You are on page 1of 26

Abd Blok X Prof.

Sigit
System Digestivus
(Abdomen)

Pendahuluan
Abdomen : Bagian bawah dari trunkus, mulai dibawah diaphragma sampai apertura pelvis
superior
Dinding abolomen : 1)cutis 2) fascia superfisialis 3) musculus dengan oseum ditempatnya 4)
fascia profunda diaphragmatika, transversalis, iliaca fascia thoraco lumbalis, pelvica 5)
jaringan ikat extra peritoneal 6) peritoneum, jaringan yang licin memungkinkan usus
bergerak.
Markah tubuh
1) Dinding anterior membentang dari prossesus xiphoideus sampai symphysis pubis.
dinding posterior lateral sebagian besar ditempati skeleton thoracis (sangkar dada )
dan regio glutealis dibawah
2) Margo costalis costa cartilanginea 7.8.9.10 bidang subcostal (garis subcostal) lewat
tepi bawah costae lewat L3
3) Angulus infra sternalis pros.xiphoideus sebagai apex
4) Angulus renalis : antara costa terakhir dengan tepi m. rectus spinae
5) Spina iliaca anterior superior
6) Spina iliaca posterior superior
7) Tuberculum crista iliaca
8) Ligamentum inguinale
9) Funiculus spermaticus, dapat diraba saat melewati medial tuberculum pubicum dan
turun ke scrotum
10) Linea alba
11) Linea semilunaris : tepi lateral m. rectus abdominis
12) Inskripsiones tendinea

Markah Orientasi dinding depan abdomen


1. Bidang transpylorica
2. Bidang transumbilicalis
3. Hypoclondrium (dext - sin)
4. Epigastrium
5. Umbilicalis

1
6. Lumbalis (dext - sin)
7. Hypogastrium (suprapubicum)
8. Inguinalis / iliacalis (sin - dext)

Struktur Bangunan
1. Cutis
Daya regang yang besar terlihat pada (kehamilan, obesitas, ascites, tumor infra
abdominal)regangan ini bisa mnyebabkan goresan putih pada kulit bagian bawah
sebagai “linea albicantes”
Umbilicus
Sisa (scar) jalannya funiculus umbilicalis
Kepentingan :
a) Anatomis : markah dimana lymph dan darah venosa tidak menyilang
bidang umbilicus. Bagian atas tetap diatas, bagian bawah tetap dibawah
Innervasi oleh n. spinalis T10 menunjukkan ia dari miotom thoraclis
Merupakan tempat istimewa untuk anastomosis portocavalis, dimana vena
bentuk radiasi dengan pusat diumbilicus (caput medusae)
b) Embryologis
1. Umbilicus tempat bertemunya ke empat plica dari lamina embrionalis.
2. Juga tempat titik temu 3 system
- Digestif (dct vitellointestinalis)
- Excretoris (urachus)
- Vasculer (vasa umbilicalis)
3. Ini tempat melekatnya funiculus umbiicalis selama kehidupan foetal
c) Klinis
1. Ductus vitello – intestinalis persisten membentuk tumor warna merah
dan umbilicus yang menonjol. Persistensi dari seluruh ductus
menyebabkan fistula faecalis
2. Perisisten urachus  fistula urinarius
3. Persisten hernia fisiologis midgut  exomphales
4. Gagal pembentukan bagian infraumbili dengan depan abdomen 
ectopia vesicae

2. Fascia superficialis

2
a) Di bawah umbilicus fascia superficialis terbelah menjadi lamina adipose
superficialis (fascia Camper) dan lamina membranosa profunala (fascia Scarpa)
b) Dilinea mediana lamina membranosa membentuk lig.suspensorium penis/clitoridis
c) Fascia mengandung : 1) lemak, 2) nn cutanei, 3)vasa cutanea , 4) nodus
lymfaticus superficialis
d) Nervus cutaneus
1) N. cutaneus anterior (7buah) berasal dari n. interecostalis (T7-T11), n.
subcostalis (T12) dan n. ilio hypogastriea (L1)
2) n. cutaneus lateralis (2 buah) dari n. intereostalis (T10, T11) ramus anterior
yang besar juga menginnervasi m.obliqus externus
e) Vascularisasi
1) Arteria cutanea anterior, cabang a. Epigastrica sup & inf
2) a. cutanea lateralis, cabang, a. ntercostalis terbawah
3) a. inguinialis superficialis dari a.femoralis : a. epigastrica superficialis, -a.
pudendalis externa superfisialis, a. iliaca cireumflexa superficialis.
4) Vena Cutanea
Vena mengikuti arteri = v. inguinalis superficialis masuk ke v. cava inf, bila ini
obstruksi maka v. abadominalis dilatasi untuk sirkulasi kaloteral. Obstruksi v.
porta caput medusae sekitar umbilicus
5) Lymfatica superficialis
Diatas umbilicus mengalir ke nodus lymfaticus axillaris. Dibawah umbilicus
masuk ke nodus lymphaticus inguinalis superficialis
3. Otot- otot dinding depan perut
Ada 6 otot pada tiap samping
- Otot yang besar : m. obliq abd ext, m. obliq abd internus, m. transversus
abddominis dan m. rectus abdominis
- Otot yang kecil : m. Cremaster, dan m. pyramidalis
Fungsi :
1) Support viscera abdominis
2) Expulsi : menghejan, mixi, defeksi, partus
3) Expirasi kuat (batuk, bersin,tiup)
4) Gerakan truncus (flexi, rotasi)
5) Cremaster : reflex Cremaster
6) M. pyrampidalis. Menegangkan linea alba

3
4. Ligamentum inguinale
1) dibentuk oleh penebalan tepi bawah aponeurosis m. obliqus externus dan melipat
ke belakang. Letak sepanjang spina iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum
2) Untuk melekatnya : m. obliqus internus, m. transversus abd dan m. cremaster
3) Permukaan lengkung bagian medial menjadi dasar canalis inguinalis dan
ditempati funiculus spermaticus (lig. teres, pada wanita)
4) Perpanjangan (extension)
a) Pars pectinealis inguinalis
b) Lig pectineum / lig Cooper
c) Pars reflexi lig inguinale

