You are on page 1of 2

Aplikasi Teori Keperawatan pada Kasus 1

Pengkajian
Bayi A.F laki-laki usia 8 bulan, masuk ruang infeksi pada tanggal 21 Februari 2017 dengan
diagnosis diare akut dehidrasi ringan sedang dan morbili. Ibu pasien mengeluh anaknya
mengalami demam naik turun sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Selain demam ibu juga
mengatkan anaknya mengalami batuk, anak tidak mau makan, dan di malam hari sulit tidur. Ibu
pasien juga mengatkan terdapat bitnik-bintik merah sejak 2 hari yang lalu. Bintik-bintik merah
muncul pertama kali pada area dada, meluas sampai bagian perut dan wajah. Bayi A.F juga
mengalami diare sebanyak 8 kali selama di rumah. Di IGD RSCM Bayi A.F dilakukan
pemasangan infus.

Berdasarkan hasil pengkajian pada konteks fisik didapatkan data pasien berada pada tipe
kenyamanan relief dimana pasien tampak rewel, fontanella anterior cekung, kelopak mata
cekung, mukosa mulut kering, turgor kulit tidak elastis. Terdapat rash pada seluruh tubuh, badan
anak teraba panas, pasien mengalami batuk. data kesadaran anak compos mentis, , terpasang
NGT. Pada pemeriksaan thoraks, terdengar suara ronchi pada seluruh lapang paru, terdengar
batuk, dan suara stridor. Penilaian scoring system diaper dermatitis skor 5. Pada konteks
psikospiritual ditemukan anak mengalami tipe kenyaman relief dimana anak tampak rewel. Pada
konteks pengkajian lingkungan, ditemukan fase kenyamanan relief dimana ibu klien mengatakan
lingkungan kamar bersih tetapi panas, dan merasa sendiri. Ibu klien bertanya kapan dapat pindah
ke ruangan yang lebih nyaman dan tidak sendiri. Konteks pengkajian sosialkultural ibu klien
mengalami tipe kenyaman ease, suami ibu selalu datang berkunjung dan mendampingi anaknya.

Diagnosa keperawatan yang muncul adalah kekurangan volume cairan berhubungan, bersihan
jalan nafas tidak efektif, ketidakseimbangan nutrisi, hipertermia, nyeri, dan kerusakan integritas
kulit. Intervensi yang dilakukan mengacu pada 3 hal. Untuk intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan yang dilakukan pada kasus ini adalah : (a) standard comfort yaitu
mempertahakan hidrasi, mempertahamemberikan oksigen, memberikan nebulizer, ….(b)
coaching yaitu…..; dan (c) comfort food for the soul adalah………

Setelah melakukan tindakan keperawatan berdasarkan tiga kategori menurut comfort theory klien
diijinkan pulan pada hari ketiga dengan evaluasi keperawatanya pada konteks fisik didapatkan
data pasien berada pada tipe kenyamanan relief dimana pasien tampak rewel, fontanella anterior
cekung, kelopak mata cekung, mukosa mulut kering, turgor kulit tidak elastis. Terdapat rash pada
seluruh tubuh, badan anak teraba panas, pasien mengalami batuk. data kesadaran anak compos
mentis, , terpasang NGT. Pada pemeriksaan thoraks, terdengar suara ronchi pada seluruh lapang
paru, terdengar batuk, dan suara stridor. Penilaian scoring system diaper dermatitis skor 5. Pada
konteks psikospiritual ditemukan anak mengalami tipe kenyaman relief dimana anak tampak
rewel. Pada konteks pengkajian lingkungan, ditemukan fase kenyamanan relief dimana ibu klien
mengatakan lingkungan kamar bersih tetapi panas, dan merasa sendiri. Ibu klien bertanya kapan
dapat pindah ke ruangan yang lebih nyaman dan tidak sendiri. Konteks pengkajian sosialkultural
ibu klien mengalami tipe kenyaman ease, suami ibu selalu datang berkunjung dan mendampingi
anaknya.

You might also like