar tersebut
diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan memperhatikan batas ketebalan
pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
10. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah ditentukan,
idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
BEKISTING
KOLOM
BEKISTING
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
BEKISTING
KOLOM
BEKISTING
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
BEKISTING
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
BEKISTING BALOK BETON DAN PLAT
BEKISTING
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR
LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pekerjaan penutup atap genteng sesuai dengan
genteng existing dan pasang baru terpasang serta
seluruh peralatan/material bantu yang digunakan sesuai
detail yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar.
MATERIAL YANG DIGUNAKAN
1. bajaringan
2. mur
3. gentengmetal
4. Lisplank
5. Perabung
PENGGUNAAN ALAT
Aluminium Circle Saw (alat potong) minimal
2000 rpm
Hand Drill (Bor listrik) minimal 750 rpm
Kaca mata pelindung
Helm kerja
Safety belt (sabuk pengaman )
Spatu Bot
PERSYARATAN KONSTRUKSI
Proses pemasangan penutup atap lembaran
hampir sama dengan lembaran asbes
(fibre-cement) atau seng.
Pada saat rangka kuda-kuda atap, kasau dan
reng telah terpasang dengan baik, pemasangan
lembaran atap dapat dipasang.
Jarak maksimum antar kasau adalah 80cm
sedangkan untuk reng 30cm.
Kasau dan reng harus keluar melewati batang
miring paling luar sejauh minimal 60cm, jarak
yang sesungguhnya tergantung pada panjang
bangunan dan jumlah lembaran penutup atap
yang akan digunakan.
Gunakan lembaran penutup atap yang
terpanjang bila memungkinkan, hal ini untuk
mengurangi adanya sambungan antar lembaran
atap sehingga pemasangan lebih efisien.
Perlu diperhatikan jarak tumpang tindih
(overlap) antar lembaran atap. Jarak ini harus
cukup untuk menghindari kebocoran. Pada
bagian atas- bawah lembaran atap yang saling
tumpang tindih (overlap), jaraknya minimal
20cm. Sedangkan untuk bagian sisi kiri-
kanannya yang saling tumpang tindih (overlap)
mempunyai jarak antara 1Ŋ sampai 2
gelombang lembaran atap, tergantung jenis
dan ukuran lembar penutup atap yang
digunakan
Untuk menentukan garis atap horizontal pada
bagian depan dan belakang bangunan, tentukan
terlebih dahulu jarak keluar atap yang dikehendaki
dari atas tanah, kemudian dengan menggunakan
bandul dari atas tentukan titiknya pada atap.
Setelah itu bentangkan benang dari batang miring
bagian bawah sebelah kiri ke bagian bawah sebelah
kanan. Benang ini akan menjadi acuan bagi batas
pemasangan lembaran atap.
Pemasangan lembaran atap dimulai dari bagian
ujung bawah bagian atap. Sebaiknya terdapat
pengawas yang mengawasi dari bawah untuk melihat
apakah lembaran atap yang dipasang telah lurus dan
sejajar dengan garis bantu yang telah dibuat.
Sambungan-sambungan sekrup harus dipasang dari
bagian atas lembaran atap yang telah disusun.
Gunakan sekrup yang telah dilengkapi dengan cincin
(ring) karet jika memungkinkan. Sekrup ini memang
lebih mahal daripada paku biasa namun memberikan
kualitas sambungan dan anti kebocoran yang lebih
baik. Jika menggunakan paku gunakan pula paku
yang memiliki cincin (ring) karet.
Setelah itu dapat dipasang papan lebar tritisan
pada ujung bagian horizontal atap, dan juga papan
penutup lisplang pada bagian miring atap. Juga jika
menggunakan siku penutup bitumen pada bagian
tepi akhir atap, bagian ini dapat dipasang.
Pemasangan atap merupakan hal yang cukup
berbahaya karena itu harus dilakukan dengan hati-
hati. Gunakan selalu tangga untuk mencapai atap
(dengan pengamanan pada bagian bawahnya atau
dipegangi).
• Resiko kecelakaan kerja:
Terjatuh dari
ketinggian Tersentrum
Cara pengendalian:
Selalu menggunakan safety belt
Selalu menggunakan sepatu, sarung tangan dan pakaian yg tebal.
M
e
t
o
d
e
P
e
l
ARSITEKTUR
a
k
s
a
n
a
a
n
P
e
r
Metode Pelaksanaan
s
i
a
p
a
n
METODE PELAKSANAAN
Metode PelaksanaanArsitektur
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
Pasang bekisting kolom praktis sesuai Pengecoran kolom praktis menggunakan beton sitemix
ketinggian pasangan bata. (campuran 1:2:3)
1. Penggunaan :
Untuk plesteran permukaan dinding dalam dan dinding luar
Permukaan beton yang terlebih dahulu dilapisi MU-L500
(Perekat Mortar & Beton berbahan Akrilik) atau MU-L501
(Perekat Mortar & Beton berbahan PVAc).
2. Manfaat :
Pengeringan yang terkendali untuk mencapai kekerasan tertentu.
Cocok untuk beton ringan.
Efisien, ketebalan plester cukup 1 cm.
Permukaan plester halus.
Daya rekat lebih baik.