5. Falx inguinalis / conjoint tendon, dibentuk oleh bersatunya fibra inguinale bagian
bawah m. obliqe internus dan m. tranversus dan melekat pada crista pubica dan bagian
medial pecten pubis. Conjoint tendon berguna menjaga bagian yang lemah pada
anulus inguinalis superficilis.
6. Inscriptiones tendinae mm. rectus abdominis, tendo transversal yang membagi
musculus menjadi bagian yang kecil ada 3 jumlahnya. Otot menjadi lebih kuat
kerjanya.
7. Bidang neuro vascularis
Bidang diantara m. obliqus internus dan m. tranversus. Beberapa saraf dan pembuluh
lewat bidang ini.
8. Reflex cremaster
Dengan meraba kulit bagian medial paha terjadi reflex kontraksi m. cremaster dan
menjadikan elevasi tes-tes atau retraksi testes. Lesi pada bagian atas segmen L1, reflex
akan hilang
o Innervasi oleh saraf profundal Persarafan oleh T6-12 dan L1 terdiri atas 6
n.intercostalis, n subscostalis, n. iliohypogastricus & n. ilio inguinalis N.
ilioinguinalis tidak punya r. cutaneus
o Arteri profundal pada dinding depan
1. Dua buah arteri besar bagian atas a. epigastrica sup dan a.
musculophrenica
2. Dua arteri besar dibagian bawah a. epigastriea inf dan a. iliaca circumflexa
profunda
3. Cabang –cabang kecil a. intereostal dan a. lumabalis yang mengikuti saraf
o Vagina musculus rectus
4
Selubung aporeunotik yang menutupi m. rectus abdominis dan m.
pyramidalis dengan pembuluh dan sarafnya terdiri atas dinding anterior &
posterior.
Fungsi :
1) menghalangi lengkungya otot selama kontraksi sehingga meningkatkan
efisiensi otot
2) Mempertahankan kekuatan dinding depan abdomen
o Fascia transversalis
Fascia transversalis merupakan bagian dari fascia abdominopelvicum,
dipermukaan dalam musculus abdominalis Anulus inguinalis profunda
merupakan pintu pada fascia transversalis diatas titik midinguinali dilewati
funiculus spermaticus pada laki-laki dan lig teres uteri pada perempuan
o Canalis inguinalis
Kanal berjalan obliqe dibagian bawah dinding abdomen anterior, terletak
sedikit diatas separo bagian liga mentum inguinale. Panjang 4cm .
Dinding-dinding
A. Anterior : a) cutis, fascia superficialis,b) 1/3 bagian lateral – fibra m.
obliqe internus
B. Posterior : a) fascia transversa jaringan ikat extraperitoneal
peritoneum parietal b) conjoint tendon, ligament inguinalis pars
reflexi, lig. interfoveolare
C. Atap : arcus fibra m. obliqus internus dan m. transversus
abdmonimis
D. Dasar : 1) Persatuan lig. inguinale dengan fascia transversa 2) lig
lacunare
o Struktur yang lewat canalis inguinalis
1. Funiculus spermaticus pada laki-laki, lig. teres uteri pada perempuan
2. N. Ilioinguinalis
o Isi Funiculus spermaticus
1) Vas deferens 2) A. testicularis 3) plexus pampiniformis 4) vasa
lymfatica testis 5) ramus n. genito femoralis 6) jaringan areolar 7)sisa
processus vaginalis
o Mekanisme canalis inguinalis
1) Mekanisme penutupan oleh m. obligus internus
2) Kontraksi m. cremaster
5
3) Kontraksi m. obliqe externus
4) Mempertahankan tonus oleh hormone
o Hernia inguinalis
Protrusio viscera abdominalis (intestinum, omentum) ke dalam canalis
inguinalis
a) indirek
b) Direk

SYSTEM DIGESTIVA

System digestive (pencernaan), sistem organ merupakan organ yang berbentuk


tubulomuskuler mulai dari oris diatas sampai canalisis-ani dibawah, serta beberapa organ
assesoris yang menyertainya.

I. Oris dan Glandula Salivavios


Oris (mulut) terdiri atas rongga mulut (Cavum oris) dengan dinding-dindingnya

~ Cavum Oris
a. Cavum Oris Insensu Strictiori (bagian dalam)
b. Vestibulum Oris (bagian luar)

A. Cavum Oris Insensu Strictiori


- Batas = ante olateral oleh dentis, ginggiva, arcus alveolaris mandibula dan maxila.
Atap = palatum molle dan durum. Dasar = lingua. Kedorsal berhubungan dengan
pharynx lewat oropharyngeal lsthmus (isthmufaucium), interior = lidah dan pada
samping oleh arus palatoglossus.
- Area Sublingualis → muara gl subman – dibularis → frenulum linguae, → pliea
sublingualis
- Lymphe dari nodulus submentalis

b. Vestibulum Oris
- Labium superior & inferior dan buccae dibagian luar.
- Dentis dan gingiva di bagian dalam
- Muara det parolis setinggi M2 Atas
6
~ Gingiva
Jaringan lunak yang membungkus processus alveolaris mardibula dan maxilla
melingkungi collum dentis.

~ Palatum Durum
Appl ani : - Palatoshisis
- Perforasi palatum (syphilis std 3)
- Epignatus – teratoma dari palatum

~ Palatum Molle
Plica muscularis, terikat pada tepi post palatum durum. Memisahkan oropharynx dan
nasopharynx. Traffic controle pada lintasan makanan dan puara.
Otot Palatum molle :
1. m. tensor veli palatini
2. m. levator veli palatine
3. m. uvulae
4. m. palatoglossus
5. m. palatophlaryngeus
Fungsi:
- Mengontrol pintu masuk isthmus pharyngeus dan isthmus oropharyngeus.
- Berperan penting pada mastikasi, deglutition, bicara, batuk, besin dll
1. Menutup mulut terhadap oropharynx sewaktu mengunyah
2. Menutup oropharynx dari nasofarhae pada fase 2 menelan
3. Mengatur besar kecilnya isthmus faucium, qualitas suara dapat diubah dan konsonan
bicara dapat dilafalkan.
4. Selama bersin dapat dibagi lewat hidung dan mulut tanpa merusak hidung yang
sempit. Juga pada batuk, sputum langsung ke mulut tidak ke hidung.

