You are on page 1of 5

Apa itu Osteochondroma: Gejala, Penyebab,

Diagnosis, dan Cara Mengobati


Apa itu Osteochondroma?
Osteochondroma adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tumor tulang jinak yang
umumnya berkembang pada anak-anak dan remaja. Ini mencakup hingga 40% dari semua tumor
tulang jinak dan 15% dari semua tumor tulang. Biasanya berkembang di ujung tulang panjang,
seperti yang ada di paha, tulang kering, dan lengan atas. Sampai 50% kasus, 30% di antaranya
berkembang di femur dan 15-20% di tibia. Lokasi perkembangan kanker umum termasuk
tungkai atas (10-20%) dan tulang belakang, akan tetapi keduanya jarang ditemui.

Osteochondroma lebih mungkin berkembang pada periode lonjakan pertumbuhan antara usia 13
dan 15 tahun, namun perkembangan tumor terhenti saat pasien berhenti bertumbuh. Jadi, itu
tidak dianggap berbahaya.

Osteochondroma dapat berkembang tumor tunggal (soliter) atau tumor ganda. Tumor ganda
biasanya disebut multiple osteochondromatosis. Kondisi ini adalah kondisi turunan yang lebih
agresif. Kondisi ini juga dinilai unik karena tumor ditutupi oleh tulang rawan.

Ada beberapa jenis osteochondroma yang ditentukan berdasarkan penampilan radiografinya.

 Sessile osteochondroma - Tumornya rata dan tidak memiliki tangkai.


 Pedunculated osteochondroma - Tumor berkembang dari tulang dan memiliki tangkai
yang membuatnya menempel.

Penyebab Osteochondroma
Penelitian menunjukkan bahwa tumor osteochondroma tunggal dan ganda disebabkan oleh
mutasi pada dua gen, khususnya mutasi kuman pada gen EXT1 dan EXT2. Gen ini terletak pada
kromosom 8 dan 11. Namun, penyebab pasti mutasi ini masih belum diketahui.

Beberapa osteochondromatosis adalah penyakit keturunan dominan autosomal, yang berarti


hampir selalu diwariskan ke anak apabila salah satu orang tua menderita penyakit ini.

Faktor risiko lain atau kemungkinan penyebab osteochondroma meliputi:

 Cedera langsung pada pelat pertumbuhan


 Hereditary multiple exostoses (HME) atau aclasis diaphyseal, penyakit genetik yang
menyebabkan aktivitas abnormal pada piring pertumbuhan. Penyakit ini lebih sering
terjadi pada pria.
 Penyakit Trevor atau displasia epiphysealis hemimelica - Hal ini terkait dengan
osteochondroma pada lutut atau pergelangan kaki, dan dapat menyebabkan kelainan
bentuk serta osteoartritis sekunder

Meskipun orang dewasa muda masih berisiko, osteochondroma pada orang dewasa berusia 30
dan lebih tua sangat jarang terjadi. Risiko untuk jenis tumor ini secara signifikan menurun saat
seseorang mencapai usia paruh baya.

Gejala Utama Osteochondroma


Gejala utama osteochondroma adalah benjolan keras yang tidak menimbulkan rasa sakit di dekat
sendi. Namun, tiap jenis osteochondroma menunjukkan gejala berbeda. Pada osteochondroma
tunggal biasanya tidak ada gejala serius yang terlihat, kecuali benjolan tersebut mulai menekan
jaringan lunak di sekitarnya seperti ligamen dan tendon. Jika demikian, lesi yang timbul dari
tekanan tersebut dapat memicu gejala di bawah ini:

 Nyeri - pasien biasanya merasakan nyeri di dekat lokasi berkembangnya tumor.


Misalnya, osteochondroma berkembang di dekat lutut, maka pasien akan merasa nyeri
lutut.
 Peradangan
 Mati rasa
 Sensasi menggelitik
 Iritasi saraf
 Penggumpalan darah atau perubahan lain pada aliran darah jika tumor berkembang di
dekat pembuluh darah
 Melemahnya otot dan lemas karena sumbatan pada pembuluh darah
 Fraktur, yang muncul ketika tumor menekan tulang secara intens
 Tekanan atau iritasi saat berolahraga
 Peradangan pada otot di sekitarnya
 Bursitis
 Pergerakan sendi terbatas, terutama jika tumor berkembang di bawah tendon

Di sisi lain, pasien yang didiagnosa dengan osteochodromatosis ganda menunjukkan gejala yang
lebih parah karena dampak dari pertumbuhan tumor pada tulang. Gejala yang dimaksud, antara
lain;

 Kaki menekuk
 Satu kaki lebih panjang dibandingkan lainnya
 Perawakan pendek
 Bentuk kaki seperti huruf X atau Genu Valgum

Namun, dalam kebanyakan kasus, baik osteochondroma tunggal maupun ganda tidak
menimbulkan gejala apapun. Malah, osteochondroma tunggal umumnya terdiagnosa saat pasien
melakukan rontgen untuk masalah kesehatan lain. Tumor ini seringkali terlihat seperti tonjola
datar, namun terkadang beberapa tumor memiliki tunas yang melekat pada tulang. Jika hasil
rontgen pasien menunjukkan tanda osteochondroma, dokter akan meminta pasien menjalani tes
pencitraan yang lebih rinci, seperti MRI, CT scan, atau ultrasound. Biopsi juga dapat dilakukan
untuk menentukan apakah tumor tersebut ganas atau tidak. Begitu juga angiografi dapat
dilakukan untuk mendeteksi lesi vaskular yang berhubungan dengan tumor.