3. Spesifikasi dan Karakter Produk :
Warna : Abu-abu muda
Perekat : Semen Portland
Agregat : Pasir pilihan dengan ukuran maksimum 3 mm
Bahan tambahan : Bahan yang mduah larut dalam air, mempermudah aplikasi dan
memperbaiki daya rekat
Perbandingan campuran : 6,0 – 6,5 l / sak 40 kg
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
8. Kemasan :
Kantong kering multi layer isi 40 kg.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
Pekerjaan acian ini berfungsi menutupi pori-pori pada permukaan plesteran dan juga menjadikan plesteran
dinding tersebut menjadi rata dan halus permukaan. Pekerjaan acian juga merupakan pekerjaan akhir dari
pasangan dinding bata sebelum dilakukan pekerjaan finishing lainnya seperti pengecatan dinding atau
(mungkin) wallpaper.
Atur Kembali
ok
Pasang benang vertikal &
horizontal sebagai dasar
Plester sesuai pias-pias besi siku
kepalaan
hingga rata dan padat
Cek
no
Cek tarikan no plesteran
benang
ok
ok
Aci dan finishing permukaannya
1
FINISH
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
1. Letakkan rangka kusen aluminium yang sudah difabrikasi dalam opening jendela.
2. Dengan bantuan baji karet atau kayu atur kedudukan kusen tersebut sehingga stabil.
3. Dengan bantuan unting-unting atur kelurusan dan ketegakan kusen terhadap tembok.
4. Setelah OK pasang skrup aluminium dengan bantuan alat bor pada beberapa tempat sehingga
posisi kusen aluminium tidak goyah.
5. Isi celah yang ada diantara kusen aluminium dan tembok dengan sealent atau adukan.
6. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan kaca jendela atau daun jendela kaca.
1. Pemasangan jendela sliding. 2. Daun jendela dibuka terlebih 3. Kusen siap dipasang. Pengukuran
dahulu. lubang jendela disesuaikan dgn
ukuran jendela.
4. Kusen yang siap dipasang 5. Kusen dipasang ke tembok dengan 6. Stel kelurusan kusen terhadap
dimasukkan kelubang tembok menggunakanbajikaret/kayu tembok.
yang telah sesuai. (untuk ganjal).
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
7. Setelah lurus, lubangi tembok 8. Masukkan fischer kedalam lubang 9. Kencangkan fischer dengan obeng
dengan bor melalui lubang di
tersebut. (screw fischer).
kusen jendela yang telah siap dari
pabrik.
10. Setelah daun jendela 12. Parts distelsupaya tidak 13. Finishing dengan
dipasang kaca, 11. Kunci distel. menggunakan
dipasang ke kusen yang
telah terpasang di Tembok dan kusen bisa dibuka dari luar. mortar/ semen/sealant (utk pengisian
pada celah antara
tembok.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
MULAI
Cek las
Cor ambang bawah, pasang bracket & protection tape
bracket
PERBAIKI no
Pasang flashing kusen alumunium
ok
Pasang daun jendela, kaca & sealant
Pasang kusen pada posisi
PERBAIKI
Cek posisi, elevasi, no ok
lot & waterpass
no
Pasang Accesories
ok
A SELESAI
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
Sebagai contoh, jika lubang jendela berukuran 30cm x 60cm dengan posisi horizontal,
pegangan hanya dibuat di bagian atas dan bawah pada sisi yang panjang. Kaca
yang digunakan untuk lubang jendela itu berukuran 31cm x 59cm. Asumsinya, bagian
atas dan bawah kaca hanya ½ cm yang masuk ke dalam cerukan dinding, sedangkan
dua sisi di kiri dan kanan diberi sealant.
Cara ini sekaligus untuk memberi ruang gerak pada saat kaca memuai. Agar lebih
jelas, berikut cara pengerjaan untuk kaca mati berbentuk horizontal.
Langkah Pemasangan :
1. Ukuran Keramik.
Perlu diketahui bahwa setiap produk keramik mempunyai ukuran yang berbeda-beda meskipun dalam selisih masih
dalam batas toleransi. Oleh sebab itu langkah pertama adalah memilah atau menyortir ukuran keramik yang akan
dipasang. Misalnya ukuran 20x20, 20x25 atau 30x30 dsb. Dari ukuran-ukuran yang didapat itu maka bisa kita
tentukan lebar daripada nat keramik yang akan kita kerjakan sehingga secara visual pasangan terlihat rapih, baik dan
seragam.
keramik
Benang
1
Penyelesaian
n
e
a
a
l
Kepalaan keramik 1 Keramik tahap 1
Penyelesaian
keramik
tahap 2
Filler Tile
3. Pengaturan penyelesaian keramik tahap 2. 4. Pengaturan keramik lain & siap diisi nat.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
Benang
Benang
6. Untuk marmer/granit yang tidak sama dimensinya, dipotong/digerinda dengan alat potong
gergaji/gerinda marmer/granit.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
Benang
Waterpass
Benang
9. Lanjutkan pemasangan marmer/granit dengan pertolongan benang, dan lakukan pengecekan dengan
waterpass setiap memasang sebuah marmer/granit.
10. Isi sela-sela nad dengan bahan cor nad. Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan marmer/granit
telah kuat atau spesi telah kering.
11. Bersihkan permukaan marmer/granit dari sisa - sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain lap
sampai bersih.
12. Poles permukaan marmer/granit dengan bubuk pengkilap dengan menggunakan mesin poles
marmer/granit.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
Mesin Poles
Marmer/Granit
Pemasangan nosing berbahan lain, seperti karet atau aluminium, dilakukan setelah anak tangga jadi. Caranya, nosing
disekrupkan pada anak tangga.