Appl anat:
1. Paralisis palatimi sebab lesi pada nX, atau diphteri → a. Hidung pilek, b. Bindeng,
c. Arc palatani mendatar
2. Palatoshisis congenital defect.

7
Mastikasi :
4 otot pengunyah : m. massete, m. temporalis, m. pterygoideus, m. pterygodeus med.
Semua menggerakkan mandibula Embryyologis dari acranchialis I di innervasi n V.

II. Gld salivarius


Ada 3 pasang gl salivarius besar:
1. gl. Parotis
2. gl. Submandibularis
3. gl. Sublingualis

Gld parotis : terbesar, sifat sercus


+ letak = dibawah dan diluar meathus acustieus ext, antara ramus mandibulae dan
m.sternocleidomastoid
+ Capsula gland adalah fascia cervicalis profunda
+ Ductus, 5cm, dinding tebal, muara di vestibulum ori setinggi M2 atas

Gld sub mandibularis, mix gland (sercus mucos)


+ Letak; pars anterior trigoum digastricum terdiri atas pars superfisialis dan pars profunda
(superficial dari m.mylohyoid, profudal dan m. mylohyoid)
+ Ductus Wharton dinding tipis, 5cm.
Bermuara pada dasar mulut, pada pertemuan papilla sublingualis samping frenulum
linguae.

Gld sublingualis
Mixgland utamanya mucosa. Diatas m. mylohyoid, bawah mucosa dasar mulut.
+ Ductus = 15 biji, muara langsung ke dasar mulut

III.Pharynx
Tuba muscularris : 12-15 panjang
Pharynx bagian atas (nasopharynx)
Pharynx bagian tengah (oropharynx)
Pharynx bagian bawah (laryngopharynx)
+ Struktur Dinding
1. Mucosa (epith collumner bercilia)

8
2. Sub mucosa
3. Faseia pharyngobasillaris. Tebal dibagian atas melekat pada basis occipitalis
4. Muscularis : circular (luar), longitudinal (dalam) yang terdiri:
- m. constrictor pharyngeus superior
- m. constrictor ph. med
- m. constrictor ph inf

5. Fascia buaccopharyngea + menutupi pifacies externa

+ Innervasi
Plexus pharyngeus:
a. r. pharyngeus nX (nacces eranial)
b. r. pharyngeus n.glosso pharyngeus
c. r. pharyngeus qql.symphathis cervical superior
Fibra nX → motorik, Fibra IX → sensorik, Fibra symp → vaso motorik
Fibra motorik nX dan n IX → m.stylopharynx Sensoris (GVA) nIX dan nX.
Nasopharynx oleh n. maxillaris lewat ggl. Terygopalatinum. Tonsilla, palatum molle
oleh nIX. Pengecap sampai valecula & epiglotis oleh n. laryngeus internus cab nX.
Secretomotor, parasymp ke pharynx dari n. petrosus major (nVII) lewat r.paatinus
minor dari ggl. pterygo palatine

+ Deqlutitio (menelan)
Phase I:
1. Atas kehendak (volunter)
2. Apex linguae diangkat dan menekan palatum durum oleh otot instrinsic lingua
m. longitudinallis superior & transversus. Gerakan dari depan ke belakang, bolus
didorong ke posterior cavum oris
3. Palatum molle menutup ke bawah ke dorsum linguae, membantu membentuk
bolus.
4. Os hyoid naik kedepan oleh m. suprahyoid, bagian posterior lingua terangkat ke atas
belakang oleh m. styloglossus. Bolus lewat isthmus faucium dan mulai phase 2.
Phase II:
1. Phase yang mulai tidak menurut kehendak (involunter). Bolus didorong dari
oropharynx kebagian bawah laryngo pharynx

9
2. Isthmus nasopharynx tertutup karena elevasi palatum molle. Proses ini berguna
untuk menghindari bolus masuk hidung.
3. Pintu masuk larynx (orificim laryngeus), tertutup oleh pemendekan plica
aryepiglottica, sehingga bolus tidak masuk larynx.
4. Larynx dan pharynx terangkat di belakang os hyoid dan bolus didorong ke bawah di
permukaan dorsal epiglottis dan menutup pintu masuk larynx. Oleh gravitasi,
kontraksi m. constrictor superior & medius dan m. palato pharyngeus bolus
didorong ke bawah.
Phase III:
1. Involunter, bolus lewat bagian bawah pharynx ke oesophagus
2. Kontraksi m. constrictor pharyngeus inferior

IV. Oesophagus
Tuba muscularis untuk lewatnya makanan dari pharynx ke gaster. Panjang: 25 cm, lumen
collaps dilatasi bila ada makanan lewat. Taut pharyngo oesophageal (pharyngo
oesophageal junction) dibelakang cartilage cricoidea merupakan bagian yang tersempit
dari tractus intestinalis.
Ada 3 bagian oeshophagus:
1) Pars cervicalis
2) Pars thoracalis
3) Pars abdominalis

a. Pars cervicalis
Dileher mulai ditepi bawah cartilago cricoidea sebagai lanjutan ke caudal dari
pharynx. Berjalan didepan collumna vertebalis dibelakang trachea.
b. Pars Thoracalis
Turun dari pars cervicalis lewat media timum superior dan post dan menembus
diaphragma di T10 pada hiatus oesophagei
Syntopi:
 Anterior : trachea, a pulmonralis dext, bronchus sin, atrium sin & pericardium
diaphragma.
 Posterior : coll vertebralis, a intercos talis post dext, dct thoracicus, v.
azygos, aorta thoracalis, pecessus pleura dext, diaphragma.
 Lateral dext : pulmo dext, v.azygos, nX

10
 Lat sinister : arcus aorta, a subclavia sin, dct thoracicus, pulmo, n laryngeus
recurrent sin (Semua di mediastinum superior)
Dengan mediastinum posterior berkaitan aorta thoracica, pulmo sin dan pleura.

