You are on page 1of 29

WALK THROUGH SURVEY DI PERUSAHAAN PT NAIGAI SHIRT

INDONESIA DALAM ASPEK KESEHATAN DAN ERGONOMI


TAHUN 2019

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

1. ADITIA FAUZI 10. HESVI YULHANINGRUM


2. ASEP DADAN FIRDAUS 11. JAJA WINARJA
3. AYU FITRI LESTARI 12. LEONY KHAIRUNISA MAULIDYA
4. BANI AZHAR AFIFAH 13. NANDA WULAN NUR FITRI.E.S
5. DEDE SUNARYA 14. PUTRI ANDINI RAMADHANI
6. DINI HARTINI 15. RAHMAT HASANUDIN
7. EGA ARI AFGIAN 16. SHINTIA RAHMA DEWI
8. ELIS SITTI HAZZAR 17. TIARA HALINDA
9. ERNITA NOVITA SARI 18. USMAN WIJAYA

PESERTA PELATIHAN HIPERKES BAGI PARAMEDIS PERUSAHAAN


BALAI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KEMENTRIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘alamiin, Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT

karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul

“Walk Through Survey di Perusahaan PT Naigai Shirt Indonesia Dalam Aspek

Kesehatan dan Ergonomi”. Penulisan tugas ini dilakukan untuk barlomba-lomba

dalam kebaikan semata-mata ibadah karena Allah serta dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan tugas dalam pelatihan HIPERKES di

STIKes Kharisma Karawang. Dalam penyusunan tugas ini, penulis tidak luput dari

dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Uun Nurjanah, M.Kep selaku pimpinan STIKes Kharisma Karawang

2. Ns. Abdul Gowi, M.Kep. Sp. Kep. Jiwa selaku Ka. Prodi S1 Keperawatan dan

Ners.

3. Pihak Balai K3 Bandung yang telah memberikan ilmu serta bimbingannya

selama berlangsungnya pelatihan HIPERKES.

4. Pihak PT Naigai Shirts Indonesia yang telah memberi kesempatan yang luas

dan banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang diperlukan.

5. Semua sahabat-sahabat profesi Ners yang tidak henti memberi masukan dan

dukungannya.

6. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan karya ilmiah akhir ini, yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

ii
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Semoga proposal ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

Karawang, Agustus 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Dasar Hukum ................................................................................................................ 3
C. Profil Perusahaan .......................................................................................................... 4
D. Alur Produksi ................................................................................................................ 5
E. Landasan Teori.............................................................................................................. 5
BAB II..................................................................................................................................... 12
PELAKSANAAN ................................................................................................................... 12
BAB III ................................................................................................................................... 17
HASIL PENGAMATAN ........................................................................................................ 17
A. Program Kesehatan ..................................................................................................... 17
B. Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Personil Kesehatan dan Sarana P3K ......................... 18
C. Pencegahan HIV/AIDS ............................................................................................... 18
D. Pemeriksaan kesehatan kerja (awal, berkala, dan khusus) .......................................... 18
E. Kesesuaian pekerja dengan alat .................................................................................. 19
F. Program pemenuhan gizi pekerja, kantin atau ruang makan ...................................... 20
G. Besar penyakit pada pelayanan kesehatan .................................................................. 21
H. Penyakit akibat kerja yang terjadi ............................................................................... 21
BAB IV ................................................................................................................................... 22
PECAHAN MASALAH ......................................................................................................... 22
BAB V .................................................................................................................................... 24
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................... 24
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 24
B. Saran ........................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................Error! Bookmark not defined.

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja (PAK), serta bebas pencemaran lingkungan

menuju peningkatan produktivitas sebagaimana telah diamanatkan dalam

UU no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Seperti yang telah

diketahui, kecelakaan kerja tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi

juga menimbulkan kerugian bagi pekerja dan pengusaha, mengganggu

proses produksi perusahaan, dan merusak lingkungan yang akhirnya dapat

berpengaruh terhadap masyarakat luas. Oleh karena itu, upaya yang nyata

untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan PAK harus dilakukan

secara maksimal. Apabila analisis dilakukan secara mendalam, maka

kecelakaan kerja (seperti peledakan, kebakaran) dan PAK umumnya

disebabkan oleh ketidakpedulian akan sistem manajemen K3 (SMK3)

yang baik dan benar.