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
Proses pemasangan keramik/granit dinding sebetulnya sama saja dengan keramik lantai. Yang paling perlu diperhatikan
adalah daya rekatnya ke dinding. Keramik/marmer/homogeneous harus merekat kuat agar tak mudah jatuh.
Tangga Utama dan Tangga Darurat : Pipa besi Ø 25 mm finish cat duco putih semigloss ex Danagloss, hand railing besi
pipa medium Ø 50 mm termasuk finishing, perkuatan dan material bantu yang diperlukan lainnya. Pekerjaan dilaksanakan
sesuai RKS, gambar dan spesifikasi teknis.
dinding
A. Pelaksanaan pekerjaan :
as dan elevasi untuk posisi railing tangga sesuai gambar
Marking
kerja. bordes
Tentukan letak tiang railing sesuai gambar kerja.
pada awal trap tangga dan pada bordes
Pasang tiang railing
lantai atasnya.
Tarik benang antara kedua tiang railing.
Pasang tiang railing sesuai jarak yang telah ditentukan.
Matikan dudukan tiang railing.
n
tentukan as a
Pasang railing horizontal dengan menumpu pada tiang.
tiang tangga i
k
Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya.
Ratakan dan haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga
yang telah terpasang.
trap tangga
Cek ketegakan tiang, kemudian matikan dengan dynabolt.
Tiang Railing
Unting²
Trap
Tangga Trap
Tangga
Dan agar diperhatikan sistem joint bagian bawah (plat tangga dengan cover plat).
3 Hand
Rail
Tiang
Railing
4 Hand
Rail Tiang
Railing
Trap Trap
Tangga Tangga
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan cornice finish melamik dari rangka kayu solid seperti yang dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang baik
dan rapih dan disetujui Pemberi Tugas.
A. Pekerjaan persiapan :
1. Pastikan list profil yang digunakan telah kering sempurna, dinding plesteran juga kering dan tidak lembab.
2. Pemasangan list profil sebaiknya dilakukan sebelum pekerjaan plamir, pengecatan dinding maupun
pengecatan plafond dilakukan.
3. Pastikan lebar dan proyeksi list profil sudah benar sesuai spesifikasi.
B. Pekerjaan pemasangan :
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
Pasang penggantung no no
& rangka tepi
Cek posisi elevasi &
ok jarak
Pasang tarikan benang memanjang,
melintang & diagonal sebagai
acuan elevasi & kelurusan plafond ok
Lubangi posisi
Pasang rangka plafond accessories M/E
PERBAIKI
A
SELESAI
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
Dalam pemasangan 1 unit sanitari adalah 1 set lengkap dengan aksesoriesnya yang mana dapat berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga tidak meninggalkan fungsi dalam 1 set sanitary.
Adapun pekerjaan sanitair yang dikerjakan berupa pemasangan Closet, Floor Drain, Wastafel, Kran Wastafel, Urinoir, Kran,
Paper Holder, Shower Spray
1. Pekerjaan harus dilaksanakan dan dipasang sesuai gambar dan spesifikasi teknis.
2. Sebelum pemasangan sanitair ini terlebih dahulu dicek ulang kembali posisi dan ukuran harus sesuai dengan jenis
materialnya yang akan dipasang.
3. Dalam pemasangan sanitary ini setelah selesai pemasangan pemipaan dan telah dites, baik tekanan maupun
perendaman, agar tidak timbul kebocoran pada instalasi.
4. Untuk penempatan material ini sesuai dengan gambar yang telah disetujui pengawas.
Contoh Material
no
Persetujuan
Consultant
Engineering
yes
Shop Drawing
Instalasi Sanitair
FINISH
Koreksi
no
Koreksi
yes
Pekerjaan sanitair ini dilaksanakan menjelang akhir proyek. Seperti pemasangan kloset, urinoir, wastafel dan kran air.
Biasanya dilaksanakan setelah semua pekerjaan finishing selesai dan pintu-pintu sudah terpasang dan dikunci.
Pekerjaan Waterproofing
C. Pelaksanaan :
Langkah 1 : Pembersihan
Syarat : bersih dari kotoran, bebas debu, lokasi dalam keadaan kering dan halus.
Metode kerja :
1. Rapikan semua permukaan lantai dan dinding yang akan dipasang waterproofing.
2. Permukaan harus rata, bebas dari lubang dan tonjolan, kemudian bersihkan dari debu, minyak dan
kotoran lainnya.
3. Hindarkan sudut siku dengan membuat segitiga pengisi 2 - 3 cm.
Langkah 2 : Pelaburan Primer
Metode kerja :
1. Oleskan primer dengan kuas atau rol tipis-tipis pada bidang yang akan dipasang waterproofing.
2. Pemakaian 1 liter primer dapat menghasilkan + 7 m² bidang kerja.
3. Primer dibiarkan hingga mengering (+ 1 jam bila keadaan cuaca cerah).
Metode kerja :
1. Pasang terlebih dahulu lapis waterproofing pada bagian sudut ruang untuk memudahkan pemasangan bagian datar.
2. Pemasangan dimulai dari titik terendah (drain).
3. Lapis waterproofing ditempel dengan cara melepas lapisan kertas silicon.
4. Tempelkan pada bidang yang sudah diprimer.
5. Pada penyambungan waterproofing berikutnya, diharuskan memberi overlap 10 cm (tepat garis putih yang terdapat dikanan
dan kiri Waterproofing Membrane.