+ Innervasi
a. N parasymp = ½ bagian atas oleh n. laryngeus recurn, ½ bagian bawah oleh plexus
oesophagei di bentuk oleh kedua nX. Bersifat sensoris, motorik & seeretomotorik
b. N. Sympaticus = ½ bagian atas dari ggl. Cerivicalis medius, ½ bagian bawah
dari ggl. Thoracalis yang diatas dan mementuk plexus soesophagei bersama nX.
Bersifat vasomotor

+ Vascularisasi
1/3 bagian atas oleh a. thyroidea inferior, 1/3 bagian tengah r. oesophagei a. thoracalis,
1/3 bagian bawah = r.gastricus sin a. coeliaca

+ Draainage vena
1/3 bagian atas = v. thyroida inferior
1/3 bagian tengah = sistem azygos
1/3 bagian bawah = sistazygos (sist sistemik)
v. gartrica sin (sist porta)
Adanya sistem ganda maka terjadi anastomosis porto sistemik

Applied anatomy
Adanya cirrhosis hepatis → kenaikan tekanan portal menyebabkan turunnya tekanan v.
gastric sinistra. Vena ini menjadi regang dan rapuh (varices oesophagei) → mudah
ruptura → hematemesis.

+ Pars abdomalis (1 cm)


Mulai dari hiatus oesophagei diaphiragma sampai pintu masuk cardia ventriculucus.
Pada kejadian inkoordinasi neuromuskuler bagian bawah aerophagus tidak dapat dilatasi
sehingga bolus akumulasi di tempat itu. Ini dikenal sebagai “Achalasia cardia”.

V. Gaster = Ventriculus
Lumen = 30 cc pada neonatus 1Liter pada remaja, 1 ½ - 2 Liter pada dewasa, 20 cm
panjang.
11
Ada 2 Orificium = - Orificium cardiacum
- Orificium pilprikum
Ada 2 Curvatura = - Curvatura Minor
- Curvatura Major
Ada 2 facies = - facies ant (antero superior)
- facies post (postero inferior)
Terdiri atas 2 bagian yang masing-masing terbagi jadi 2:
1. Cardia = - fundus
- corpus
2. Pylorus = - antrum pylory
- canalis pyloricus

Letak = intraperitoneal, obliq di epigastrium & hypochondrium sin, umbilieal

+ Innervasi
- Sympatis : T6-T10 chorda spinalis = vasomotor, motorik ke m. Sphincter
pylori, sensasi sakit ke gaster.
Parasyanpatis :
- nX lewat plexus oesophagei dan n.gastricus
- n. gastricus ant menjadi r. gastricus ke fundus, corpus.
n. pylorieus ke antrum dan bagian yang lain
- n. gastricus post untuk facies post fundus

+ Vascularisasi
1. A.gastrica sin –cab truncus coeliacus
2. A.gastrica dext – cab a hepatika communis
3. A. gastro epiploica dext – cab a gastroduodenalis
4. A. gastro epiploica sin – cab a lienalis
5. A. gastriea – cab a lienalis

+ Aliran Lympa
1. Area gastrica superior → nodus cocliacus
2. Area gastrica inferior → nod. gastricus – nodulus sub piloricus – nod cocliacus
3. Area pancreaticalienalis → nodulus coeliacus
Dari pylorus masuk nod subpyloericum ke nod hepaticus → nod. Cocliacus

12
VI. Intestium Tenue
Dimulai dari pylorus sampai ileocoecal junction (taut ieocoecal), panjang 6 m terdiri
atas :
a. Duodenum (25 cm)
b. Jejenum
c. Ileum : berkelok dan mobile (2/5 bag jejenum, 3/5 bagian ileum)
Fungsi : digesti dan absorpsi serta bangunan yang relevan:
1. Area yang luas = untuk absorbsi, juga kerena panjangnya, adanya plica
circular pada mucosa, villi microvilli
2. Gld. Intestinalis menghasilkan enzyme digestif dan mucus. Mucosa epithel
diganti tiap 2-4 hari.
3. Follicel lymphatic = a) Follikel soliter, b) folikel agregat. Folikel agregat ini
pada typhus abd mengalami ulcerasi.
4. Vascularisasi : jejunum & ileum oleh r.jejenalis & ilealisa a.mesenteriea
superior
5. Lymph : berjalaan circuler didinding intestinum. Ulcus yang desebabkan TBC
berjalan sepanjang pembuluh ini

A. Duodenum
Bagian teratas intestinum tenuae. Panjang 25cm berliku sekitar caput pancreatis.
Fungsi = absorbsi produk digesti walau pendek tetapi permukaan luas, karena mucosa
berlipat-lipat dan ada villi. Letak retroperitoneal kecuali bagian pertama (2,5 cm)
adalah intraperitoneal.
 Bagian pertama (5cm)
 Bagian kedua (7,5cm) = pars descendens (sekeliling caput pancreas). Ada
tonjolan kecil pada mucosa = papilla duodeni. Disini tempat masuknya ductus
biliaris dan dct pancreaticus Santorini lebih kecil lewat masuk diatasnya.
 Bagian ketiganya (10cm) = pars transversa, didepannya dilewati pangkal
mesenterium dan a.mescunterica sup.
 Bagian keempat (2,5cm) = pars ascendens berakhir pada duodenojejenal
junction ujung bawah ditandai lipatan peritoneal dari crus dexter diaphragma
lig.suspensorium Treitz. Bagian terminal v.meventerica inferior terletak di
sambungan duodenojejenal dan berfungsi sebagai penanda.

13
Vascularisasi
Aa pancreatiko duodenalis sup & inf berjalan antara duodenum dan caput panereatis.
A.panereatica sup berawal dari a. coeliaca dan a.panereatica inf dari a.mesenterica
sup.
Ulkus Pepticum
Terjadi di gaster dan duodenum proximal. Akibat adanya imbalance sekresi asam dan
pertahanan mucosa.

