You are on page 1of 2

URGENSI PENDIDIKAN DALAM MENCETAK KADER MILITAN

Dewan hakim yang bijaksana.....


Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Musykilatul Faqri Wa Kaifa ‘Alajahal Islam
mengatakan, ummat islam saat ini sedang menghadapi persoalan yang besar dan
mendasar, yakni berada dalam kondisi kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan.
Ungkapan tersebut bukan hanya mengumbar kata tanpa fakta, sebab secara de jure
dan de facto, kita jauh tertinggal oleh Amerika yang kapitalis, kita jauh tertinggal oleh
China yang konfusionis Thois, bahkan kita jauh tertinggal oleh Jepang yang Budis
Thois. Dampaknya, kita menjadi bangsa yang bermental apatis, berjiwa pengenis, dan
berwatak pesimis. Kerjaanya hanya mabuk-mabukan, balap-balapan, dan nongkromg di
pinggir jalan tak karuan. Akibatnya fikiran menjadi kotor, mental menjadi kendor,
kerjaanya hanya molor, hobinya hanya nonoton goyang ngebor dan goyang ngecor.

Itulah potret nyata dari lemahnya kualitas sumber daya manusia yang berefek
langsung pada kondisi bangsa. Oleh karena itu, di kesempatan yang berbahagia ini, kami
akan menyampaikan sebuah sarahan al-Qur’an dengan tema ”Urgensi Pendidikan
Dalam Mencetak Kader Militan” dengan landasan al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat
: 11

Artinya : “Hai orang-orang beriman, apabila di katakan kepadamu, “Berlapang-


lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya allah akan memberikan
kelapanhan untukmu. Dan apabila di katakan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan. ”

Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah…..


Ayat tersebut merupakan landasan teologis dalam mewujudkan sumber daya
manusia berkualitas, yakni melalui peningkatan ilmu pengetahuan yang berbasiskan
keimanan. Dr. Sulaiman Al-Asqori dalam kitabnya Zubdatut Tafasir Min Fathil Qodir
menjelaskan ayat ini, “Barang siapa yang berkumpul dalam diri seseorang iman dan
ilmu , maka allah akan mengangkat derajat orang tersebut dengan keimanannya dan
kemudian dengan kadar ilmu pengetahuannya beberapa derajat.”

Dengan demikian, untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, kita
harus mampu mencipyakan model pendidikan yang mampu memberdayakan dua potensi
manusia secara simultan, yakni potensi iman yang berdimensi ketundukan vertical dan
potensi ilmu pengetahuan yang berdimensi dialektika horizontal. Albert Einsten, sorang
ilmuwan barat mengatakan, science without religion is lame, but religion without
science is bland, ilmu tanpa agama akan buta, sedangkan agama tanpa ilmu akan lemah.
Lalu, apa yang harus kita lakukan setelah memilik ilmu pengetahuan?, sebagai
jawabannya kita renungkan firman tuhan dalam QS. At-Taubah ayat 105:

“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan rosul-Nya serta orang-
orang beriman akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan di kembalikan kepada
Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu di beritakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Pada ayat tersebut terdapat kalimat “i’malu” yang merupakan fiil amar kaedah
mengatakan :

‫األصل في األمر للوجوب‬


“pada dasanya setiap perintah menunjukkan kewajiban”. Dengan demikian,
bekerja adalah wajib dan wajib hukumnya. “ai i’malu maa syi’tum,” bekerjalah sesuai
dengan skill dan kemampuan masimg-masing.” Demikian penafsiran imam ali ash-
shobuni dalam kitabnya shofwatut tafasir.

Dengan demikian, ayat tersebut memberikan landasan metodis kepada kita, bahwa
ilmu yang telah kita raih, baik di bangku sekolah, madrasah, pesantren atau perguruan
tinggi, harus kita amalkan, aktualisasikan dan pertanggung jawabkan di hadapan tuhan
melalui kerja dan karya nyata. Sebab Syekh Ibnu Ruslan dalam kitab Matan Zubaid
mengatakan “Fa’alimun Bi’ilmihi Lam Ya’malan Mu’adzdzabun Min Qabli ‘Ibadil
Wasan, siapa saja yang berilmu tapi tidak mau mengamalkan ilmunya, malas bekerja,
lemah etos kerjanya, maka akan di siksa sebelum para penyembah berhala.
Di akhir syarahan ini kami dapat mengambil kesimpulan bahwa sebuah model
pendidikan yang mampu memberdayakan potensi iman dan ilmu akan mampu
melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sedangkan ciri sumber daya
manusia yang berkualitas tidak hanya di tuntut paham dengan ilmu, tapi juga yang
terpenting memiliki etos kerja dan semangat kerja, sehingga ilmunya bukan saja untuk
ilmu namun juga bermanfaat untuk nusa, bangsa, dan agama.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

You might also like