10 cm overlap
6. Untuk mendapatkan hasil yang merata, kertas silicon dibuka sedikit demi sedikit dan ditempelkan sambil ditekan serta
digosok dengan kain pel atau handroller, terutama pada bagian sudut dan lekukan-lekukan serta sambungan.
7. Pemasangan Bitu Mastic (Mastic) pada tempat yang kritis :
Untuk pengamanan sambungan ditempat yang kritis (titik pertemuan, drain dll), maka perlu dilapis dengan bahan semacam
Lem (Mastic) secukupnya.
Metode Kerja :
- Sambungan yang digunakan biasanya terputus-putus agar dapat mengikuti bentuk permukaan yang akan dilapis
waterproofing dan dapat menyatu dengan primer yang dikuaskan.
- Oleskan Mastic pada sambungan hingga rata dengan lebar ± 3 - 4 cm.
- Biarkan hingga Mastic dalam keadaan kering (± 2 jam).
Drain
Adukan pelindung
Mastic
min. 25 mm
Lapisan Waterproofing
1. Pasangan keramik pada dinding agar dipasang terlebih dahulu, dimana disisakan setinggi ± 25 cm dari lantai
kemudian dibagian tersebut diplester tipis.
2. Lantai beton kamar mandi dibuat 3 cm lebih redah dari Lantai Luar.
1. Permukaan air harus dijaga/dikontrol dengan cara dewatering (apabila muka air tanah lebih tinggi dari lantai
basement).
2. Pekerjaan dewatering harus mulai dari saat galian, lantai kerja sampai selesai pekerjaan waterproofing pada
dinding.
3. Pekerjaan pelindungnya memakai pasangan bata atau plesteran.
Flowchart
Pekerjaan Waterproofing START
Bersihkan permukaan
FINISH
METODE PELAKSANAAN ARSITEKTUR
CAT
7. JIKA CAT DASAR TERSEBUT SUDAH KERING, LAKUKAN PENGECATAN FINISH YANG PERTAMA.
8. JIKA CAT FINISH YANG PERTAMA SUDAH KERING, LA - LAKUKAN PENGECATAN FINISH
YANG KEDUA / TER - AKHIR ( JUMLAH PELAPISAN CAT SESUAI DENGAN SPESIFIKASI )..
PERLINDUNGAN KERTAS
KORAN
LANTAI
TEMPAT CAT
D. HASIL AKHIR :
HASIL AKHIR PENGECATAN DINDING YANG BAIK ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
1. PERMUKAAN RATA
2. TIDAK MENGENAI DINDING LAIN.
3. TIDAK MENGELUPAS.
CAT
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Air didistribusikan ke masing-masing outlet/toilet dengan Pompa Transfer dan Pompa Booster.
Pipa Instalasi Air Bersih : Pipa PPR PN-10 klas AW, termasuk fitting dan valve lengkap dengan support,
hanger dan semua peralatan bantu yang diperlukan.
Proses pemasangan :
View Test :
- Kondisi pipa yang datang kelapangan benar-benar baru, tidak cacat, tidak kusam
- Sambungan pipa diperhatikan (untuk pipa didalam gedung)
- Ukuran < 65mm memakai sambungan drat / ulir.
- Ukuran > 65mm memakai flanges drat.
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Pengetesan dilakukan :
1. Secara partial :
a) Rangkaian pipa per-section (atau perlantai) ditekan dengan pressure test dengan tekanan test yaitu : 10 kg/cm².
b) Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukkan mencapai 10 kg/cm² Dibuatkan Berita Acara
disaksikan oleh pengawas/konsultan yang ditunjuk.
c) Air dibiarkan selama 2 x 24 jam, setelah saatnya disaksikan kembali oleh pengawas konsultan, untuk disaksikan
kondisi pressure test. Jika tekanan air tetap 10 kg/cm² maka pengetesan berhasil.
Commissioning :
1. Periksa bagian-bagian sambungan pipa (jika ada kemungkinan yang bocor) akibat pekerjaan finishing seperti ketusuk paku,
kena bobokan dll.
2. Periksa operasional pompa, serta hubungan instalasi lainnya.
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Pengetesan dilakukan :
a. Secara partial :
- Rangkaian pipa per-section (atau perlantai) ditekan dengan pressure test dengan tekanan test yaitu :
12 kg/cm2. (atau 2 kali tekanan kerja).
- Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukkan mencapai 12kg/cm2 dibuatkan
Berita Acara disaksikan oleh pengawas/konsultan yang ditunjuk.
- Air dibiarkan selama 2x24 jam, setelah saatnya disaksikan kembali oleh pengawas konsultan untuk
disaksikan kondisi pressure test. Jika tekanan air tetap 12 kg/cm2 maka pengetesan berhasil.
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
2. Secara rangkaian keseluruhan :
Penting bahwa pada ujung pipa sebelah atas (shaft) dipasang Air Vent serta disetting sesuai dengan tekanan kerja pipa
yang telah ditentukan misal 12 kg/cm2. Tekanan ini harus diperiksa lagi jika tekanan dalam pipa saat pompa telah dipasang
sudah constant dan sesuai dengan persetujuan owner
1. Setelah kondisi proyek dianggap aman untuk pemasangan. Antara lain : Ruangan sudah di-finish dan bersih serta
keamanannya dapat dikendalikan.
2. Dapat dipasang peralatan antara lain :
• Hydrant box lengkap dengan peralatannya.
• Dropper sprinkler.
• Pompa Utama.