Pasien juga mungkin memerlukan tes genetik, seperti analisa sekuens untuk seluruh area koding
gen EXT1 dan EXT2 untuk melihat ada atau tidaknya mutasi. Tes ini akan membantu
mengkonfirmasi apakah kondisi yang diderita pasien adalah osteochondromatosis.

Baik osteochondroma tunggal maupun ganda dapat menjadi ganas. Untuk osteochondroma
tunggal, ada 1% risiko tumor menjadi ganas. Sementara, pada osteochondroma ganda risikonya
lebih tinggi yaitu 10%. Jika osteochondroma menjadi ganas, maka disebut sebagai
chondrosarcoma.

Ada beberapa tanda yang mengindikasikan osteochondroma mengandung kanker, yaitu:

 Berkembang setelah mas pubertas


 Diriingi dengan rasa nyeri hebat
 Ada pelindung tulang rawan yang lebih besar dari 2 cm

Siapa yang Perlu Ditemui dan Jenis Pengobatan yang


Tersedia
Karena osteochondroma umumnya berhenti berkembang setelah pertumbuhan pasien terhenti,
maka kebanyakan kasus tidak membutuhkan pengobatan. Dokter akan menganjurkan pasien
menjalani konsultasi mingguan sebagai langkah menunggu dengan waspada untuk memastikan
tumor tidak menekan saraf atau pembuluh darah atau menganggu fungsi tubuh.

Jika tumor ternyata menimbulkan masalah di atas, maka pasien akan menjalani beberapa bentuk
pengobatan.

Pilihan pengobatan osteochondroma, termasuk:

 Obat nyeri - Jika tumor menekan saraf, pasien akan merasakan nyeri yang dapat diatasi
dengan obat pereda nyeri.
 Bedah osteochondroma - Jika gejala serius atau parah, pasien perlu menjalani bedah
pengangkatan tumor. Selain itu, bedah ini juga dilakukan karena alasan kosmetik atau
mekanika (apabila tumor menekan saraf atau pembuluh darah), namun kedua alasan
tersebut jarang bersifat gawat darurat.

Namun, jika tumor menjadi ganas, pasien akan merasakan manfaat besar jika bedah eksisi
dilakukan dengan segara. Karena tumor biasanya berubah menjadi kanker kelas rendah, eksisi
lokal dan jaringan di sekitarnya cukup untuk menyembuhkan kondisi.

Tingkat kekambuhan pasca bedah osteochondroma adalah 2% untuk lesi jinak dan 15% untuk
lesi ganas. Kekambuhan biasanya muncul apabila sel tulang rawan jatuh ke resection bed.
Rujukan:

 Bovee J VMG. “Multiple Osteochondromas.” Orphanet Journal of Rare Diseases. 2008;


3:3. https://ojrd.biomedcentral.com/articles/10.1186/1750-1172-3-3
 Javdan M, Hekmatnia A, Ghazavi A, Basiratnia R, et al. “A case report of
osteochondroma with unusual clinical and imaging presentation.” Adv Biomed Res.
2015; 4:2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4300597/
 Murphey MD, Choi JJ, Kransdorf MJ, et al. “Imaging of osteochondroma: Variants and
complications with radiologic-pathologic correlation.” RadioGraphics. 2000 Sept. 20:5.
http://pubs.rsna.org/doi/full/10.1148/radiographics.20.5.g00se171407
 Sternberg ML, Sexton JA. “Osteochondroma.” Journal of Emergency Medicine. 2016
December; (51)6: e145-e146. http://www.jem-journal.com/article/S0736-4679(16)30561-
3/abstract
Osteochondroma
I. Definisi
Osteochondroma adalah tumor jinak tulang dengan penampakan adanya penonjolan tulang yang
berbatas tegas sebagai eksostosis yang muncul dari metafisis, penonjolan tulang ini ditutupi(diliputi)
oleh cartilago hialin. Tumor ini berasal dari komponen tulang (osteosit) dan komponen tulang rawan
(chondrosit). Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh tumor jinak
tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda.

II. Patofisiologi
Tumor terjadi karena pertumbuhan abnormal dari sel-sel tulang (osteosit) dan sel-sel tulang rawan
(kondrosit) di metafisis. Pertumbuhan abnormal ini awalnya hanya akan menimbulkan gambaran
pembesaran tulang dengan korteks dan spongiosa yang masih utuh. Jika tumor semakin membesar
maka akan tampak sebagai benjolan menyerupai bunga kol (cauliflower) dengan komponen osteosit
sebagai batangnya dan komponen kondrosit sebagai bunganya. Tumor akan tumbuh dari metafisis,
tetapi adanya pertumbuhan tulang yang semakin memanjang maka makin lama tumor akan mengarah
ke diafisis tulang. Lokasi osteokondroma biasanya pada metafisis tulang panjang khususnya femur distal,
tibia proksimal dan humerus proksimal, dapat juga ditemukan pada tulang scapula dan illium.

III. Gambaran Radiologis


Ada 2 tipe osteokondroma yaitu bertangkai (pedunculated) / narrow base dan tidak bertangkai (sesile) /
broad base. Pada tipe pedunculated, pada foto polos tampak penonjolan tulang yang menjauhi sendi
dengan korteks dan spongiosa masih normal. Penonjolan ini berbentuk seperti bunga kol (cauliflower)
dengan komponen osteosit sebagai tangkai dan komponen kondrosit sebagai bunganya. Densitas
penonjolan tulang inhomogen (opaq pada tangkai dan lusen pada bunga). Terkadang tampak adanya
kalsifikasi berupa bercak opaq akibat komponen kondral yang mengalami kalsifikasi. Lihat gambar
dibawah ini :

You might also like