A1.Pancreas
Terdiri atas kaput, korpus, kauda. Letak retro peritoneal, terletak sepanjang bidang
transpilorik. Kaput terikat pada lekuk duodenum dan kauda memanjang ke hilus
lienalis pada ligamentum lienorenalis. A.mesenteriea sup melewati belakang
pancreas terus ke anterior diatas procesus uncinatus dan bagian ketiga duodenum,
selanjutnya menuju pangkal mesenterium intestinum tenuae.
 Struktur
Ductus pankreaticus Wirsungi berjalan sepanjang kelenjar, mengalirkan
sekresi pancreas ke ampula Vateri bersama dct biliaris komunis menuju bagian
ke-3 duodenum,

 Vascularisasi
Caput pancreas mendapat aliran dari a.a.pancreaticum duodeni sup & inferior.
Corpus menerima dari a.lienalis yang berasal dari a.pancreatica magna.
 Aliran Lympha
Mengikuti jalan arteri dan masuk ke nodus lymphaticus pancreatieo lienalis,
coeliacus, dan kelompok lympthonodi mesenterica superior.
 Innervasi
N.X (paravymp) dan n.splanchnicus (sympatis) mensarafi pancreas lewat
plexus keliling arteri. Saraf sympatis adalah vasomotor, parasympatis
mengontrol phase nervosa sekresi pancreas, cairan vagal ini kaya enzyme.
Phase chemis sekresi pancreas distimulasi oleh CCK-PZ (cholocystokinin
pancreozymin)
 Struktur Kelenjar
Terdiri atas:
- Pars exocrin : gld. serosa menghasilkan secreet cairan pancreatic (digestif)

14
- Pars endocrin : pulau Langerhans terdapat banyak di caudal ada 200.000 –
1.700.000 pulau
Terdiri atas : a) Alpha cell, b) Beta cell, c) CFX cell
- Alfa sel subtipe A1 (D Sel) dan A2
A1 = scereet gastrin & serotonin
A2 = scereet glucagon
- Beta sel mengisi 80% pancreas memproduksi insulin
- C,F,X sel pada lain spesies
Fungsi
1. Digestif = cairan pancreas mengandung enzyme digestif yaitu: trypsin
memecah protein (polypeptid) kedalam pepoid yang rendah (diamino acid),
amylase menghidrolise tepung dan glycogen menjadi disacharid, lipase
memecah lemak ke asam lemak dan glycerol.
2. Endrocrine
Karbohidrat adalah sumber energy insulin membnatu penggunaan gula dalam
sel.deficiensi insulin menyebabkan terjadinya hyperglycaemi = diabetes
mellitus
Glucagon bekerja sebaliknya insulin
3. Cairan pancreatic memberikan alkalin yang cukup (ph8) untuk aktivitas
enzyme pancreas.

A2. Hepar
Kelenjar yang terbesar dalam tubuh menempati hipochondrium dexter dilindungi
oleh costae dan costa cartilaginea, kecuali bagian atas di tutup oleh dinding anteri
or abdomen
Secara anatomis terdiri atas lobus dext yang besar dan lobus sin yang lebih kecil.
Dipisahkan di anterosuperior oleh lig falcitorae hepatis dan postero inferior oleh
fissura lig.venosum dan lig.teres hepatis.
Klasifikasi anatomis lobus dexter terdiri atas lobus kaudatus dan lobus quadratus.
Tetapi secara fungsional lobus kaudatus dan sebagian besar lobus quadratus
merupakan bagian lobus sinister karena mendapat darah dari a.epigastrica sin dan
aliran empedunya menuju ductus hepatictus sinister. Karenanya klasifikasi
fungsional menyatakan bahwa batas antara lobus dexter dan sinister terlatak pada
bidang vertical yang berjalan ke posterior dari kantong empedu menuju v.cava
interior.

15
Permukaan visceral hepar terlihat huruf H yang terdiri atas sulcus dan fossa.
Kaki ant dext – fossa kandung empedu
Kaki post dext – suclus untuk v.cavai inf
Kaki ant sin – fissure isi lig teres (sisa v.umbilicalis sin foctus yang mengalirkan
kembali darah oksigen dari placenta ke foctus).
Kaki post sin – fussura untuk lig. Venosum (sisa dct venosus pada foetus dctus ini
berfungsi sebagai jalan pintas yang mempersingkat aliran darah
dari v.umbilicalis sin langsung ke v.cava inf tanpa melalui hepar.
Porta hepatis – adalah hilus hepar tempat berjalannya v.porta (dari post ke ant);
cabang-cabang a.hepatica dan det hepaticus. Porta dilapisi
peritoneum ganda = omentum minus yang melekat ke lig.
Venosum pada fissuranya.
Hepar dilapisi peritoneum kecuali pada area telanjang.
Arsitektur Dalam
Hepar terdiri atas banyak unit funsional “lobulus”. Cabang-cabang v.porta dan
a.hepatica mentranspor darah melalui kanalis porta menuju v.centralis yang
mengalirkan darah dari hepar di sekitarnya kembali ke v.cava inferior. Kanalis
porta mendapat percabangan ductus hepaticus yang dikonsentrasikan dalam
vasica fellea dan dialirkan ke duodenum. Panjang usus yang darahnya mengalir
melalui v.porta menjelaskan predisposisi tumor usus bermetasatse ke hepar.

Kandung empedu (vesica fellea)


Fungsi : Reservoir empedu (50cc), Empedu dikeluarkan lewat ductus sistikus ke
dct biliaris komunis ke duodenum sebagai respons kontraksi kandung empedu
yang diinduksi oleh hormon usus.
Cabang Biliaris
Ductus hepaticus komunis dibentuk dari penyatuan det hepaticus dext dan sin
dalam porta hepatis.
Det hepatis komunis bergabung dengan det sistikus membentuk ductus biliaris
komunis.
Struktur ini berjalan pada tepi bebas omentum minus pada sulcus antara
duodenum bagian ke-2 dan caput pancreatic. Selanjutnya membentuk pintu pada
papilla di bagian medial duodenum bagian ke-2. Biasanya bergabung dengan
det. pancreaticus wirsungi.
Kolelitiasis