3. Setelah pompa dan accessories lain dapat dipasang maka dilakukan :
• Start Up pada pompa hydrant listrik/diesel. Pantau putaran dan fungsi pompa telah normal sesuai dengan brosur
pompa.
• Tekanan air dalam pipa, dilakukan setting pada pressure switch. Setting pressure mengikuti spesifikasi dan
persetujuan konsultan/owner.
• Test ulang (ke-1) jika drain valve dibuka, pressure dalam pipa turun sampai batas yang ditentukan, maka
kejadiannya harus pompa jockey yang beroperasi untuk mengisi pressure lagi mencapai tekanan yang telah
ditentukan, kemudian pompa jockey berhenti.
• Test ulang (ke-2) jika drain valve dibuka, pressure dalam pipa turun sampai batas yang ditentukan (dibawah dari
item-c), maka kejadiannya harus pompa hydrant listrik yang beroperasi untuk mengisi pressure lagi mencapai
tekanan yang telah ditentukan, kemudian pompa hydrant listrik berhenti.
• Lakukan pengetesan pompa hydrant diesel, yaitu MCCB pada pompa listrik dimatikan.
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
HYDRANT BOX
1. Marking lokasi penempatan hydrant box.
2. Buat pondasi hydrant box
3. Pasang hydrant box pada posisinya.
4. Lindungi hydrant box dari kotoran dan cat.
5. Accessories hydrant dipasang setelah kondisi proyek aman.
HYDRANT PILLAR
Air Vent
Lantai - lantai Ke MCFA
Flow Switch
Halaman
Ruang Pompa
Gate Valve
Pompa Diesel
Check
Valve Pompa Elektrik
Shaft M ekanik al
Ground Pompa Jockey
tank
Alarm gong Safety
valve
1. Panel Distribusi
2. Panel UPS
3. Panel AC
4. Panel ATM
5. Panel Genset
1. Bor Tangan
2. Kunci Pas
3. Obeng
4. Waterpass
5. Dll
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Pemasangan Panel
Pemasangan Panel
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Kabel ladder
Cable trunking
Kabel telpon
MDF
1. Kawat pancingan
2. Tang
3. Obeng
4. Lakban kertas dan spidol
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
C. Pemasangan Instalasi Indoor
Jarak antar
konduit 10 cm
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
FOTO-FOTO
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1. Kabel power
2. Kabel skun
3. Kabel ties
1. Tang
2. Obeng
3. Tali
4. Tang pres
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
C. Urutan pelaksanaan kabel feeder pada tray :
1. Pastikan lebar tray cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang.
2. Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 m dari kebutuhan.
3. Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir.
4. Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 m.
Catatan : 5. Kabel siap disambung dengan panel.
1. Tray telah terpasang rapi.
2. Potong kabel sesuai ukuran dengan panjang dilebihkan 1 m.
.. ..
1. Pastikan lebar ladder cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang.
2. Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 m dari kebutuhan.
3. Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir.
4. Gunakan tali jika kabel akan dipasang vertikal.
5. Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 m.
6. Kabel siap disambung dengan panel
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3. Tarik kabeldiatas tray.
.. ..
FOTO
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Saklar
Stop kontak
Grid switch
Bor Tangan
Tang, Obeng dll
Water pas
METODE PELAKSANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL 1
Pelaksanaan :
Marking jalur konduit pada dinding.
Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
Bobok jalur
Pasang konduit & inbow dos. konduit
saklar
Bobok jalur
konduit stop
Tunggu sampai dinding di finish arsitek. kontak
Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya.
Pasang saklar & stop kontak, gunakan waterpass agar rata. 150 cm
30 cm
2 3
dinding
Kabel instalasi
konduit konduit
Kabel instalasi
Inbow dos
saklar Kabel instalasi saklar
150
cm 150 cm
1. Pengadaan dan pasang DVR ex BOSCH tipe DVR-630-08A100 (1tera) (komplit sampai berfungsi) ; 8
channel , Penempatan DVR & Monitor Pada R.Server.
2. Pengadaan dan pasang kamera indoor dome-Varivocal lense dome camera ex BOSCH tipe VDC-
260V04-10.
3. Pengadaan dan pasang kamera indoor dome-Outdoor IR Day/Night dome camera ex BOSCH tipe VDI
240V03-1.
4. Pengadaan dan pasang monitor LCD 15“ ex.LG/SAMSUNG termasuk converter Video to VGA ex
taiwan (Penempatan pada Server).
5. Instalasi kabel CCTV, kabel NYMHY 4 x 1 sqmm (Supreme/Kabelindo/Tranka/Kabelmetal) dengan
protector PVC Conduit National/Clipsal/EGA.
6. Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel TV dari outlet TV ke JBTV/layanan tv kabel, sampai
berfungsi. Kabel 5C Merk BELDEN dengan protector PVC Conduit National/Clipsal/EGA.
7. Armature outlet TV, inbow Merk PANASONIC/CLIPSAL.
8. Pengadaan dan pasang braket TV LCD 15“
9. Testing and Commissioning
C. Pelaksanaan Pekerjaan :
Secara umum kabel yang dibutuhkan dalam instalasi anti petir adalah kabel yang memiliki luas penghantar 50 mm (min), bila lebih besar
kemampuan penghantarnya akan lebih baik. Sedangkan jenis kabel tergantung dari keadaan jalur instalasi yang dilewati.