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja pada suatu perusahaan

menentukan baik tidaknya suatu performansi kerja dalam perusahaan

tersebut. Kemampuan seseorang sangat bergantung pada gabungan dari

1
karakteristik pribadi, kapasitas fisiologis, psikologis serta biomekanika

yang dimilikinya. Sedangkan aktivitas yang dilakukan tergantung kepada

tugas, organisasi dan lingkungan yang harus dihadapi. Potensi bahaya

yang muncul dapat berupa cara kerja dari tenaga kerja, peralatan kerja

yang canggih, beban kerja yang berat yang akan mengakibatkan penyakit

akibat kerja, sehingga kecacatan bahkan kematian. Antisipasi terhadap

potensi bahaya tersebut harus dilaksanakan sedini mungkin.

Sebagai salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang sarat dengan

muatan Hak Azasi Manusia (HAM) termasuk salah satu syarat dalam

memenuhi tuntutan globalisasi dunia sehingga K3 perlu mendapat

perhatian kita untuk lebih dimasyarakatkan kepada seluruh dunia usaha

dan unsur terkait lainnya. Pengembangan dan peningkatan K3 di sektor

kesehatan perlu dilakukan dalam rangka menekan serendah mungkin

resiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja untuk

meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.

Pada tanggal 1 Agustus 2019, kami telah melakukan kunjungan ke PT.

Naigai Shirt Indonesia yang bergerak dalam industri garmen/tekstil. Dalam

kunjungan tersebut kami mendapatkan beberapa hal yang menjadi pusat

perhatian kami yang berkaitan dengan kesehatan dan ergonomi di tempat

kerja sehingga dapat bermanfaat bagi pengetahuan. Dan bersama ini kami

juga mengucapkan terima kasih kepada pengalaman yang diberikan oleh

PT. Naigai Shirt Indonesia.

2
B. Dasar Hukum
Dengan alasan untuk melindungi para tenaga kerja dan pengembangan

usaha demi tercapainya tidak adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja

maka ada beberapa landasan yang digunakan oleh perusahaan, sebagai

berikut :

1. UU No.I tahun 1970 tentang kesehatan dan keselamatan kerja

2. UU No 13 tahun 2003 pasal 86 dan 87 tentang ketenagakerjaan

3. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan

4. UU No 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja

5. Permenaker No.5 tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan

kerja

6. Permenakertrans No.03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan

kerja

7. Kepres RI No.22 tahun 1993 tentang penyakit yang disebabkan oleh

pekerjaan atau lingkungan kerja

8. Kepmenakertrans No.68 tahun 2004 tentang pencegahan dan

penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja

9. Permenakertrans No.11/Men/VI/2005 tentang pencegahan

penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya di

tempat kerja

10. Permenakertrans No.01/Men/1976 tentang kewajiban pelatihan

hiperkes bagi dokter perusahaan

11. Permenakertrans No.01/Men/1979 tentang kewajiban pelatihan

hiperkes bagi paramedic perusahaan

3
12. Permenakertrans No.Per 02/Men/1980 tentang pemeriksaan

kesehatan tenaga kerja dalam penyelanggaraan keselamatan kerja

13. Permenakertrans No.Per 03/Men/1983 tentang pelayanan kesehatan

kerja.

14. SE.Menakertrans No.SE.01/Men/1979 tentang pengadaan kantin dan

ruang makan

15. SE.Dirjen binawas No.SE.86/BW/1989 tentang perusahaan catering

yang mengelola makanan bagi tenaga kerja

C. Profil Perusahaan

PT. Naigai Shirt Indonesia merupakan perusahaan milik Jepang yang

bergerak di bidang industri garmen/tekstil. Perusahaan ini dipimpin oleh

Presiden Directur yaitu Okayama Yosi Niza. PT. Naigai Shirt Indonesia

berlokasi di Kawasan Industri Mitra Karawang (KIM) Jl. Mitra Utara I

Blok B.5A Ds. Parungmulya Kec. Ciampel Karawang 41361 Jawa Barat.