16
Batu empedu terbentuk dari kolesterol, pigmen empedu. Bila batu ini pindah ke
cabang bilier bisa terjadi komplikasi kolesistitis akut dan ada kolik bilier.
B. Jejenum
Diameter lebar kira-kira 4cm dan tebal serta vascular warna lebih gelap daripada
ileum, sehingga beratnya juga lebih. Valvula circular mucosa tebal, villi lebih basar
dari ileum. Nodus lymphaticus aggregate tidak ada.
C. Ileum
Diameter lebih kecil 3,75cm, dinding lebih tipis, kurang vascularisasi dibanding
jejunum. Nodus lympha aggregat banyak (bercak beyer) dan besar.
Bagian terminal terletak di pelvis dan pada fossa iliaea dext bermuara pada coecum.
Jejenum dan ileum terikat pada dinding abdomen post oleh mesenterium. Jejenum
ileum terletak intra peritoneal. Dinding terdiri atas = -) pars serosa, -) pars muscilaris
dan -) pars mucosa
Pars mucosa mengandung :
-)plica circularis, -)villi, -)gl. duodenali, -)gl.intestinalis, -)nodulus lymphaticus
solitaries, -)nodulus lymph agregat.
+ Vascularisasi
A.mesenterica sup. Banyak cabang menembus tunica muscularis. Vena berjalan
mengikuti arteri.
+ Innervasi
Plexus n.sympaticus disekitar a.mesenterica sup, bersama fibra post ganglioner
sympatis dari plexus coeliacus. Dari sini melanjutkan plexus myentericus Auerbach
yang terletak antara otot circular dan longitudinal tunica muscularis. Selanjutnya
adalah plexus sub mucosa (Meisner) yang lebih halus dari plexus Auerback.
+ Innervasi
Sympatis = (T19-T11)

VII. Intestinum Crassum


Dimulai dari ileococeal junction sampai anus (1,5 mm)
Terbagi atas :
1. Appendix (9 cm)
2. Coecum (7,5 cm)
3. Colon aseendens (15 cm)
4. Colon transversum (20 cm)
5. Colon descendens (25 cm)

17
6. Colon sigmoideum (15 cm)
7. Rectum (16 cm)
8. Canalis analis (4 cm)
Fungsi sebagai gudang bahan faecal dan absorpsi cairan yang berasal dari bahan
tersebut.
1. Coecum
Bagian intestinum crassum yang buntu. Terletak pada fossa iliace dextra diatas lig.
Inguinale. Keatas berlanjut ke colon ascendcins.

applied anatomy:
1. Ditempat ini dapat adanya amoebiasis
2. Tuberculosis
3. Carinoma
Bagian bawar ileum bermuara pada coccum didapati “taut coecoiliacal” yang
terletak postero medial dengan valvula ileocoecalis
2. Appendix Vermiformis
Suatu diverticulum coecum pada dinding posteromedial, dibawah orificium
ileocoecalis, difossa iliaca dextra
Posisi : jam 11,12, 2, 3, 4, 6

Parasymp = (nX)
Keduanya membentuk plexus cocliacus dan plexus mesentericus sup. Saraf dari
plexus myentericus Auerbach (ggl. parasymp) terdapat antara dua lapisan m.
longitudinalis. Fibra ini juga membentuk plexus submocosus neisner.
N.sympaticus adalah motorik untuk m.sphineter mucosae dan melakukan inhibisi
untuk gerak paristaltik, N.parasympaticus: measti mulasi peristaltix, tetapi
menginhibisi m.sphineter.
+ Fungsi Intestinumtenue
Melakukan digesti secara lengkap dan absorpsi bahan hasil digesti dalam bentuk
cairan digesti.
+ Obstruksi intestium tenue (SBO – Small, Bowl, Obstruction)
Terjadi akibat faktor-faktor luminal, mural atau extramural yang menyebabkan
blockade lumen
Adhesia pasca bedah.

18
VII. Intestinum Crassum
Bagian-bagian yang penting:
1. Intestinum crasum lebar lumennya.
2. Sebagian besar intestinum terikat kecuali appendix, colon transversum, dan colon
sigmoideum.
3. Tunica muscularis yang m.longitudinal tipis beberapa lainya membantuk bagai
pita disebut taenia coli. Taenia pada bagian proximal menuju kesatu tempat di
appendix, sedang yang distal menyebar ke pars terminalis sigmoid.
4. Karena taenia lebih pendek deri otot circular maka colon mengalami saeculasi dan
disebut haustra.
5. Appendi epiploicae kantong-kantong kecil isi lemak, tersebar pada permukaan
intestinum crassum, kecuali pada appendix, coecum dan rectum. Banyak pada
colon sigmoideum dan permukaan posterior colon transversum.

Vascularisasi
Berasal dari a.marginalis yang bercabang vasa longa dan vasa brevia

Aliran Lymph
Lewat 4 nodus: a) nodus lumph epicodica, b) nodus paracolica, c) nodus intermediate,
d) nodus terminalis

Innervasi
Sympatyic dan parasymp
Simpatis dari ggl. Mesentericum sup dan plexus coeliacus (T11-L1) parasymp dari
nX. Kedua saraf ini bersama lewat plexus mesentericus superior. Innervasi tersebut
diatas untuk usus yang berasal dari midgut.

Usus dari midgut menerima seraf sympatis dari (L1,2) dan parasym dari
n.splanchnicus pelvicus (nervi erigentes).
N.parasymp adalah motorik ke intestinum erassum dan inhibisi untuk splimeter ani
internum.
Impuls sakit dari usus sampai colon devcendens lewat n.sympatis dan dari colon
sigmoideum dan rectum lewat n. splanchnicus pelvicus.

3. Colon Acendene

19
Panjang 13cm dari caecum ke facies inferior lobus dext hepatic, membelok ke kiri
sebagai flexura coli dext. Letak retro peritoneal

4. Colon Transersum
Panjang 50 cm, menyilang abdomen dari flexura dext ke flexura sin. Letak
intraperitoneal

5. Colon Descendens
Panjang 25 cm dari flexura coli sin sampai colon sigmoideun. Berjalan vertical dan
kemudian belok melintas ke medial diatas m.psoas major pada pintu masuk pelvis
Meneruskan sebagai colon sigmoid. Colon descendens lebih sempit disbanding colon
ascendens. Letak retroperitoreal. Sebelumnya colon desendens waktu berjalan dari
crista ilioca ke pintu masuk panggul disebut colon iliacun

6. Colon sigmoideum (colon pelvicum)


Panjang 5cm dari pintu masuk pelvis ke S3 dan menjadi rectum. Membentuk pipa
berkelok menggantung pada bagian dalam pelvis melintas vesica urinaria dan uterus.
Karena pendek ia berjalan langsung . Digantung pada (ligamentum) mesocolon
sigmoideum dan ditutupi intestinum tenue.