MetodePngedalianHousekeping
3L
K
M
a
a
e
n
k
P
s
t
l
Metode Pelaksanaan K3L
Metode Pengendalian Mutu
MetodePengendali
anMutu
METODE PELAKSANAAN K3L
Implementasi K3L
Sasaran K3L :
1. Kecelakaan Kerja 0 (nol) kejadian (Zero Accident) per proyek
2. Menjamin agar dalam Pelaksanaan Proyek tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
3. Pelanggaran penggunaan alat pelindung diri (APD) maksimal 2 kasus per bulan
4. Karyawan ijin tidak bekerja karena sakit maksimal 1 orang per tahun
5. Menjamin produktifitas tidak terganggu.
Program K3L :
1. Memberi identifikasi peringatan yang berkaitan dengan keselamatan kerja.
2. Membuat Panduan K3L (Safety Plan)
3. Mengatur penempatan barang di gudang dan proyek.
4. Sosialisasi pentingnya APD.
5. Meningkatkan kesadaran staf dan pihak-pihak terkait yang berkaitan
dengan keselamatan kerja.
6. Menyusun rencana patroli (Periodik seminggu sekali)
7. Membuat rencana pemantauan K3L
8. Melaksanakan patroli sesuai rencana
9. Membuat laporan pemantauan K3L
10. Memeriksa kepatuhan pekerja pada persyaratan K3L
METODE PELAKSANAAN K3L
Patroli Lapangan :
• Tiap Senin s/d Sabtu Pk.
08.00 wib
Safety Meeting :
Rapat Safety Bulanan :
• Setiap Selasa Pk. 07.30
• Membahas rangkuman masalah
wib (Diikutsertakan Sub
safety selama satu bulan
dan Mandor)
PEMBERITAHUAN KE
NO KECELAKAAN KERJA LAPOR KE PENANGANAN TINDAK LANJUT
PIHAK LUAR
SM PENGOBATAN DI
1 KECELAKAAN RINGAN -
SHE Officer PROYEK
SM
DIBAWA KE RUMAH CLAIM KE
2 KECELAKAAN BERAT SHE Officer ASURANSI JAMSOSTEK SAKIT UTK DIOBATI JAMSOSTEK
PM
Rambu-Rambu K3
METODE PELAKSANAAN K3L
Rambu-Rambu K3
METODE PELAKSANAAN K3L
Mobile Lamp
Temporary Toilet
Penanggulangan Kebakaran
1. Mencegah, mengurangi
dan memadamkan
kebakaran
2. Mencegah dan
mengurangi peledakan
Pemadam Kebakaran Ringan
3. Memberikan kesempatan
jalan menyelamatkan diri
dalam bahaya kebakaran
4. Pengendalian
penyebaran asap, gas
dan suhu
Boots Petugas
METODE PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian Mutu
1. Definisi
Merupakan panduan pengendalian
kegiatan yang terjadi di proyek agar
sesuai dengan mutu yang ditetapkan
baik oleh perusahaan maupun pihak-
pihak yang terkait dalam proyek.
2. Sasaran Mutu
Produk yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku dan
mengutamakan kepuasan pihak
pengguna jasa.
METODE PENGENDALIAN MUTU
Perbaikan serta
melanjutkan pekerjaan Melakukan Check
dengan menjaga mutu Drawing sesuai
yang telah dicapai serta tahapan pekerjaan
melaporkan kepada yang dilaksanakan dan
owner mengenai mengajukan Shop
perkembangan Drawing pada setiap
pelaksanaan dalam tahap pelaksanaan
laporan mingguan dan pekerjaan
bulanan
Pekerjaan Keramik
QUALITY TARGET PEKERJAAN KERAMIK
QUALIFIKASI TARGET
Tanpa las-lasan Tanpa las-lasan
1. Las²an > ½ Badan Keramik 95 % Bidang
Pekerjaan Pengecatan
QUALITY TARGET PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan Pengecatan
Permukaan rata
Tidak mengenai bidang lain
Tidak Mengelupas
Cat list tidak
Permukaan rata kena bidang lain
Pekerjaan Plafond
QUALITY TARGET PEKERJAAN PLAFOND
• Permukaan rata, rapi dan tidak bergelombang, tidak ada celah dengan armatur lampu.
• Sambungan lurus, rapi, tidak retak dan tepat pada rangka.
• Warna cat plafon seragam, rapi dan menyatu dengan interior.
• Tali air lurus dan rapi.
• List lurus.
• Tidak terjadi lendutan.
Pekerjaan Sanitair :
Cek Instalasi sesuai shop drawing.
Pemasangan unit sanitair.
Testing and Commissioning
Asesoris berfungsi dengan baik, asesoris rapi dan bersih.
Pemasangan simetris nat keramik
Pipa air tidak bocor
Membuat berita acara
Pekerjaan Pipa-Pipa :
Klem terpasang seragam dan rapi
Tidak bocor pada Floor Drain
Cek semua sambungan harus rapi, bersih dan tidak bocor
Ruang shaft bersih
Pengisian air hingga penuh dan beri tanda bila terjadi kebocoran. Lakukan perbaikan dalam waktu 1 x 24 jam.
Bila tidak terjadi kebocoran, buatkan BA pengecekan.
Tidak bocor pada floor drain Pipa bersih Ruang shaft bersih
QUALITY TARGET
Pekerjaan Valve-Valve
Tahapan Test Valve
• Test Instalasi
• Test Visualisasi
Ambil data/Record Test
Buat BA pengetesan
QUALITY TARGET
• Test Parsial
• Testing & Commissioning
Ambil data/Record Test
Buat BA pengetesan
QUALITY TARGET
Tidak terjadi kondensasi Isolasi rapi dan utuh Isolasi rapi dan utuh
• Prosedur testing pekerjaan elektrikal dilakukan setelah seluruh pekerjaan instalasi selesai.
• Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi (cable wiring).
Prosedur testing :
a. Merger test : meliputi tes instalasi kabel.
b. Lakukan test konektifitas sambungan dan tahanan isolasi kabel instalasi yang telah terpasang.
c. Lakukan test nyala lampu pada sistem penerangan dan test konektifitas pada sistem stop kontak.
d. Megger test : meliputi tes instalasi kabel dan tes pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak.
e. Grounding system : meliputi tes sistem grounding/pentanahan pada sistem penerangan & stop kontak.
Perihal perijinan : Untuk pengujian Fungsi Listrik dilaksanakan oleh Dinas PLN setempat.
Tahapan Testing System Listrik (Armatures)
Megger Test
Instalasi
Megger Test
Instalasi
Connecting Equipment (Panel &
Supply Energi PLN
Armatures)
Connecting
Supply
Equipment (Panel
& Armatures) Energi PLN
Ambil data / Record Test
Coupler
Incoming
Lift, p.stp, SP, AB,
genset
DW, SB, PH
POSISI Selector
Swicth Auto /Manual
METODE PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN
ARSITEKTURAL :
a. Memelihara secara baik dan teratur jalan keluar sebagai sarana penyelamat (egress) bagi
pemilik dan pengguna bangunan.
b. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur tampak luar bangunan sehingga tetap
rapih dan bersih.
c. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur dalam ruang serta perlengkapannya.
d. Menyediakan sistem dan sarana pemeliharaan yang memadai dan berfungsi secara baik,
berupa perlengkapan/peralatan tetap dan/atau alat bantu kerja (tools).
e. Melakukan cara pemeliharaan ornamen arsitektural dan dekorasi yang benar oleh
petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya.
METODE PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN
STRUKTURAL :
a. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur struktur bangunan gedung dari pengaruh
korosi, cuaca, kelembaban, dan pembebanan di luar batas kemampuan struktur, serta
pencemaran lainnya.
b. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pelindung struktur.
c. Melakukan pemeriksaan berkala sebagai bagian dari perawatan preventif (preventive
maintenance).
d. Mencegah dilakukan perubahan dan/atau penambahan fungsi kegiatan yang menyebabkan
meningkatnya beban yang berkerja pada bangunan gedung, di luar batas beban yang
direncanakan.
e. Melakukan cara pemeliharaan dan perbaikan struktur yang benar oleh petugas yang
mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya.
f. Memelihara bangunan agar difungsikan sesuai dengan penggunaan yang direncanakan.
Time Schedule Material (Rumah Susun Bukit Tinggi)
Supply Chain Proyek Rumah Susun Bukit Tinggi
Kebijakan Mutu dan K3L
ACTION
Tanggung Jawab
PLAN Manajemen
CHECK
Pengukuran,
Manajemen Analisa dan
Sumber Daya peningkatan
Perwujudan
Produk Produk
INPUT
DO OUTPUT
Tahapan “Quality Control”
Untuk mencegah ketidaksesuaian pada setiap tahapan, maka perlu dilakukan
pengendalian pada setiap kondisi
2
Incoming Control
Pengendalian Pada setiap
Permulaan Kerja dan
Kedatangan bahan
1 3
Initial Control In process Control
Pengendalian Parameter Pengendalian Pada setiap
Quality (Spesifikasi, Job Proses Pekerjaan
Mix, Test Material, Dsb)
4
Final Control
Pengendalian Pada Akhir
KESESUAIAN PRODUK Proses Pekerjaan
1. Initial Control
Pengendalian ‘quality’ paling awal dari semua tahapan konstruksi yang ada.
Permulaan Kerja
Uitzet Posisi, Bentuk, Dimensi Pekerjaan, dibandingkan terhadap rencana
Kedatangan Material
Pemeriksaan Material datang, dibandingkan dengan Material Contoh
(Visualisasi/Bentuk/Warna, Dimensi/Ukuran, Merk, Type, Serial dsb)
Pemeriksaan Proses Produksi Material, dibandingkan dengan Job Mix
(Beton Ready Mix, Factory Visit untuk material Pabrikan dsb)
Test Berkala terhadap material datang (cara acak/sampling)
(Slump Test, Test Baja tulangan dsb)
PIC Quality
Procurement (Pemeriksaan Material), Laborat (Proses Produksi & Test Berkala)
Superviser (Uitzet Posisi, Bentuk dan Dimensi)
Dimungkinkan penggunaan alat penguji, sample pembanding
3. Inprocess Control
Pengendalian Pada setiap Proses Pekerjaan
4. Final Control
Pengendalian Pada Akhir Pekerjaan
PIC Quality
Superviser dan Quality Officer
Quality Control sebagai Tujuan
MULAI
CHECK BESI
KOLOM
CHECK
JUMLAH
DITAMBAH
CHECK
DIAMETER
DIGANTI