Perusahaan ini memiliki luas 25000m2 dengan jumlah karyawan sebanyak

900 orang, 870 diantaranya adalah perempuan dan 30 orang lainnya laki-

laki. Jam kerja pokok karyawan hanya shift 1 mulai pukul 07.00-15.45

namun pada berapa bagian/line tertentu dibagi menjadi 2 shift. Tenaga

Kerja PT . Naigai Shirt Indonesia dilindungi oleh asuransi BPJS Ketenaga

Kerjaan. Perusahaan ini juga telah berhasil memperoleh sertifikat di

bidang K3 salah satunya ISO 14001. Dalam menangani kasus emergensi

perusahaan bekerjasama dengan Klinik di Kawasan Industri Mitra

Karawang (KIM).

4
D. Alur Produksi

Desain Proses Produksi Pemasaran Pemasaran

Dilakukan Manajemen Konsumen


Setelah
diruangan Proses pemasaran
diberi urea
khusus pertama Setelah dijahit
lalu proses
menggunak dilakukan dan jadi
pencucian
an pemajanan, sebuah
dan
komputer lalu proses pakaian, lalu
pengeringan
pemolaan, dipanggang,
lalu proses setelah Setelah
cutting, dipanggang kering
etelah di selama 6 disetrika, lalu
cutting menit, lalu proses QC,
barulah diberi bahan lalu proses
proses kimia urea, finisdhing,lal
penjahitan u terakhir
packing

E. Landasan Teori

1. Ergonomi

Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional (International Labor

Organization/ILO) adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan

dengan ilmu rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara

pekerjaan dan manusia secara optimum agar bermanfaat demi efisiensi

dan kesejahteraan. Pada prosesnya dibutuhkan kerjasama antara

lingkungan kerja (ahli hiperkes), manusia (dokter dan paramedik),

serta mesin perusahaan (ahli tehnik). Kerjasama ini disebut segitiga

ergonomi. Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan

5
yang berkaitan erat dengan produktivitas dan kepuasan kerja. Adapun

sasaran dari ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik sektor formal,

informal, maupun tradisional.

Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin, dan

lingkungan yang bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat

berjalan secara efisien, selamat, dan nyaman. Dengan demikian, dalam

penerapannya harus memperhatikan beberapa hal yaitu: tempat kerja,

posisi kerja, dan proses kerja. Adapun tujuan penerapan ergonomi

adalah sebagai berikut:

a. meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan

beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit

akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja

b. meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan

kualitas kerjasama sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih

baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja

c. berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek

teknik, ekonomi, antropologi, dan budaya dari sistem manusia-

mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.

Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnya angka

kesakitan akibat kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya

pengobatan dan kompensasi berkurang, stress akibat kerja berkurang,

produktivitas membaik, alur kerja bertambah baik, rasa aman karena

6
bebas dari gangguan cidera, kepuasan kerja meningkat. Ruang lingkup

ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:

a. tekhnik

b. fisik

c. pengalaman psikis

d. anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan

gerakan otot dan persendian

e. anthropometri

f. sosiologi

g. fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, oxygen

up take dan aktivitas otot

h. disain; dan sebagainya.

2. Aplikasi Ergonomi pada Tenaga Kerja

a. Posisi kerja

Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana

kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama

bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang

vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.

b. Proses kerja

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan

posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran antropometrinya.

Harus dibedakan ukuran antropometri barat dan timur.

7
c. Tata letak tempat kerja

Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.

Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak

digunakan daripada kata-kata.

d. Mengangkat beban

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan

kepala, bahu, tangan, punggung, dan lain-lain. Beban yang terlalu

berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot,

dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

3. Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja,

beban kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja

secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun

masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang

optimal (UU Kesehatan 1992 Pasal 23). Kesehatan kerja bertujuan

untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik

fisik, mental dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat

yang berada di lingkungan perusahaan. Aplikasi kesehatan kerja

berupa upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang

membantu seseorang untuk mengubah gaya hidup menuju

kesehatan yang optimal, yaitu terjadinya keseimbangan kesehatan

8
fisik, emosi, spiritual dan intelektual. Tujuan promosi kesehatan di

tempat kerja adalah terciptanya perilaku dan lingkungan kerja sehat

juga produktivitas yang tinggi. Tujuan dari promosi kesehatan

adalah:

a. Mengembangkan perilaku kerja sehat

b. Menumbuhkan lingkungan kerja sehat

c. Menurunkan angka absensi sakit

d. Meningkatkan produktivitas kerja

e. Menurunnya biaya kesehatan

f. Meningkatnya semangat kerja

Upaya preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit

akibat kerja yang disebabkan oleh alat/mesin dan masyarakat yang

berada di sekitar lingkungan kerja ataupun penyakit menular

umumnya yang bisa terjangkit pada saat melakukan pekerjaan yang

diakibatkan oleh pekerja. Upaya preventif diperlukan untuk

menunjang kesehatan optimal pekerja agar didapat kepuasan antara

pihak pekerja dan perusahaan sehingga menimbulkan keuntungan

bagi kedua belah pihak. Aplikasi upaya preventif diantaranya

pemakaian alat pelindung diri dan pemberian gizi makanan bagi

pekerja.

4. Gizi Kerja

Gizi kerja adalah gizi/nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja

untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan

9
beban kerja tambahan. Gizi kerja menjadi masalah disebabkan

beberapa hal yaitu rendahnya kebiasaan makan pagi, kurangnya

perhatian pengusaha, kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang

gizi, tidak mendapat uang makan, serta jumlah, kapan dan apa

dimakan tidak diketahui. Efek dari gizi kerja yang kurang bagi

pekerja adalah:

a. Pekerja tidak bekerja dengan maksimal

b. Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang

c. Kemampuan fisik pekerja yang berkurang

d. Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebihan

e. Reaksi pekerja yang lamban dan apatis,

f. Pekerja tidak teliti

g. Efisiensi dan produktivitas kerja berkurang

Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan

timbulnya berbagai penyakit seperti obesitas, penyakit jantung

koroner, stroke, penyakit degenerative, arteriosklerotik, hipertensi,

kurang gizi dan mudah terserang infeksi akut seperti gangguan

saluran nafas. Ketersediaan makanan bergizi dan peran perusahaan

untuk memberikan informasi gizi makanan atau pelaksanaan

pemberian gizi kerja yang optimal akan meningkatkan kesehatan

dan produktivitas yang setinggi-tingginya.

Upaya kuratif merupakan langkah pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan bagi pekerja. Upaya penatalaksanaan penyakit yang

10
timbul pada saat bekerja merupakan langkah untuk meningkatkan

kepuasan pekerja dalam bekerja, sekaligus memberi motivasi untuk

pekerja supaya memiliki kesehatan yang optimal. Penyakit yang

sering timbul dalam suatu lokasi pekerjaan dapat menjadi tolak

ukur dalam mengambil langkah promosi dan pencegahan, sehingga

tujuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kerja optimal

dilaksanakan.

11
BAB II

PELAKSANAAN

A. Tanggal dan Waktu : 01 Agustus 2019, 08.00-11.30 WIB

B. Lokasi Pengamatan : PT. Naigai Shirts Indonesia, bagian produksi

C. Dokumen Pengamatan :

12
13
14
15
16
BAB III

HASIL PENGAMATAN

A. Program Kesehatan

1. Promotif

Pada saat kunjungan ke PT. Naiga Shirt Indonesia, dikatakan bahwa

sering diadakan kegiatan dengan sebutan core yaitu sebuah kegiatan

yang dilakukan setiap bulan nya dengan pembahasan target

perusahaan dan juga sosialisasi serta penyuluhan mengenai APD oleh

managemen terhadap karyawan.

2. Preventif

PT. Naiga Shirt Indonesia. mengharuskan dilakukannya pemeriksaan

kesehatan awal untuk mengetahui status kesehatan bagi calon tenaga

kerja baik yang baru. Pemeriksaan kesehatan awal juga dapat menjadi

pertimbangan dalam penempatan kerja yang tepat dan tidak

melakukan penolakan karywan yang dirasa meiliki penyakit dengan

gejala ringan.

3. Kuratif

Perusahaan menyediakan Tim P3K tersertifikasi yang beranggotakan

3 orang sebagai penanggung jawab penanganan awal masalah

kesehatan karyawan. Perusahaan pun memberikan kebiajakan terkait

jaminan kesehatan karyawan yaitu mewajibkan seluruh karyawan

untuk memiliki BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS

17
Pensiun dan jika karywan yg tidak terdaftar dalam jaminan kesehatan

tersebut akan dikenakan sanksi.