7. Rectum
Panjang (10-15cm). Sebagai lanjutan colon sigmoideum mengikuti lengkung sacrum
berakhir pada canalis analis. Didepan os.coccygis tiba-tiba berbelok kebelakang
menjadi canalis analis. Bagian ujung bawah mengalami dilatasi disebut ampulaecti
yang disebelah lateralnya didukung oleh m.levator ani.
Distensi pada rectum menyebabkan adanya kebutuhan defecasi. Peritoneum menutup
2/3 bagian atas rectum. Pada perempuan peritonetum membentuk cavum rectouterina
(Douglasi).
Rectum dipisah dari struktur didepannya oleh fascia yang kuat “fascia rectovesicalis
(Denonvillier)”

Bagian fungsional Rectum


Ada 2 bagian fungsional:
1. Bagian atas rectum (terkait pada peritoneum) yang berasal dari usus dan terletak di
bagian atas plica rectum berlaku sebagai reservoir faeceas.

20
2. Bagian bawah (tanpa peritoneam) berasal dari cloaca terletak dibawah plica
medialis rectum. Bagian ini kosong pada keadaan normal, pada konstipasi berisi
faeces atau setelah mati. Colon sigmoideum adalah reservoir faeces sedang rectum
kosong pada individu normal dan sensitive terhadap distensi.

+ Vascularisasi
1. A. rectalis sup, sebagai lanjutan a.mesenterica inf
2. A. rectalis medialis, kurang penting karena hanya mendarahi tunica superficialis
dari bagian bawah srectum.
3. A. saceralis media cabang kecil dari bagian belakang aorta mensuplai dinding
posterior taut anorectal.

+ Venae
1. V.rectalis superior mulai dari plexus venosus rectalis dalam canalis analis. Ada 6
buah biji jalan ke caranial dalam submucosa dan bersatu menjadi v.meseanterica
inf
2. V. rectalis medialis bermuara ke v. iliaca interna.

+ Lympha
1. Lebih dari separo bagian atas lewat pembuluh rectalis superior ke nodus
mesentericus inferior lewat nodus pararectalis dan nodus sigmoidens.
2. Bagian separo bawah lewat sepanjang vara rectalis medialais ke modus iliacus
internus

+ Innervasi
Sympatis (L1,2) dan parasymp (S2,3,4) lewat plexus hypogastricus inf dan plexus
mesentcricus inf (rectalis sup)
 Sympatis adalah vasoconstrictor, inhibisi pada otot-otot rectal dan motorik untuk
m. sphincter internum
 Parasympatis adalah motorik untuk otot-otot rectum dan inhibisi untuk
m.sphinctur internus

21
 Sensasi distensi lewat n. parasympatis sedang sensasi sakit dibawa (dikonduksi)
baik oleh sympatis maupun para sympatis

+ Bangunan penompang (support) rectum


1. Dasar pelvis
2. Fascia Waldeyer = konodenasi fescia pelvica di dorsal rectum
3. Ligamen cateralis rectum
4. Fascia recto vesicalis (Denonviliers)
5. Peritoneum pelvis
8. Kanalis Analis
Bagian terakhir dari intestinum crassum. Terletak sebelah bawah diaphragma pelvis.
Mempunyai m.sphincter externus dan internus pada pintu keluar rectum. Panjang
3cm. Sama dengan rectum ketiga karakteristik intestinum crassum (haustra, appendix
epiploicae dan taenia) tidak ada.
Tempat kedudukan canalis analis di perineum (trigonum analis) diantara kedua fossa
ischiorectalis yang memungkinkan expansi pada waktu jalannya faeces.
Anorectal junction ditandai convexitas flexura rectum didepan os coccygis. Di tempat
ini ampula recti langsung menyempit dan menembus diaphrahma pelvis. Pada orang
laki-laki sesuai dengan puncaknya prostat.

Bagian bagian canalis analis ada 3 :


1. Pars superior – mucosa
2. Pars media – zona transisi
3. Pars cutanea

Musculatur canalis analis


a. Sphincter ani
1. Splincter ani externes – menurut kehendak. Terbentuk dari otot seran lintang dan
di innervasi oleh n.reatalis inf dan r. perineus n. sacrales 4 (S4).
2. Sphineterani internus – involunter tidak menurut kehendak. Dibentuk oleh
penebalan otot circular. Meliputi ¾ bagian atas canalis analis.
b. Anulus Anorectalis
Cincin muscularis pada anorectal junction dibentuk oleh fusi m. puborectalis, m.
sphiceter ext profundal dan m. sphincer internus
c. Spatium Chirusgicum
22
1. Spatium ishiorectalis
2. Spatium perianalis
3. Spatium Submucosa

+ Vascularisasi
1. Diatas linea pectinea (valvula analis) dialiri a.rectalis superior
2. Dibawah linea pectinea dsialiri a.rectalis inferior

Aliran Vena
1. Plexus venosus rectalis internus (plexus haemorrhoidales). Vena ini penting untuk
komunikasi porto sistemik
2. Plexus venosus rectalis externa diluar tunica muscularis rectum dan canalis analis.
Secara bebas berkomunikasi dengan v.rectalis inferior dan masuk ke v. pudenda
interna, Bagian medial lewat v.rectalis media ke v.iliaca interna
3. V. analis. Disekitar anus, berhubungan dengan plexus rectalis internus dan v.
rectalis inferior. Defeacasi yang keras dapat merobek vena ini dan membentuk
haemafoma perinealis subcutanea atau haermoroid externa.