CHECK TERHADAP
POSISI
DI PERBAIKI
SELESAI
FLOW CHART PEMERIKSAAN BESI BALOK LAPANGAN
MULAI
TIDAK SESUAI
JUMLAH BESI
OK
TAMBAH BESI
TIDAK SESUAI
CHECK DIAMETER
BESI
OK DI PERBAIKI
DI PERBAIKI OK
SELESAI
FLOW CHART CHECK PEMBESIAN BESI PLAT
MULAI
TIDAK SESUAI
CHECK JARAK
SESUAI DI PERBAIKI
TIDAK SESUAI
CHECK DIAMETER
SESUAI
DIGANTI
TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
OVERLAP
DI PERBAIKI
SELESAI
FLOW CHART PEMERIKSAAN BEKISTING
MULAI
BEKISTING BALOK,KOLOM,
PLAT
TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
POSISI
SESUAI DI PERBAIKI
TIDAK SESUAI
CHECK DIMENSI
SESUAI
PERBAIKI
TIDAK SESUAI
CHECK TERHADAP
ELEVASI
DI PERBAIKI
SESUAI
SELESAI
FLOW CHART PENGENDALIAN MUTU BESI
MULAI
BESI SAMPAI
DI SITE
TIDAK MASUK
CHECK MILL SHEET
MASUK
GUDANG
TIDAK MASUK
TEST BESI TOLAK
MASUK
TOLAK DIKEMBALIKAN
DIPRODUKSI
KE PABRIK
SELESAI
FLOW CHART PEMELIHARAAN BETON
MULAI MULAI
SELESAI SELESAI
FLOW CHART PENGENDALIAN MUTU BETON
MULAI
TIDAK MASUK
CHECK SLUMP BETON
MASUK
BENDA UJI
TOLAK
TEST SESUAI
UMUR
SELESAI
STANDAR PENGUJIAN
LABORATORIUM SIPIL
SLUMP TEST
Slump test dilakukan di lapangan untuk mengetahui konsistensi dari daya rekat beton, ketahanan
terhadap friksi dan kekuatan yang dibutuhkan untuk arus awal. Semakin tinggi nilai dari slump artinya
semakin encer dan memiliki pelaksanaan yang baik, tetapi tidak disarankan untuk menambah air semen
untuk mempertinggi nilai dari slump karena akan menurunkan mutu beton tetapi didapatkan dengan
menambah additive. Nilai slump diatur seperti tabel dibawah ini :
METHODE KERJA
1. Buat contoh tes dalam bentuk silinder/kubus
2. Biarkan kering di lapangan dan diamkan selama 1 hari.
3. Lepaskan silinder baja dan rendam ke dalam air untuk perawatan sedikitnya 3 hari.
4. Lakukan tes di laboratorium sesuai dengan umur contoh beton yang diperlukan.
STEP 4
STEP 1
STEP 3
Pembacaan Data
1. UMUM
Tujuan pengetesan ini adalah untuk mengetahui nilau kuat tarik baja tulangan,
Pelaksanaan tes ini meliputi pengujian regangan dan pengujian pembengkokan.
Pengambilan sample dilaksanakan setiap kiriman besi beton kelapangan sebanyak 40 ton
diambil sample semua jenis diameter masing masing 3 bh. Atau sesuai demham
sprsifikasi/RKS atau ACI.
2. PERALATAN TESTING
a. Mistar penggaris
b. Jangka sorong
c. Mesin uji Tarik Pemberian
PENGUJIAN BETON TULANGAN
( CRUSING TEST )
. PELAKSANAAN TES BAJA TULANAGAN
1. UMUM
Tujuan pengetesan ini adalah untuk mengetahui nilau kuat tarik baja tulangan, Pelaksanaan
tes ini meliputi pengujian regangan dan pengujian pembengkokan. Pengambilan sample
dilaksanakan setiap kiriman besi beton kelapangan sebanyak 40 ton diambil sample semua
jenis diameter masing masing 3 bh. Atau sesuai demham sprsifikasi/RKS atau ACI.
2. PELAKSANAAN TES
a. Pemeriksaan diameter tulangan dengan janghka sorong
b. Pemotongan benda uji sepanjang 1 meter sesusi dengan diameter tulangan
c. Pemberian tanda setiap 1 cm pada sample sebagai pembanding perubahan
panjang setelah ditarik
d. Penempatan sample pada alat uji kuat tarik, kemudian mulai penarikan sesuai skala tarik.
e. Pembacaan gerak jarum hingga tulanagn putus
Kesimpulan : Dari hasil uji kuat tarik diperoleh gafik antara besarnya gaya yang diberikan
dengan perubahan panjang sample hingga sample putus. Hasil ini
dibandingkan dengan standart SNI untuk besi tulangan apakah memenuhi / tidak
1. UMUM
Tujuan pengetesan ini adalah untuk mengetahui adanya kegagalan
2. PELAKSANAAN TES
a. Setelah selesai pelaksanaan waterproofing, atau selambat
lambat nya 3 hari, buat tanggualan sekeliling arae yang
akan dites stinggi 5 cm.
b. Isi area tersebut dengan air hinna setinggi 5 cm dan
biarkan selama 2 x 24 jam. Ukur ketinggian air pada
waktu pertama.
c. Ukur ketinngan air rendaman terhadap posisi semula dan
periksa apakah terjadi kebacoran baik dari dasar lantai
atau selah celah lain.
1. STANDART TESTING : NEBB, ASHRAE DAN 3. PRINSIP TESTING ADJUSTING & BALANCING
SMACNA
a. Sebelum pelaksanaan, dibuat rencana
2. PERALATAN YANG DIPAKAI : kerja mengenai prosedur pelaksanaan
TAB untuk masing masing bagian
PENGUKUR LAJU UDARA pekerjaan dan telah disetujui pengawas
- Pilot Tube dengan inclined manometer
- Anemometer b. Harus dilaksanakan secara detail pada
- Hood diffuser seluruh sistim