4. Rehabilitatif

Apabila terjadi kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja maka

karyawan tesebut akan diberikan kompensasi oleh perusahaan sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

B. Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Personil Kesehatan dan Sarana P3K

Berdasarkan hasil pengamatan serta wawancara kami dengan PT. Naiga

Shirt Indonesia. Perusahaan ini hanya memiliki fasilitas pelayanan

kesehatan berupa Tim P3K dengan tempat di dalam mushola. Tim P3K

memiliki sertifikat P3k. Selain tim P3K, terdapat leader dari masing

masing line yang dibekali juga dengan pengetahuan mendasar mengenai

P3K. Didalam perusahaan ini juga tersedia ruang laktasi. Apabila terdapat

kasus yang tidak dapat ditangani oleh Tim P3K di perusahaan maka akan

dirujuk ke rumah sakit terdekat yang bekerja sama dengan Klinik terdekat

dan RSUD Karawang.

C. Pencegahan HIV/AIDS

Saat medical check up awal dan berkala belum disediakan deteksi penyakit

HIV/AIDS.

D. Pemeriksaan kesehatan kerja (awal, berkala, dan khusus)

1. Pemeriksaan kesehatan awal

PT. Naiga Shirt Indonesia. melakukan pemeriksaan kesehatan awal

pada setiap calon tenaga kerja yang melamar pekerjaan ke perusahaan

18
tersebut. Pada pemeriksaan kesehatan awal ini dilakukan pemeriksaan

berupa wawancara tentang riwayat kesehatan pekerja, pemeriksaan

fisik umum, pemeriksaan status mental, rontgen paru-paru,

laboratorium rutin, dan pemeriksaan lain yang dianggap perlu.

2. Pemeriksaan kesehatan berkala

PT. Naiga Shirt Indonesia. melakukan pemeriksaan kesehatan berkala

setiap 1 tahun sekali. Prinsip pemeriksaan kesehatan berkala sama

dengan pemeriksaan kesehatan awal. Apabila ditemukan kelainan atau

gangguan kesehatan pada para pekerja, pihak manajemen akan

menindak lanjut sesuai kebijakannya.

3. Pemeriksaan kesehatan khusus

PT. Martina Berto Tbk. akan melakukan pemeriksaan kesehatan

khusus terhadap tenaga kerja tertentu apabila dinilai membawa

pengaruh dari pekerjaan tertentu.

E. Kesesuaian pekerja dengan alat

1. Sikap Kerja

Hasil pengamatan mengenai sikap kerja dari tenaga kerja

menunjukkan sudah sesuai dengan aspek ergonomis, terbukti

dengan adanya: Di bagian produksi, ditemukan mesin yang sesuai

dengan ukuran tubuh rata- rata karyawan.

2. Cara Kerja

Hasil pengamatan mengenai cara kerja, tenaga kerja lebih banyak

duduk, berdiri, berjalan, membungkuk saat memindahkan bahan-

bahan setengah jadi dan packing.

19
3. Beban Kerja

Hasil pengamatan didapatkan, karyawan pabrik bekerja dari hari

Senin sampai Sabtu dengan jam kerja: bagian factory, 07.00-15.45

WIB dengan istirahat makan siang 1x (1 jam). Aktivitas ini

termasuk sedang karena aktivitas dilakukan 60% duduk dan 40%

berdiri.

4. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja karyawan cukup luas sehingga karyawan dapat

bergerak leluasa dan efisien. Penempatan tempat duduk juga sudah

diatur dan sudah disediakan pendingin ruangan.

F. Program pemenuhan gizi pekerja, kantin atau ruang makan

Hasil penemuan kami di lapangan menunjukkan bahwa pemenuhan

gizi pekerja dilakukan oleh perusahaan, dimana perusahaan

menyediakan makanan dan tempat makan didalam gedung yaitu di

lantai dasar. Penyelenggaraan gizi kerja di PT. Naiga Shirt Indonesia.,

meliputi:

1. Pekerja sehari-hari diberi makan dari supplier catering dengan

menu utama. Disediakan tempat makan yaitu kantin karyawan PT.

Naiga Shirt Indonesia.

2. Tempat sampah dengan tutup disediakan untuk membuang sampah

makanan secara teratur dibuang oleh petugas cleaning service ke

tempat pembuangan limbah. Untuk mencuci tangan menggunakan

tempat cuci tangan yang disediakan.