Aliran Lympha
1. Diatas linea pectinea bermuara ke modus iliacus internu7s
2. Dibawa linea pectinea bermuara ke kelompok medial modus inguinalis superficialis
Innervasi
1. Diatas linea pectinea : n. otonomicus baik sympatius (plexus hipogatricus inferior
(L1,2) dan parasymp (n. splanchnicus pelvicus S2,3,4). Sensasi dibawa melalui
keduanya
2. Dibawah linea pectinea aleh saraf somatic (n. rectalis inferior S2,3,4)
3. Otot Sphincer
m. Sphineter externus oleh ramus perineus dan ramus rectalis inferior dari n.
saeralis ke-4.
Applied anatomy
1. Haemorroids:
a. Haermorrhoid interna (haermorrhoid vera), dilatasi saculer plexus venosus
rectalis interna
b. Haemoorhoid externa
2. Fissur ani

23
Ruptur dari salah satu valvula ani.
3. Fistula ani
Hubungan abnormal dari suatu rongga dengan bagian luar. Disebabkan rupture
secara spontan atau akibat chirurgis karena abscess disekitar anus.
4. Kontinensia rectalis
Tergantung pada anulus rectalis pada operasi fistula harus hati-hati. Bila mengenai
anulus rectalis akan terjadi incontinensia recti
5. Anomali congenial
Pada perkembangan rectum dipisahkan oleh membran analis dari proctodeum. Bila
membran ini tetap ada terjadi anus imper foratus
Lain kelainan yang lebih berat:
1. Stenosis
2. Anal agenesis
3. Anorectal agenesis

Anatomi Fungsional (Physiologi)


Sistem Digestiva

I. Gerakan Gastrointestinal
Fungsi sistem gastro intestinal (dari cavum oris sampai anus) adalah menyediakan nutrient
untuk tubuh. Makanan setelah masuk mulut didorong ke gaster lewat oesophagus
selanjutnya lewat intestinum tenuae dan intestinum erassum dan dikosongkan lewat anus.
Selama perjalanan enzyme digestive yang disekresi gld. gastrointestinalis mengadakan
reaksi dengan makanan, memecahkannya dalam bentuk substansi kimia yang sederhana
supaya dapat di absorpsi lewat dinding intestinum masuk ke circulasi cairan tubuh.
Fungsi secara umum dapat dirinci:
1. Ingesti dalam cavum oris
2. Propulsi dan pencam uran isi makanan
3. Sekresi cairan digestive
4. Digesti makanan
5. Absorpsi makanan

Gerakan fractus gastro intestinal ada 2 macam:


a. propulsi dan gerakan

24
b. mencampur
Ini di mungkinkan karena otot-otot gastro intestinal disusun circular (memungkinkan
konstriksi) dan longitudinal yang memungkinkan memendek
a. Propulsi
Makanan bergerak sepanjang saluran gastrointestinal karena gerak peristaltic.
b. Mixing (mencampur)
Bagian yang berbeda dari gastrointestinal tract berbeda cara mixing
Pada gaster mixing sebagian besar karena gerak peristaltic yang kuat. Memulai dari
pylorus yang mempunyai otot circular yang kuat pada pintu keluar. Bila makanan
belum sempurna mixingnya anulus circularis tetap kontraksi dan menutup pintu
sehingga gelombang peristaltic kembali mixing lagi sehingga makanan tercampur
dengan cairan gastric.

Mixing pada intestinuae tenue. Umumnya sekresi tract gastro intestinalis di intestinum
tenue, dan disini pula hasil akhir digesti di absorpsi. Gerakan modifikasi peristaltic .
Bila ada makanan lebih menjadikan distensi menyebabkan peristaltic yang berjalan
keatas maupun kebawah (jarak kira-kira 10-20cm) kecuali peristaltic diatas ada type
“segmentel” dan gerak “pendular”.

Mixing pada intestinum crassum


Dilakukan dengan kontraksi segmental. Gerakan ini menjadikan haustra dan bahan
feccal terpotong kecil-kecil mudah diabsorpsi airnya.

Physiologi
Kegiatan digesti mulai dari oris sampai anus:
a. Oris
1. Ingesti – volunter – cavum oris
2. Propulsi – volunter – phase buccal
Deglatio : dimulai pangangkatan linguae mendorong makanan ke pharynx
3. Digesti mekanis : mastikasi, gigi dan lingua
4. Digesti khemis = pemecahan tepung oleh amylase saliva
b. Pharynx dan Oesophagus
Propulsi : gerak peristaltic, bolus didorong masuk gaster
Deglutitio phase pharyngo oesophageal
Inn : involunter

25
c. Gaster
1. Digesti makanik : propulsi dan peristaltic, mencampur / mixing dengan cairan
lambung dan mendorong ke duodenum
2. Digesti chemis : digesti protein dimulai dengan adanya pepsin
3. Absorpsi : substansi yang larut dalam lemak (aspirin, alcohol, beberapa obat)
d. Intestinum tenuae serta gld accessoris (hepar, pancreas, vesica fellea)
1. Digesti mekanis : propulsi gerak segmentasi, gerak mixing menggerakkan
makanan sepanjang tractus, mencampur makanan dengan cairan digesti, dan
mendorong makanan untuk melewati valvula ileocoecalis dengan cukup untuk
digesti dan absorbsi.
2. Digesti chemis = enzyme digesti berasal dari pancreas dan enzyme lain (brush
border enzyme yang terikat membran villi) menyelesaikan digesti dari semua
bentuk makanan.
3. Absorbsi : produk pemecahan karbohidrat, protein, lemak asam nuckleat hasil
digesti, vitamin, electrolyt, air diabsorpsi dengan cara aktif dan pasif.
e. Intestinum Crassum
1. Digesti chemis : beberapa makanan yang tersisa (residue) digesti oleh bacteri
enteron yang juga menghasilkan vitamin K dan vitamin B
2. Absorpsi : absorpsi air, electrolyt (NaCl besar) dan vitamin yang dihasilkan
bacteri.
3. Propulsi : mendorong faeces ke rectum dengan peristaltic, pelumatan oleh
haustrum dengan kontraksi segmental.
4. Defeksi : reflek yang ditrigger oleh distensi rectum mendorong dan membuang
facces lewat anus.

26

You might also like