20
G. Besar penyakit pada pelayanan kesehatan

Penyakit terbanyak yang diderita tenaga kerja perusahaan PT. Naiga Shirt

Indonesia., yaitu:

1. Anemia

2. Overweight

3. TB

H. Penyakit akibat kerja yang terjadi

Berdasarkan hasil kunjungan yang telah dilakukan, dinyatakan bahwa

tidak ada Penyakit Akibat Kerja yang diderita oleh tenaga kerja PT. Naiga

Shirt Indonesia.. Namun hanya ditemukan adanya Penyakit yang Timbul

Akibat Hubungan Kerja yaitu seperti TBC.

21
BAB IV

PECAHAN MASALAH

NO UNIT KERJA PERMASALAHAN PENANGANAN SARAN

1 Upaya Belum adanya Dilaksanakannya Dapat dilakukan

Pencegahan pemeriksaan pemeriksaan pemberian pendidikan

HIV/AIDS HIV/AIDS dan HIV/AIDS bagi kesehatan minal 6

belum maksimalnya tenaga kerja dan bulan sekali kepada

sosialisasi memaksimalkan seluruh tenaga kerja,

HIV/AIDS bagi sosialisasi membuat poster

seluruh tenaga kerja. HIV/AIDS kesehatan, dan

kepada seluruh pemberian leaflet

tenaga kerja. dengan berkoordinasi

dengan puskesmas

wilayah setempat.

2 Posisi kerja Terdapat tenaga Tenaga kerja Dilakukannya

kerja bagian harus diingatkan sosialisasi kembali

pengangkatan bahan kembali mengenai posisi

dengan posisi tangan mengenai ergonomis yang baik

kurang ergonomis pentingnya sikap bagi setiap tenaga

sehingga bekerja yang baik kerja.

menyebabkan beban dan benar.

bahu berlebih.

22
3 Pemeriksaan Belum adanya Diadakannya Dalam medikal cek up

Kesehatan pemeriksaan pemeriksaan setiap tahun,

Kerja kelelahan dan kesehatan yang disarankan adanya

kebisingan bagi lebih lengkap. pemeriksaan tambahan

setiap tenaga kerja mengenai HIV/AIDS,

yang dilakukan pemeriksaan kelelahan

secara berkala. dan kebisingan bagi

para pekerja bekerja

sama dengan

puskesmas di wilayah

setempat.

5 Personil Petugas P3K hanya Diberikannya Petugas P3K harus

kesehatan lulusan SMA dan pelatihan secara aktif mensosialisasikan

hanya terdapat 4 berkala dan setiap materi dari hasil

orang petugas P3K. konsisten pelatihan kepada

mengenai P3K seluruh tenaga kerja.

dan bantuan

hidup dasar.

23
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

a. Secara garis besar, aspek ergonomi dan kesehatan kerja dalam sikap

kerja, cara kerja dan beban kerja ada di PT. Naigai Shirt Indonesia telat

terpenuhi sebagian dengan baik.

b. Kesehatan kerja PT. Naigai shirt Indonesia belum berjalan dengan

maksimal karena terdapat kantin kerja yang mengatur gizi tenaga kerja

tetapi belum memiliki klinik perusahaan yang berperan sebagai pusat

pengobatan primer para tenaga kerja sedangkan karyawan perusahaan

sudah ± 900 orang.

c. Perusahaan hanya memiliki Tim P3K dengan anggota tersertifikasi P3K

dengan berjumlah 3 orang dan masing-masing leader di line produksi

mengetahui tentang P3K mendasar.

B. Saran

a. Bagi Perusahaan mempertahankan dan mengembangkan penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang ada dan

b. Bagi Karyawan lebih memperhatikan program keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) dengan bekerja disiplin dan berhati-hati serta

mengikuti proses.

c. Bagi karyawan lebih memperhatikan program keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) dengan bekerja disiplin dan berhati-hati serta

mengikuti prosed

24
d. Bagi Karyawan agar lebih sering diberikan pengarahan untuk

memasang masker dengan cara yang baik (menutupi hidung) sehingga

serbuk-serbuk sisa kain yang di potong dapat dicegah masuk ke dalam

saluran pernapasan.

e. Untuk posisi para pekerja sebaiknya di berikan tempat duduk yang

tinggi sehingga para pekerja tidak perlu selalu berdiri.

25

You might also like